Anda di halaman 1dari 12

Dalam kehidupan sehari-hari, anda tentu pernah menyantap buah-buahan, seperti jeruk,

lemon, atau mangga. bagaimanakah rasanya? Kadang-kadang, buah-buahan tersebut


rasanya asam. Lain halnya jika secara tidak sengaja air sabun terminum oleh anda. Anda
pasti akan merasakan pahit. Apakah yang menyebabkan perbedaan rasa tersebut?
Rasa makanan yang berbeda-beda disebabkan sifat kimia makanan tersebut, yaitu asam,
basa, atau netral. jeruk, lemon, dan mangga bersifat asam, sedangkan air sabun bersifat
basa.
 Apakah asam dan basa itu?
 Bagaimana cara mengenal dan membedakan asam dan basa?
 Apakah yang terjadi jika senyawa asam dan basa direaksikan?
 Bagai mana cara menentukan derajat kekuatan asam dan basa?

Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut akan anda temukan dalam uraian bab ini.
Istilah asam berasal dari bahasa latin “Acetum”, yang berarti cuka (zat utama dalam cuka
asam asetat). Adapun istilah basa (Álkali), berasal dari bahasa Arab yang berarti abu.

Teori Asam-Basa

Teori Asam- Teori Asam-Basa Teori Asam-


Basa Arrhenius Bronsted Lowry Basa Lewis

A. Teori Asam-Basa Arrhenius (1807)

 Pengertian Asam
Asam adalah senyawa kimia yang apabila dilarutkan dalam air akan
menghasilkan/melepaskan ion H+ (Arrhenius)
Contoh :
HCl(aq) H+(aq) + Cl-(aq)
HNO3(aq) H+(aq) + NO3-(aq)
H2SO4(aq) 2H+(aq) + SO42-(aq)
Berdasarkan jumlah ion H yang dapat dilepaskan, senyawa asam dikelompokan ke
+

dalam beberapa jenis. Yaitu:


- Asam monoprotik, yaitu senyawa asam yang melepaskan satu ion H+.
Contoh: HCL(aq) H+(aq) + Cl-(aq)
HBr(aq), HNO3(aq), HF(aq), dan CH3COOH(aq)
- Asam diprotik, yaitu senyawa asam yang melepaskan dua ion H+.
Contoh: H2SO4(aq) 2H+(aq) + SO42-(aq)
H2CO3(aq).
- Asam triprotik, yaitu senyawa asam yang melepaskan tiga ion H+.
Contoh: H3PO4(aq) 3H+(aq) + PO43-(aq)
Asam diprotik dan triprotik dikenal juga dengan istilah asam poliprotik, yaitu asam yang
memiliki lebih dari satu atom H.

 Pengertian Basa
Basa adalah senyawa kimia yang apabila dilarutkan dalam air akan
menghasilkan/melepaskan ion OH- (Arhenius)
Contoh :
NaOH(aq) Na+(aq) + OH-(aq)
KOH(aq) K+(aq) + OH-(aq)
Ca(OH)2(aq) Ca2+ + 2OH-(aq)
Berdasarkan jumlah gugus OH- yang diikat, senyawa Basa dikelompokkan ke dalam
beberapa jenis. Yaitu:
- Basa monohidroksi, yaitu senyawa basa yang memiliki satu gugus OH-.
Contoh: NaOH(aq), KOH(aq), dan NH4OH(aq).
- Basa dihidroksi, yaitu senyawa basa yang memiliki dua gugus OH-.
Contoh: Ca(OH)2, Ba(OH)2(aq).
- Basa trihidroksi, yaitu senyawa basa yang memiliki tiga gugus OH-.
Contoh: Al(OH)3(aq), dan Fe(OH)3(aq).
Basa dihidroksi dan trihidroksi dikenal juga dengan istilah basa polihidroksi, yaitu basa
yang memiliki lebih dari satu gugus OH-.

 Pengujian Ion H+ dan OH- dalam Larutan


Berdasarkan pengertian asam-basa menurut Arrhenius, suatu senyawa bersifat asam
dalam air karena adanya ion H+. Adapun suatu senyawa bersifat basa dalam air karena
adanya ion OH-. Bagaimanakah cara mengetahui adanya H+ atau OH- dalam suatu
larutan?
Untuk mengetahui apakah suatu larutan mengandung ion H+ atau ion OH -, dapat
digunakan kertas lakmus. Ada dua jenis kertas lakmus, yaitu lakmus merah dan lakmus
biru.
Adanya ion H+ dalam larutan (bersifat asamnya suatu larutan) dapat diketahui dengan
berubahnya warna lakmus biru menjadi merah atau lakmus merah tidak berubah warna
setelah dicelupkan kedalam larutan yang akan di uji tersebut.
Sedangkan adanya ion OH- dalam larutan (bersifat basanya suatu larutan) dapat diketahui
dengan berubahnya warna kertas lakmus merah menjadi biru atau lakmus biru tidak
berubah warna setelah dicelupkan kedalam larutan yang akan di uji tersebut.
B
M

Asam Basa
M

B
B

B. Teori Asam-Basa Bronsted-Lowry (1923)


Teori asam-basa Arrhenius hanya terbatas untuk senyawa asam-basa dalam pelarut air.
Menurut arrhenius, air bertindak sebagai pelarut yang bersifat netral.
Teori asam-basa yang lebih luas dan tidak terbatas hanya pada senyawa asam-basa dalam
pelarut air adalah teori asam-basa yang dikemukakan oleh Johanes N. Bronsted dan
Thomas M. Lowry. Pada tahun 1923, dua ilmuwan yang bekerja secara terpisah ini
mengemukakan teori yang sama mengenai asam dan basa.

 Pengertian Asam dan Pengertian Basa


Menurut Bronsted dan Lowry, asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (donor
ion H+), sedangkan basa adalah suatu zat yang dapat menerima proton (akseptor ion H +).
Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa jika terdapat zat yang bersifat asam
(memberi proton), harus terdapat zat yang bersifat basa (menerima proton), demikian
pula sebaliknya.
Contoh I :
H2O(l) + HCL(aq) H3O+(aq) + Cl-(aq)
Reaksi ke kanan:
Senyawa HCl memberikan ion H+ pada H2O, berarti HCl bersifat asam.
Senyawa H2O menerima ion H+ dari HCl, berarti H2O bersifat basa.
Reaksi ke kiri:
Ion Cl- menerima ion H+ dari H3O+, berarti Cl- bersifat basa. Ion H3O+ memberikan ion
H+ pada Cl-, berarti H3O+ bersifat asam.
HCl bersifat asam dan Cl- bersifat basa. HCl dan Cl- merupakan pasangan asam-basa
dikenal dengan istilah asam-basa konjugasi. Cl- merupakan basa konjugat HCl,
sebaliknya HCl merupakan asam konjugat Cl-.
H2O bersifat basa dan H3O+ bersifat asam. H2O dan H3O merupakan pasangan asam-basa
yang dikenal dengan istilah asam-basa konjugasi.
H3O+ merupakan asam konjugat H2O, dan H2O merupakan basa konjugat H3O+.

H+ bertambah

HCL(aq) + H2O(l) Cl-(aq) + H3O+(aq)


Asam Basa Basa konjugat asam konjugat

H+ berkurang

Contoh II :
NH3(aq) + H2O NH4+(aq) + OH-(aq)
Reaksi kekanan: NH3 menerima H+ dari H2O, berarti NH3 bersifat basa. H2O memberikan
H+ pada NH3, berarti H2O bersifat asam.
Reaksi kekiri: NH4+ memberikan ion H+ pada OH-, berarti NH4+ bersifat asam.OH-
menerima ion H+ dari NH4+, berarti OH- bersifat basa. Pasangan asam-basa konjugasi
adalah: NH3 dengan NH4+ dan H2O dengan OH-.
Pada kedua contoh persamaan reaksi diatas, terlihat bahwa H2O yang bereaksi dengan
HCl bersifat basa, sedangkan H2O yang bereaksi dengan NH3 bersifat asam. Senyawa
seperti ini disebut senyawa yang bersifat amfiprotik, artinya dapat bersifat sebagai asam
dan dapat juga bersifat sebagai basa.

Berdasarkan teori asam-basa Bronsted-Lowry ini, banyak senyawa atau spesi yang
bersifat amfiprotik. Misalnya senyawa HF. Menurut teori Arrhenius HF bersifat asam
lemah, sedangkan menurut teori Bronsted-Lowry dapat bersifat asam atau basa,
bergantung pada pasangan reaksinya.

Contoh III : HFaq) + H2O(aq) F-(aq) + H3O+(aq)


Pasangan asam-basa konjugasi adalah HF dengan F- dan H2O dengan H3O+.

Contoh IV: HF(aq) + HCl(aq) H2F+(aq) + Cl-(aq)


Pasangan asam-basa konjugasi, yaitu HF dengan HF- dan HCl dengan Cl-.
Berdasarkan kedua contoh diatas senyawa HF dapat bersifat asam atau basa bergantung
pada pasangan reaksinya. Dengan demikian, senyawa HF bersifat amfiprotik.

 Keunggulan Teori Asam-Basa Bronsted-Lowry


Berbeda dengan teori asam-basa Arrhenius, dalam teori asam-basa Bronsted-Lowry
setiap zat tidak ada yang bersifat netral. Menurut Bronsted-Lowry, setiap zat akan
bersifat asam atau basa bergantung pada apakah zat tersebut menerima atau melepaskan
proton (ion H+). Teori asam-basa Bronsted-Lowry bersifat luas, tidak hanya bergantung
pada pelepasan ion H+ atau ion OH-. Misalnya, senyawa NH3 atau ion NH2-. Senyawa
tersebut sukar ditentukan sifat asam atau basa jika berdasarkan teori asam-basa
Arrhenius. Adapun berdasarkan teori asam-basa Bronsted-Lowry, senyawa NH 3 atau ion
NH2- dapat ditentukan sifatnya sesuai pasangan reaksinya.

 KelemahanTeori Asam-Basa Bronsted-Lowry


Kelemahan teori ini adalah bahwa untuk pelarut yang tidak mengandung proton tidak
dapat digunakan. Selain itu, sifat suatu zat tidak pasti, sangat bergantung pada pasangan
reaksinya. Misalnya, air dapat bersifat basa jika bereaksi dengan CH 3COOH dan bersifat
asam jika bereaksi dengan NH3.

Soal-soal
 Tuliskan Reaksi senyawa berikut ketika dilarutkan kedalam air!
- HF(aq), CH3COOH(aq), H2CO3(aq)
- KOH(aq), dan NH4OH(aq), Ba(OH)2(aq), Al(OH)3(aq), dan Fe(OH)3(aq).
 Kedalam suatu larutan dicelupkan kertas lakmus biru, warna kertas lakmus biru
tersebut tidak berubah. Bagaimana sifat larutan tersebut, asam atau basa? Jelaskan
alasan anda!.
 Tentukan asam konjugat dari HCO3- dan basa konjugat dari HCO3-.
 Tentukan reaksi dan pasangan asam basa konjugasi dari spesi berikut
- HNO3(aq) + H2O(l)
- HSO4-(aq) + NH3(aq)
- CO32-(aq) + HCl(aq)
C. Teori Asam-Basa Lewis (1923)

 Pengertian Asam dan Pengertian Basa


Menurut Lewis, asam adalah partikel (ion atau molekul) yang dapat bertindak sebagai
penerima (akseptor) pasangan elektron, sedangkan basa adalah partikel (ion atau
molekul) yang dapat bertindak sebagai pemberi (donor) pasangan elektron. Reaksi asam-
basa menurut teori Lewis berkaitan dengan transfer pasangan elektron yang terjadi pada
ikatan kovalen koordinasi.
Contoh I:
H H +

H N + H+ H N H

H H

Berdasarkan reaksi tersebut, NH3 bertindak sebagai basa dan H+ bertindak sebagai asam.
Contoh II:
F H F H

F B + N H F B N H

F H F H
Pada reaksi antara BF3 dan NH3, BF3 bertindak sebagai asam, sedangkan NH3 bertindak
sebagai basa.

 Keunggulan Teori Asam-Basa Lewis


Keunggulan teori asam-basa Lewis adalah dapat menggambarkan asam-basa yang tidak
dapat digambarkan oleh Arrhenius dan Bronsted-Lowry. Teori asam-basa Lewis
memperluas pengertian asam-basa. Menurut Lewis, asam-basa bukan hanya pelepasan
ion H+ atau OH- atau transfer proton (ion H+), melainkan senyawa yang reaksinya
melibatkan pasangan elektron.

 KelemahanTeori Asam-Basa Lewis


Kelemahan teori ini adalah sukar menggambarkan reaksi asam-basa, seperti reaksi antara
ion Fe3+ dan ion CN- karena keduanya tidak melibatkan ion H+ atau ion OH-. Selain itu,
teori ini juga agak sukar menentukan kekuatan asam atau basa dari reaksi yang terjadi.

 Apa yang dimaksud asam dan basa menurut Lewis?


 Tentukan Spesi mana yang bertindak sebagai asam dan basa pada reaksi berikut?
- AlCl3 + Cl- AlCl4-
- SO2 + OH -
HSO3-
A. Sifat Larutan Asam dan Basa.

 Mengidentifikasi sifat larutan asam dan basa dengan berbagai indikator.


Sifat asam atau basa suatu senyawa dapat diketahui dengan cara mencicipi. Namun,
pengenalan dengan cara ini berisiko tinggi karena ada senyawa asam atau basa yang
bersifat racun. Pengenalan senyawa asam dan basa dapat dilakukan menggunakan kertas
lakmus dan indikator asam-basa.

- Kertas lakmus
Pada pembahasan sebelumnya telah diketahui bahwa sifat dari asam adalah memerahkan
kertas lakmus (Lakmus merah tetap berwarna merah, sedangkan lakmus biru berubah
warnanya menjadi merah). sedangkan sifat dari basa adalah membirukan kertas lakmus
(Lakmus Biru tetap berwarna biru dan lakmus merah berubah warnanya menjadi biru).

- Kertas pH dan Kertas Indikator Universal


Kertas lakmus hanya berfungsi menentukan apakah suatu zat bersifat asam atau basa.
Lakmus merah dan lakmus biru tidak dapat menunjukan berapa harga pH secara tepat.
Adapun ikertas pH, kertas indikator universal, indikator asam-basa, atau pH meter, dapat
digunakan untuk mengukur nilai atau harga pH suatu larutan secara tepat.
Kertas indikator tersebut dicelupkan pada larutan yang akan ditentukan nilai pH-nya.
Ketika sudah tercelup, warna-warna pada kertas akan berubah warna. Keempat garis
warna yang berubah dicocokan dengan skala pH dari 0 sampai 14 yang terdapat pada
kemasan kertas indikator.

- Indikator Asam-Basa
Indikator asam-basa adalah suatu zat yang memberikan warna berbeda pada larutan asam
dan larutan basa. Dengan adanya perbedaan warna tersebut, indikator dapat digunakan
untuk mengetahui apakah suatu zat bersifat asam atau basa. Berikut beberapa contoh
indikator beserta perubahan warnanya pada larutan asam atau basa.

Warna Setelah Ditambahkan Indikator


Indikator
Larutan Asam Larutan Basa Larutan netral
Fenolftalein Tidak berwarna Merah muda Tidak berwana

Bromtimol Kuning Biru Biru

Metil merah Merah Kuning Kuning

Metil jingga Merah Kuning Kuning


B. pH Larutan
Semakin besar konsentrasi H+ atau [H+ ] maka semakin besar sifat asamnya (semakin
kuat asam tersebut). Sebaliknya, semakin besar konsentrasi OH- atau [OH-], semakin
besar sifat basanya.
Namun dalam kenyataannya nilai dari [H+ ] dan nilai dari [OH-] biasanya sangat kecil dan
cara penulisannya tidak sederhana seperti 0,006 mol L -1 atau 0,008 mol L-1. Untuk
menghindari kesulitan-kesulitan yang dapat ditimbulkan oleh penggunaan angka-angka
yang tidak sederhana ini, pada tahun 1909 Sorensen (seorang ahli biokimia dari
Denmark) mengajukan penggunaan istilah pH untuk menyatakan derajat atau tingkat
keasaman larutan tersebut.
Nilai pH diperoleh dari rumus pH = -log [H +]. Semakin kecil harga pH semakin kuat
asam tersebut, dan semakin besar harga pH semakin lemah asam tersebut.
Sama hal-nya dengan pH, untuk larutan basa berlaku pOH = -log [OH -]. Semakin kecil
harga pOH semakin kuat basa tersebut, semakin besar harga pOH maka semakin lemah
basa tersebut.

 Hubungan pH dan pOH


Air murni bisa mengalami ionisasi menghasilkan ion H + dan ion OH- dalam jumlah yang
amat sangat kecil.
H2O(l) H+(aq) + OH-(aq)

Dari persamaan reaksi diatas Tetapan kesetimbangan (Kc) dirumuskan dengan:

Kc [H2O] ini diberi notasi baru, yaitu Kw (Tetapan kesetimbangan air) sehingga

Pada suhu 25oC, akan dihasilkan konsentrasi ion H+ yang jumlahnya sama dengan
konsentrasi ion OH-, yaitu 10-7 M sehingga:

Kw = [10-7] [10-7]
Kw = 10-14
Harga Kw dipengaruhi oleh suhu. Dalam perhitungan jika nilai suhu tidak disebutkan,
berarti dianggap pada suhu 25oC sehingga Kw = 10-14.
Kw = [H+] [OH-]
pKw = - log [H+] [OH-]
- Log 10-14 = {-log [H+]} + {- log [OH-]}
14 = pH + pOH
Oleh karena itu, hubungan antara pH dan pOH dapat dituliskan sebagai berikut:
pH + pOH = 14.
 Skala pH
Salah satu parameter kualitas air bersih adalah pH. Air murni memiliki [H+] = [OH-].
Sehingga air murni memiliki pH = pOH. Oleh karena pH + pOH = 14,
maka pH = pOH = 7.
Larutan yang nilai pH-nya = 7 merupakan senyawa netral. Larutan asam memiliki pH
kurang dari 7, sedangkan larutan basa memiliki pH lebih besar daripada 7.
pH larutan asam < 7
pH larutan netral =7
pH larutan basa > 7.

C. Kekuatan Asam-Basa

 Hubungan Keelektrolitan dan Kekuatan Asam-Basa


Telah diketahui bahwa Semakin besar konsentrasi H+ atau semakin banyak ion H+ dalam
suatu larutan, maka semakin besar sifat asamnya (semakin kuat asam tersebut).
Sebaliknya, semakin besar konsentrasi OH- atau semakin banyak ion OH- dalam suatu
larutan, maka semakin besar sifat basanya. Apabila hal tersebut dihubungkan dengan
keelektrolitan (kemampuan menghantarkan listrik), maka semakin kuat asam atau
semakin kuat basa, maka semakin kuat menghantarkan listrik. Hal tersebut disebabkan
oleh karena syarat suatu larutan bisa menghantarkan listrik adalah harus mempunyai ion.
Asam kuat apabila dilarutkan kedalam air akan terionisasi sempurna membentuk ion H+
dan anion dari asam tersebut. Begitu pula dengan basa kuat apabila dilarutkan kedalam
air akan terionisasi sempurna membentuk OH- dan kation dari basa tersebut.
Sedangkan asam lemah dan basa lemah apabila dilarutkan kedalam air akan terionisasi
sebagian (ion yang dihasilkan sedikit) sehingga asam lemah dan basa lemah, lemah
dalam menghantarkan arus listrik.

 Hubungan pH larutan dan Kekuatan Asam-Basa


Kekuatan asam-basa dapat juga ditentukan dari pH larutan dengan konsentrasi yang
sama. pH asam kuat lebih kecil dibandingkan pH asam lemah, sedangkan pH basa kuat
lebih besar dibandingkan pH basa lemah. Asam kuat dalam air menghasilkan ion H +
secara sempurna sehingga memiliki harga pH kecil (berkisar 1-2). Adapun asam lemah
dalam air menghasilkan ion H+ secara tidak sempurna sehingga memiliki harga pH besar
(berkisar 3-5).
Begitu juga basa kuat dalam air menghasilkan ion OH - secara sempurna sehingga
memiliki harga pOH kecil (harga pH besar, yaitu berkisar 12-13). Basa lemah dalam air
menghasilkan ion OH- secara tidak sempurna sehingga memiliki harga pOH besar atau
harga pH kecil, yaitu berkisar 9-11.

 Hubungan Kekuatan Asam-Basa dengan Derajat Disosiasi / Perhitungan [H+] dan


[OH-]
Jumlah ioh H+ atau OH- yang dihasilkan ditentukan oleh nilai α. Derajat ionisasi atau
disebut juga derajat disosiasi (α) mempunyai rumus:
- Asam Kuat
Telah diketahui bahwa asam kuat di dalam air dapat menghasilkan ion H+ secara
sempurna, yaitu seluruh molekul asam membentuk ion.
Jumlah mol zat yang terionisasi sama dengan jumlah mol zat mula-mula. Dengan
demikian, harga derajat ionisasi sama dengan satu (Untuk asam kuat α =1)
Dalam penulisan reaksi ionisasi asam kuat, digunakan satu anak panah yang menyatakan
bahwa seluruh senyawa asam kuat terionisasi. Perhatikan reaksi berikut:
HCl(aq) H+(aq) + Cl-(aq)
Mula2x 1mol - -
Reaksi 1mol 1mol 1mol
Sisa - 1mol 1mol
Jumlah mol terionisasi

Jumlah mol mula  mula

1 mol
 1
1 mol
Contoh senyawa asam kuat lainnya adalah H2SO4(aq), HBr(aq), HI(aq), HNO3(aq), dan
HClO4(aq).
Konsentrasi [H+] dapat dihitung melalui dua cara, yaitu secara stoikiometri sesuai
koefisien ion H+ yang dihasilkan dan koefisien senyawa asalnya (mol H+ yang terbentuk
dibagi Volume total) dan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
[H+] = a × Ma. Dimana a = jumlah atom H yang dilepas
Ma = kemolaran asam Basa Kuat

- Basa Kuat
Telah diketahui bahwa basa kuat di dalam air dapat menghasilkan ion OH - secara
sempurna, yaitu seluruh molekul basa membentuk ion.
Jumlah mol zat yang terionisasi sama dengan jumlah mol zat mula-mula. Dengan
demikian, harga derajat ionisasi sama dengan satu (Untuk basa kuat α =1)
Dalam penulisan reaksi ionisasi basa kuat, digunakan satu anak panah yang menyatakan
bahwa seluruh senyawa asam kuat terionisasi. Perhatikan reaksi berikut :
NaOH(aq) Na+(aq) + OH-(aq)
Mula2x 1mol - -
Reaksi 1mol 1mol 1mol
Sisa - 1mol 1mol

Contoh senyawa basa kuat lainnya adalah Ba(OH) 2(aq), KOH(aq), RbOH(aq),
(CaOH)2(aq), Sr(OH)2(aq).
Konsentrasi [OH-] dapat dihitung melalui dua cara, yaitu secara stoikiometri sesuai
koefisien ion OH- yang dihasilkan dan koefisien senyawa asalnya (mol OH - yang
terbentuk dibagi Volume total) dan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
[OH-] = b × Mb. Dimana b = jumlah gugus OH yang diikat, dan Mb = kemolaran basa
- Asam lemah
Senyawa asam lemah merupakan elektrolit lemah sehingga didalam air dapat terionisasi,
tetapi tidak sempurna. Harga derajat ionisasi asam lemah berkisar antara nol dan satu
(0<α<1). Senyawa ini terionisasi tidak sempurna sehingga masih ada molekul yang tidak
terionisasi. Reaksinya merupakan reaksi kesetimbangan. Penulisan reaksi ionisasi asam
lemah digunakan dua anak panah dengan arah bolak-balik. Perhatikan contoh reaksi
berikut :
CH3COOH(aq) CH3COO-(aq) + H+(aq)
Mula2x 1mol - -
Reaksi 0,04mol 0,04mol 0,04mol
Sisa 0,06mol 0,04mol 0,04mol
Jumlah mol terionisasi

Jumlah mol mula  mula

0,04 mol
  0,04
1 mol
Contoh senyawa asam lemah lainnya adalah HF(aq), H2S(aq), H3PO4(aq).
Konsentrasi [H+] dapat dihitung melalui dua cara, yaitu secara stoikiometri sesuai
koefisien ion H+ yang dihasilkan dan koefisien senyawa asalnya (mol H+ yang terbentuk
dibagi Volume total) dan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Diman Ka = tetapan kesesimbangan asam lemah, dan Ma = kemolaran asam lemah


sehingga :

- Asam lemah poliprotik


Asam lemah poliprotik, seperti H2S (asam diprotik) dan H3PO4 (asam tripotik) mengalami
reaksi ionisasi secara bertahap. Setiap tahap ionisasi ini memiliki harga Ka dan [H +] yang
berbeda. Dengan demikian, perhitungannya harus dilakukan terpisah (tidak dapat
dijumlahkan).
Contoh :
Diketahui 100 mL larutan H2S 0,1 M, yang memiliki persamaan reaksi ionisasi seperti
tertulis dibawah, hitung [H+]!
H2S(aq) H+(aq) + HS-(aq), Ka1 = 10-7
HS-(aq) H+(aq) + S2-(aq), Ka2 = 10-14
Jawab :
H2S(aq) H+(aq) + HS-(aq) Ka1 = 10-7
HS-(aq) H+(aq) + S2-(aq) Ka2 = 10-14

[H+](2) memiliki harga yang sangat kecil dibandingkan [H +](1) sehingga [H+](2) dapat
diabaikan. Untuk perhitungan selanjutnya, harga Ka asam lemah poliprotik ditentukan
oleh harga Ka1.
Begitu pula dengan H3PO4. H3PO4 akan terionisasi menjadi H2PO4- dengan Ka1.
Kemudian H2PO4- terionisasi menjadi HPO42- dengan Ka2. Dan HPO42- terionisasi menjadi
PO43- dengan Ka3.
Oleh karena Ka2 dan Ka3 selalu lebih kecil dari Ka1, maka [H+](2) dan [H+](3) lebih kecil
dari [H+](1). Oleh karena itulah rumus umum [H+] untuk asam lemah poliprotik sama
dengan rumus [H+] untuk asam monoprotik, yaitu
dengan Ka adalah Ka1.

- Basa lemah
Senyawa basa lemah merupakan elektrolit lemah sehingga didalam air dapat terionisasi,
tetapi tidak sempurna. Harga derajat ionisasi basa lemah berkisar antara nol dan satu
(0<α<1). Senyawa ini terionisasi tidak sempurna sehingga masih ada molekul yang tidak
terionisasi. Reaksinya merupakan reaksi kesetimbangan. Penulisan reaksi ionisasi basa
lemah digunakan dua anak panah dengan arah bolak-balik. Perhatikan contoh reaksi
berikut :
NH4OH(aq) NH4+(aq) + OH-(aq)
Mula2x 1mol - -
Reaksi 0,04mol 0,04mol 0,04mol
Sisa 0,06mol 0,04mol 0,04mol
Jumlah mol terionisasi

Jumlah mol mula  mula
0,04 mol
  0,04
1 mol
Contoh senyawa basa lemah lainnya adalah Be(OH)2, BOH, LOH.
Konsentrasi [OH-] dapat dihitung melalui dua cara, yaitu secara stoikiometri sesuai
koefisien ion OH- yang dihasilkan dan koefisien senyawa asalnya (mol OH - yang
terbentuk dibagi Volume total) dan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Dimana Ka = tetapan kesesimbangan asam lemah


Ma = kemolaran asam lemah
sehingga :
C. Reaksi Asam-Basa

 Reaksi Larutan Asam dan Larutan Basa


Asam + Basa = garam + air.
Contoh :
HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O(l)
 Reaksi Oksida Asam dengan Air dan reaksi Oksida Asam dengan Larutan Basa
Oksida Asam + Air = Asam
Contoh :
SO3(g) + H2O(l) H2SO4(aq)
Oksida Asam + Basa = Garam + Air
Contoh :
SO3(g) + NaOH(aq) Na2SO4(aq) + H2O(l)
 Reaksi Oksida Basa dengan Air dan reaksi Oksida Basa dengan larutan Asam
Oksida Basa + Air = Basa
Contoh :
Na2O(s) + H2O(l) 2NaOH(aq)
Oksida Basa + Asam = Garam + air
Contoh :
Na2O(s) + 2HCl(aq) 2NaCl(aq) + H2O(l)

Anda mungkin juga menyukai