Disusun Oleh :
202201097
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................…..iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusa Msalah……………………………………………………………..2
C. Tujuan..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Sistem Teori Asam Dan Basa ........................................................3
B. Reaksi Dari Proses Asam Dan Basa……….……………………………….10
C. Sifat-Sifat Dari Reaksi Asam Dan Basa.…..……………………………….12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................……14
B. Saran...........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan didefinisikan sebagai suatu ilmu yang memiliki peran
besar dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat. Peran besar yang
dilakukan keperawatan berupa adanya upaya perlindungan, promosi dan
pengoptimalan status kesehatan serta keterampilan masyarakat untuk
meningkatkan derajat kesehatannya. Selain itu keperawatan juga berperan
dalam tindakan pencegahan kesakitan dan trauma, memberikan fasilitas
perawatan, membuat diagnosis sesuai respon yang disampaikan pasien,
memberikan advokasi atau perlindungan bagi individu, keluarga, masyarakat
dan populasi.
Sekitar tahun 1800, banyak kimiawan Prancis termasuk Antoine
Lavoisier secara keliru berkeyakinan bahwa semua asam mengandung
oksigen. Lavoisier mendefinisikan asam sebagai zat mengandung oksigen
karena pengetahuannya akan asam kuat hanya terbatas pada asam-asam okso
dan karena is tidak mengetahui komposisi sesungguhnya dari asamasam
halida, HCI, HBr, dan HI.
Lavoisier-lah yang memberi nama oksigen dari dua kata bahasa
Yunani yaitu oxus (asam) dan gennan (menghasilkan) yang berarti
“penghasil/pembentuk asam”. Setelah unsur klorin, bromin, dan iodin
teridentifikasi dan ketiadaan oksigen dalam asam – asam halida ditemukan
oleh Sir Humphry Davy pada tahun 1810, definisi oleh Lavoisier tersebut
kemudian ditinggalkan. Kimiawan Inggris pada waktu itu, termasuk Humphry
Davy berkeyakinan bahwa semua asam mengandung hidrogen. Setelah itu
pada tahun 1884, ahli kimia Swedia yang bernama Svante August Arrhenius
1
dengan menggunakan landasan ini, mengemukakan teori ion dan kemudian
merumuskan pengertian asam. Basa dapat dikatakan sebagai lawan dari asam.
Jika asam dicampur dengan basa, maka kedua zat itu saling menetralkan
sehingga sifat asam dan basa dihilangkan.
Istilah asam berasal dari bahasa Latin “Acetum” yang berarti cuka,
karena diketahui zat utama dalam cuka adalah asam asetat. yaitu zat yang
berasa masam. Basa (alkali) berasal dari bahasa arab yang berarti abu. Secara
umum basa yaitu zat yang berasa pahit dan bersifat kaustik. Definisi umum
dari basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hydronium ketika
dilarutkan dalam air. Basa adalah lawan dari asam, yaitu ditujukan untuk
unsur/senyawa kimia yang memiliki pH lebih dari 7. Kostik merupakan istilah
yang digunakan untuk basa kuat. Basa dapat dibagi menjadi basa kuat dan
basa lemah. Kekuatan basa sangat tergantung pada kemampuan basa tersebut
melepaskan ion OH dalam larutan dan konsentrasi larutan basa tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan konsep dasar sistem teori asam dan basa ?
2. Bagaimana proses reaksi asam dan basa ?
3. Bagaimana sifat-sifat dari asam dan basah ?
C. Tujuan
1. Memahami konsep dasar sistem teori asam dan basa.
2. Memahami proses reaksi asam dan basa.
3. Memahami sifat-sifat dari asam dan basa.
2
BAB II
KONSEP DAN PEMBAHASAN
3
molekul, belum mampu menjelaskan sifat asam dan basa ion seperti
kation dan anion.
c. Tidak menjelaskan mengapa beberapa senyawa, yang mengandung
hidrogen dengan bilangan oksidasi +1 (seperti HCl) larut dalam air untuk
membentuk larutan asam, sedangkan yang lain seperti CH4 tidak.
d. Tidak dapat menjelaskan mengapa senyawa yang tidak memiliki OH-,
seperti Na2CO3 memiliki karakteristik seperti basa.
Asam dan basa dapat dikelompokan menjadi asam basa monovalen
dan asam basa polivalen. Asam basa monovalen yaitu senyawa yang
valensi asam atau basa adalah satu.
a. Asam lemah monovalen Contohnya : asam asetat CH 3COOH H+ +
CH3COO-
b. Basa lemah monovalen Contohnya : natrium hidroksida NH4OH NH4+
+ OH-
Sedangkan asam basa polivalen yaitu senyawa yang valensi asam
atau basa adalah lebih dari satu. Asam dan basa polivalen mengion secara
bertahap dan tiap tahap memiliki nilai tetapan kesetimbangan sendiri.
Contohnya : Asam sulfat H2SO4 H+ + HSO4- HSO4- H+ + SO42
Pasangan asam-basa konjugasi secara singkat yaitu asam makin lemah,
basa konjugasinya makin kuat.
Ka x Kb = Kw.
2. Teori Asam Basah Bronsted-Lowry
Teori asam basa Brønsted-Lowry didasarkan pada transfer proton.
a. Asam adalah spesies pemberi (donor) proton.
b. Basa adalah spesies penerima (akseptor) proton. Amfiprotik/ Amfoter:
bisa bersifat asam atau basa Contoh : H2O, NH3, HCH3COO, H2PO4-
HCl + H2O H3O+ + Cl-
4
Asam basa
H2O + NH3 NH4+ + OH-
Asam basa
Reaksi asam basa akan menyebabkan reaksi perpindahan proton dari
asam ke basa dan membentuk asam dan basa konjugasi.
a. Asam kuat: basa konjugasi lemah
b. Basa kuat: asam konjugasi lemah
HCl + H2O H3O+ + Cl-
Asam1 basa1 asam2 basa2
Asam konjugasi memiliki atom H lebih banyak daripada basa
konjugasinya sedangkan basa konjugasi memiliki muatan negatif lebih
banyak daripada asam konjugasinya. Semua asam basa Arrhenius adalah
asam basa bronsted lowry
H2PO4- HPO42-
asam konjugasi basa konjugasi
Berdasarkan teori ini, reaksi antara gas HCl dan NH3 dapat
dijelaskan sebagai reaksi asam basa, yaitu:
HCl(g) + NH3(g) →NH4Cl(s)
Symbol (g) dan (s) menyatakan zat berwujud gas dan padat.
Hidrogen khlorida mendonorkan proton pada amonia dan berperan sebagai
asam.
Menurut teori BrΦnsted dan Lowry, zat dapat berperan baik sebagai
asam maupun basa. Bila zat tertentu lebih mudah melepas proton, zat ini
akan berperan sebagai asam dan lawannya sebagai basa. Sebaliknya, bila
suatu zat lebih mudah menerima proton, zat ini akan berperan sebagai basa.
Dalam suatu larutan asam dalam air, air berperan sebagai basa.
HCl + H2O → Cl– + H3O+
5
asam1+basa 2 → basa konjugat1+asam konjugat2
1. Basa konjugat dari suatu asam adalah spesi yang terbentuk ketika satu
proton pindah dari asam tersebut.
2. Asam konjugat dari suatu basa adalah spesi yang terbentuk ketika satu
proton ditambahkan ke basa tersebut.
Dalam reaksi di atas, perbedaan antara HCl dan Cl– adalah sebuah
proton, dan perubahan antar keduanya adalah reversibel. Hubungan seperti
ini disebut hubungan konjugat, dan pasangan HCl dan Cl– juga disebut
sebagai pasangan asam-basa konjugat.
Larutan dalam air ion CO3 2– bersifat basa. Dalam reaksi antara ion
CO32– dan H2O, yang pertama berperan sebagai basa dan yang kedua
sebagai asam dan keduanya membentuk pasangan asam basa konjugat.
H2O + CO32– → OH– + HCO3–
asam1+basa 2 → basa konjugat1+asam konjugat2
Zat disebut sebagai amfoter bila zat ini dapat berperan sebagai asam
atau basa. Air adalah zat amfoter. Reaksi antara dua molekul air
menghasilkan ion hidronium dan ion hidroksida adalah contoh reaksi zat
amfoter.
H2O + H2O → OH– + H3O+
asam1+basa 2 → basa konjugat1+asam konjugat2
Adapun kelebihan teori asam dan basa Bronsted – Lowry yaitu konsep
yang telah disampaikan Bronsted dan Lowry mengenai Teori Asam Basa
tidak terbatas hanya pada pelarut air saja, namun konsepnya dapat dengan
jelas menjelaskan dan menerjemahkan mengenai reaksi asam dan basa dalam
pelarut air, bahkan mengenai reaksi tanpa pelarut.
Contoh : Reaksi antara asam klorida, HCl, dengan amonia, NH3 dengan
menggunakan pelarut benzena. Reaksinya seperti ini :
6
HCl (benzena) + NH3 (benzena) -> NH4Cl(s)
Sedangkan kekurangan teori basa dan asam Bronsted – Lowry yaitu
teori Bronsted-Lowry memiliki kelemahan yaitu tidak mampu menjelaskan
alasan suatu reaksi asam dengan basa dapat terjadi tanpa adanya transfer
proton dari yang bersifat asam ke yang bersifat basa.
3. Teori Asamb Basah Lewis
Teori asam basa Lewis didasarkan pada transfer pasangan elektron.
a. Asam adalah spesies penerima (akseptor) pasangan elektron.
Contohnya : H+, kation logam (Fe3+, Al3+)
b. Basa adalah spesies pemberi (donor) pasangan elektron. Contohnya :
OH-, atom dan ion dari golongan V - VII (F-,Cl-)
Reaksi asam basa merupakan pemakaian bersama pasangan
elektron (contohnya : pada ikatan kovalen koordinasi) dan semua
asam basa Arrhenius adalah asam basa Lewis
Adapun kelebihan teori asam dan basa Lewis yaitu:
a. Teori asam dan basa Lewis mampu menjelaskan suatu zat memiliki
sifat basa dan asam dengan pelarut lain dan bahkan dengan yang
tidak mempunyai pelarut.
b. Teori asam dan basa Lewis mampu menjelaskan suatu zat memiliki
sifat basa dan asam molekul atau ion yang memiliki PEB atau
pasangan elektron bebas. Contoh terdapat pada proses pembentukan
senyawa komplek.
c. Teori asam dan basa Lewis mampu menerangkan dan menjelaskan
suatu senyawa bersifat basa dari zat-zat organik, contohnya dalam
DNA dan RNA didalamnya mengandung atom N, nitrogen, dimana
memiliki PEB atau pasangan elektron bebas
Sedangkan kekurangan teori basa dan asam Lewis yaitu teori Lewis
7
memiliki kelemahan yaitu hanya mampu menjelaskan asam-basa yang
memiliki 8 ion atau oktet.
4. Teori Asam Basa Lux-Flood
Teori Asam Basa Lux-Flood merupakan penghidupan kembali teori
asam basa oksigen yang diusulkan oleh kimiawan Jerman Hermann Lux
pada tahun 1939, kemudian dikembangkan oleh Håkon Flood sekitar tahun
1947 dan masih digunakan sampai sekarang pada bidang geokimia modern
dan elektrokimia lelehan garam. Konsep teori asam basa Lux-Flood
ditinjau berdasarkan ion oksida (O2-). Konsep ini digunakan untuk
menerangkan sistem non proton yang tidak dapat dijelaskan dengan
definisi asam basa Bronsted-Lowry. Teori ini biasanya digunakan untuk
meramalkan reaksi-reaksi yang berlangsung pada suhu tinggi dan proses
pengolahan serta perekayasaan mineral dan logam.
Menurut teori asam basa Lux-Flood, senyawa yang bersifat asam yaitu
senyawa-senyawa yang menjadi akseptor ion oksida. Sedangkan senyawa
yang bersifat basa yaitu senyawa-senyawa yang menjadi pendonor ion
oksida. Contoh reaksi antara CaO (kapur) dan SiO2 (pasir) yang terjadi
pada suhu tinggi. Persamaan reaksi yang terjadi sebagai berikut.
CaO(s) + SiO2(s) → CaSiO3(s)
Reaksi CaO atau SiO2 dapat pula terjadi pada suhu rendah sesuai
persamaan berikut:
SO3(g) + H2O(l0 → H2SO4(aq) SiO2(g) + H2O(l) → H2CO3(aq)
Adapun kelebihan teori asam basa lux-flood yaitu karakterisasi oksida
logam dan non logam menggunakan sistem ini bermanfaat dalam industri
pembuatan logam.
Sedangkan kelemahan teori Lux-Flood yaitu teori ini terbatas hanya
pada senyawa-senyawa yang memiliki ion oksida saja. Teori ini tidak dapat
8
menjelaskan sifat kebasaan dan keasaman suatu senyawa yang tidak
memiliki ion oksida di dalamnya.
5. Teori Asam Basa Usanovich
Usanovich merupakan seorang ahli kimia Rusia. Teori Asam Basa
Asam Usanovich tidak diakui oleh dunia atau bisa dibilang bukan teorinya.
Hal ini disebabkan teori yang diungkapkan tersebut merupakan gabungan
dari semua teori asam basa yang pernah diungkapkan ahli-ahli kimia yang
lain.
Mikhail Usanovich telah mengembangkan teori umum yang tidak
membatasi keasaman suatu senyawa yang hanya mengandung hidrogen
saja, tetapi lebih umum dari teori asam basa Lewis. Teori Usanovich dapat
diringkas:
a. Asam didefinisikan sebagai spesies yang dapat menyumbangkan
kation untuk kemudian bergabung dengan (menerima) anion untuk
menetralkan basa menghasilkan garam.
b. Basa didefinikasikan sebagai spesies yang dapat memberikan anion
(elektron) untuk bergabung dengan kation atau menetralkan asam
kemudian menghasikan garam . Definisi Usanovich ini telah
mencakup semua definisi yang telah ada sebelumnya dan konsep
redoks (oksidasi-reduksi) sebagai kasus khusus dalam reaksi asam-
basa.
Beberapa contoh reaksi asam-basa Usanovich:
Na2O (basa) + SO3 (asam) → 2 Na+
+ SO42− (yg dipertukarkan: anion
O2−)
c. (NH4)2S (basa) + Sb2S3 (asam) → 6 NH4+ + 2 SbS43− (yg
dipertukarkan: anion S2−) Na (basa) + Cl (asam) → Na+ + Cl− (yg
9
dipertukarkan: elektron)
10
3. Reaksi yang menghasilkan Endapan
Untuk mengetahui suatu reaksi menghasilkan endapan atau tidak. Ada
dua cara. Cara pertama menggunakan tabel kelarutan (dengan menghitung
nilai perbandingan Ksp dengan Qsp nya), contoh :
BaCl2(aq) + Na2SO4(aq)--> BaSO4(s) + 2NaCl (aq)
Reaksi Ion (larutan elektrolit terurai menjadi ion2nya dan yang mengendap
tidak diuraikan).
Ba2+(aq) + 2Cl-(aq) + 2Na+(aq) + SO42-(aq)- -> BaSO4(s) + 2Na+(aq) +
2Cl- (aq)
Reaksi ion bersihnya (ion2 yang sama di ruas kiri dan kanan dihilangkan)
Ba2+(aq) + SO42-(aq) ---> BaSO4(s)
4. Reaksi yang Menghasilkan Gas
a. Reaksi yang menghasilkan gas CO2
CaCO3(s) + 2HCl(aq) ---> CaCl2(s) + H2O(l) +
CO2(g) Na2CO3(s) + H2SO4(aq) ---> Na2SO4(aq) +
H2O(l) + CO2(g)
Kedua reaksi di atas sebenarnya menghasilkan H2CO3 akan tetapi
segera terurai menjadi H2O(l) dan CO2(g).
b. Reaksi yang menghasilkan gas NH3
NH4Cl(s) + KOH(aq) ---> KCl(aq) + H2O(l) + NH3(g)
reaksi di atas sebenarnya menghasilkan NH4OH akan tetapi segera
terurai menjadi H2O(l) dan NH3(g)
c. Reaksi yang menghasilkan
gas H2S FeS(s) + H2SO4
---> FeSO4 + H2S
5. Reaksi Logam dengan Asam Kuat
Logam + Asam Kuat ---> Garam + gas
11
Hidrogen Ca(s) + 2HCl(aq) --->
CaCl2(s) + H2O(g)
Na(s) + H2SO4(aq) ---> Na2SO4(aq) + H2(g)
2. Sifat Basa
Sedangkan Ion hidroksida mempunyai muatan negatif (makanya
dikasih tanda minus (-) disebelah atas belakang OH). Basa adalah lawan
dari asam. Secara umum, Basa memiliki sifat sebagai berikut:
12
a. Rasa pahit jika dilarutkan dalam air (hanya untuk basa lemah)
b. Sentuhan : terasa licin seperti sabun bila disentuh (hanya untuk basa
lemah)
c. Bersifat kaustik (dapat merusak jaringan kulit/iritasi)
d. Hantaran listrik : dapat menghantarkan listrik (merupakan larutan
elektrolit)
e. Derajat keasaman (pH) lebih besar dari 7
f. Mengubah warna lakmus menjadi berwarna biru
g. Dalam keadaan murni umumnya berupa kristal padat
h. Dapat mengemulsi minyak
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air melepakan ion H+,
sedangkan basa adalah zat yang dalam air melepaskan ion OH–. Menurut
Bronsted-Lowry. Asam adalah zat yang menyediakan proton dan basa
penerima proton. Menurut Lewis asam sebagai akseptor pasangan elektron,
dan suatu basa sebagai donor pasangan tersebut.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang dapat diberikan adalah
Praktek keperawatan profesional harus terwujud dalam tatanan praktek yang
nyata yaitu pemberian asuhan secara langsung kepada pasien,
keluarga,kelompok ataupun komunitas.Untuk menjamin mutu asuhan yang di
berikan diperlukan suatu ukuran untuk mengevaluasi,perawat punya langkah
sistematis yang disebut sebagai proses keperawatan.
14
DAFTAR PUSTAKA