Anda di halaman 1dari 20

Handout

Larutan Asam dan Basa


Larutan Asam dan Basa

A. Kompetensi Dasar
3.6 Menganalisis larutan asam, basa, buffer dan garam

4.6 Melakukan pengukuran pH terhadap larutan asam, basa, buffer dan


garam

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Menjelaskan konsep asam dan basa sesuai teori asam-basa Arrhenius, Bronsted-
Lowry, dan Lewis.
2. Mengklasifikasikan larutan asam dan basa berdasarkan sifat-sifatnya terhadap
indikator asam dan basa.
3. Menentukan derajat keasaman (pH), derajat ionisasi, kekuatan dan tetapan
kesetimbangan pengion asam dan basa.
4. Menganalisis trayek perubahan pH indikator alami maupun buatan melalui percobaan.

C. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian dan asam dan basa menurut konsep asam-
basa Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan Lewis.
2. Melalui studi literatur, peserta didik dapat menuliskan persamaan reaksi contoh-
contoh asam dan basa menurut konsep asam-basa Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan
Lewis.
3. Melalui kegiatan diskusi kelompok, peserta didik dapat menyusun peta konsep
mengenai perkembangan teori asam dan basa Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan Lewis.
4. Melalui video dan slide powerpoint yang ditampilkan guru, peserta didik dapat
menjelaskan indikator asam-basa meliputi indikator alami dan indikator buatan
berdasarkan fakta bahwa beberapa zat mampu berubah warna pada larutan asam dan
basa.
5. Melalui kegiatan diskusi kelompok, peserta didik dapat mengklasifikasikan larutan ke
dalam larutan asam atau basa jika disajikan data hasil percobaan mengenai perubahan
warna beberapa indikator alami dan buatan serta tabel trayek perubahan warna
indikator.
6. Melalui kegiatan diskusi kelompok, peserta didik dapat menentukan pH larutan yang
diuji menggunakan beberapa indikator jika disajikan data hasil percobaan mengenai
perubahan warna beberapa indikator alami dan buatan serta tabel trayek pH
indikatornya.

Page 1
Larutan Asam dan Basa

7. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian kekuatan asam dan basa, dan
menyimpulkan hasil pengukuran pH dari beberapa larutan asam dan basa yang
konsentrasinya sama.
8. Peserta didik dapat menghubungkan kekuatan asam atau basa dengan derajat
pengionan (α) dan tetapan asam (Ka) atau tetapan basa (Kb).
9. Peserta didik dapat menghitung pH larutan asam kuat atau lemah dan basa kuat atau
lemah jika diketahui konsentrasi atau kesetimbangan pengionan larutan.
10. Melalui percobaan, peserta didik dapat menganalisis trayek perubahan pH indikator
asam-basa meliputi indikator alami dan buatan berdasarkan fakta bahwa tiap indikator
mengalami perubahan warna pada batas-batas pH tertentu jika disajikan data hasil
percobaan dalam bentuk tabel.

Pendahuluan

Apa yang Anda pikirkan pada saat mendengar kata asam? Secara umum zat-zat yang
berasa masam mengandung asam, misalnya asam sitrat pada jeruk, asam cuka, asam tartrat
pada anggur, asam laktat ditimbulkan dari air susu yang rusak. Asam berhubungan juga
dengan penyakit serta masalah pencemaran lingkungan. Contohnya kelebihan asam lambung
dan hujan asam. Sedangkan basa umumnya mempunyai sifat yang licin dan berasa pahit,
misalnya sabun dan obat maag yang mengandung magnesium hidroksida. Asam dan basa
juga dikenal di bidang pertanian dan lingkungan hidup yaitu berkaitan derajat keasaman
tanah atau air.

Page 2
Larutan Asam dan Basa

Larutan asam dan basa dapat dibedakan melalui sifat-sifatnya yang dapat dirangkum
sebagai berikut.
1. Sifat Asam
Sifat umum dari larutan asam adalah sebagai berikut.
(1) Mengubah lakmus biru menjadi merah
(2) Memiliki pH <7
(3) Menghantarkan arus listrik
(4) Berasa masam, contohnya lemon yang mengandung asam sitrat dan cuka yang
merupakan asam asetat
(5) Bereaksi dengan logam seperti K, Na, Mg, dan Zn membentuk garam dan gas
hidrogen.
(6) Bereaksi dengan garam karbonat dan garam bikarbonat, seperti Na2CO3, CaCO3, dan
NaHCO3 membentuk garam, air, dan gas karbondioksida.
(7) Bereaksi dengan logam oksida membentuk garam dan air.
(8) Bereaksi dengan larutan logam hidroksida membentuk garam dan air.

2. Sifat Basa
Sifat umum dari larutan basa adalah sebagai berikut.
(1) Mengubah lakmus merah menjadi biru
(2) Memiliki pH >7
(3) Menghantarkan arus listrik
(4) Berasa pahit
(5) Bereaksi dengan asam membentuk garam dan air
(6) Bereaksi dengan logam amfoter seperti aluminium, kromium,dan seng membentuk
senyawa koordinasi atau senyawa kompleks dan gas hidrogen.

Page 3
Larutan Asam dan Basa

Teori Asam
dan Basa

Ada setidaknya enam teori asam dan basa, diantaranya: teori Arrhenius, Bronsted-
Lowry, Lewis, Lux-Flood, Usanovich, dan sistem pelarut. Kalian akan mempelajari tiga teori
pertama tersebut.
1. Teori Asam dan Basa Arrhenius
Pada tahun 1887, Arrhenius (1859-1927) mengemukakan bahwa asam adalah zat
yang dalam air dapat melepaskan ion H+. Sebagai contoh, dalam asam klorida molekul
HCl mengalami ionisasi menghasilkan ion hidrogen dan ion klorida.
HCl (aq) → H+ (aq) + Cl– (aq)
Hal ini serupa dengan yang terjadi pada larutan asam nitrat, asam
sulfat, dan asam fosfat; yang dalam air menghasilkan ion hidrogen.
HNO3 (aq) → H+ (aq) + NO3– (aq)
H2SO4 (aq) → 2H+ (aq) + SO42– (aq)
H3PO4 (aq) → 3H+ (aq) + PO43– (aq)
Beberapa contoh diatas menggunakan tanda (→) yang menunjukkan bahwa molekul
terionisasi secara sempurna. Asam seperti contoh diatas dikategorikan sebagai asam kuat
yang akan dipelajari pada bahasan selanjutnya yaitu kekuatan asam dan basa.
Jumlah ion H+ yang dapat dilepas oleh suatu asam disebut valensi asam. Asam yang
dapat menghasilkan satu ion H+ disebut asam monoprotik, menghasilkan dua ion H+ disebut
asam diprotik, dan menghasilkan tiga ion H+ disebut asam triprotik.
Pada beberapa asam, seperti asam asetat dan asam format hanya sebagian kecil
molekul yang terionisasi dalam larutan. Asam tersebut dikategorikan sebagai asam lemah.
Persamaan reaksi ionisasi asam lemah adalah sebagai berikut.
CH3COOH (aq) ⇆ H+ (aq) + CH3COO– (aq)
HCOOH (aq) ⇆ H+ (aq) + HCOO– (aq)
Dalam larutan, H+ lebih sering berada dalam bentuk ion hidronium (H3O+). Namun
pada bahasan teori Arrhenius, H+ lebih dianjurkan.
Arrhenius juga mengemukakan bahwa basa adalah zat yang dalam air dapat
melepaskan ion OH-. Padatan natrium hidroksida dan kalium hidroksida, akan terdisosiasi
dalam air menghasilkan ion hidroksida.
NaOH (s) → Na+ (aq) + OH− (aq)
KOH (s) → K+ (aq) + OH− (aq)

Page 4
Larutan Asam dan Basa

2. Teori Asam dan Basa Bronsted-Lowry


Pada tahun 1920, seorang ahli kimia berkebangsaan Denmark yakni Johannes
Nicolaus Bronsted mengajukan sebuah teori asam basa. Konsep asam basa menurut Bronsted
yaitu reaksi asam basa terjadi dengan melibatkan transfer proton (H+). Pada saat yang hampir
bersamaan, yaitu pada tahun 1923, seorang ahli kimia berkebangsaan Inggris, Thomas Martin
Lowry juga mengajukan konsep asam basa yang ternyata sama dengan konsep yang diajukan
Bronsted. Oleh karena itu, teori kedua ilmuwan ini terkenal dengan teori asam basa Bronsted-
Lowry.
Teori asam basa Bronsted-Lowry ini menitikberatkan pada reaksi asam-basa yang
melibatkan transfer proton. Menurut Bronsted-Lowry, asam adalah suatu zat yang dapat
memberikan (donor) proton, sedangkan basa adalah suatu zat yang dapat menerima (aseptor)
proton. Teori ini menekankan keadaan saling ketergantungan antara asam dan basa dimana
masing-masing menjadi satu kesatuan.
Teori Bronsted-Lowry tidak terbatas pada larutan dengan pelarut air seperti pada teori
Arrhenius. Berdasarkan teori Arrhenius, HCl dalam air merupakan suatu asam karena
menghasilkan ion H+.

Namun, berdasarkan teori Bronsted-Lowry, HCl dalam air merupakan suatu asam karena
mendonorkan proton (H+) untuk molekul air; sedangkan molekul air sendiri merupakan suatu
basa karena menerima proton dari HCl.

Reaksi tersebut memperlihatkan bahwa HCl dengan Ion Cl− dan H2O dengan H3O+
membentuk pasangan asam–basa konjugasi.

Page 5
Larutan Asam dan Basa

Contoh lain dari pasangan asam-basa konjugasi adalah sebagai berikut:

CH3COOH(aq) + OH− (aq) CH3COO- (aq) + H2O (l)

CH3COOH merupakan asam dan OH− merupakan basa. Antara CH3COOH dengan
CH3COO- disebut sebagai pasangan asam dan basa konjugasi sedangkan antara H2O dengan
OH− disebut sebagai pasangan basa dan asam konjugasi.

NH3 merupakan basa dan H2O merupakan asam. Antara H2O dengan OH− disebut
sebagai pasangan asam dan basa konjugasi, sedangkan antara NH3 dan NH4+ disebut sebagai
pasangan basa dan asam konjugasi.

Untuk lebih memahami pasangan asam basa konjugasi, perhatikan reaksi asam basa berikut
ini:
HNO3 (aq) + H2O (l) H3O+ (aq) + NO3- (aq)

HNO3 bertindak sebagai asam dan H2O bertindak sebagai basa. Ion NO3- atau sisa asam ini
dinamakan dengan basa konjugasi dari HNO3 karena menerima proton dan membentuk
kembali asam semula. H2O bertindak sebagai basa, sedangkan H3O+ (Ion hidronium)
dinamakan dengan asam konjugasi dari H2O sebab H3O+ dapat memberi proton kepada NO3-.
Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dinyatakan sebuah konsep mengenai pasangan asam
basa konjugasi. Menurut Bronsted-Lowry asam adalah senyawa yang dapat memberikan ion
H+ atau proton dan disebut donor proton, basa adalah senyawa yang dapat menerima ion H+
atau proton, dan disebut akseptor proton.

Page 6
Larutan Asam dan Basa

Keunggulan dan Kelemahan Asam Basa Arrhenius dan Bronsted-Lowry


Arrhenius hanya dapat menjelaskan sifat asam dan sifat basa bagi senyawa-senyawa
yang memiliki H dan OH dengan rumus kimia HA untuk asam dan LOH untuk basa. Atau
dengan kata lain, Arrhenius hanya memandang reaksi asam basa hanya dalam pelarut air.
Konsep asam basa dari Bronsted dan Lowry lebih luas daripada konsep asam basa Arrhenius.
Sedangkan teori Bronsted dan Lowry mempunyai beberapa keunggulan diantaranya:
a. Konsep asam basa Bronsted dan Lowry tidak terbatas dalam pelarut air, tetapi juga dapat
menjelaskan reaksi asam basa dalam pelarut lain atau bahkan reaksi tanpa pelarut.
Contoh: Reaksi HCl dengan NH3 dalam pelarut benzena.
HCl(benzena) + NH3(benzena) → NH4Cl (s)
b. Asam dan basa dari Bronsted-Lowry tidak hanya berupa molekul tetapi dapat juga berupa
kation dan anion.
Contoh: NH4+ dalam air dapat melepas proton.
c. Dapat menjelaskan senyawa yang bersifat asam, basa, atau amfiprotik.

3. Teori Asam dan Basa Lewis


G.N. Lewis dari Amerika mengemukakan teori bahwa suatu asam Lewis
merupakan aseptor pasangan elektron, sedangkan suatu basa Lewis merupakan donor
pasangan elektron. Seperti teori asam-basa Bronsted-Lowry, teori asam-basa Lewis juga
tidak berdiri sendiri pada suatu asam dan suatu basa; melainkan keduanya menjadi satu
kesatuan yang dapat diamati dari reaksi berikut.

Page 7
Larutan Asam dan Basa

Kelebihan konsep Lewis yaitu bahwa konsep ini jauh lebih umum dibandingkan
definisi lainnya; konsep ini tidak hanya mencakup banyak reaksi asam-basa yang melibatkan
asam Arrhenius dan Bronsted- Lowry, namun mampu menjelaskan reaksi-reaksi kimia baru
yang tidak dapat dijelaskan oleh kedua konsep sebelumnya. Selain itu, konsep asam-basa
Lewis dapat menerangkan sifat basa dari zat-zat organik yang mengandung atom nitrogen
yang memiliki pasangan elektron bebas.

Indikator
Asam dan Basa

Indikator asam-basa merupakan suatu zat yang akan berubah warna pada rentang pH
tertentu. Indikator asam-basa terdiri dari indikator alami yang diekstrak dari bahan alam dan
indikator buatan yang siap pakai dan dibuat di dalam laboratorium. Indikator tersebut
mengubah warna larutan dalam kisaran pH yang sempit, umumnya 1 sampai 2 satuan pH,
dengan melepas atau mengikat ion H+ yang dapat mengubah struktur molekul indikator
tersebut sehingga dapat menyerap cahaya di berbagai daerah dari spektrum yang terlihat.
Indikator menyerap suatu warna pada pH rendah (bentuk asam), dan menyerap warna pada
pH yang lebih tinggi (bentuk basa).

Page 8
Larutan Asam dan Basa

Di laboratorium terdapat beberapa indikator yang telah kita kenal misalnya kertas
lakmus, phenolptaliein (PP), bromtimol biru (BTB), metil merah (MM), dan metil jingga
(MO) dengan trayek perubahan tertentu dan indikator universal yang merupakan gabungan
dari indikator-indikator dengan trayek pH 0-14

Indikator asam basa kebanyakan dianggap sebagai asam lemah dengan reaksi
kesetimbangan sebagai berikut:
HIn(aq) H+(aq) + In-(aq)
[ H + ][ In − ]
Ka =
[ HIn]

Warna HIn berbeda dengan warna In-. Jika indikator ini ditambahkan asam atau
basa, maka terjadi pergeseran letak kesetimbangan indikator, sehingga warna indikator akan
berubah. Titik tengah perubahan warna pada indikator terjadi jika:
[HIn] = [In-]
maka Ka = [H+], atau pKa = pH

Berdasarkan pengamatan, perubahan warna indikator ini dimulai pada pH larutan


antara pKa –1 sampai dengan pKa + 1. Harga pH alarutan dimana suatu indikator mengalami
perubahan warna, disebut trayek pH indikator. Beberapa indikator yang sering kita jumpai
beserta trayek pH-nya dapat kalian amati pada tabel berikut.

Indikator Trayek pH Warna gradasi


Metil Jingga 3,1 – 4,4 Merah – kuning
Metil Merah 4,2 – 6,2 Merah – kuning
Brom Timol Biru 6,0 – 7,6 Kuning – biru
Fenolftalein 8,0 – 9,8 Tidak berwarna – merah

Dengan memperhatikan trayek pH perubahan warna indikator, kita dapat


memperkirakan harga pH suatu larutan. Indikator asam basa juga digunakan sebagai petunjuk

Page 9
Larutan Asam dan Basa

pada waktu melakukan titrasi asam basa. Indikator yang disebutkan diatas merupakan contoh
dari indikator buatan.

Berikut merupakan contoh soal disertai cara pengerjaan untuk memperkirakan pH


suatu larutan menggunakan beberapa indikator buatan.

Contoh Soal
Suatu larutan jika ditetesi indikator metil merah berwarna jingga, jika ditetesi indikator metil
jingga berwarna kuning, dan jika ditetesi indikator BTB berwarna hijau. Berdasarkan tabel
trayek pH indikator buatan, perkirakan rentang pH larutan tersebut!
Cara pengerjaan :
• Buatlah tabel pengukuran trayek pH larutan X
Tabel Pengukuran Trayek pH Larutan X
Indikator Warna Gradasi Trayek pH
Metil Jingga Jingga 3,1 – 4,4
Metil Merah Kuning > 6,2
Brom Timol Biru Hijau 6,0 – 7,6
• Buat trayek pH masing-masing indikator

Metil Jingga
3,1 4,4

Metil Merah

4,2 6,2

BTB

6,0 7,6

• Hubungkan trayek untuk memperkirakan pH larutan X

Page 10
Larutan Asam dan Basa

Metil Jingga
3,1 4,4

Metil Merah

4,2 6,2

BTB

6,0 7,6

• Buatlah kesimpulan dari hasil penarikan garis


Kesimpulan :
pH larutan X 3,1 < pH < 7,6

Bahan alam dapat diekstrak untuk dijadikan sebagai indikator alami asam basa.
Indikator alami asam basa misalnya adalah bunga Hydrangea. Hydrangea memiliki banyak
spesies, namun yang paling banyak dibudidayakan khususnya di Indonesia adalah spesies
Hydrangea macrophylia, seperti pada gambar berikut.

Page 11
Larutan Asam dan Basa

Hydrangea sensitif terhadap tingkat pH tanah sehingga dapat mengakibatkan


perbedaan warna pada bunganya. Dalam kondisi tanah yang asam, bunga hydrangea
berwarna biru; dan pada kondisi tanah yang basa, bunga ini berwarna merah muda.

Asam Basa

Selain bunga Hydrangea, berbagai bahan alam yang dapat digunakan sebagai
indikator alami asam basa adalah bunga mawar, bunga bougenville, kubis merah, ubi ungu,
kunyit, daun teh (air teh), dan spesies lumut kerak.

Gambar perubahan warna indikator kubis ungu pada pH tinggi ke rendah

Page 12
Larutan Asam dan Basa

Berikut merupakan tabel perubahan warna beberapa indikator alami dalam larutan
asam dan basa dan tabel trayek perubahan pH beberapa indikator alami.

No. Indikator Alami Warna dalam


Asam Basa
1. Kunyit Kuning Merah
2. Umbi bit Biru Merah
3. Bunga sepatu Merah Kuning
4. Bunga mawar Kuning Tak berwarna
5. Bunga bougenville Merah muda Cokelat

Bahan pH 2 pH 4 pH 6 pH 8 pH 10 pH 12
Alami
Kayu Kuning Kuning Oranye Merah Merah Merah
secang pucat kecokelatan muda muda muda
kemerahan
Bunga Merah tua Merah Merah Cokelat Cokelat Hijau tua
sepatu muda kecokelatan bening kehijauan
Bunga Merah Merah Merah Cokelat Cokelat Cokelat
bougenville muda muda muda keunguan
Kubis Merah Ungu muda Ungu Ungu Biru pucat Hijau
ungu muda kebiruan
Kunyit Kuning Kuning Kuning Cokelat Cokelat Cokelat
kecokelatan kecokelatan kecokelatan kekuningan kekuningan kekuningan

Page 13
Larutan Asam dan Basa

Kekuatan Asam
dan Basa

Ionisasi Air
Air adalah elektrolit lemah dan mengalami ionisasi sebagian yang dapat digambarkan
dengan persamaan reaksi berikut.
H2O(l) ⇆ H+(aq) + OH−(aq) (1)
atau
2H2O(l) ⇆ H3O+(aq) + OH−(aq) (2)

Berdasarkan persamaan reaksi (1), tetapan kesetimbangan dari auto ionisasi air adalah
[H + ][OH − ]
𝐾𝑐 =
[H2 O]
Berdasarkan persamaan reaksi (2), tetapan kesetimbangan dari auto ionisasi air adalah
[H3 O+ ][OH − ]
𝐾𝑐 =
[H2 O]
Agar lebih mudah dalam penulisan, Tetapan kesetimbangan air dapat ditulis kembali
sebagai
𝐾𝑐 [𝐻2 𝑂] = [𝐻 + ][𝑂𝐻 − ]
Karena hanya sebagian kecil dari molekul air yang mengalami auto ionisasi,
konsentrasi air dapat dimasukkan ke dalam tetapan kesetimbangan baru yaitu Kw.

𝐾𝑤 = [𝐻 + ][𝑂𝐻 − ]

Sebagaimana larutan elektrolit yang dibedakan atas elektrolit kuat dan elektrolit
lemah, maka larutan asam dan larutan basa yang merupakan larutan elektrolit juga dibedakan
atas asam-basa kuat dan asam-basa lemah. Perbedaan kekuatan larutan asam-basa ini
dipengaruhi oleh banyak sedikitnya ion-ion pembawa sifat asam dan ion-ion pembawa sifat
basa yang dihasilkan saat terionisasi.

Page 14
Larutan Asam dan Basa

Bagaimana kekuatan suatu asam dapat diukur? Suatu asam kuat diasumsikan
terionisasi sempurna menghasilkan ion. Konsentrasi ion H+ dari suatu asam dapat dihitung
dari konsentrasi larutan asamnya.
Untuk suatu asam kuat, derajat ioniasi hampir mendekati satu (α=1). Misalkan untuk
HCl, ionisasinya adalah sebagai berikut.
HCl (aq) → H+ (aq) + Cl¯ (aq)
X mol x mol
[ H+] = [ HCl ]
Sedangkan untuk suatu asam lemah seperti CH3COOH, ionisasinya adalah sebagai berikut.
CH3COOH(aq) + H2O ⇆ H3O+(aq) + CH3COO¯(aq)
[𝐻3 𝑂+ ][𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂− ]
𝐾𝑎 =
[𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐻]
Karena [ H3O+] = [ CH3COO¯ ] , maka dapat dituliskan sebagai berikut.
[𝐻3 𝑂+ ][𝐻3 𝑂+ ]
𝐾𝑎 =
[𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐻]
[𝐻3 𝑂+ ]2
𝐾𝑎 =
[𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐻]
[𝐻3 𝑂+ ] = √𝐾𝑎 × 𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐻
Sehingga dapat disimpulkan bahwa:
[𝐻 + ] = √𝐾𝑎 × 𝑎𝑠𝑎𝑚
Harga Ka suatu asam menunjukan kekuatan asamnya, dibawah ini ada beberapa harga Ka
untuk asam monoprotik dan poliprotik

Tabel harga Ka Beberapa Asam Monoprotik


Golongan Asam Lemah
Asam Ionisasi Ka
Asam Sianida HCN(aq) ⇆ H+(aq) + CN‾(aq) 4 x 10‾10
Asam Hipoklorit HClO(aq) ⇆ H+(aq) + ClO‾(aq) 3,1 x 10‾ 8
Asam Asetat CH3COOH(aq) ⇆ H+(aq) + CH3COOH(aq) 1,8 x 10‾ 5

Asam Benzoat C6H5COOH(aq) ⇆ H+(aq) + C6H5COO¯(aq) 6,5 x 10¯5

Page 15
Larutan Asam dan Basa

Golngan Asam Kuat


Asam Ionisasi Ka
Asam Nitrat HNO3 (aq) → H+(aq) + NO3¯(aq) 20
Asam Klorida HCl(aq) → H+ (aq) + Cl‾(aq) 107
Asam Perklorat HClO4(aq) → H+(aq) + ClO4‾(aq) 1010

Untuk harga Ka yang besar maka mengalami reaksi ionisasi secara sempurna, sehingga tanda
panah ditulis hanya satu ke arah hasil reaksi.

Tabel Harga beberapa Ka asam poliprotik


Golongan Asam Lemah
Asam Tahap ionisasi Ka
Asam Fosfat H3PO4 (aq) ⇆ H+(aq) + H2PO4 – (aq) Ka = 7,5 x 10 – 3
H2PO4 – (aq) ⇆ H+(aq) + HPO4 2– (aq) Ka = 6,2 x 10 – 4
HPO42 – (aq) ⇆ H+(aq) + PO43− (aq) Ka = 2,0 x 10 – 12
Asam Karbonat H2CO4(aq) ⇆ H+ (aq) + HCO3¯ (aq) Ka = 4,3 x 10 – 7
HCO3¯ (aq) ⇆ H+(aq) + CO32– (aq) Ka = 5,6 x 10 – 11
Asam Sulfida H2S(aq) ⇆ H+ (aq) + HS¯(aq) Ka = 1,1 x 10 – 7
HS¯(aq) ⇆ H+(aq) + S2– (aq) Ka = 1,0 x 10 – 14

Catatan:
Harga Ka Keterangan
Kurang dari 1 x 10‾ 7 asam sangat lemah
1 x 10 ‾ 7 hingga 1 x 10‾ 2 asam lemah
1 x 10 ‾ 2 hingga 1 x 103 asam kuat

Demikian pula untuk larutan basa


BOH(aq) ⇆ B+(aq) + OH ‾ (aq)
[𝐵 + ][𝑂𝐻 − ]
𝐾𝑏 =
[𝐵𝑂𝐻]

dengan Kb = tetapan ionisasi basa

Page 16
Larutan Asam dan Basa

Untuk suatu larutan basa kuat karena terjadi ionisasi sempurna, sehingga konsentrasi
ion OH¯ akan sama dengan konsentrasi dari larutan basanya, misalnya:
KOH (aq) → K+ (aq) + OH¯ (aq)
x mol x mol x mol
[OH ¯ ] = [ KOH ]

Sedangkan untuk suatu basa lemah Misalkan larutan NH4OH = NH3(aq) , ionisasinya sebagai
berikut :
NH4OH (aq) ⇆ NH4 +(aq) + OH ¯ (aq)
[𝑁𝐻4 + ][𝑂𝐻 − ]
𝐾𝑏 =
[𝑁𝐻4 𝑂𝐻]
Karena [ NH4+] = [OH¯] , maka
[𝑂𝐻 − ][𝑂𝐻 − ] [𝑂𝐻 − ]2
𝐾𝑏 = =
[𝑁𝐻4 𝑂𝐻] [𝑁𝐻4 𝑂𝐻]
[𝑂𝐻 − ] = √𝐾𝑏 × [𝑁𝐻4 𝑂𝐻]

Sehingga dapat disimpulkan bahwa:


[𝑂𝐻 − ] = √𝐾𝑏 × 𝑏𝑎𝑠𝑎

Basa kuat memiliki harga Kb besar dan basa lemah memiliki harga Kb kecil seperti contoh
beberapa harga Kb larutan basa pada tabel berikut.
Golongan Basa Lemah
Basa Ionisasi Kb
Amonia NH3 (aq) + H2O(aq) ⇆ NH4 +(aq) + OH ¯ (aq) Kb =1,8 x 10¯5
Fosfin PH3(aq) + H2O(aq) ⇆ PH4 +(aq) + OH ¯(aq) Kb =1,0 x10 ¯14
Golongan Basa Kuat
Natrium NaOH(aq) → Na+(aq) + OH ¯(aq) Sangat besar
hidroksida

Demikian pula untuk larutan basa yang mempunyai harga Kb sangat besar, maka mengalami
reaksi ionisasi secara sempurna, sehingga tanda panah ditulis hanya satu ke arah hasil reaksi.

Page 17
Larutan Asam dan Basa

Derajat
Keasaman (pH)

Gambar penentuan pH dengan pH meter


Larutan dapat bersifat asam, basa atau netral tergantung konsentrasi ion hidrogen
dalam larutan tersebut. Berdasarkan konsentrasi ion hidrogen pula, dapat ditentukan
keasaman dari larutan tersebut. Untuk menghindari penggunaan angka yang sangat kecil,
Sorensen (1868 – 1939) mengusulkan konsep pH, agar memudahkan kimiawan dalam
mengukur konsentrasi ion H+ dan perubahannya dalam suatu larutan.Untuk mempelajari
hubungan pH dengan konsentrasi ion H+, marilah kita lihat data suatu percobaan pengukuran
pH beberapa larutan asam yang konsentrasinya berbeda dengan indikator universal.

Berikut disajikan tabel data eksperimen pH larutan HCl pada beberapa konsentrasi.

No Larutan Konsentrasi Konsentrasi ion H+ pH

1. HCl 0,1 M 0,1 M 1


2. HCl 0,01 M 0,01 M 2
3. HCl 0,001 M 0,001 M 3

Dengan mengubungkan harga [H+] dengan pH, maka didapat:

pH = - log [H+]

Page 18
Larutan Asam dan Basa

Rumus itu pertama kali disarankan oleh Sorensen (1868-1939). Harga pH larutan
berkisar antara 0 sampai dengan 14. Selain untuk [H+] berlaku pula untuk [OH-], Ka, Kb dan
Kw. Sehingga didapat rumus sebagai berikut.
pOH = - log [OH-]
pKa = - log Ka
pKb = - log Kb
pKw = - log Kw
Sebaliknya konsentrasi ion H+ dalam larutan dapat ditentukan, jika pH suatu larutan
telah diukur. Untuk mengukur pH larutan dapat digunakan alat yang disebut pH meter.
Selain pH meter, indikator universal juga dapat digunakan. Indikator ini dapat berwujud
larutan dan stik. Kertas indikator universal yang dijual di pasaran, biasanya telah dilengkapi
dengan perubahan warna indikator yang menunjukkan pH tertentu. Hubungan antara
konsentrasi ion H+ dalam larutan dengan pH dapat dirumuskan sebagai berikut:

[H+] = 10-pH dan [OH-] = 10-pOH

Page 19

Anda mungkin juga menyukai