D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
1. OKY YOLANDA
2. DIMAS P NUGROHO
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG..
TUJUAN PENULISAN.........................
BAB II ISI
LOWRY.
RENTANG PH INDIKATOR..
TEORI GARAM.
ASAM SULFAT.
LARUTAN BUFFER.
DAFTAR PUSTAKA..
BAB 1 PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Asam dan basa secara tidak sadar merupakan bagian dari kehidupan kita.
Kita senantiasa berinteraksi dengan asam dan basa setiap hari. Makanan yang
ada diatasnya. Kualitas air juga dapat ditentukan dengan mengukur tingkat
lain) di alam berupa liquid (larutan). Karena bentuk inilah yang mudah
direaksikan dengan senyawa lainnya. Meskipun asam dan basa yang kita
konsumsi setiap hari berupa padatan berupa makanan dan sabun, namun pada
Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang bila dilarutkan di dalam air
meningkatkan konsentrasi ion H+(aq). Basa adalah zat yang bila dilarutkan di
dalam air dapat meningkatkan konsentrasi ion OH-(aq). ion H+(aq) tidak berupa
proton bebas tetapi terikat secara kimia pada molekul air, membentuk
H3O+(aq). Spesi ini dinamakn ion hidronium yang terasosiasi dengan sendirinya
melalui ikatan hidrogen dengan sejumlah molekul air. Adanya ion hidronium dan
ion hidroksida dalam larutan air akibat swa-ionisasi
air
Dengan demikian, pelarutan asam atau basa ke dalam air akan menggeser
reaksi swaionisasi air.
Contoh asam menurut teori Arrhenius adalah HCl. HCl bila dilarutkan kedalam
air akan menghasilkan H+ dan Cl- sesuai reaksi
contoh basa menurut adalah KOH. KOH bila dilarutkan ke dalam air akan
menghasikan K+ dan OH- sesuai reaksi:
Untuk mengidentifikasi suatu larutan yang bersifat asam, basa, atau netral
secara sederhana dapat digunakan kertas lakmus.
Dalam larutan yang bersifat asam kertas lakmus berwarna merah, sedangkan
dalam larutan yang bersifat basa kertas lakmus berwarna biru.
Warna kertas lakmus dalam larutan yang bersifat asam, basa, dan netral
ditunjukkan pada Tabel di bawah ini!
2. Larutan Indikator
Larutan indikator asam-basa adalah zat-zat warna yang mempunyai
warna berbeda dalam larutan yang bersifat asam, basa, atau netral.
Warna indikator tersebut dalam larutan asam, basa, dan netral ditunjukkan pada
Tabel di bawah ini!
Ekstrak bahan-bahan itu dapat memberikan warna yang berlainan dalam larutan
asam maupun larutan basa.
Dalam larutan asam, terjadi perubahan warna dari ungu menjadi kemerah-
merahan, sedangkan dalam larutan basa terjadi perubahan warna dari ungu
menjadi biru kehitaman. Dengan demikian, ekstrak kulit manggis dapat
digunakan sebagai indikator alami.
Ada juga contoh lain yang dapat digunakan sebagai indikator alami, yaitu ekstrak
kubis ungu. Ekstrak kubis ungu dapat dimanfaatkan untuk menentukan sifat
suatu larutan.
Jika ekstrak kubis ungu diteteskan dalam larutan asam, basa, dan netral akan
menghasilkan warna-warna seperti pada Tabel di bawah ini!
Ungu Netral
Kurva titrasi asam kuat oleh basa kuat ditunjukkan pada kurva berikut:
Misalnya, 25 mL HCl 0,1 M (asam kuat) dititrasi oleh NaOH 0,1 M (basa
kuat), kita dapat menghitung pH larutan pada bermacam-macam titik selama
berlangsungnya titrasi. Pada grafik, diperlihatkan ciri penting dari kurva titrasi
NaOH HCl bahwa pH berubah secara lambat sampai dekat titik ekuivalen.
Penambahan NaOH menyebabkan harga pH naik sedikit demi sedikit.
Pada pH ini asam kuat tepat habis bereaksi dengan basa kuat, sehingga larutan
yang terbentuk adalah garam air yang bersifat netral.
Dengan basa kuat, proton dialihkan langsung dari molekul CH3COOH yang tak
mengion ke OH. Untuk penetralan CH3COOH oleh NaOH, persamaan ion
bersihnya sebagai berikut (James E. Brady, 1990).
Kurva titrasi asam lemah oleh basa kuat dapat ditunjukkan pada kurva berikut:
Sifat penting yang perlu diingat pada titrasi asam lemah oleh basa kuat adalah:
1. pH awal lebih tinggi daripada kurva titrasi asam kuat oleh basa kuat
(karena asam lemah hanya mengion sebagian).
2. Terdapat peningkatan pH yang agak tajam pada awal titrasi. Ion asetat
yang dihasilkan dalam reaksi penetralan bertindak sebagai ion senama dan
menekan pengionan asam asetat.
3. Sebelum titik ekuivalen tercapai, perubahan pH terjadi secara bertahap.
Larutan yang digambarkan dalam bagian kurva ini mengandung CH3COOH dan
CH3COO yang cukup banyak. Larutan ini disebut larutan penyangga.
4. pH pada titik di mana asam lemah setengah dinetralkan ialah pH = pKa.
Pada setengah penetralan, [CH3COOH] = [CH3COO].
5. pH pada titik ekuivalen lebih besar dari 7, yaitu 8,9, sebagai akibat
hidrolisis oleh CH3COO.
6. Setelah titik ekuivalen, kurva titrasi asam lemah oleh basa kuat identik
dengan kurva asam kuat oleh basa kuat. Pada keadaan ini, pH ditentukan oleh
konsentrasi OH bebas.
7. Bagian terjal dari kurva titrasi pada titik ekuivalen dalam selang pH yang
sempit (dari sekitar 7 sampai 10).
8. Pemilihan indikator yang cocok untuk titrasi asam lemah oleh basa kuat
lebih terbatas, yaitu indikator yang mempunyai trayek pH antara 7 sampai 10.
Indikator yang dipakai adalah fenolftalein.
TEORI GARAM
Orang mengalami sakit perut disebabkan asam lambung yang meningkat.
Untuk menetralkan asam lambung (HCl) digunakan antacid. Antacid
mengandung basa yang dapat menetralkan kelebihan asam lambung (HCl).
Umumnya zat-zat dengan sifat yang berlawanan, seperti asam dan basa
cenderung bereaksi membentuk zat baru. Bila larutan asam direaksikan dengan
larutan basa, maka ion H+ dari asam akan bereaksi dengan ion OH- dari basa
membentuk molekul air.
H+ (aq) + OH- (aq) > H2O ()
Asam Basa Air
Karena air bersifat netral, maka reaksi asam dengan basa disebut reaksi
penetralan.
Ion-ion ini akan bergabung membentuk senyawa ion yang disebut garam.
Bila garam yang terbentuk ini mudah larut dalam air, maka ion-ionnya akan tetap
ada di dalam larutan. Tetapi jika garam itu sukar larut dalam air, maka ion-ionnya
akan bergabung membentuk suatu endapan. Jadi, reaksi asam dengan basa
disebut juga reaksi penggaraman karena membentuk senyawa garam.
Mari kita simak contoh reaksi pembentukan garam berikut!
Asam + Basa > Garam + Air
Asam klorida + Natrium hidroksida > Natrium klorida + air
HCl (aq) + Na OH (aq) > Na Cl (aq) + H2O ()
Asam Basa Garam Air
Walaupun reaksi asam dengan basa disebut reaksi penetralan, tetapi
hasil reaksi (garam) tidak selalu bersifat netral. Sifat asam basa dari larutan
garam bergantung pada kekuatan asam dan basa penyusunnya.
Garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat bersifat netral, disebut
garam normal, contohnya NaCl dan KNO3. Garam yang berasal dari asam kuat
dan basa lemah bersifat asam dan disebut garam asam, contohnya adalah NH4
Cl. Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat bersifat basa dan
disebut garam basa, contohnya adalah CH3COONa.
Contoh asam kuat adalah HCl, HNO3, H2SO4. Adapun KOH, NaOH,
Ca(OH)2 termasuk basa kuat.
Tabel beberapa contoh garam
ASAM SULFAT
Asam sulfat mempunyai rumus kimia H2SO4, merupakan asam mineral
(anorganik) yang kuat. Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan.
Asam sulfat mempunyai banyak kegunaan, termasuk dalam
kebanyakanreaksi kimia. Kegunaan utama termasuk pemrosesan bijih mineral,
sintesis kimia, pemrosesan air limbah dan pengilangan minyak.
Reaksi hidrasi (pelarutan dalam air) dari asam sulfat adalah reaksi
eksoterm yang kuat. Jika air ditambah kepada asam sulfat pekat, terjadi
pendidihan. Senantiasa tambah asam kepada air dan bukan sebaliknya.
Sebagian dari masalah ini disebabkan perbedaan isipadu kedua cairan. Air
kurang padu dibanding asam sulfat dan cenderung untuk terapung di atas asam.
Reaksi tersebut membentuk ion hidronium:
H2SO4 + H2O H3O+ + HSO4.
Disebabkan asam sulfat bersifat mengeringkan, asam sulfat merupakan
agen pengering yang baik, dan digunakan dalam pengolahan kebanyakan buah-
buahan kering.
LARUTAN BUFFER