Anda di halaman 1dari 39

TUGAS ANALISIS BAHAN AJAR

LARUTAN ASAM BASA, HIDROLISIS, PENYANGGA,


TITRASI VOLUMETRI DAN ARGENTOMETRI

Dosen Pengampu : Dr. H. R. Usman Rery, M.Pd

Disusun Oleh:

Sirmayeni (2110247040)

Nanda Salwa Aulia (2110246907)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PASCASARJANA

UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah yang telah memberikan begitu banyak
nikmat hingga memudahkan jalan bagi penulis dalam menyelesaikan tugas mata kuliah
Analisis Materi Ajar.
Selesainya makalah ini, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak
yang sangat membantu penulis, baik berupa moril maupun materil. Untuk itu, penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah ikut serta membantu kelancaran
penulisan sehingga akhirnya tugas ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih penulis
ucapkan kepada:
1. Bapak Dr. H. R. Usman Rery, M.Pd Dosen Pengampu mata kuliah Analisis
Bahan Ajar, Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau.
2. Teman-teman yang mendukung, dan berbagai sumber.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah
ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun agar
makalah ini dapat menjadi makalah yang baik dan bermanfaat nantinya.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, semoga
mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT, Amin.

Pekanbaru, 04 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii
DESKRIPSI SINGKAT .......................................................................................... iii

URAIAN MATERI
LARUTAN ASAM BASA .......................................................................................
HIDROLISIS ...........................................................................................................
PENYANGGA .........................................................................................................
TITRASI VOLUMETRI ........................................................................................
ARGENTOMETRI .................................................................................................

KESIMPULAN ........................................................................................................
GLOSARIUM .........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................
SOAL-SOAL ASAM BASA ...................................................................................

ii
DESKRIPSI SINGKAT

Menurut Arrhenius asam adalah senyawa yang dapat menghasilkan ion H+ ketika
dilarutkan dalam pelarut air. Dan basa adalah senyawa yang menghasilkan ion
OH- jika dilarutakn dalam pelarut air. Sedangkan asam menurut brosnted lowry
asam adalah dapat memberikan proton dan basa dapat menrima proton. Untuk
setiap asam bronsted terdapat basa bronsted konjugat dan sebaliknya. Asam
menurut lewis merupakan zat yang dapat menerima sepasang elektron dan basa
adalah zat yang dapat memberikan sepasang elektron. Semua asam dan basa
bronsted adalah asam dari basa lewis. Larutan penyangga adalah larutan yang
dapat mempertahankan nilai pHwalaupun ditambah sedikit asam, sedikit basa atau
sedikit air (pengenceran) hal ini disebabkan karena larutan penyangga mengadung
zat terlarut bersifat penyangga yang terdiri dari komponen asam dan basa.
Komponen asam berfungsi menahan kenaikan pH. Sedangkan komponen basa
berfungsi menahan penurunan pH. Hidrollisi adalah reaksi zat dengan air.
Hidrolisis berasal dari kata hidro yang berarti air dan lisis yang berarti penguraian.
Ion yang bersala dari asam lemah (misalnya CH3COO- atau ion yang berasal dari
basa lemah (NH4+) akan bereaksi dengan air. Reaksi suatu ion dengan air inilah
yang disebut hidrolisis.

iii
Larutan Asam dan Basa
A. Asam-Basa
Ahli kimia telah mengklasifikasikan zat sebagai asam dan basa untuk
waktu yang lama. Antoine Lavoisier berpendapat bahwa unsur umum dalam
semua asam adalah oksigen, seperti fakta yang terkandung dalam namanya.
(Oksigen berarti “pembentuk asam” dalam bahasa Yunani.) Pada tahun 1810,
Humphry Davy menyatakan bahwa hidrogen adalah unsur yang sama-sama
dimiliki oleh asam. Pada tahun 1884, Svante Arrhenius mengembangkan teori
asam dan basa sebagai bagian dari studinya tentang disosiasi elektrolitik. Pada
tahun 1923, J. N. Brønsted dan T. M. Lowry di Inggris secara independen
mengusulkan bahwa asam adalah donor proton dan basa adalah akseptor
proton.
Menurut Arrhenius Asam adalah zat yang jika dimasukkan dalam air

zat tersebut dapat menghasilkan ion hydronium (H+). Senyawa asam pada
umumnya merupakan senyawa kovalen polar yang terlarut dalam air.
Jika HaX adalah asam, maka reaksi ionisasi senyawa HaX dalam air
adalah sebagai berikut:
HaX (aq) → aH+ (aq) + Xa- (aq)

a : valensi asam atau jumlah ion H+ yang dihasilkan jika 1 molekul


senyawa asam mengalami reaksi ionisasi.

Menurut Arrhenius basa adalah zat yang jika dimasukkan dalam air

zat tersebut dapat menghasilkan ion hidroksida (OH-). Jika L(OH)b adalah
basa, maka reaksi ionisasi senyawa L(OH)b dalam air adalah sebagai berikut:

L(OH)b (aq) →Lb+ (aq) + bOH- (aq)


-
(aq) + H3O+(aq)

Teori asam basa Arrhenius tidak bisa menjelaskan sifat asam basa
pada larutan yang tidak mengandung air. Kelemahan ini diatasi menggunakan
teori asam basa bronsted-lowry. Teori ini bisa menjelaskan sifat asam basa
larutan dengan jenis pelarut yang bermacam-macam.

1
Bronsted-lowry menjelaskan basa adalah spesi (ion atau molekul)

yang dapat memberikan ion H+ (donor proton), sedangkan basa adalah spsesi

yang dapat menerima ion H+(akseptor proton)


Asam = donor H+

Basa = akseptor H+
Berikut adalah contoh teori ini dalam menjelaskan sifat asam dan
basa suatu larutan.
HCl (aq) + H2O (aq) ⇌ H3O+ (aq) + Cl-(aq)

Dari peristiwa transfer proton tersebut maka masing-masing larutan


dapat dijelaskan sifat asam dan basanya sebagai berikut:
HCl (aq) + H2O (aq) ⇌ H3O+ (aq) + Cl-(aq)
Asam 1 basa 2 asam 2 basa 1
HCl bersifat asam karena memberikan ion H+ pada molekul H2O,

kemudian H2O bersifat basa karena menerima ion H+ dari HCl. Cl- adalah
basa konjugasi dari HCl, berikut reaksi penjelasannya:

HCl ⇌ H+ + Cl-
Asam basa
konjugasi

H3O+ adalah asam konjugasi dari H2O, berikut reaksi penjelasannya:

H2O + H+ ⇌ H3O+
Basa asam konjugasi

Asam dan basa konjugasi atau basa dan asam konjugasi disebut
sebagai pasangan asam basa konjugasi. Garis hubung berikut menunjukkan
pasangan asam basa konjugasi

2
Definisi Bronsted juga memungkinkan kita menggolongkan amonia
sebagai basa karena kemampuannya menerima proton :

basa asam Asam Basa

Dalam hal ini, NH4+ ialah asam konjugat dari basa NH3 dan OH- ialah
basa konjugat dari H2O. Perhatikan bahwa atom dalam basa Bronsted yang
menerima ion H+ harus memiliki sepasang elektron bebas (non-ikatan).

1. Ioniasi air dan skala pH


Air, sebagaimanakita ketahui merupakan pelarut yang unik. Salah satu
sfat khasnya ialah kemempuannya untuk bertindak baik sebagai asam maupun
sebagai basa. Air berfungsi sebagai basa dalam raksi dengan asam-asam
seperti HCl dan CH3COOH, dan pelarut ini berfungsi sebagai asam alam raksi
dengan basa seperti NH3. Air merupakan elektrolit yang sangat lemah dan
dengan demikian merupakan penghantar listrik yang buruk, meskipun hanya
terionisasi sedikit :

H2O(l) ⇌ H+(aq) + OH-(aq)

Reaksi ini adakalanya disebut autoionisasi air. Untuk menjelaskan


sifat asam-basa dari air dari sudut pandang Bronsted, kita nyatakan
autoionisasinya
H2O + H2O ⇌ H3O+ + OH-
Asam 1 Basa 2 Basa 1 Asam 2

3
Pasangan asam-basa konjugatnya ialah (1) H 2O (asam) dan OH- (basa)
dan (2) H3O+ (asam) dan H2O (basa).
Ketika mempelajari reaksi asam-basa dalam laruan berair, kuantitas
yang penting ialah konsentrasi ion hydrogen. Dengan menyatakan proton
sebagai H3O+ atau H+, kita dapat menuliskan konstanta kesetimbangan untuk
autoionisasiair, sebagai berikut :
Kc = ¿ ¿ atau Kc = ¿ ¿
Karena fraksi molekul air yang terionisasisangat kecil, konsentrasi air,
yaitu [H2O], hampir-hampir tidak berubah. Dengan demikian,
Kc = [H2O] = Kw = [H+][OH-]
Konstanta kesetimbangan Kw dinamakan konstanta hasilkali ion,
yakni hasil antara konsentrasi molar ion H+ dan ion OH- pada suhu tertentu.
Dalam air murni pada 25o, konsentrasi ion H+ sama dengan
konsentrasi ion OH- dan diketahui sebesar [H+] = 1,0 x 10-7 M dan [OH-] = 1,0
x 10-7 M. Jadi, dari persamaan pada suhu 25oC :
Kw = (1,0 x 10-7)(1,0 x 10-7) = 1,0 x 10-14
Perhatikan bahwa baik untuk air murni ataupun untuk suau larutan
spesi terlarut, hubungan berikut selalu berlaku pada 25oC.

Kw = [H+] [OH-] = 1,0 x 10-14


Apabila [H+] = [OH-], larutan berair dikatakan enteral. Dalam larutan
asam terdapatt kelebihan ion H+ dan [H+] >[OH-]. Dalam larutan basa ada
kelebihan ion hidroksida sehingga [H+] < [OH-]. Dalam praktiknya kita dapat
mengubah konsetrasi ion H+ atau OH- dalam larutan, tetapi kita tak dapat
mengubahnya secara sendiri-sendiri. Jika kita menyesuaikan larutan supaya
[H+] =1,0 x 10-6M, konsentrasi[OH-] harus berubah menjadi
¿

2. pH-Suatu Ukuran Keasamaan


karena konsentrasi ion H+ dan OH- dalam larutan air sering kali sangat
kecil dan karekanya sulit diukur, biokimiawan Denmark Soren Sorensen pada
tahun 1909 mengajukan cara pengukuranyang lebih prakttis yang disebut pH.

4
pH suatu larutan didefinisikan sebagai logaritma negative dari konsentrasi
ionhidrogen (dalam mol per liter) :
pH = - log [H3O+] atau pH = - log [H+]
dalam sebagian kasus logaritma negative menghailkan angka positif
untuk pH, di mana logaritma poitif sebaliknya akan menghasilkan angka
negative karenakecilnya nilai [H+]. Karena pH pada dasarnya hanyalah suatu
cara untuk menyatakan konsentrasi ion hydrogen,larutan asam danlarutan
basa pada 25oC dapat diidentifikasi berdasarkan nilai pH-nya, seperti berikut :
larutan asam : [H+] > 1,0 x 10-7 M, pH < 7,00
larutan basa : [H+] < 1,0 x 10-7 M, pH > 7,00
larutan enteral : [H+] = 1,0 x 10-7 M, pH = 7,00
perhatikan bahwa pH meningkat dengan menurunnya [H+]
Skala Poh yang analaog dengan skala pH dapat dibuat dengan
menggunakan logaritma negative dari konsentrasi ion hidrokida. Jadikita
mendefinisikan pOH sebagai :
pOH = - log [OH-]
sekarang lihat kembali konstatna hasil kali ion untuk air
[H+][OH-] = Kw = 1,0 x 10-14
Dengan menghitung logaritma negative di kedua sisi, maka diperleh :
-(log [H+] + log [OH-]) = - log (1,0 x 10-14)
-(log [H+] - log [OH-]) = 14,00
Dari definisi pH dan pOH kita peroleh
pH + pOH = 14,00

3. Kekuatan asam dan basa


Asam cuka adalah bahan yang bisa ditambahkan pada makanan
tertentu untuk mendapatkan rasa masam, misalnya pada acar mentimun.
Mengapa asam cuka tidak boleh digantikan dengan asam lain misalnya asam
klorida (air keras) padahal sama- sama bersifat asam. Iya, masyarakat sudah
tahu bahwa air keras sangat berbahaya karena merusak jaringan kulit. Hal lain

5
yang juga tidak mungkin terjadi yaitu mengisi akki dengan larutan asam cuka,
karena asam cuka merupakan elektrolit dengan kekuatan daya hantar listrik
sangat rendah. Masih ingatkah apa yang menyebabkan kekuatan daya hantar
listrik dari suatu larutan? Kekuatan daya hantar listrik sebanding dengan
jumlah ion-ion yang bergerak bebas dalam larutan tersebut.
Pokok bahasan ini akan memaparkan air sebagai pelarut murni,
pengaruh penambahan zat asam atau zat basa sehingga membentuk larutan
asam atau basa dengan kekuatan daya hantar listrik tertentu. Kekuatan daya
hantar listrik larutan asam basa untuk selanjutnya diistilahkan dengan
kekuatan asam atau basanya.
1. Tetapan Kesetimbangan Air
Air merupakan pelarut universal yang bersifat elektrolit sangat

lemah. Sebagian kecil molekul air terionisasi menjadi ion H+ dan OH-,
menurut reaksi:

H2O (l) ⇌ H+ (aq) + OH- (aq)

Dari reaksi tersebut tetapan kesetimbangan air dirumuskan sebagai

berikut: Kw = [H+] [OH-]

[H2O]
K[H2O] = [H+] [OH-]
Karena reaksi mlekul air yang terionisasi sangat kecil, konsentrasi air
yaitu H2O Hampir-hampir tidak berubah. Dengan demikian :

K [H2O] = Kw = [H+] [OH-]

Kw = [H+] [OH-]

Berdasarkan reaksi ionisasi air, kita tahu bahwa perbandingan ion H+

dan OH- dalam air murni (larutan netral) : [H+] = [OH-]

Sehingga rumusan Kw dapat ditulis sebagai berikut: Kw =[H+] [H+]

Kw =[H+]2

6
Berikut ini merupakan harga tetapan kesetimbangan air pada suhu
tertentu: Tabel nilai Kw pada beberapa suhu tertentu.

Berdasarkan data, air murni pada suhu 25oC mempunyai nilai

Kw = 1×1014 Dari nilai tersebut didapat nilai 1×10-14 =[H+]2

[H+] = √10-14

[H+] = 10-7 M [OH-] = 10-7M


2. Pengaruh asam dan basa terhadap sistem kesetimbangan air.
a. Pengaruh asam
Berdasarkan konsep pergeseran kesetimbangan, penambahan ion H+

dari suatu asam, akan menyebabkan [H+] dalam larutan bertambah,

tetapi tidak akan mengubah Kw atau hasil kali [H+] dan [OH-].

Hal ini menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kiri dan [OH-]

mengecil sehingga perbandingan ion H+ dan OH- dalam larutan

asam : [H+] > [OH-]

b. Pengaruh basa
Penambahan ion OH- dari suatu basa, akan menyebabkan [OH-]
dalam larutan bertambah, tetapi tidak akan mengubah Kw atau hasil

kali [H+] dan [OH-]. Hal ini menyebabkan kesetimbangan bergeser

ke kiri dan [H+] mengecil. Hal ini menyebabkan perbandingan ion

H+ dan OH- dalam larutan basa sebagai berikut: [H+] < [OH-]

7
3. Cara Menghitung konsentrasi ion H+ dan OH- dalam larutan.
Dari penjelasan tentang sistem kesetimbangan air, perlu
dipahami bahwa setiap larutan yang mengandung air pasti terdapat
sistem kesetimbangan tersebut. Kekuatan asam sebanding dengan

jumlah ion H+, sedangkan kekuatan basa sebanding dengan jumlah ion

OH-. Berikut penjelasan cara menentukan besar konsentrasi ion H+ dan

ion OH- dalam larutan asam dan basa.


a. Asam Kuat
Suatu asam dikatakan sebagai asam kuat jika basa tersebut dapat
terionisasi secara sempurna.
Contoh senyawa yang termasuk asam kuat :
1) Asam sulfat (H2SO4)
2) Asam bromida (HBr)
3) Asam iodida (HI)
4) Asam klorat (HClO3)
5) Asam perklorat (HClO4)
Dalam larutan asam, jumlah ion H+ lebih banyak dibanding ion

OH-. Untuk menghitung konsentrasi ion H+ dalam larutan asam


dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

Dengan:
[H+] = konsentrasi ion H+ (mol/L atau Molar)
Ma = Molaritas asam kuat (mol/L atau Molar)
a = valensi asam kuat.
Untuk menghitung konsentrasi ion H+ dan ion OH- dalam larutan
asam kuat perhatikan contoh berikut:

8
Contoh soal:
Berapa konsentrasi ion H+ dan ion OH- dalam larutan HCl 0,1M
pada suhu 25oC?

Penyelesaian cara ke 1:
Diketahui :

Ma = 0,1 M
[H+] = ?

[OH-] =
Jawab :

HCl adalah asam kuat, rumus menghitung [H+] adalah

[H+] = Ma × a

= 0,1 × 1

= 0,1 mol/L

Untuk menghitung [OH-], kalian bisa menggunakan


rumusan Kw, sebagai berikut:

Kw = [H+] [OH-]

(nilai Kw = 10-14 pada suhu 25 0C)


sehingga
10-14 = 0,1× [OH-]
[OH-]= 10-14

0,1
[OH-]= 10-13 mol/L

[H+] = 0,1 mol/L [OH-] = 10-13 mol/L

b. Basa Kuat
Basa kuat adalah basa yang dapat terionisasi dengan sempurna.

9
Contoh senyawa yang termasuk basa kuat:
1) Litium hidroksida (LiOH)
2) Natrium hidroksida (NaOH)
3) Kalium hidroksida (KOH)
4) Kalsium hidroksida (Ca(OH)2)
5) Rubidium hidroksida (RbOH)
6) Stronsium hidroksida (Sr(OH)2)
7) Sesium hidroksida (CsOH)
8) Barium hidroksida (Ba(OH)2)
9) Magnesium hidroksida (Mg(OH)2)
10) Berilium hidroksida Be(OH)2)
Dalam larutan basa, jumlah ion OH- lebih banyak dibanding ion

H+. Untuk menghitung konsentrasi ion OH- dalam larutan basa


dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

Dengan:
[OH-] = konsentrasi ion OH- (mol/L atau Molar)
Mb= Molaritas basa kuat (mol/L)
b = valensi basa kuat

c. Asam Lemah
Asam lemah adalah asam yang terionisasi Sebagian dalam air.
Contoh senyawa asam lebih:
1) Asam format (HCOOH)
2) Asam asetat atau Asam cuka (CH3COOH)
3) Asam fluorida (HF)
4) Asam karbonat (H2CO3)
5) Asam sianida (HCN)
6) Asam nitrit (HNO2)
7) Asam hipoklorit (HClO)

10
8) Asam sulfit (H2SO3)
9) Asam sulfida (H2S)
10) Asam fosfit (H3PO3)
Dalam air, hanya Sebagian molekul asam lemah terurai menjadi
ion-ionnya, sehingga derajat ionisasinya 0 < α < 1. Jika konsentrasi
awal larutan asam lemah HA dinyatakan sebagai Ma, maka:

HA(aq) ⇌ H+ (aq) + A− (aq)

Mula-mula : Ma
Reaksi : −αMa + αMa +αMa
-------------------------------------------------------- +
Setimbang : Ma−αMa αMa αMa
= (1−α)Ma αMa αMa

Jika nilai α sangat kecil (α ≪ 1), maka dapat diasumsikan nilai (1 −


α) ≈ 1, sehingga persamaan Ka untuk asam lemah dapat ditulis
seperti berikut:

Dengan :
Ka = tetapan ionisasi asam lemah.
Ma = molaritas asam lemah
α = derajat ionisasi asam lemah

d. Basa Lemah
Basa lemah adalah basa yang terion sebagian ketika larut dalam air.
Contoh senyawa yang termasuk basa lemah adalah
1) Amonium hidroksida (NH4OH)
2) Aluminium hidroksida (Al(OH)3)
3) Besi (III) hidroksida (Fe(OH)3)
4) Amoniak (NH3)
5) Besi (II) hidroksida (Fe(OH)2)

11
Dalam air, hanya sebagian basa lemah terurai menjadi ion-ionnya,
sehingga derajat ionisasinya 0 < α < 1. Jika konsentrasi awal larutan
basa lemah LOH dinyatakan sebagai Mb, maka:

LOH(aq) ⇌ L+(aq) + OH−(aq)


Mula-mula : Mb (komposisi mula-mula
tiap spesi)
Reaksi : −αMb + αMb + αMb (reaktan berkurang,
produk bertambah)
------------------------------------------------------- +
Setimbang : Mb − αMb αMb αMb (komposisi spesi saat
=(1 − α)Mb αMb αMb

Jika nilai α sangat kecil (α ≪ 1), maka dapat diasumsikan nilai (1 −


α) ≈ 1, sehingga persamaan Kb untuk basa lemah dapat ditulis seperti
berikut:
Ka = (αMb) (αMb

(1-α )Mb
Ka = α 2Mb

1-α

Jadi, untuk menghitung konsentrasi ion OH− dapat digunakan nilai


Kb ataupun nilai α.

Tabel Tetapan ionisasi beberapa asam dan basa dapat dilihat pada
tabel berikut:

12
Untuk menghitung konsentrasi ion H+ dan ion OH- dalam larutan
asam lemah perhatikan contoh berikut:

Asam kuat ialah elektrolit kuat yang untuk kebanyakan tujuan praktis
dianggap terionisasi sempurna dalam air. Kebanyakan asam kuat adalah asam
anorganik :asam klorida (HCl), asam nitrat (HNO3) danasam sulfat (H2SO4).
HCl(aq) + H2O(l) ⟶ H3O+(aq) + Cl-(aq)
HNO3(aq) + H2O(l) ⟶ H3O+(aq) + NO3-(aq)
HClO4(aq) + H2O(l) ⟶ H3O+(aq) + ClO4-(aq)
H2SO4(aq) + H2O(l) ⟶ H3O+(aq) + HSO4-(aq)
Perhatikan bahwa H2SO4 adalah asam diprotic; yang kita lihat di sini
hanyalah tahap pertama ionisasi. Pada kesetimbangan, molekul asam kuat
terionisasi semua.
Kebanyakan aam terionisasi hanya sedikit dalam air. Asam seperti ini
digolongkan ke dalam asam lemah. Pada kesetimbangan, larutan berair dari
asam lemah mengandung campuran antara molekul asam yang tidak
terionisasi, ion H3O+ dan basa konjugat. Contohaam lemahantaranlain : asam
hidroflouriat (HF), asam asetat (CH3COOH) dan ion ammonium (NH4+.
Kekatan asam lemah sangant beragam, karena beragamnya derajat ionisasi.

13
Apa yang telah dibahas mengenai asam kuat juga berlaku pada basa
kuat, yang mencakup hidroksida dari logam alkali dan logam alkali tanah
tertentu, seperti NaOH, KOH danBa(OH)2. Basa kuat ialah
semuaelektrolitkuat yang terionisasi sempurna di air.
NaOH(s) ⟶ Na+(aq) + OH-(aq)
KOH(s) ⟶ K+(aq) + OH-(aq)
BaOH(s) ⟶ Ba2+(aq) + 2OH-(aq)
Basa lemah sama seperti asam lemah adalah elektrolit lemah.
Ammonia ialah basa lemah yang sangat sedikit terionisasi dalam air.
NH3(aq) + H2O(l) ⇌ NH4+(aq) + OH-(aq)

Tabel kekuatan relative pasangan asam-basa konjugat

4. Asam lemah dan konstanta ionisasi asam


Sebagaimana ttelah kita liha, sebagian besar asam adalah asam lemah.
Mari kita asumsikansuatu asam monoproik lemah HA. Ionisasinya dalam air
adalah
HA(aq) ⇌ H+(aq) + A-(aq)
Konstanta kesetimbangan untuk ionisasi asam ini, yangkita namakan
konstanta ioniasi asam, Ka, dinyatakan sebagai

Ka=¿ ¿ atau Ka=¿ ¿

14
Pada suhu tertentu, kekuatan asam HA diuur secara kantitati dan Ka.
Semakin bersar Ka, semakin kuat asamnya. Artinya semakin tinggi
konsentrasi ion H+ pada kesetimbangan karena onisasinya.
Kita dapat menghitung Ka dari konsntrasi awal asam danpH larutan
dankita dapat menggunakan Kadan konsentrasi awal asam untuk menghitung
konsentrasi kesetimbangan semua spesi dan pH larutan.
Kita telah melihat bahwa besarnya Ka menyatakan kekuatan asam.
Cara lain untuk mengetahui kekuatanasam ialah mengukur persen ionisasi,
yaitu
konsentrasi ionsasi pada kesetimbangan
persenionisasi= x 100 %
konsentrasi awal asam

5. basa lemah dan konstanta ionisasi basa


basa lemah diperlakukan sama seperti asam lemah. Ketika ammonia
dilarutkan dalam air, ammonia mengalami reaksi
NH3(aq) + H2O(l) ⇌ NH4+(aq) + OH-(aq)
Terbentuknya ion hidroksida dalam reaksi ionisasi basa ini
menandakan bahwa, dalam larutan ini pada 25oC, [OH-] > [H+] dan dengan
demikian pH > 7.
Jika dibandingkan dengan konsentrasi total dari air, sangat sedikit
molekul air yang terpakai oleh reaksi, sehingga kita dapat memperlakukan
[H2O] sebagai suatu konstanta. Jadi kita dapat menuliskan konstanta
kesetimbangannya sebagai
K b =¿ ¿
Dimana Kb, konstanta kesetimbangan untuk ionisasibasa, dinamakan
konstanta ionisasi basa.
6. Asam dan basa lewis
Sifat asam-basa sejauh ini dibahas berdasarkan teori Bronsted. Untuk
berprilaku sebagai basa Bronsterd, misalnyasuatu zat harus mampu menerima
proton. Berdasarkan definisi ini, baik ion hidroksida maupun ion ammonia
adalah basa :
Dalam setiap kasus, atom yang dilekati proton memiliki sekurang-
kurangnya satu pasang elektron bebas. Sifat khas dari ion OH -, NH3 dan basa-

15
basa Bronsted lain ini menyiratkan adanyasatu definisiyang lebih umum
untuk asam dan basa.
Kimiawan Amerika G. N. Lewis merumuskan definisi ini.
Berdasarkan definisi Lewis basa ialah zat yang dapat memberikan sepasang
elektron dan asam ialah zat yang dapat memberikan sepasang elektron dan
asam ialah zat yang dapat menerima sepasang elektron. Misalnya dalam
protonasi ammonia, NH3 bertindaksebagai basa lewis, sebab ia
memberikanepasang elektronnya kepada proton H+, yang bertindaksebagai
asam lewi karena menerima sepasang elektron. Reaksi asam-basa Lewis
dengan demikian ialah suatu reaksi yang melibatkan pemberian sepasang
elektrondarisatu spesi ke spesi lain. Reaksi ini tidak menghasilkan garam dan
air.
Kelebihan konsep lewis ialah konsep ini jauh lebih umum
dibandingkan definisi lainnya; konsep ini bisa mencakup banyak reaksi asam-
basa yang tidak melibatkan asam Bronsted. Misalnya reaksi antara boron
triflourida (BF3) dan ammonia.

Atom B dalam BF3 memiliki hibridisasi sp2. Orbital2p kosong yang


tidak terhibridisasi menerima sepasang elektron dari NH3. Jadi, BF3 berfungsi
sebagai asam menurut definisi Lewis meskipun tidak mengandung proton
yang dapat terionisasi.

7. Indikator asam basa


Indikator asam basa adalah senyawa khusus yang ditambahkan pada
larutan dengan tujuan mengetahui kisaran pH dari larutan tersebut.
Indikator asam basa akan memberikan warna tertentu apabila
direaksikan dengan larutan asam atau basa.
Beberapa indikator terbuat dari bahan alami, akan tetapi ada juga
beberapa indikator yang dibuat secara sintesis di laboratorium.
a. Indikator alami
Tanaman yang dapat dijadikan sebagai indikator adalah tanaman
yang mempunyai warna terang contohnya: kol ungu, kulit manggis,
bunga sepatu, bunga bougenvil, pacar air dan kunyit. Dapat atau

16
tidaknya suatu tanaman dijadikan sebagai indikator alami adalah
terjadinya perubahan warna apabila ekstraknya diteteskan pada
larutan asam atau basa.
Berikut adalah tabel yang menunjukkan perubahan warna beberapa
indikator alami.
Tabel 4.1. Perubahan warna indikator alami

b. Indikator hasil sintesis di laboratorium.


1) Kertas lakmus
Berikut adalah perubahan warna kertas lakmus ketika bereaksi dengan
larutan asam atau basa.

Tabel Perubahan warna kertas lakmus

2) Indikator universal

Indikator universal merupakan indikator yang memiliki tingkat


kepercayaan baik. Indikator ini memberikan warna yang berbeda
untuk setiap nilai pH antara 1 sampai 14.

17
Berikut adalah gambar dari indikator universal.

Gambar 4.1 Indikator universal

3) Larutan indikator
Berikut ini adalah beberapa indikator pH yang sering digunakan
dalam laboratorium. Indikator-indikator tersebut menunjukkan
adanya perubahan warna rentang nilai pH tertentu.

Tabel 4.3 Perubahan warna indikator pada PH tertentu

4) pH meter
pH meter merupakan alat pengukur pH dengan cepat dan akurat.
Alat ini dilengkapi elektroda yang dapat dicelupkan ke dalam
larutan yang akan diukur nilai pH-nya. Nilai ph dapat dengan
mudah dilihat secara langsung melalui angka yang tertera pada
layar digital alat tersebut.

18
Gambar 32. pH meter

Hidrolisis Garam
Garam ialah elektrolit kuat yang terurai sempurna dalam air dan
dalam beberapa kasus bereaksi dengan air. Istilah hidrolisis garam
menjelaskan reaksi anion atau kation suatugaram atau keduanya dengan
air. Hidrolisis garam biasanya mempengaruhi pH larutan.
 Garam yang menghasilkan larutan netral
Pada umumnya garam yang mengandung ion logam alkali atau
ion logam alkali tanah (kecuali BE2+) dan basa konjugat suatu asam kuat
(misalnya, Cl-, Br- dan NO3-) tidak mengalami hidrolisis dalam jumlah
banyak danlarutannyadianggap enteral. Misalnya, bila NaNO3 suatu garam
yang terbentuk oleh reaksi NaOH dengan HNO 3 larut dalamair, garam ini
terurai sempurna menjadi
NaNO3(s) ⟶ Na+(aq) + NO3-(aq)
Ion Na+ terhidrasi tidak memberikan juga tidak menerima ion H +.
ionNO3- adalah basa konjugat dar asam kuat HNO 3 dan tidak memiliki
afinitas untuk ion H+. akibatnya suatu larutan yang mengandung ionNa+
dan NO3- akan netral dengan pH 7.
 Garam yang menghasilkan larutan basa
Penguraian natrium asetat (CH3COONa) dalam air menghasilkan
CH3COONa(s) ⟶ Na+(aq) + CH3COO-(aq)
Ion Na+ yang terhidrasi tidak memiliki sifat asam ataupun sifat
basa. Namunion asetat CH3COO- adalah basa konjugat dari asamlemah

19
CH3COOH dan dengan demikianmemilikiafinitaasuntukonH+. Reaksi
hidrolisisnya diberikan sebagai
CH3COOH(aq) +H2O(l) ⇌ CH3COOH(aq) + OH-(aq)
Karena reaksi ini menghasilkanion OH-, larutan natrium asetat
akan berifat basa. Konstanta kesetimbangan untuk reaksi hidrolisis ini
adalah persamaan konstanta ionisasi basauntuk CH3COO-, sehingga kita
tulisakan
K b =[ CH 3 COOH ] ¿ ¿

 Garam yang menghasilkan larutan asam


Ketika garam yang berasaldari asam kuat dan basa lemah larut
dalam air, larutannya menjadi larutan asam. Sebagai contoh, lihat proses
NH4Cl(s) ⟶ NH4+(aq) + Cl-(aq)
Ion Cl- tidak mempunyai afinitas untuk ion H+. Ion ammonium
NH4+ adalah asam konjugat lemah dari basa lemah NH3 dan terionisasi
sebagai
NH4+(aq) + H2O(l) ⇌ NH3(aq) + H3O+(aq)
Atau sederhananya
NH4+(aq) ⇌ NH3(aq) + H3O+(aq)
Karena reaksi ini menghasilkanion H+, pH larutan menurun.
Sebagaimana dapat dilihat hidrolisis ion NH4+ sama dengan ionisasi asam
NH4+. Konstanta kesetimbangan untuk proses ini adalah
K a =[ NH 3 ] ¿ ¿

Larutan Penyangga
Larutan buffer adalah larutan yang terdiri dari asam lemah atau
basa lemah dan garamnya, kedua komponen itu harus ada. Larutan ini
mampu melawan perubahan pH ketika terjadi penambahan sedikitasam
atau sedikit basa. Buffer sangat pentng dalam sistem kimia dan biologi. pH
dalam tubuh manusia sangat beraagam darisatu cairanke cairan lainnya.
Misalnya pH darah adalah sekitar ,4 sementara pH cairan lambung sekitar
1,5. Nilai-nilai pH ini yang penting agar enzim dapat bekerja dengan benar

20
dan agar tekanan osmotic tetap seimbang, dalam banyak kasus
dipertahankan oleh buffer.
Larutan buffer harus mengandung konsentrasi asam yangcukup
tinggi untuk bereaksi denganion OH- yang ditambahkan kepadanyadan
harus mengandung konsentrasi basa yang sama tingginya untuk bereaksi
dengan ion H+ yang ditambahkan. Selain itu, komponen asam dan basa
dari buffer tidak boleh saling menghabiskan dalam satu reaksi penetralan.
Persyaratan ini dipenuhi oleh pasangan asam-basa konjugat (asam lemah
dan basa konjugatnya atau basa lemah dan asam konjugatnya).
Larutan buffer sederhanadapat dibuat dengan menambahkan asam
asetat (CH3COOH) dan natrium asetat (CH 3COONa) dalam jumlah yang
sama ke dalam air. Konsentrasi kesetimbangan baik asam maupun basa
konjugat (dari CH3COONa) diasumsikan sama dengan konsentrasi
awalnya. Hal ini karena CH3COOH adalah asam lemah dan
dihidrolisisinCH3COO- sangat kecil dan keberadaan ionCH3COO-
menekan ionisasi CH3COOH dan keberadaan CH3COOH menekan
hidrolisisionCH3COO-.
Larutan yang mangandung kedua zat ini mampu menetralkan
asam atau basa yang ditambahkan. Natrium asetat, suatu elektrolit kuat,
terioniasi sempurna dalam air.
CH3COONa(s) ⟶ CH3COO-(aq) + Na+(aq)
Jika yang ditambahkan adalah asam, ion H + akan dikonsumsi oleh
basa konjugat dalam buffer, CH3COO-, berdasarkan persamaan
CH3COO-(aq) + H+ ⟶ CH3COOH(aq)
Jika yang ditambahkan ke dalam sistem buffer adalah basa, ion
OH- akan dinetralkan oleh asam dalam buffer :
CH3COO-(aq) + OH- ⟶ CH3COO-(aq) + H2O(aq)
Kapasitas buffer yaitu keefekifan larutan buffer, bergantung pada
jumlah asam dan basa konjugat yang menyusun buffer tersebut. Semakin
besar jumlahnya, semakin besar kapasits buffernya.
na
[H+] =ka
ng

21
nb
[OH-] =kb
ng

Titrasi Volumetri dan Argentometri


1. Titrasi Volumetri
Titrasi adalah suatu metode penentuan kadar (konsentrasi) suatu
larutan baku dengan larutan lain yang telah diketahui konsentrasinya”.
Titrasi asam-basa sering disebut juga dengan titrasi netralisasi. Reaksi
netralisasi terjadi antara ion hidrogen sebagai asam dengan ion
hidroksida sebagai basa dan membentuk air yang bersifat netral.
Berdasarkan konsep lain reaksi netralisasi dapat juga dikatakan sebagai
reaksi antara donor proton (asam) dengan penerima proton (basa).
 Titrasi asam kuat-basa kuat
Reaksi antara asam kat (misalnya HCl) dan basa kuat (misalnya
NaOH) dapat dinyatakan dengan
NaOH(aq) + HCl(aq) ⟶ NaCl(aq) + H2O(l)
Misalkan kita memasukkan larutan NaOH 0,100 M (dari sebuah
buret) ke dalam labu Erlenmeyer yang mengandung 25,0 mL HCl
0,100 M. unuk mudahnya kita hanya akan menggunakantga angka
signiikan untuk volume dan konsentrasi serta dua angka signifikan
untuk pH. Gambar menunjukkan profil pH dari titrasi. Sebelum
penambahan NaOH, pH asam adalah –log(0,100) ata 1,00. Ketika
NaOH ditambahkan, pHlarutan mula-mula meningkat perlahan.
Mendekatititikekuivalen, pH mulai meningkat tajam dan
padatitikekuivalen kurva meningkat hampirvertikal. Dalam titrasi asam
kuat-basa kuat baik konsentrasi ion hydrogen maupun ion hidroksida
sangatsedikit pada titik ekuivalen. Akibatnya penambahan setetes basa
saja dapat menyebabkan peningkatan tajam dalam [OH-] dan pH
larutan. Sesudah titik ekuivalen pH meningkat lagi perlahan-lahan
dengan penambahan NaOH.

22
 Titrasi asam lema-basa kuat
Perhatikan reaksi penetralan antara asam asetat (asam lemah)
dan natrium hidroksida (basa kuat) :
CH3COOH(aq) +NaOH(aq) ⟶ CH3COONa(aq) + H2O(l)
Ion asetat mengalami hidrolisis sebagai berikut :
CH3COO-(aq) + H2O(l) ⇌ CH3COOH(aq)+ OH-(aq)

Jadi pada titik ekuivalen ketika hanya terdapat naatrium asetat


saja, pH akan lebih besar daripada 7 sebagai akibat kelebihan
pembentukan ion OH-.

23
 Titrasi asam kuat-basa lemah
Perhatikan titrasi HCl, asam kuat dengan NH 3 basa lemah
berikut :
HCl(aq) + NH3(aq) ⟶ NH4Cl(aq)
Padatitik ekuivalen, pH-nya lebih kecil daripada 7 karena
hidrolisis ion NH4+.
NH4+(aq) + H2O(l) ⇌ NH3(aq)+ H3O+(aq)
Karena larutan ammonia berair mudah menguap, akan lebih
mudah apabila asam klorida yang ditambahkan dariburet ke larutan
ammonia.

24
2. Indikator Asam Basa
Indikator adalah senyawa yang sensitif (berubah warna) pada
saat analit habis atau pada saat titran berlebih. Indikator dapat
menunjukkan perubahan warna pada saat tercapai titik ekivalen dengan
jarak perubahan warna. Selain indikator tunggal yang digunakan dalam
titrasi asam-basa terdapat pula pemakaian indikator campuran dengan
tujuan perubahan warna TAT yang tajam.
Asam lemah atau basa lemah (senyawa organik) yang dalam
larutannya warna molekul-molekulnya berbeda dengan warna ion-
ionnya. Suatu indikator merupakan asam atau basa lemah yang
berubah warna diantara bentuk terionisasinya dan bentuk tidak
terionisasinya. Kisaran penggunaan indikator adalah unit pH disekitar
nilai pKa-nya.

3. Argentometri
Argentometri berasal dari bahasa latin Argentum, yang berarti
perak. Argentometri adalah titrasi pengendapan sampel yang dianalisis
dengan menggunakan ion perak. Biasanya, ion – ion yang ditentukan
dalam titrasi ini adalah ion Halida (Cl-, Br-, I-), atau untuk lebih jelas

25
yang dimaksud pada titrasi argentometri yaitu suatu analisa volumetric
yang didasarkan pada reaksi pengendapan dengan AgNO3 sebagai
larutan standar penentuan khlor, brom dapat dilakukan dengan
mentitrasi halogenida tersebut dengan AgNO3 dengan
menggunakan indicator kalium khromat, ion khromat akan bereaksi
dengan ion perak bila seluruh Cl telah diendapkan secara kuantitatif
oleh ion Ag sehingga titik akhir titrasi ditandainya dengan
terbentuknya endapan merah dari Ag2CrO4.
Titrasi pengendapan adalah golongan titrasi dimana hasil
titrasinya merupakan endapan atau garam yang sukar larut. Prinsip
dasarnya adalah reaksi pengendapan yang cepat mencapai
kesetimbangan dan untuk mendapatkan hasil titik akhir titrasi maka
perlu ditambahkan indikator. Titrasi yang melibatkan reaksi
pengendapan hampir tak sebanyak titrasi yang melibatkan
reaksi asam basa dalam analisis titrimetri. Presipitimetri adalah cara
titrasi dimana terjadi endapan. Contoh:
AgNO3 + NaCl → AgCl + NaNO3
a. Metode – metode Argentometri
Metode Titrasi Argentometri Pada umumnya titrasi argentometri
dapat dibedakan atas tiga metode berdasarkan indikator yang dipakai
dalam titrasi tersebut, yaitu:
 Metode Mohr (Indikator Kalium Kromatografi (K2CrO4)) Titrasi
argentometri dengan menggunakan indikator ini biasa disebut
sebagai Argentoetri dengan metode Mohr. Ini merupakan titrasi
langsung titrant dengan menggunakan larutan standar AgNO3.
Titik akhir titrasi diamati dengan terbentuknya endapan Ag2CrO4
yang berwarna kecoklatan.
 Metode Volhard (Indikator Fe3+) Titrasi argentometri dengan
indikator ini disebut sebagai titrasi argentometri dengan metode
volhard. Titrasi ini merupakan titrasi tidak langsung dimana
larutan standar AgNO3 ditambahkan secara berlebih dan
kelebihan ini dititrasi dengan larutan standar SCN-.

26
 Metode Fajans (Indikator Adsorbsi) Titrasi argentometri dengan
indicator adsorbsi disebut sebagai titrasi argentometri dengan
menggunakan metode Fajans. Indikator yang dipakai adalah
indikator adsorbsi. Dimana indikator ini akan berubah warnanya
jika teradsorbsi pada permukaan endapan.
b. Kelebihan dan Kekurangan Titrasi Argentometri
Titrasi pengendapan adalah analisis titrimetri berdasarkan proses
terbentuknya endapan antara reagen dengan analit dan reagen
dengan indicator dengan warna yang berbeda. Hal dasar yang
diperlukan dari titrasi pengendapan adalah pencapaian
keseimbangan pembentukan yang cepat setiap kali titran
ditambahkan pada analit, tidak adanya interferensi yang
mengganggu titrasi, tetapi ditambah dengan titik akhir titrasi
yang mudah diamati. Adapun dalam titrasi pengendapan
terdapat kelebihan dan kekurangan
yang signifikan, diantaranya:
 Jumlah metode titrasi pengendapan tidak sebanyak titrasi
asam – basa ataupun titrasi reduksi – oksidasi (redoks).
 Kesulitan dalam mencari indikator yang sesuai dalam titrasi
pengendapan. Komposisi endapan pada titrasi pengendapan
sering kali tidak diketahui pasti, terutama jika terdapat efek
kopresipitasi.

27
KESIMPULAN
1. Tetapan kesetimbangan air adalah Kw dengan rumus: Kw =[H+]

[OH_]

2. Dalam air murni (netral), perbandingan ion H+ dan OH- adalah [H+]

= [OH-]
3. Pengaruh penambahan asam pada air murni, menyebabkan

perbandingan ion H+ dan OH- menjadi [H+] > [OH-]


4. Pengaruh penambahan basa pada air murni, menyebabkan

perbandingan ion H+

dan OH- menjadi [H+] < [OH-]

5. Cara menghitung konsentrasi ion H+ dan OH- dalam


larutan asam kuat menggunakan rumus:

Sedangkan untuk konsentrasi ion OH- menggunakan rumusan Kw.

6. Cara menghitung konsentrasi ion H+ dan OH- dalam

larutan basa kuat menggunakan rumus:

Sedangkan untuk konsentrasi ion H+ menggunakan rumusan Kw.

7. Cara menghitung konsentrasi ion H+ dan OH- dalam larutan


asam lemah menggunakan rumus:

8. Indikator asam basa adalah senyawa yang dapat memberikan warna


berbeda ketika dikenai suatu asam atau basa.
9. Indikator berdasarkan asalnya dibedakan menjadi indikator alami dan
indikator hasil sintesis di laboratorium.

28
10. Indikator alami bisa dibuat dari tanaman yang berwarna cerah atau
terang, misalnya bunga atau sayur yang berwarna terang.
DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond, Kimia Dasar : Konsep-Konsep Inti Jilid 2, Jakarta: Erlangga,


2010.
Petrucci, Ralph H. Kimia Dasar, Jilid 2, Cet. Ke4, terj. Suminar Achmadi, Jakarta:
Erlangga, 1987.
Keenan, C.W., Kleinfelter, D.C., dan Wood, J.H., 1980, Ilmu Kimia Untuk
Universitas, Jilid I, Edisi Keenam, Erlangga, Jakarta.

29
GLOSARIUM
Asam kuat : asam yang merupakan elektrolit kuat
Asam lemah : asam yang merupakan elektrolit lemah
Basa kuat : basa yang bersifat elektrolit kuat
Basa lemah : basa yang merupakan elektrolitlemah
Basa lewis : zat yang dapat menyumbangkan sepasang elektron

30
SOAL SOAL BAHAN AJAR KIMIA ( ASAM
BASA,HIDROLISIS,PENYANGGA,TITRASI ASAM BASA DAN KSP )

SOAL OBJEKATIF

1. Kelompok senyawa berikut yang dapat bertindak sebagai basa Lewis adalah ….
A. NH3, BF3, PCl5
B. NH3, H2O, SO2
C. BF3, BeCl2, CO2
D. BF3, SF6, PCl5
E. SF6, SO2, CO2
2. Dari reaksi-reaksi asam basa Bronsted – Lowry berikut, H 2SO4 yang bersifat basa
terdapat pada reaksi …. −¿¿
+¿+ HSO
A. H 2 SO 4 + H 2 CO3 ⇄ H 3 CO3
¿ 4

−¿¿

B. H 2 SO 4 +CH 3 COOH ⇄ CH 3 COOH 2


+¿+HSO 4 ¿
−¿+ HCl¿

C. H 2 SO4 +Cl−¿ ⇄ HSO 4 ¿


−¿+ H 3 PO 4 ¿

D. H 2 SO 4 + H 2 PO 4−¿⇄ HSO ¿ 4

+¿ ¿
−¿+ H SO ¿
E. H 2 S O 4 + HClO 4 ⇄ClO 4 3 4

3. Sebanyak 1,12 Liter gas NH3 (STP) dialirkan ke dalam 1 Liter air, dan terionisasi
2%, maka pH larutan tersebut adalah ….
A. 13,0
B. 12,0
C. 11,0
D. 10,5
E. 10,0

4. Perhatikan senyawa dalam kehidupan sehari-hari sebagai berikut :


a. Cuka 4) Deterjen
b. Air aki 5) Sabun mandi
c. Kopi 6) antasida /
obat sakit magh Dari data tersebut
yang bersifat asam adalah ….
A. 1, 2 dan 3
B. 1, 2 dan 6
C. 2, 3 dan 5
D. 3, 4 dan 5
E. 4, 5 dan 6

5. Perhatikan data sebagai berikut:


Lakmus Lakmus
Larutan merah biru
I Tetap Merah
II Biru Tetap
III Tetap Merah
IV Biru Tetap
V Tetap Tetap

31
Yang termasuk larutan asam adalah...
A. I dan II
B. I dan III
C. II dan IV
D. III dan IV
E. IV dan V

6. Jika 100 mL larutan HCl yang pH-nya 2 dicampurkan dengan 100 mL larutan
NaOH yang pH-nya 11, maka akan diperoleh larutan campuran dengan pH ….
A. 3 – log 5,0
B. 3 – log 4,5
C. 4 – log 4,5
D. 10 + log 4,5
E. 11 + log 4,5

7. Diketahui trayek perubahan warna dari beberapa indicator

Untuk menentukan pH suatu larutan dilakukan suatu percobaan sebagai


berikut. Larutan X ditetesi MM berwarna jingga, dengan BTB berwarna
kuning, dengan MO berwarna kuning dan dengan PP tak berwarna.
Maka pH larutan tersebut diperkirakan sebesar …

A. 3,1 < pH < 4,2


B. 4,4 < pH < 6,0
C. 6,0 < pH < 6,2
D. 6,2 < pH < 7,6
E. 7,6 < pH < 8,3

8. Perhatikan warna suatau indikator universal di bawah ini:

Warna merah jingga kuning hijau biru nila ungu


pH 4 5 6 7 8 9 10

Warna indikator akan menjadi jingga bila dimasukkan ke dalam …


a. Asam lemah
b. Asam kuat
c. Basa lemah
d. Basa kuat
e. Netral

9. Ke dalam 10 mL larutan CH3COOH 0,1 M (Ka = 10-5) ditambahkan air sehingga


volume tertentu, ternyata pH larutan setelah pengenceran adalah 4, maka volume
air yang ditambahkan adalah….
A. 10.000 mL
B. 9.990 mL
C. 9.900 mL

32
D. 1.000 mL
E. 990 Ml
10. Campuran larutan berikut ini yang menghasilkan larutan dengan pH > 7,
adalah…
A. 50 ml CH3COOH 0,1 M + 25 ml NaOH 0,20 M
B. 50 ml CH3COOH 0,1 M + 25 ml Ca(OH)2 0,05 M
C. 50 ml CH3COOH 0,1 M + 25 ml NaOH 0,1 M
D. 50 ml CH3COOH 0,1 M + 50 ml CH3COONa 0,10 M
E. 50 ml CH3COOH 0,1 M + 50 ml (CH3COO)2Ca 0,10 M

11. Garam berikut, larutannya dalam air mengalami hidrolisis, kecuali…


A. Tembaga (II) sulfat
B. Natrium bikarbonat
C. Barium klorida
D. Amonium klorida
E. Kalium asetat

12. Dari reaksi asam dan basa berikut ini yang mengalami hidrolisis parsial dan
bersifat basa adalah…
A. 10 ml NaOH 0,20 M + 10 ml CH3COOH 0,10 M
B. 10 ml NaOH 0,20 M + 10 ml CH3COONa 0,20 M
C. 10 ml NaOH 0,20 M + 10 ml CH3COOH 0,15 M
D. 10 ml NaOH 0,20 M + 10 ml CH3COOH 0,30 M
E. 10 ml NaOH 0,20 M + 10 ml (CH3COO)2 Ca 0,10 M

13. Sebanyak 3,28 gram CH3COONa (Ka CH3COOH = 2 x 10-5) dilarutkan dalam air
sampai volume larutan 50 ml, maka besarnya pH larutan adalah…
A. 10 – log 2
B. 10 – log 5
C. 9 + log 5
D. 8 + log 5
E. 8 – log 2

14. Ke dalam air dilarutkan 0,107 gram NH4Cl (Mr = 53,5) sampai volume larutan 1
liter (Kb NH3 = 2 x 10-5), maka persentasi garam yang terhidrolisis adalah…
A. 5,00 %
B. 2,00 %
C. 0,50 %
D. 0,15 %
E. 0,05 %

15. Diketahui beberapa sifat larutan sebagai berikut :


(1). pH nya berubah dengan penambahan sedikit asam atau basa kuat
(2). pH nya tidak berubah bila diencerkan
(3). pH nya tidak berubah dengan penambahan sedikit asam atau basa kuat
(4). pH nya berubah bila diencerkan
Yang merupakan sifat larutan buffer adalah . . .
A. (1), (2) dan (3)
B. (1), (2) dan (4)
C. (1) dan (2)
D. (2) dan (3)
E. (3) dan (4)

33
16. Campuran berikut menghasilkan larutan penyangga, kecuali . . .
A. 100 ml NH4OH 0,1 M + 100 ml NH4Cl 0,1 M
B. 100 ml CH3COOH 0,2 M + 100 ml NaOH 0,1 M
C. 100 ml NH4OH 0,2 M + 100 ml HCl 0,1 M
D. 100 ml CH3COOH 0,1 M + 100 ml CH3CONa 0,1 M
E. 100 ml CH3COOH 0,1 M + 100 ml NaOH 0,1 M

17. Dicampurkan 200 ml larutan NH 4OH 0,1 M (Kb =10-5) dengan 100 ml larutan
NH4Cl 0,1 M, maka pH berubah dari . . .
A. 11 menjadi 9 – log 2
B. 11 menjadi 9 + log 5
C. 11 menjadi 10 – log 5
D. 12 menjadi 9 + log 2
E. 12 menjadi 10 – log 5

18. Jika ke dalam 1 Liter larutan asam lemah (HX) 0,2 M yang pHnya 2,5 – log 2
ditambahkan 4 gr NaOH (Mr = 40) padat, maka pH larutan campuran
menjadi . . .
A. 4- log 2,0
B. 4 – log 2,5
C. 4 + log 2,0
D. 5 – log 2
E. 5 – log 4

19. Bila hasil kali kelarutan dari perak kromat (Ag 2CrO4) adalah X, maka kelarutan
zat itu dalam air adalah ...
1 1 1 1
A. ( X D. ( X 3
2 ¿3 2 ¿
1 1 1 2
B. ( X E. ( X 3
4 ¿2 4 ¿
1 1
C. ( X
4 ¿3

20. Pada suhu tertentu kelarutan 33,2 mgr Ag 2CrO4 (Mr = 332) larut dalam air murni
membentuk 1 L larutan jenuh. Hasil kali kelarutan Ag 2CrO4 pada suhu tersebut
adalah ...
A. 1,0 x 10−12
B. 4,0 x 10−12
C. 4,0 x 10−16
D. 4,0 x 10−16
E. 3,2 x 10−16

21. Pada suhu tertentu dalam 100 ml larutan terlarut 1,88 mgr MgCO 3 (Mr = 94),
maka kelarutan MgCO3 dalam larutan MgCl2 0,01 M adalah ...
A. 4 x 10−6
B. 2 x 10−6
C. 1 x 10−6
D. 4 x 10−5

34
E. 2 x 10−5

22. Diketahui Ksp dari beberapa senyawa sebagai berikut :


1. Ag3PO4 (Ksp = 2,8 x 10−18 )
2. BaCrO4 (Ksp = 2,4 x 10−10 )
3. Ni(OH)2 (Ksp = 1,6 x 10−14 )
4. MnCO3 (Ksp = 5 x 10−10 )
5. Mn(OH)2 (Ksp = 1,2 x 10−11 )
Urutan kelarutan senyawa-senyawa tersebut di atas dari yang besar ke yang kecil
adalah ...
A. (4),(2),(5),(3),(1)
B. (5),(4),(1),(3),(2)
C. (4),(2),(1),(5),(3)
D. (5),(3),(4),(2),(1)
E. (5),(3),(4),(1),(2)

SOAL ESSAY

1. 500 ml larutan yang terdiri dari campuran larutan CH3COOH 0,1 M (Ka =
2x10-5) dengan larutan KOH 0,2 M, mempunyai pH larutan campuran 5-
log 2, maka tentukan volume masing-masing larutan dalam campuran
tersebut !

2. Sebanyak 19,6 gram CH3COOK (Mr=98) dilarutkan ke dalam air


hinggavolumenya menjadi 500 ml . Jika Ka CH 3COOH=10-5, Hitunglah
pH larutan CH3COOK tersebut!
3. Suatu larutan yang mengandung Mn(NO3)2, Fe(NO3)2 dan Ni(NO3)2 masing-
masing 0,01 M ditambahkan NaOH hingga pH=9. Berdasarkan data Ksp berikut :
Ksp Mn(OH)2 = 1,2 x 10−11
Ksp Fe(OH)2 = 2,0 x 10−15
Ksp Ni(OH)2 = 1,6 x 10−14
Maka tentukanlah larutan hidroksida yang mengendap !
4. Berapakah massa magnesium hidroksida yang diperlukan untuk mencapai
titik ekivalen jika bereaksi dengan 10 mL asam sulfida 4 M? (Ar H=1,
O=16, S=32, dan Mg=24)
5. Sebanyak 50 mL larutan HCl 0,1 M ditetesi dengan larutan NaOH 0,1 M.
hitunglah pH larutan pada saat :
a. Sebelum penambahan larutan NaOH
b. Volum larutan NaOH yang ditambahkan 25 mL
c. Volum larutan NaOH yang ditambahkan 50 mL
d. Volum larutan NaOH yang ditambahkan 100 mL

35

Anda mungkin juga menyukai