KIMIA
Disusun Oleh :
- Rangga Bayu Anggoro (22041014)
- Andrian Syahputra (220410012)
- Ashfiya Fatiy Hidayat (220410005)
- Fadly Atmaja N (2204110145)
- M Wahyu Armando (190410013)
- Zaahi Ulaaika Santoso (220410008)
- Ahyanul Fiddi Amartya (220410111)
- Mursalin (220410110)
Dosen : Citra Indah Asmarawati , S.T., M.T.
PEMBAHASAN
2.1 Teori Asam Basa Arrhenius
Larutan asam dan basa merupakan contoh larutan elektrolit. Pada tahun 1884, Stave Arrhenius
(1859 - 1897) seorang ilmuwan Swedia. la menjelaskan bagaimana kekuatan asam dan basa
dalam larutan aqua (air). Larutan asam dan basa di dalam air akan terionisasi menjadi ion -
ionnya sehingga dalam larutannya dapat menghantarkan arus listrik. Berdasarkan kemampuan
ionisasinya dalam larutan, asam dibedakan menjadi asam kuat dan asam lemah, begitupun basa
dibedalan menjadi basa kuat dan basa lemah.
Asam didefinisikan sebagai senyawa yang menghasilkan ion hidrogen (H+) jika dilarutkan
dalam air. Pembawa sifat asam adalah ion H+. Asam Arrhenius dirumuskan sebagai HxZ yang di
dalam air mengalami ionisasi sebagai berikut: HxZ —> x H+ + Zx Jumlah ion H+ yang dapat
dihasilkan oleh 1 molekul asam disebut valensi asam. Sedangkan ion negative yang terbentuk
dari asam setelah melepaskan ion H+ disebut ion sisa asam.
Basa didefinisikan sebagai senyawa yang menghasilkan ion hidroksida (OH-) jika dilarutkan
dalam air. Pembawa sifat basa adalah ion OH Basa Arrhenius adalah hidroksida logam, M(OH)x
yang dalam air terurai sebagai berikut : M(OH)x — MX+ + OH
Jumlah ion OH yang dapat dilepaskan oleh satu molekul basa disebut valensi basa.Asam
hidroklorida (asam klorida) dinetralkan oleh kedua larutan natrium hidroksida dan larutan
amonia. Pada kedua kasus tersebut kita akan memperoleh larutan tak berwarna yang dapat kamu
kristalisasi untuk mendapatkan garam berwarna putih baik itu natrium klorida maupun amonium
klorida. Keduanya jelas merupakan reaksi yang sangat mirip. Persamaan lengkapnya adalah :
Pada kasus natrium hidroksida ion hidrogen dari asam bereaksi dengan ion hidroksida dari
natrium hidroksida sejalan dengan teori Arrhenius. Akan tetapi, pada kasus amonia, tidak
muncul ion hidroksida sedikit pun! Kita bisa memahami hal ini dengan mengatakan bahwa
amonia bereaksi dengan air yang melarutkan amonia tersebut untuk menghasilkan ion amonium
dan ion hidroksida: Reaksi ini merupakan reaksi reversibel, dan pada larutan amonia encer yang
khas, sekitar 99% sisa amonia ada dalam bentuk molekul amonia. Meskipun demikian, pada
reaksi tersebut terdapat ion hidroksida, dan kita dapat menyelipkan ion hidroksida ini ke dalam
teori Arrhenius. Akan tetapi, reaksi yang sama juga terjadi antara gas amonia dan gas hidrogen
klorida. Pada kasus ini tidak terdapat ion hidrogen atau ion hidroksida dalam larutan karena
bukan merupakan suatu larutan. Teori Arrhenius tidak menghitung reaksi ini sebagai reaksi asam
basa, meskipun pada faktanya reaksi tersebut menghasilkan produk yang sama seperti ketika dua
zat tersebut berada dalam larutan
- Asam didefinisikan sebagai molekul atau ion yang memberikan proton (donor
proton),yaitu ion H+.
- Basa didefinisikan sebagai molekul atau iom yang menerima proton (akseptor proton)
Asam Basa Bronsted Lowry Dalam teori asam basa Bronsted Lowry, ion hydrogen
(proton) dipindahkan dari asam ke basa. Asam dan basa saling membentuk pasangan
dengan kation atau anion yang dihasilkannya, dan dikatakan sebagai pasangan asam basa
konjugasi. Semakin kuat suatu asam semakin Jemah basa konjugasinya, demikian pula
sebaliknya. Jadi dapat disimpulkan asam kiat memiliki basa konjugat yang lemah, dan
sebaliknya. Contohnya: CH3COOH(aq) + H20(1) + H30+ (aq) + CH3COO (aq) (Asam
1) (Basa 2) (Asam 2) (Basa 1) H20 (1) + NH3 (aq) + NH4+ (aq) + OH (aq) (Asam 1)
(Basa 2) (Asam 2) (Basa 1) Hubungan antara teori Bronsted-Lowry dan teori Arrhenius
Teori Bronsted Lowry tidak berlawanan dengan teori Arrhenius - Teori Bronsted-Lowry
merupakan perluasan teori Arrhenius. Ion hidroksida tetap berlaku sebagai basa karena
ion hidroksida menerima ion hidrogen dari asam dan membentuk air. Asam
menghasilkan ion hidrogen dalam larutan karena asam bereaksi dengan molekul air
melalui pemberian sebuah proton pada molekul air. Ketika gas hidrogen klorida
dilarutkan dalam air untuk menghasilkan asam hidroklorida, molekul hidrogen klorida
memberikan sebuah proton (sebuah ion hidrogen) ke molekul air. ikatan koordinasi
(kovalen dativ) terbentuk antara satu pasangan mandiri pada oksigen dan hidrogen dari
HCI. Menghasilkan ion hidroksonium, Ketika asam yang terdapat dalam larutan bereaksi
dengan basa, yang berfungsi sebagai asam sebenarnya adalah ion hidroksonium. Sebagai
contoh, proton ditransferkan dari ionmhidroksonium ke ion hidroksida untuk
mendapatkan air.Tampilan elektron terluar, tetapi mengabaikan elektron pada bagian
yang lebih dalam adalah sesuatu hal yang penting untuk mengatakan bahwa meskipun
anda berbicara tentang ion Hidrogen dalam suatu larutan, H* aq, sebenamya anda sedang
membicarakan ion hidroksonium.
Bagian ini menjelaskan istilah kuat dan lemah yang digunakan pada asam. Sebagai bagian dari
penjelasan, bagian ini juga memberikan definisi dan menerangkan apa yang dimaksud dengan
pH, K, dan pK. Adalah penting bahwa kita jangan keliru memahami kata kuat dan lemah dengan
istilah pekat dan encer. Seperti yang akan kita lihat di bawah ini, kekuatan asam berhubungan
dengan perbandingan asam yang dapat bereaksi dengan air untuk menghasilkan ion. Konsentrasi
menjelaskan kepada anda mengenai seberapa banyak jumlah asam semula yang terlarut dalam
air. Suatu kemungkinan yang sangat sempurna untuk memiliki Jarutan pekat dari asam lemah.,
atau larutan encer dari asam kuat.
a. Asam kuat
Ketika asam dilarutkan dalam air sebuah proton (ion hidrogen) ditransferkan ke molekul
air untuk menghasilkan ion hidroksonium dan sebuah ion negatif tergantung pada asam
yang anda pakai. Pada kasus yang umum, reaksi tersebut reversibel, tetapi pada beberapa
kasus, asam sangat baik pada saat memberikan ion hidrogen yang dapat kita fikirkan
bahwa reaksi berjalan satu arah. Asam 100% terionisasi. Sebagai contoh, ketika hidrogen
klorida dilarutkan dalam air untuk menghasilkan hidrogen klorida sangat sedikit sekali
terjadi reaksi kebalikan yang dapat kita tulis. Pada tiap saat, sebenarnya 100% hidrogen
klorida akan bereaksi untuk menghasilkan ion hidroksonium dan ion klorida. Hidrogen
klorida digambarkan sebagai asam kuat. Asam kuat adalah asam yang terionisasi 100%
dalam larutan. Asam kuat lain yang biasa diperoleh adalah asam sulfat dan asam nitrat.
Anda barangkali menemukan suatu persamaan untuk ionisasi yang dituliskan melalui
sebuah bentuk yang disederhanakan : Persamaan ini menunjukkan hidrogen klorida
terlarut dalam air yang terpisah untuk memberikan ion hidrogen dalam larutan dan ion
klorida dalam larutan. Versi ini sering digunakan dalam pekerjaan ini hanya untuk
menjadikan sesuatu terlihat lebih mudah. Jika anda menggunakannya, harus diingat
bahwa air memang benar benar terlibat, dan ketika anda menuliskan H*(aq) yang anda
maksudkan sebenarnya adalah ion hidroksonium, H:O*. Asam kuat dan pH adalah
ukuran konsentrasi ion hidrogen dalam larutan. Asam kuat seperti asam hidroklorida pada
konsentrasi seperti yang sering anda gunakan di lab memiliki pH berkisar antara 0 sampai
1. pH yang lebih rendah, konsentrasi ion hidrogen lebih tinggi dalam larutan. Penentuan
pH asam kuat Jika anda menentukan pH dari 0.1 mol dm asam klorida. Yang anda
perlukan untuk melakukannya adalah menentukan konsentrasi ion hidrogen dalam larutan
terlebih dahulu, dan kemudian mengubahnya menjadi bentuk pH dengan menggunakan
kalkulator. Dengan menggunakan asam kuat hal ini sangatlah mudah. Asam hidroklorida
adalah asam kuat - terionisasi 100%. Tiap mol HCI bereaksi dengan air untuk
menghasilkan mol ion hidrogen dan mol ion klorida. Hal ini berarti bahwa jika
konsentrasi asam adalah 0.1 mol dm, maka konsentrasi ion hidrogen juga 0.1 mol dm”.
Gunakan kalkulator untuk mengubahnya ke dalam bentuk pH. Kalkulator menginginkan
untuk menekan 0.1 Dan kemudian tekan tombol “log”. Anda mungkin melakukannya
dalam bentuk yang berbeda. anda harus menemukannya! logio [0.1] = 1 Tetapi pH = —
logio [0.1] -()=1 pH asam adalah 1.
b. Asam lemah
Asam lemah adalah salah satu yang tidak terionisasi seluruhnya ketika asam lemah
tersebut dilarutkan dalam air. Asam etanoat (asam asetat) adalah asam lemah yang khas.
Asam etanoat bereaksi dengan air untuk menghasilkan ion hidroksonium dan ion etanoat,
tetapi reaksi kebalikannya lebih baik dibandingkan dengan reaksi ke arah depan. Ion
bereaksi dengan sangat mudah untuk membentuk kembali asam dan air. Pada setiap saat,
hanya sekitar 1% molekul asam etanoat yang diubah ke dalam bentuk ion. Sisanya tetap
sebagai molekul asam etanoat yang sederhana. Sebagaian besar asam organik adalah
asam lemah. Hidrogen fluorida (dilarutkan dalam air untuk menghasilkan asam
hidrofluorida) adalah asam anorganik lemah. Membandingkan kekuatan asam lemah
Posisi kesetimbangan reaksi antara asam dan air bervariasi antara asam lemah yang satu
dengan asam lemah yang lainnya. Selanjutnya bergeser ke arah kiri, ke sisi asam yang
lebih lemah. Tetapan disosiasi asam, Kita dapat memperoleh ukuran posisi
kesetimbangan dengan menuliskan tetapan kesetimbangan untuk reaksi. Tetapan yang
memiliki harga lebih rendah, kesetimbangan bergeser ke arah kiri. Disosiasi (ionisasi)
asam adalah contoh reaksi homogen. Semuanya berada pada fasa yang sama — pada
kasus ini, pada larutan dalam air. Karena itu anda dapat menuliskan ungkapan yang
sederhana untuk tetapan kesetimbangan, Ke. Berikut adalah kesetimbangan lagi: Pada
bagian bawah ungkapan, kita memiliki hubungan untuk konsentrasi air dalam larutan.
Hal itu bukanlah suatu masalah — kecuali jumlah tersebut sangatlah besar untuk
dibandingkan dengan jumlah yang lain. Dalam 1 dm’ larutan, terdapat sekitar 55 mol air.
Catatan: Berat | mol air adalah 18 g. | dm’ larutan mengandung kurang lebih 1000 g air.
Dengan membagi angka 1000 dengan 18 diperoleh kurang lebih 55. Jika kita memiliki
asam lemah dengan konsentrasi sekitar 1 mol dm-*, dan hanya sekitar 1% asam lemah
tesebut bereaksi dengan air, jumlah mol air hanya turun sekitar 0.01. Dengan kata lain
jika asam adalah lemah maka konsentrasi air tetap. Pada kasus tersebut tidak terdapat
batasan yang luas dalam memasukan hubungan konsentrasi air ke dalam ungkapan
tersebut jika hubungan konsentrasi air itu merupakan suatu variabel. Malahan tetapan
kesetimbangan yang baru didefinisikan tanpa menyertakannya. Tetapan kesetimbangan
yang baru ini disebut dengan K,. tersebut seringkali diubah ke dalam sesuatu yang baru,
bentuk yang lebih mudah, disebut pK. Pengantar untuk pKa pK, memuat dengan tepat
hubungan yang sama untuk K, sebagaimana pH digunakan untuk menunjukkan
konsentrasi ion hidrogen. Molekul air dapat berfungsi sebagai asam ataupun basa. Salah
satu molekul air (berperilaku sebagai basa) dapat menerima ion hidrogen dari yang
lainnya (berperilaku sebagai asam). Hal ini akan terjadi dimana saja pada air air menjadi
tidak murni. Terbentuk ion hidroksonium dan ion hidroksida. Akan tetapi. ion
hidroksonium merupakan asam yang sangat kuat, dan ion hidroksida adalah basa yang
sangat kuat. Secepat mereka terbentuk, secepat itu pula mereka bereaksi untuk
menghasilkan air kembali. Akibat yang menguntungkan adalah dapat disusun suatu
bentuk kesetimbangan. Setiap saat, terdapat sejumlah kecil ion hidroksonium dan ion
hidroksida yang luar biasa. Pada bagian bawah halaman ini selanjutnya, kita dapat
menghitung konsentrasi ion hidroksonium yang ada dalam air muri. Hasil perhitungan
menghasilkan konsentrasi 1.00 x 10 7 mol dm * pada temperatur kamar. Kamu dapat
menemukan kesetimbangan ini dituliskan dalam bentuk yang disederhanakan: Hal ini
baik untuk mengingatkan anda bahwa H’* sebenamya mengacu pada ion hidroksonium.
2.5 Alat Bahan , Cara Kerja Dan Tabel Praktikum Asam Basa
Alat :
1. Gelas
2. Sendok
Bahan :
1. Buah bit
2. Kunyit
3. Air mineral
4. Soda
5. Cuka
6. Lemon
7. Sabun cair
Cara Kerja :
TABEL REAKSI
BAHAN BUAH BIT (INDIKATOR 1) KUNYIT (INDIKATOR 2)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Seperti yang tadi sudah dibahas, asam dan basa memiliki sifat yang berbeda. Dari segi rasa, asam
memiliki rasa yang masam sedangkan basa memiliki rasa yang pahit. Lalu, dari segi ph, asam
memiliki ph di bawah 7, sedangkan basa memilki ph di atas 7. Jika suatu larutan memiliki ph 7
artinya larutan tersebut sifatnya netral. Ciri selanjutnya dapat dilihat dari indikator asam basa
yang biasa digunakan yaitu Jakmus. Jika suatu larutan bersifat asam, maka ia akan memerahkan
lakmus biru. Sementara itu jika larutannya bersifat basa maka ia akan membirukan lakmus
merah. Larutan aiau senyawa asam bersifat korosif, sedangkan basa bersifat kaustik. Ada tiga
teori asam basa yang umum digunakan, yaitu teori Arrhenius, teori Bronsted Lowry, dan teori
Lewis. Masing-masing memiliki definisi asam dan basa yang berbeda. Menurut teori Arrhenius
asam merupakan senyawa yang dapat melepas H+ di dalam air, sedangkan basa Merupakan
senyawa yang dapat melepaskan OHdi dalam air. Menurut teori Bronsted Lowry, asam
merupakan pendonor proton, sedangkan basa merupakan aseptor proton. Menurut teori Lewis
asam merupakan aseptor elektron sedangkan basa merupakan pendonor elektron.