Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MANDIRI

KIMIA

ASAM DAN BASA

Disusun Oleh :
- Rangga Bayu Anggoro (22041014)
- Andrian Syahputra (220410012)
- Ashfiya Fatiy Hidayat (220410005)
- Fadly Atmaja N (2204110145)
- M Wahyu Armando (190410013)
- Zaahi Ulaaika Santoso (220410008)
- Ahyanul Fiddi Amartya (220410111)
- Mursalin (220410110)
Dosen : Citra Indah Asmarawati , S.T., M.T.

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK DAN KOMPUTER
UNIVERSITAS PUTERA BATAM
2022
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................4
2.1 Teori Asam Basa Arrhenius.........................................................4
2.2 Teori Basa Bronsted Lowry..........................................................4
2.3 Teori Asam Basa Lewis................................................................4
2.4 Asam Kuat dan Asam Lemah.......................................................4
2.5 Alat Bahan , Cara Kerja Dan Tabel Praktikum Asam Basa …….4
BAB III PENUTUP......................................................................................16
3.1 Kesimpulan...................................................................................16
3.2 Daftar Pustaka...............................................................................16
3.3 Lampiran ......................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Senyawa asam dan basa sering di temukan dan berperan penting dalam kehidupan sehari hari.
Contoh bahan yang bersifat asam yaitu pada buah buahan misalnya lemon dan untuk basa
contohnya adalah deterjen. Untuk menjelaskan mengenai asam dan basa terdapat teori
beberapa teori asam basa, diantaranya teori asam basa Arhhenius. Bronsted lowry, Lewis, dll
Asam dan basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting dari bahan kimia.
Sifat asam dan basa dari suatu larutan juga dapat dijelaskan dengan mengukur nilai pHnya.
PH menggambarkan keasaman suatu larutan adalah parameter yang digunakan untuk PH larutan
asam kurang dari 7, larutan basa memiliki pH di atas 7, larutan netral memiliki pH 7
Mempelajari cara menentukan pH dan sifat suatu larutan sangat penting untuk mengetahui
apakah suatu larutan bersifat asam atau basa.
Ada beberapa teori mengenai asam dan basa. Teori asam basa yang pertama adalah teori
Arrhenius. Asam-basa didefinisikan dalam hal pembebasan ion H+ dan OH dari basa, dipahami
sebagai reaksi kesetimbangan. Ketika dikembangkan, pelepasan ion H+ dari asam dan ion OH
dari basa dipahami sebagai reaksi kesetimbangan. Teori kedua, teori Bronsted Lowry, dapat
menjelaskan reaksi asam basa yang terjadi dalam pelarut berair, tidak berair. Teori ketiga, yakni
Teori Lewis yang lebih banyak digunakan untuk reaksi asam basa pada pembentukan ion logam
kompleks.
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Teori Asam Basa Arrhenius
Larutan asam dan basa merupakan contoh larutan elektrolit. Pada tahun 1884, Stave Arrhenius
(1859 - 1897) seorang ilmuwan Swedia. la menjelaskan bagaimana kekuatan asam dan basa
dalam larutan aqua (air). Larutan asam dan basa di dalam air akan terionisasi menjadi ion -
ionnya sehingga dalam larutannya dapat menghantarkan arus listrik. Berdasarkan kemampuan
ionisasinya dalam larutan, asam dibedakan menjadi asam kuat dan asam lemah, begitupun basa
dibedalan menjadi basa kuat dan basa lemah.

Definisi Asam Arrhenius

Asam didefinisikan sebagai senyawa yang menghasilkan ion hidrogen (H+) jika dilarutkan
dalam air. Pembawa sifat asam adalah ion H+. Asam Arrhenius dirumuskan sebagai HxZ yang di
dalam air mengalami ionisasi sebagai berikut: HxZ —> x H+ + Zx Jumlah ion H+ yang dapat
dihasilkan oleh 1 molekul asam disebut valensi asam. Sedangkan ion negative yang terbentuk
dari asam setelah melepaskan ion H+ disebut ion sisa asam.

Definisi Basa Arrhenius

Basa didefinisikan sebagai senyawa yang menghasilkan ion hidroksida (OH-) jika dilarutkan
dalam air. Pembawa sifat basa adalah ion OH Basa Arrhenius adalah hidroksida logam, M(OH)x
yang dalam air terurai sebagai berikut : M(OH)x — MX+ + OH

Jumlah ion OH yang dapat dilepaskan oleh satu molekul basa disebut valensi basa.Asam
hidroklorida (asam klorida) dinetralkan oleh kedua larutan natrium hidroksida dan larutan
amonia. Pada kedua kasus tersebut kita akan memperoleh larutan tak berwarna yang dapat kamu
kristalisasi untuk mendapatkan garam berwarna putih baik itu natrium klorida maupun amonium
klorida. Keduanya jelas merupakan reaksi yang sangat mirip. Persamaan lengkapnya adalah :

Pada kasus natrium hidroksida ion hidrogen dari asam bereaksi dengan ion hidroksida dari
natrium hidroksida sejalan dengan teori Arrhenius. Akan tetapi, pada kasus amonia, tidak
muncul ion hidroksida sedikit pun! Kita bisa memahami hal ini dengan mengatakan bahwa
amonia bereaksi dengan air yang melarutkan amonia tersebut untuk menghasilkan ion amonium
dan ion hidroksida: Reaksi ini merupakan reaksi reversibel, dan pada larutan amonia encer yang
khas, sekitar 99% sisa amonia ada dalam bentuk molekul amonia. Meskipun demikian, pada
reaksi tersebut terdapat ion hidroksida, dan kita dapat menyelipkan ion hidroksida ini ke dalam
teori Arrhenius. Akan tetapi, reaksi yang sama juga terjadi antara gas amonia dan gas hidrogen
klorida. Pada kasus ini tidak terdapat ion hidrogen atau ion hidroksida dalam larutan karena
bukan merupakan suatu larutan. Teori Arrhenius tidak menghitung reaksi ini sebagai reaksi asam
basa, meskipun pada faktanya reaksi tersebut menghasilkan produk yang sama seperti ketika dua
zat tersebut berada dalam larutan

2.2 Teori Asam Basa Bronsted Lowry


Teori asam basa yang dikemukakan Arrhenius dibatasi untuk larutan dalam air. Ternyata ada
banyak reaksi yang menunjukkan sifat reaksi asam basa meskipun tidak dilarutkan dalam air atau
bahkan tanpa pelarut sama sekali. Contohnya reaksi antara gas HCI dan gas NH. Ahli kimia
Denmarks J.N. Bronsted dan ahli kimia Inggris T.M. Lowry (1923) secara terpisah memberikan
definisi baru tentang asam dan basa yang berkaitan dengan transfer proton.

Definisi Asam Basa Bronsted Lowry

- Asam didefinisikan sebagai molekul atau ion yang memberikan proton (donor
proton),yaitu ion H+.
- Basa didefinisikan sebagai molekul atau iom yang menerima proton (akseptor proton)
Asam Basa Bronsted Lowry Dalam teori asam basa Bronsted Lowry, ion hydrogen
(proton) dipindahkan dari asam ke basa. Asam dan basa saling membentuk pasangan
dengan kation atau anion yang dihasilkannya, dan dikatakan sebagai pasangan asam basa
konjugasi. Semakin kuat suatu asam semakin Jemah basa konjugasinya, demikian pula
sebaliknya. Jadi dapat disimpulkan asam kiat memiliki basa konjugat yang lemah, dan
sebaliknya. Contohnya: CH3COOH(aq) + H20(1) + H30+ (aq) + CH3COO (aq) (Asam
1) (Basa 2) (Asam 2) (Basa 1) H20 (1) + NH3 (aq) + NH4+ (aq) + OH (aq) (Asam 1)
(Basa 2) (Asam 2) (Basa 1) Hubungan antara teori Bronsted-Lowry dan teori Arrhenius
Teori Bronsted Lowry tidak berlawanan dengan teori Arrhenius - Teori Bronsted-Lowry
merupakan perluasan teori Arrhenius. Ion hidroksida tetap berlaku sebagai basa karena
ion hidroksida menerima ion hidrogen dari asam dan membentuk air. Asam
menghasilkan ion hidrogen dalam larutan karena asam bereaksi dengan molekul air
melalui pemberian sebuah proton pada molekul air. Ketika gas hidrogen klorida
dilarutkan dalam air untuk menghasilkan asam hidroklorida, molekul hidrogen klorida
memberikan sebuah proton (sebuah ion hidrogen) ke molekul air. ikatan koordinasi
(kovalen dativ) terbentuk antara satu pasangan mandiri pada oksigen dan hidrogen dari
HCI. Menghasilkan ion hidroksonium, Ketika asam yang terdapat dalam larutan bereaksi
dengan basa, yang berfungsi sebagai asam sebenarnya adalah ion hidroksonium. Sebagai
contoh, proton ditransferkan dari ionmhidroksonium ke ion hidroksida untuk
mendapatkan air.Tampilan elektron terluar, tetapi mengabaikan elektron pada bagian
yang lebih dalam adalah sesuatu hal yang penting untuk mengatakan bahwa meskipun
anda berbicara tentang ion Hidrogen dalam suatu larutan, H* aq, sebenamya anda sedang
membicarakan ion hidroksonium.

2.3 Teori Asam Basa Lewis


Teori asam basa Bronsted Lowry melibatkan adanya transfer proton dari asam ke basa. Padahal
ada reaksi - reaksi tertentu yang tidak melibatkan transfer proton. Gilbert N. Lewis (1923)
mengemukakan teori asam basa yang lebih luas. Teori asam basa Lewis digunakan untuk
menjelaskan reaksi — reaksi dari senyawa yang tidak memiliki ion hidrogen maupun ion
Hidroksida. Definisi Asam Basa Lewis Asam didefinisikan sebagai senyawa yang dapat
menerima pasangan elektron Basa didefinisikan sebagai senyawa yang dapat memberikan
pasangan elektron. Asam Basa Lewis Setiap atom atau molekul yang memberikan pasangan
elektron dapat bertindak sebagai basa, sedangkan setiap atom atau molekul yang menerima
pasangan elektron dapat bertindak sebagai asam. hidrogen yang tidak bergabung dalam HCI.
Tidak terdapat orbital kosong pada HCI yang dapat menerima pasangan elektron. Mengapa,
kemudian, HCI adalah suatu asam Lewis? Klor lebih elektronegatif dibandingkan dengan
hidrogen, dan hal ini berarti bahwa hidrogen klorida akan menjadi molekul polar. Elektron pada
ikatan hidrogen klor akan tertarik ke sisi klor, menghasilkan hidrogen yang bersifat sedikit
positif dan klor sedikit negatif. Pasangan elektron mandiri pada nitrogen yang terdapat pada
molekul amonia tertarik ke arah atom hidrogen yang sedikit positif pada HCl. Setelah pasangan
elektron mandiri milk nitrogen mendekat pada atom hidrogen, elektron pada ikatan hidrogen klor
tetap akan menolak ke arah klor. Akhirnya, ikatan koordinasi terbentuk antara nitrogen dan
hidrogen, dan klor terputus keluar sebagai ion klorida. Hal ini sangat baik ditunjukkan dengan
notasi “panah melengkung” seperti yang sering digunakan dalam mekanisme reaksi organik.

2.4 Asam Kuat dan Asam Lemah

Bagian ini menjelaskan istilah kuat dan lemah yang digunakan pada asam. Sebagai bagian dari
penjelasan, bagian ini juga memberikan definisi dan menerangkan apa yang dimaksud dengan
pH, K, dan pK. Adalah penting bahwa kita jangan keliru memahami kata kuat dan lemah dengan
istilah pekat dan encer. Seperti yang akan kita lihat di bawah ini, kekuatan asam berhubungan
dengan perbandingan asam yang dapat bereaksi dengan air untuk menghasilkan ion. Konsentrasi
menjelaskan kepada anda mengenai seberapa banyak jumlah asam semula yang terlarut dalam
air. Suatu kemungkinan yang sangat sempurna untuk memiliki Jarutan pekat dari asam lemah.,
atau larutan encer dari asam kuat.

a. Asam kuat
Ketika asam dilarutkan dalam air sebuah proton (ion hidrogen) ditransferkan ke molekul
air untuk menghasilkan ion hidroksonium dan sebuah ion negatif tergantung pada asam
yang anda pakai. Pada kasus yang umum, reaksi tersebut reversibel, tetapi pada beberapa
kasus, asam sangat baik pada saat memberikan ion hidrogen yang dapat kita fikirkan
bahwa reaksi berjalan satu arah. Asam 100% terionisasi. Sebagai contoh, ketika hidrogen
klorida dilarutkan dalam air untuk menghasilkan hidrogen klorida sangat sedikit sekali
terjadi reaksi kebalikan yang dapat kita tulis. Pada tiap saat, sebenarnya 100% hidrogen
klorida akan bereaksi untuk menghasilkan ion hidroksonium dan ion klorida. Hidrogen
klorida digambarkan sebagai asam kuat. Asam kuat adalah asam yang terionisasi 100%
dalam larutan. Asam kuat lain yang biasa diperoleh adalah asam sulfat dan asam nitrat.
Anda barangkali menemukan suatu persamaan untuk ionisasi yang dituliskan melalui
sebuah bentuk yang disederhanakan : Persamaan ini menunjukkan hidrogen klorida
terlarut dalam air yang terpisah untuk memberikan ion hidrogen dalam larutan dan ion
klorida dalam larutan. Versi ini sering digunakan dalam pekerjaan ini hanya untuk
menjadikan sesuatu terlihat lebih mudah. Jika anda menggunakannya, harus diingat
bahwa air memang benar benar terlibat, dan ketika anda menuliskan H*(aq) yang anda
maksudkan sebenarnya adalah ion hidroksonium, H:O*. Asam kuat dan pH adalah
ukuran konsentrasi ion hidrogen dalam larutan. Asam kuat seperti asam hidroklorida pada
konsentrasi seperti yang sering anda gunakan di lab memiliki pH berkisar antara 0 sampai
1. pH yang lebih rendah, konsentrasi ion hidrogen lebih tinggi dalam larutan. Penentuan
pH asam kuat Jika anda menentukan pH dari 0.1 mol dm asam klorida. Yang anda
perlukan untuk melakukannya adalah menentukan konsentrasi ion hidrogen dalam larutan
terlebih dahulu, dan kemudian mengubahnya menjadi bentuk pH dengan menggunakan
kalkulator. Dengan menggunakan asam kuat hal ini sangatlah mudah. Asam hidroklorida
adalah asam kuat - terionisasi 100%. Tiap mol HCI bereaksi dengan air untuk
menghasilkan mol ion hidrogen dan mol ion klorida. Hal ini berarti bahwa jika
konsentrasi asam adalah 0.1 mol dm, maka konsentrasi ion hidrogen juga 0.1 mol dm”.
Gunakan kalkulator untuk mengubahnya ke dalam bentuk pH. Kalkulator menginginkan
untuk menekan 0.1 Dan kemudian tekan tombol “log”. Anda mungkin melakukannya
dalam bentuk yang berbeda. anda harus menemukannya! logio [0.1] = 1 Tetapi pH = —
logio [0.1] -()=1 pH asam adalah 1.

b. Asam lemah
Asam lemah adalah salah satu yang tidak terionisasi seluruhnya ketika asam lemah
tersebut dilarutkan dalam air. Asam etanoat (asam asetat) adalah asam lemah yang khas.
Asam etanoat bereaksi dengan air untuk menghasilkan ion hidroksonium dan ion etanoat,
tetapi reaksi kebalikannya lebih baik dibandingkan dengan reaksi ke arah depan. Ion
bereaksi dengan sangat mudah untuk membentuk kembali asam dan air. Pada setiap saat,
hanya sekitar 1% molekul asam etanoat yang diubah ke dalam bentuk ion. Sisanya tetap
sebagai molekul asam etanoat yang sederhana. Sebagaian besar asam organik adalah
asam lemah. Hidrogen fluorida (dilarutkan dalam air untuk menghasilkan asam
hidrofluorida) adalah asam anorganik lemah. Membandingkan kekuatan asam lemah
Posisi kesetimbangan reaksi antara asam dan air bervariasi antara asam lemah yang satu
dengan asam lemah yang lainnya. Selanjutnya bergeser ke arah kiri, ke sisi asam yang
lebih lemah. Tetapan disosiasi asam, Kita dapat memperoleh ukuran posisi
kesetimbangan dengan menuliskan tetapan kesetimbangan untuk reaksi. Tetapan yang
memiliki harga lebih rendah, kesetimbangan bergeser ke arah kiri. Disosiasi (ionisasi)
asam adalah contoh reaksi homogen. Semuanya berada pada fasa yang sama — pada
kasus ini, pada larutan dalam air. Karena itu anda dapat menuliskan ungkapan yang
sederhana untuk tetapan kesetimbangan, Ke. Berikut adalah kesetimbangan lagi: Pada
bagian bawah ungkapan, kita memiliki hubungan untuk konsentrasi air dalam larutan.
Hal itu bukanlah suatu masalah — kecuali jumlah tersebut sangatlah besar untuk
dibandingkan dengan jumlah yang lain. Dalam 1 dm’ larutan, terdapat sekitar 55 mol air.
Catatan: Berat | mol air adalah 18 g. | dm’ larutan mengandung kurang lebih 1000 g air.
Dengan membagi angka 1000 dengan 18 diperoleh kurang lebih 55. Jika kita memiliki
asam lemah dengan konsentrasi sekitar 1 mol dm-*, dan hanya sekitar 1% asam lemah
tesebut bereaksi dengan air, jumlah mol air hanya turun sekitar 0.01. Dengan kata lain
jika asam adalah lemah maka konsentrasi air tetap. Pada kasus tersebut tidak terdapat
batasan yang luas dalam memasukan hubungan konsentrasi air ke dalam ungkapan
tersebut jika hubungan konsentrasi air itu merupakan suatu variabel. Malahan tetapan
kesetimbangan yang baru didefinisikan tanpa menyertakannya. Tetapan kesetimbangan
yang baru ini disebut dengan K,. tersebut seringkali diubah ke dalam sesuatu yang baru,
bentuk yang lebih mudah, disebut pK. Pengantar untuk pKa pK, memuat dengan tepat
hubungan yang sama untuk K, sebagaimana pH digunakan untuk menunjukkan
konsentrasi ion hidrogen. Molekul air dapat berfungsi sebagai asam ataupun basa. Salah
satu molekul air (berperilaku sebagai basa) dapat menerima ion hidrogen dari yang
lainnya (berperilaku sebagai asam). Hal ini akan terjadi dimana saja pada air air menjadi
tidak murni. Terbentuk ion hidroksonium dan ion hidroksida. Akan tetapi. ion
hidroksonium merupakan asam yang sangat kuat, dan ion hidroksida adalah basa yang
sangat kuat. Secepat mereka terbentuk, secepat itu pula mereka bereaksi untuk
menghasilkan air kembali. Akibat yang menguntungkan adalah dapat disusun suatu
bentuk kesetimbangan. Setiap saat, terdapat sejumlah kecil ion hidroksonium dan ion
hidroksida yang luar biasa. Pada bagian bawah halaman ini selanjutnya, kita dapat
menghitung konsentrasi ion hidroksonium yang ada dalam air muri. Hasil perhitungan
menghasilkan konsentrasi 1.00 x 10 7 mol dm * pada temperatur kamar. Kamu dapat
menemukan kesetimbangan ini dituliskan dalam bentuk yang disederhanakan: Hal ini
baik untuk mengingatkan anda bahwa H’* sebenamya mengacu pada ion hidroksonium.

2.5 Alat Bahan , Cara Kerja Dan Tabel Praktikum Asam Basa
Alat :
1. Gelas
2. Sendok

Bahan :

1. Buah bit
2. Kunyit
3. Air mineral
4. Soda
5. Cuka
6. Lemon
7. Sabun cair

Cara Kerja :

1. Mengekstrak buah bit dan kunyit


2. Menyiapkan gelas dan sendok
3. Isi gelas dengan , soda , air , sabun cair , cuka , lemon
4. Teteskan ekstrak buah bit kelima gelas tersebut dan teteskan kembali ekstrak kunyit
kelima gelas yg lain.

TABEL REAKSI
BAHAN BUAH BIT (INDIKATOR 1) KUNYIT (INDIKATOR 2)

Sabun Ungu Gelap Mendekat biru

Soda Ungu Terang Kuning

Air mineral Ungu Terang Kuning

Lemon UnGu Pucat Orange

Cuka Ungu Pucat Orange

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Seperti yang tadi sudah dibahas, asam dan basa memiliki sifat yang berbeda. Dari segi rasa, asam
memiliki rasa yang masam sedangkan basa memiliki rasa yang pahit. Lalu, dari segi ph, asam
memiliki ph di bawah 7, sedangkan basa memilki ph di atas 7. Jika suatu larutan memiliki ph 7
artinya larutan tersebut sifatnya netral. Ciri selanjutnya dapat dilihat dari indikator asam basa
yang biasa digunakan yaitu Jakmus. Jika suatu larutan bersifat asam, maka ia akan memerahkan
lakmus biru. Sementara itu jika larutannya bersifat basa maka ia akan membirukan lakmus
merah. Larutan aiau senyawa asam bersifat korosif, sedangkan basa bersifat kaustik. Ada tiga
teori asam basa yang umum digunakan, yaitu teori Arrhenius, teori Bronsted Lowry, dan teori
Lewis. Masing-masing memiliki definisi asam dan basa yang berbeda. Menurut teori Arrhenius
asam merupakan senyawa yang dapat melepas H+ di dalam air, sedangkan basa Merupakan
senyawa yang dapat melepaskan OHdi dalam air. Menurut teori Bronsted Lowry, asam
merupakan pendonor proton, sedangkan basa merupakan aseptor proton. Menurut teori Lewis
asam merupakan aseptor elektron sedangkan basa merupakan pendonor elektron.

3.2 Daftar Pustaka


3.3 Lampiran

Anda mungkin juga menyukai