Anda di halaman 1dari 11

KIMIA SMA KELAS XI

HANDOUT
LARUTAN PENYANGGA (LARUTAN BUFFER)

Gambar 1. Sel Darah

Darah merupakan komponen yang sangat penting bagi mahluk hidup. Tahukah

kamu? Darah kita mempunyai pH yang relatif tetap di sekitar 7,4. Ketika

metabolisme tubuh meningkat (akibat olahraga atau ketakutan) maka pada proses

metabolism tersebut banyak dihasilkan zat-zat yang bersifat asam yang masuk

kedalam aliran darah akan mengakibatkan turunnya nilai pH. Bagaimana darah dapat

mempertahankan pH tubuh kita? Komponen apa yang menyebabkan pH darah relatif

tetap?
A. TUJUAN

Setelah pembelajaran ini peserta didik diharapkan mampu :

1. Membedakan larutan penyangga dan bukan penyangga melalui percobaan

dengan ketepatan 100% benar.

2. Menganalisis sifat larutan penyangga berdasarkan komposisinya melalui

percobaan dengan ketepatan 100% benar.

3. Menganalisis prinsip kerja larutan penyangga berdasarkan percobaan

dengan ketepatan 100% benar

4. Menjelaskan contoh dari fungsi larutan penyangga dalam tubuh makhluk

hidup dan kehidupan sehari-hari minimal 1 contoh benar dari 2 contoh.

B. URAIAN MATERI

Larutan penyangga atau larutan Buffer adalah larutan yang dapat mempertahankan

harga pH tertentu terhadap usaha mengubah pH seperti penambahan asam, basa

atau pengenceran. Artinya, pH larutan penyangga praktis tidak berubah walaupun

ditambah sedikit asam kuat atau basa kuat atau bila larutan diencerkan. Contoh

larutan penyangga adalah air laut. Apabila 0,1 mL larutan HCl 1 M ditambahkan

dalam 1liter air suling, pH nya akan berubah dari 7 menjadi 4. Bila HCl yng sama

banyak ditambahkan dalam satu liter air laut, perubahan pH nya jauh lebih kecil,

yaitu dari 8,2 menjadi 7,6.

Page 02
.

Apa Saja Komponen Larutan Penyangga?


Larutan penyangga mengandung campuran asam lemah dan basa

konjugaasinya atau basa lemah dan asam konjugasinya.

Larutan penyangga dapat dibedakan atas larutan penyangga asam dan larutan

penyangga basa. Larutan penyangga asam mempertahankan pH pada daerah

asam ( pH < 7), sedangkan larutan penyangga basa mempertahankan pH pada

daerah basa (pH>7).

a. Larutan Penyangga Asam

Larutan penyangga asam mengandung suatu asam lemah (HA) dan basa

konjugasinya ( A- ). Larutan seperti ini dapat dibuat dengan berbagai cara

misalnya :

1) Mencampurkan asam lemah (HA) dengan garamnya (LA, garam LA

menghasilkan ion A- yang merupakan basa konjugasi dari asam HA).

Beberapa contoh :

Page 03
• CH3COOH + NaCH3COO (komponen buffernya: CH3COOH dan

CH3COO-)

• H2CO3 + NaHCO3 (komponen buffernya H2CO3 dan HCO3- )

• NaH2PO4 + Na2HPO4 (komponen buffernya H2PO4- dan HPO4 2-


)

2) Mencampurkan suatu asam lemah dengan basa kuat dimana asam lemah

dicampurkan dalam jumlah berlebih. Campuran akan menghasilkan garam

yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang bersangkutan.

Contoh :

• 100 mL larutan CH3COOH 0,1 M + 50 mL larutan NaOH 0,1 M

Jumlah mol CH3COOH = 100 mL x 0,1 mmol/mL = 10 mmol

jumlah mol NaOH = 50 mL x 0,1 mmol/mL = 5 mmol

Campuran akan bereaksi menghasilkan 5 mmol NaCHCOO, sedangkan

CH3COOH bersisa 5 mmol, dengan rincian sebagai berikut :

CH3COOH (aq) + NaOH (aq) -------> NaCH3COO(aq) + H2O (l)

atau reaksi ion

CH3COOH (aq) + OH- --------> CH3COO- (aq) + H2O (l)

mula-mula : 10 mmol 5 mmol -

reaksi :-5 mmol - 5 mmol + 5 mmol

akhir : 5 mmol - 5 mmol

Campuran merupakan buffer karena mengandung CH3COOH (asam

lemah ) dan CH3COO- ( basa konjugasi dari CH3COOH)

Page 04
b. Larutan penyangga Basa

Laturan penyangga basa mengandung suatu basa lemah (B) dan asam

konjugasinya (H+ ). Larutan penyangga basa dapat dibuat dengan cara yang

serupa dengan pembuatan larutan penyangga. asam.

1) Mencampur suatu basa lemah dengan garamnya.

Contoh :

Larutan NH3 + NH4Cl (komponen buffernya : NH3 dan NH4+)

2) Mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam kuat di mana basa

lemahnya dicampurkan berlebih.

Contoh :

50 mL NH3 0,2 M ( = 10 mmol ) dicampur dengan 50 mL HCl 0,1 M ( = 5

mmol). Campuran akan bereaksi menghasilkan 5 mmol NH4Cl (NH4+)

sedangkan NH3 bersisa 5 mmol dengan rincian sebagai berikut :

NH3 (aq) + HCl (aq) --------> NH4Cl (aq)

Atau dengan reaksi ion :

NH3 (aq) + HCl (aq) --------> NH4+ (aq)

Mula-mula : 10 mmol 5 mmol

Reaksi : -5 mmol -5 mmol + 5 mmol

Akhir : 5 mmol - 5 mmol

Jadi, campuran merupakan buffer karena mengandung NH3 (basa lemah)

dan NH4+ (asam konjugasi NH3)

Page 05
Bagaimana Cara Kerja Larutan Penyangga?

a. Larutan Penyangga Asam

Contoh : Larutan penyangga yang mengandung CH3COOH dan CH3COO-

Dalam larutan kesetimbangan :

CH3COOH <========> CH3COO- + H+

Penambahan asam ( H+ ) akan menggeser kesetimbangan ke kiri, ion H+ yang

ditambahkan akan bereaksi dengan ion CH3COO- membentuk molekul

CH3COOH. Jika yang ditambahkan adalah basa, maka ion H+ dari basa akan

bereaksi dengan ion H+ membentuk air. Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan

bergeser ke kanan sehingga konsentrasi ion H+ dapat dipertahankan.

b. Larutan penyangga basa.

Contoh : Larutan penyangga yang mengandung NH3 dan NH4+ .

NH3 (aq) + H2O (l) <=====> NH4+ (aq) + OH-

Jika ke dalam larutan ditambahkan suatu asam, maka ion dari asam akan mengikat

ion OH-. Hal ini menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan sehingga

konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan.

Bagaimana Cara Menghitung pH Larutan Penyangga?


pH larutan penyangga tergantung pada Ka asam lemah atau Ka basa lemah serta

perbandingan konsentrasi asam dengan konsentrasi basa konjugasi atau

konsentrasi basa dengan konsentrasi asam konjugasi dalam larutan tersebut.

a. Larutan Penyangga Asam

Pada larutan penyangga yang terdiri atas CH3COOH dengan NaCH3COO, asam

asetat mengion sebagian menurut reaksi kesetimbangan, sedangkan natrium

asetat mengion sempurna. Misalnya jumlah CH3COOH yang dilarutkan = a mol dan

Page 06
jumlah yang mengion = x mol, maka susunan kesetimbangan dapat dirinci sebagai

berikut :

CH3COOH (aq) ------> CH3COO- (aq) + H+ (aq)

mula - mula : a mol - -

reaksi : - x mol + x mol + x mol

setimbang : a - x mol x mol x mol

Misalkan jumlah mol NaCH3COO yang dilarutkan = g mol. Dalam larutan, garam ini

mengion sempurna membentuk g mol ion Na+ dan g mol ion CH3COO-.

NaCH3COO (aq) ----------> CH3COO- (aq) + Na+ (aq)

mula - mula : g mol - -

reaksi : - g mol + g mol + g mol

setimbang : - g mol g mol

Tetapan ionisasi asam asetat sesuai dengan persamaan pertama :

Ka = [CH3COO-] [H+ ]

[ CH3COOH ]

Maka konsentrasi ion H+ dalam larutan akan ditentukan oleh persamaan berikut :

[𝑪𝑯𝟑 𝑪𝑶𝑶𝑯]
[H+] = Ka
[𝑪𝑯𝟑 𝑪𝑶𝑶− ]

Jumlah ion CH3COO- dalam larutan = ( x + g), sedangkan jumlah CH3COOH = (

a-x) mmol. Oleh karena dalam larutan terdapat banyak ion CH3COO- , yaitu yang

berasal dari NaCH3COO, maka kesetimbangan akan terdesak ke kiri, sehingga

jumlah mol CH3COOH dalam larutan dianggap tetap a mol (a - x) = a; jumlah

CH3COOH yang mengion diabaikan.

Page 07
Dengan alasan yang sama, jumlah ion CH3COO- dalam larutan dapat dianggap = g

mol ( g + x = g; )

[ H+] = Ka x (a/V) / (g/V) ( V = volume larutan )

atau

[ H +] = Ka x a/g

pH = -log (Ka x a/g )

= - log Ka - log a/g

atau

pH = pKa – log a/g

dengan :

Ka = tetapan ionisasi asam lemah

a = jumlah mol asam lemah

g = jumlah mol basa konjugasi

b. Larutan Penyangga dari Basa Lemah dan Asam Konjugasinya

Perhatikan larutan penyangga yang mengandung NH3 dan NH4Cl. Dalam

larutan, NH3 mengion menurut reaksi keseimbangan sedangkan NH4Cl mengion

sempurna.

NH3 (aq) + H2O (l) <=====> NH4+ (aq) + OH- (aq)

NH4Cl (aq) -----> NH4+ (aq) + Cl- ( aq)

Sama halnya dengan penurunan larutan penyangga dari basa lemah dan asam

konjugasinya

[OH-] = Kb x b/g

Page 08
dan
pOH = pKa – log b/g

dengan

Kb = tetapan ionisasi basa lemah

b = jumlah mol basa lemah

g = jumlah mol asam konjugasi

Apa Fungsi Larutan Penyangga dalam Tubuh Makhluk Hidup dan

Dalam Kehidupan Sehari-hari?


Larutan penyangga digunakan secara luas dalam kimia analitis, biokimia dan

bakteriologi juga dalam fotografi, industri kulit dan zat warna. Dalam tiap bidang

tersebut terutama dalam biokimia dan bakteriologi diperlukan rentang pH

tertentu yang sempit untuk mencapai hasil optimum. Kerja suatu enzim

tumbuhnya kultur bakteri dalam proses biokimia lainnya sangan sensitif terhadap

perubahan pH.

Cairan tubuh, baik cairan intra sel maupun cairan luar sel, merupakan larutan

penyangga. Sistem penyangga utama dalam cairan intra sel adalah pasangan asam

basa konjugasi dihidrogenphosphat- monohidrogenphosphat ( H2PO4- - HPO42-)

Sistem ini bereaksi dengan asam dan basa sebagai berikut :


2- +
HPO4 (aq) + H (aq) --------> H2PO4 – (aq)

H2PO4 – (aq) + OH- (aq) --------> HPO4 2-


(aq) + H2O (l)

Page 09
adapun sistem penahan utama dalam cairan luar sel ( darah) adalah pasangan asam

basa konjugasi asam karbonat dan bikarbonat (H2CO3 – HCO3- ). Sistem ini

bereaksi dengan asam dan basa sebagai berikut :

H2CO3 (aq) + OH- (aq) ------> HCO3- (aq) + H2O (l)

HCO3 – (aq) + H+ (aq) -----> H2CO3 (aq)

Sistem Penyangga diatas membantu menjaga pH darah hampir konstan, yaitu

sekitar 7,4.

Perbandingan konsentrasi HCO3- terhadap H2CO3 yang diperlukan untuk

menjadikan pH = 7,4 adalah 20 : 1. Jumlah HCO3- yang relatif jauh lebih

banyak itu dapat dimengerti karena hasil-hasil metabolisme yang diterima darah

lebih banyak yang bersifat asam. Proses metabolisme dalam jaringan terus

menerus membebaskan asam-asam seperti asam laktat, asam fosfat dan asam

sulfat. Ketika asam-asam masuk ke pembuluh darah maka ion HCO3- akan

berubah menjadi H2CO3, kemudian H2CO3 akan terurai menjadi CO2. Pernapasan

akan meningkat untuk mengeluarkan kelebihan CO2 melalui paru-paru. Apabila

darah harus menerima zat yang bersifat basa maka H2CO3 akan berubah menjadi

HCO3- . untuk mempertahankan perbandingan HCO3- /H2CO3 tetap 20/1 , maka

sebagian CO2 yang terdapat dalam paru-paru akan larut ke dalam darah

membentuk H2CO3.

Apabila mekanisme pengaturan pH dalam tubuh gagal, seperti dapat terjadi

selama sakit, sehingga pH darah turun ke bawah 7,0 atau naik ke atas 7,8 dapat

menyebabkan kerusakan permanen pada organ tubuh bahkan kematian. Faktor-

faktor yang dapat menyebabkan keadaan asidosis (penurunan pH) adalah penyakit

jantung, penyakit ginjal, diabetes millitus ( penyakit gula), diare yang terus

menerus, atau makanan berkadar protein tinggi selama jangka wakru yang lama.

Page 10
Keadaan asidosis sementara dapat terjadi karena olahraga intensif yang

dilakukan terlalu lama. Alkalosis (peningkatan pH darah) dapat terjadi sebagai

akibat muntah yang hebat, hiperventilasi ( bernapas terlalu berlebihan, kadang-

kadang karena cemas atau histeris atau berada di ketinggian). Suatu penelitian

yng dilakukan terhadap para pendaki gunung yang mencapai puncak Everest (8848

m) tanpa oksigen tambahan menunjukkan pH darah mereka berada di antara 7,7 -

7,8. Hiperventilasi diperlukan untuk mengatasi tekanan oksigen yang amat rendah

( kira-kira 43 mmHg) di tempat setinggi itu

Page 11

Anda mungkin juga menyukai