Anda di halaman 1dari 20

ASAM DAN BASA

um
g r
in
rin
sta
Le
yu
ah
W
TUJUAN
PEMBELAJARAN
1. Melalui kegiatan diskusi dan literasi, peserta didik dapat menentukan
sifat-sifat zat dalam kehidupan sehari-hari
2. Melalui kegiatan diskusi dan literasi, peserta didik dapat menganalisis
sifat larutan berdasarkan teori asam basa (Arrhenius, Bronsted
Lowry dan Lewis)
3. Melalui kegiatan diskusi dan literasi, peserta didik dapat membedakan
sifat larutan bedasarkan sifat- sifat zat dalam kehidupan sehari-hari
4. Melalui kegiatan diskusi dan literasi, peserta didik dapat
membandingkan sifat larutan berdasarkan teori asam basa (Arrhenius,
Bronsted Lowry dan Lewis)
Teori Asam
Basa

Asam Asam Basa Asam


Basa Bronsted Lowry Basa
Arrhenius Lewis
Pernahkah kalian menemui wujud asli
dari gambar-gambar di atas?
Pernahkah kalian mengkonsumsi dari
wujud asli gambar – gambar di atas?
Bagaimanakah rasanya?
Ada yang mengandung sensasi rasa masam,
pahit dan ada yang netral (tidak berasa).
Perbedaan rasa tersebut salah satunya
disebabkan oleh kandungan zat asam dan basa
yang terdapat dalam senyawa benda tersebut.
Tahukah kalian, apakah zat asam dan basa itu?
Mari kita pelajari, materi tentang asam – basa
Konsep Asam – Basa

Istilah asam (acid) berasal dari bahasa latin


“acentum” yang berarti cuka, karena
diketahui zat utama dalam cuka adalah asam
asetat. Adapun basa (alkali) berasal dari
bahasa arab yang berarti abu. Hingga saat
ini, ada tiga pengertian asam – basa yang
dikemukakan oleh empat ilmuan. Mereka
adalah Svante Arrhenius, Johannes Bronsted,
Thomas Lowry dan Gilbert Newton Lewis.
TEORI ASAM BASA
1. Asam basa menurut Arrhenius
Asam adalah suatu zat yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion
H+ Basa adalah zat yang jika dilarutkan dalam air menghasilkan ion OH-.
Contoh :
HCl + H2 O ↔ H3 O+ + Cl-
2. Asam basa menurut Bronsted Lowry
Asam adalah zat yang dapat memberikan proton (H+) atau donor
proton. Basa adalah zat yang dapat menerima proton (H+) atau
akseptor proton.
3. Asam basa menurut Lewis
Asam adalah spesies yang dapat menerima pasangan elektron
bebas. Basa adalah spesies yang dapat memberikan pasangan
elektron bebas.
SIFAT ASAM
Senyawa asam bersifat korosif.

Sebagian besar reaksi dengan logam menghasilkan


H 2 Senyawa asam memiliki rasa asam
Dapat mengubah warna zat yang dimiliki oleh zat lain (dapat dijadikan indikator
asam atau basa)
Menghasilkan ion H+ dalam
air Memiliki pH kurang dari
7
SIFAT BASA
Senyawa basa bersifat merusak kulit
(kaustik) Terasa licin di tangan, seperti
sabun
Senyawa basa terasa pahit
Dapat mengubah warna zat lain. (warna yang dihasilkan berbeda dengan
asam) Menghasilkan ion OH– dalam air
Memiliki pH kurang dari 7
TEORI ASAM
BASA

Teori Asam Basa


ARRHENIUS

Konsep asam dan basa sudah dikenal sejak


abad 18-an. Untuk pertama kalinya, pada tahun
1884 seorang ilmuwan Swiss, Svante
August Arrhenius, Mengemukakan
suatu teori tentang asam basa.
Arrhenius berpendapat bahwa dalam air, larutan asam dan
basa akan mengalami penguraian menjadi ion-ionnya.

Asam merupakan zat yang di dalam air dapat melepaskan


ion hidrogen (H+).
Basa merupakan zat yang di dalam air dapat melepaskan
ion hidroksida (OH–).
→ H+ (aq) + A–(aq)
HA(aq)
Asam Ion hidrogen

B(aq) + H2O(l) BH +(aq) + OH–(aq)


Basa Ion hidroksida
TEORI INI CUKUP RASIONAL, AKAN TETAPI SETELAH BEBERAPA SAAT,
PARA AHLI KIMIA BERPENDAPAT BAHWA ION H+ HAMPIR TIDAK BISA
BERDIRI SENDIRI DALAM LARUTAN.
HAL INI DIKARENAKAN ION H+ MERUPAKAN ION DENGAN JARI-JARI ION
YANG SANGAT KECIL. OLEH KARENA ITU, ION H+ TERIKAT DALAM SUATU
MOLEKUL AIR DAN SEBAGAI ION OKSONIUM (H3O+).

Sehingga reaksi yang benar untuk senyawa asam di dalam air


adalah sebagai berikut.
HA(aq) + H2O(aq)→ H3O+(aq) + A–(aq)
Asam Ion oksonium

Akan tetapi, ion H3O+ lebih sering ditulis ion H+, sehingga
penulisannya menjadi seperti berikut.
H2O H+ + A–
HA(aq) (aq)
(aq)
TEORI ASAM BASA
BRONSTED-
LOWRY
Johannes N. Bronsted
adalah seorang ahli
kimia dari Denmark.
Teori asam basa yang lebih
luas, tidak hanya terbatas pada
asam basa dalam pelarut air
senyawa
dikemukakan oleh Johannes N.
Bronsted dan Thomas M. Lowry
yang bekerja secara terpisah pada
tahun 1923. Keduanya menyatakan
bahwa reaksi asam basa melibatkan
transfer proton (H+).
Menurut Bronsted-Lowry, asam adalah senyawa yang
dapat memberikan (H+) kepada basa (donor
proton
proton), basa adalah senyawa yang dapat
menerima proton (H+) dari asam (akseptor proton).
Perhatikan reaksi berikut.

CH3COOH(aq) + H2O(l) → CH3COO(aq) + H3O+


(aq)

Dari reaksi di atas terlihat bahwa CH3COOH memberi 1


proton (H+) kepada H2O, sehingga CH3COOH bersifat
sebagai asam dan H2O bersifat sebagai basa.

Bronsted-Lowry menyatakan :
Jika suatu asam memberikan (H+), maka sisa asam
proton
berkemampuan untuk bertindak sebagai basa.
tersebut
Sisa asam tersebut dinyatakan
sebagai basa konjugasi. Demikian pula untuk basa, jika suatu basa dapat
menerima proton (H+), maka zat yang terbentuk berkemampuan sebagai
asam disebut asam konjugasi
Perhatikan reaksi di bawah ini.

Pasangan asam basa konjugasi

HCOOH(aq) + H2O(l) → (aq) + H3O+(aq)


Asam
HCOO– basa basa konjugasi asam konjugasi

Pasangan asam basa konjugasi

Pasangan asam basa konjugasi

NH3(aq) + H2O(l) → NH4+ (aq) + (aq)


OH
Basa
-
asam asam konjugasi basa konjugasi

Pasangan asam basa konjugasi


Teori Asam Basa Lewis

Pada tahun 1923, G. N. Lewis mengemukakan


teori asam basa yang lebih luas dibanding kedua
teori sebelumnya dengan menekankan pada
pasangan elektron yang berkaitan dengan struktur
dan ikatan. Menurut definisi asam basa Lewis,
• asam adalah akseptor pasangan elektron.
• basa adalah donor pasangan elektron
CONTOHNYA
DAFTAR PUSTAKA
Purba, Michael. 2006. Kimia Untuk SMA Kelas XI. Jakarta:
Erlangga. Sudarmo, Unggul. 2013, Kimia Untuk SMA/MA Kelas X
Jakarta: Erlangga,
Utami, Budi, dkk. 2009. Kimia Untuk SMA /MA Kelas XI Program
Ilmu Alam. Jakarta: Penerbit Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
Larutan asam basa https://
www.studiobelajar.com/larutan-asam-basa/

Anda mungkin juga menyukai