Anda di halaman 1dari 3

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.

2 PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIAONAL

2.2.a.8

Oleh : Sulaiman, S.Pd.I

SDN 03 AIR DIKIT

CGP ANGKATAN 6 TAHUN 2022

Sebelum mempelajari modul ini saya berpikir pembelajaran yang saya lakukan sudah sesuai
dengan proses pembelajaran yang pernah saya pelajari baik metode maupun strategi. Apersepsi
yang saya lakukan untuk mengaitkan materi yang akan saya berikan dengan materi yang sudah
dimiliki oleh anak. Memberikan penyegaran pada anak melalui ice breaking untuk
mengembalikan kesegaran kefokusan siswa pada proses pembelajaran. Namun, setelah
mempelajari modul ini, ternyata apa yang sudah saya lakukan merupakan salah satu
pembelajaran social emosional, akan tetapi masih pada langkah awal perlu adanya penambahan
langkah yang lebih baik lagi. Antara lain perlunya saya melakukan kesadaran penuh pada diri
saya maupun siswa agar dapat mencapai titik kefokusan dalam belajar sehingga dapat
menghasilkan pembelajaran yang bermakna.

Berkaitan dengan kebutuhan belajar dan lingkungan yang aman dan nyaman untuk menfasilitasi
seluruh siswa di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensi akademik maupun kesejateraan
psikilogis [well-being], 3 hal mendasar dan penting yang saya pelajari antara lain;

1. Pertama adalah  konsep Pembelajaran Sosial dan Emosional berdasarkan kerangka kerja
CASEL  (Collaborative  for Academic, Social and Emotional Learning) yang bertujuan
untuk mengembangkan 5 (lima) Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) yaitu:
kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan
pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
2. Yang kedua adalah tentang pemahaman  konsep kesadaran penuh  (mindfulness) sebagai
dasar penguatan 5 Kompetensi Sosial dan  Emosional  (KSE) serta bagaimana
mengimplementasikan pembelajaran sosial emosional di kelas dan sekolah melalui 4
indikator,  yaitu: pengajaran eksplisit, integrasi dalam  praktek mengajar guru dan
kurikulum akademik,  penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah, dan penguatan
kompetensi sosial dan emosional  pendidik dan tenaga kependidikan (PTK)  di sekolah.
3. yang ketiga tentang kesejateraan psikologis [well-being]. Dengan memahami ketiga hal
tersebut penerapan kompetensi social emosional baik pada siswa maupun pada guru
dapat terlaksana dengan baik. Karena pembelajaran social emosional merupakan suatu
system yang saling terkait.

Perubahan yang saya terapkan di kelas pada anak didik saya dengan membiasakan
maindfullness pada setiap awal pembelajaran dengan mengenalkan emosi pada anak, dengan
pembiasaan ini diharapkan anak dapat mengenali dirinya dan mengelola asset-aset yang ada
didirinya sehingga memiliki kesiapan dalam belajar. Disamping itu juga menerapkan 5 KSE
baik pada pengajaran eksplisit, integrasi dalam  praktik mengajar guru dan kurikulum
akademik,  penciptaan iklim kelas dengan melibatkan siswa dalam memecahkan masalah,
mengambil keputusan.Dengan penerapan tersebut anak mencapai well-being sehingga tujuan
pendidikan dapat tercapai.
Perubahan yang saya terapkan pada teman sejawat dengan berusaha untuk menumbuhkan rasa
percaya pada teman sejawat sehingga dapat mendukung teman sejawat dalam menerapkan
kompetensi social emosional dalam peran dan tugas sebagai guru dengan peduli kepada mereka.
Selalu belajar merefleksi kemampuan social emosional pribadi dan berkolaborasi dengan teman
sejawat untuk menciptakan struktur komunitas dalam penerapan pembelajaran social emosional,
dengan menyamakan persepsi tentang kompetensi social emosional sehingga dapat tercipta
lingkungan sekolah yang aman dan nyaman yaitu  lingkungan yang membangun  persepsi
bahwa setiap orang memiliki potensi yang berbeda-beda dan perbedaan itu dapat saling
melengkapi bukan menyaingi.   Dengan penguatan KSE pendidik mampu menjadi teladan,
berkolaborasi dan saling belajar sehingga mampu  membantu murid menemukan jati diri dan
mengembangkan potensinya.

Pembelajaran Sosial Emosional tidak dapat berdiri sendiri sebab pembelajaran sosial emosional
merupakan pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah.
Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan
menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai
aspek sosial dan emosional agar dapat: 

1. Memahami, menghayati, dan  mengelola emosi  (kesadaran diri)


2. Menetapkan dan mencapai tujuan positif  (pengelolaan diri)
3. Merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial)
4. Membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan berelasi)
5. Membuat keputusan yang bertanggung jawab. (pengambilan keputusan yang
bertanggung jawab)

Kesadaran Diri:

Kemampuan untuk memahami perasaan, emosi, dan nilai-nilai diri sendiri, dan bagaimana
pengaruhnya pada perilaku diri dalam berbagai situasi dan konteks kehidupan.

Manajemen Diri: 

Kemampuan untuk mengelola emosi, pikiran, dan perilaku diri secara efektif dalam berbagai
situasi dan untuk mencapai tujuan dan aspirasi.

Kesadaran Sosial: 

Kemampuan untuk memahami sudut pandang dan dapat berempati dengan orang lain termasuk
mereka yang berasal dari latar belakang, budaya, dan konteks yang berbeda-beda.

Keterampilan Berelasi: 

Kemampuan untuk membangun dan mempertahankan hubungan-hubungan yang sehat dan


suportif.

Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab: 

Kemampuan untuk mengambil pilihan-pilihan membangun yang berdasar atas kepedulian,


kapasitas dalam mempertimbangkan standar-standar etis dan rasa aman, dan untuk
mengevaluasi manfaat dan konsekuensi dari bermacam-macam tindakan dan perilaku untuk
kesejahteraan psikologis (well-being) diri sendiri, masyarakat, dan kelompok

Pembelajaran sosial dan emosional dikembangkan dengan menggunakan pendekatan kesadaran


penuh (Mindfulness) sebagai dasar penguatan 5 kompetensi sosial dan emosional yang akan
memunculkan perasaan tenang, stres berkurang, pikiran menjadi jernih, dan fokus serta menjadi
semangat dalam belajar. Yang akan mewujudkan kesejahteraan psikologis atau well being.

Modul Pembelajaran  Sosial Emosional memiliki keterkaitan dengan modul pembelajaran


sebelumnya. Pembelajaran social emosional merupakan langkah untuk mewujudkan well being
sehingga pada komunitas sekolah akan terwujud sekolah yang nyaman, aman, dan akan tercapai
kebahagiaan dan keselamatan anak setinggi-tingginya sesuai dengan yang diamanatkan KHD.
Untuk mewujudkan pembelajaran social emosional peran guru sangat penting. Guru dapat
menumbuhkan nilai dan perannya dalam mengelola kompetensi  social dan emosi anak
sehingga nilai kemandirian dan pembelajaran yang berpusat pada murid serta peran guru
penggerak sebagai pemimpin pembelajaran dan mendorong kolaborasi dapat tercapai dan
berjalan seimbang. Dan Hal ini merupakan langkah untuk mewujudkan visi terciptanya profil
pelajar pancasila melalui proses pembelajaran tentang kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran
social, kemampuan berelasi serta pengambilan keputusan bertanggung jawab. Pembelajaran
social emosional pun dalam pelaksanaannya dapat mengontrol kita untuk menciptakan budaya
positif di sekolah dengan memandang perbedaan individu melalui pembelajaran berdeferensiasi.

Anda mungkin juga menyukai