Asam dan basa adalah larutan elektrolit yang dikenal dengan ciri khasnya, seperti asam
yang memiliki rasa masam dan basa yang memiliki rasa pahit.Asam dan basa pengertian menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), asam adalah zat yang dapat memberikan proton, zat
yang dapat membentuk ikatan kovalen dengan menerima sepasang elektron. Sedangkan, basa
adalah senyawa yang cenderung menyumbangkan sepasang elektron untuk dipakai bersama-
sama dan menerima proton.Sementara itu, istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin, yaitu
acetum, yang artinya cuka. Lalu, basa (alkali) berasal dari Arab, yang artinya abu. Basa banyak
dijumpai dalam pembuatan sabun, seperti yang kita ketahui di zaman dahulu banyak ibu rumah
lanjut. Setidaknya, ada teori asam basa dari tiga ilmuwan populer yang perlu diketahui. Berikut
penjelasannya:
A.Teori Arrenhenius
Arrhenius adalah teori asam basa pertama yang dikemukakan pada tahun 1884. Teori tersebut
dikemukakan oleh seorang ilmuan asal Swedia bernama Svante Arrhenius, yang kala itu baru
mengklasifikasikan senyawa sebagai asam dan basa berdasarkan jenis ion yang terbentuk ketika
senyawa tersebut ditambahkan air. Ketika ditambahkan air dan menjadi larutan berair, zat akan
menunjukkan sifatnya yang asam atau basa. Arrhenius menggunakan air (H2O), karena dinilai
merupakan senyawa yang netral. Menurut Arrhenius H2O bersifat netral karena memiliki ion
hidrogen (H+) dan ion hidroksida (OH-) dalam jumlah yang sama. Sehingga, muatan-muatan ion
Menurut Arrhenius asam adalah senyawa yang meningkatkan konstentrasi H+ dalam larutan
berair. Artinya, asam Arrhenius adalah senyawa yang menghasilkan ion hidrogen (H+). Ketika
suatu zat dilarutkan dalam air. Jika zat tersebut menghasilkan ion H+, berarti zat tersebut adalah
asam.
Contoh asam arrhenius adalah asam klorida (HCl), asam sulfat (H2SO4), asam nitrat (HNO3), dan
semua senyawa yang menghasilkan ion hidrogen dalam air. Adapun, menurut Arrhenius basa
adalah senyawa yang meningkatkan konsentrasi OH- dalam larutan berair. Artinya, basa adalah zat
yang jika dilarutkan dalam air menghasilkan ion hidroksida OH-. Ketika suatu zat dilarutkan dalam
air. Jika zat tersebut menghasilkan ion OH-, berarti zat tersebut adalah basa. Contoh basa
Arrhenius adalah natrium hidroksida (NaOH), kalium hidroksida (KOH), dan semua senyawa yang
Sebagai teori klasifikasi asam basa yang pertama, Arrhenius memiliki beberapa kelemahan dalam
teorinya.
Dilansir dari Chemistry LibreTexts, definisi asam basa Arrhenius hanya dapat
menggambarkan asam dan basa dalam larutan berair. Artinya, suatu zat baru dapat diketahui
bersifat asam atau basa jika dilarutkan dalam air. Sehingga, identifikasi asam basa bergantung
pada larutan zat bukan pada zat individunya sendiri. Artinya, teori asam basa Arrhenius hanya dapat
mengklasifikasikan asam dan basa dalam bentuk cair dan tidak dalam bentuk gas atau padatan.
Kelemahan teori asam basa Arrhenius selanjutnya adalah tidak bisa menjelaskan pengaruh
perbedaan jenis pelarut pada zat asam, maupun basa. Misalnya, asam klorida (HCl) yang
berperilaku sebagai asam kuat dalam air. Namun, berperilaku sebagai asam lemah dalam benzene
.
CTidak berlaku pada senyawa yang tidak memiliki ion hidroksida dan hydrogen
Teori asam basa Arrhenius tidak dapat mengklasifikasikan senyawa yang tidak memiliki ion
hidroksida (OH-) dan ion hidrogen (H+). Misalnya, tidak bisa mengidentifikasi senyawa asam yang
tidak memiliki ion hidrogen seperti SO2, SO3, CO3, AlCl3, dan CuSo4. Teori asam basa Arrhenius
juga tidak bisa mengidentifikasi senyawa basa yang tidak memiliki ion hidroksida seperti CaO, MgO,
atau menerima (akseptor) proton (ion H+). Senyawa yang bertindak sebagai asam basa Bronsted
Sementara itu, konsep asam basa Bronsted Lowry bisa dijelaskan bahwa asam adalah zat yang
punya kecenderungan untuk menyumbang ion H+ pada zat lain dan basa adalah zat yang punya
Bronsted Lowry juga mencetuskan teori asam basa konjugasi. Asam konjugasi adalah basa yang
memperoleh ion hidrogen, sedangkan basa konjugasi adalah yang tersisa setelah asam
memberikan proton dalam sebuah reaksi kimia. Kedua hal tersebut disebut pasangan asam basa
konjugasi.
Menurut pandangan Gilbert Newton Lewis, asam merupakan suatu zat yang memiliki
kecenderungan dalam menerima pasangan electron yang berasal dari basa. Contoh dari beberapa
asam Lewis adalah SO3, BF3, maupun AlF3. Sedangkan basa menurut Newton Lewis
merupakan zat yang mampu memberikan pasangan pada electron. Dalam pandangan teori asam
basa Lewis, basa memiliki pasangan yang elektronnya bebas, contohnya adalah seperti NH3,
Cl–, maupuan ROH.
Lebih lanjut, Lewis berpandangan bahwa reaksi dari asam dan basa adalah reaksi dari serah
terima pasangan elektron. Sehingga, terbentuklah suatu ikatan kovalen koordinasi dari reaksi
serah terima terima tersebut.
Agar lebih lanjut, berikut contoh dari reaksi yang terjadi antara BF3 dan N(CH3) 3 :
Berdasarkan teori asam basa Lewis, maka BF3 adalah asam karena BF3 mampu menerima
sepasang electron. Sementara itu, NH3 adalah senyawa basa karena dapat menyumbangkan
sepasang elektron.
Berdasarkan pandangan Lewis terhadap reaksi dari asam basa tersebut, maka Lewis pun
berpendapat bahwa asam merupakan sebuah molekul maupun ion yang dapat menerima
pasangan elektron, sedangkan basa merupakan sebuat molekul atau ion yang mampu
memberikan pasangan elektronnya.
Teori yang diusung oleh Lewis ini memiliki beberapa keunggulan, berikut penjelasannya.
1. Teori asam basa yang diusung oleh Lewis ini mampu menjelaskan sifat asam serta basa
dalam pelarut lain maupun ketika asam basa tidak memiliki pelarut. Sama halnya dengan
teori asam basa yang diusung oleh Bronsted dan Lowry.
2. Lewis dengan teorinya mampu menjelaskan sifat asam basa molekul maupun ion yang
memiliki pasangan elektron bebas maupun yang mampu menerima pasangan elektron bebas.
Contohnya seperti pada pembentukan yang terjadi pada senyawa kompleks.
3. Teori asam basa Lewis mampu menerangkan sifat basa yang berasal dari zat organik
contohnya seperti DNA maupun RNA yang memiliki kandungan atom nitrogen serta
memiliki pasangan elektron bebas.
Kesimpulan Teori Asam Basa Lewis
Dari penjelasan di atas mengenai teori asam basa yang diusung oleh Lewis, maka dapat
diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
Menurut Gilbert Newton Lewis, asam merupakan sebuah molekul atau ion yang dapat
menerima pasangan elektron. Sedangkan basa merupakan sebuah molekul atau ion yang mampu
memberikan pasangan elektronnya. Lewis juga mampu menjelaskan teori asam basa dengan
menjelaskan sifat asam, basa dalam pelarut baik air atau selain air serta bahkan mampu
menjelaskan sifat asam dan basa tanpa pelarut sekalipun.Dalam teori Lewis tersebut, asam
memiliki peran sebagai pasangan elektron H+ saja, melainkan senyawa asam juga dapat berperan
sebagai senyawa dengan orbital pada sebuah kulit valensi kosong contohnya seperti BF3.
bisa dijumpai dalam larutan cuka dan vitamin C pada buah. Kemudian, sama halnya dengan
asam yang sering dijadikan perasa makanan atau minuman, garam juga banyak dipakai untuk
Sementara itu, basa dipakai untuk membuat sabun dan detergen. Basa juga biasa dipakai sebagai
memiliki karakter yang sama, yaitu sama-sama memiliki sifat elektrolit dan dapat
menghantarkan arus listrik. Di bawah ini dijelaskan asam dan basa ciri masing-masing:
Ciri-ciri asam
Berikut ini adalah ciri-ciri asam:
penjelasannya:
Asam kuat adalah asam yang ketika dilarutkan di dalam air bisa melepaskan ion H+ dengan
mudah. Larutan tersebut bisa mengalami disosiasi total dalam larutan. Sementara basa kuat
adalah senyawa basa yang bila dilarutkan dalam air akan melepaskan ion OH– dengan mudah.
Sementara itu, asam kuat + basa kuat = netral. Artinya apabila reaksi asam kuat dicampurkan
Asam lemah adalah senyawa yang dilarutkan dalam air akan sulit melepaskan ion H+ dan
mengalami disosiasi pada larutan. Sedangkan, basa lemah adalah senyawa yang apabila
dilarutkan di dalam air akan sulit melepaskan ion OH- dan mengalami disosiasi dalam larutan.
Indikator asam basa adalah alat atau senyawa yang dipakai untuk mendeteksi senyawa asam dan
basa. Umumnya, indikator asam basa akan berubah warna apabila dikenai senyawa asam atau
basa. Ada banyak jenis indikator asam basa yang bisa dijumpai, mulai dari buatan dan alami.
Asam Kuat
3.Asam Hipobromida(HBrO)
4.Hidrogen Sulfida(H2S)
Basa Kuat
Basa Lemah
1.Amonia (NH3)
2.Amonium hidroksida (NH4OH)
basa. Sedikit informasi, titrasi asam basa adalah prosedur untuk menentukan kemolaran, kadar
asam , atau basa berdasarkan netralisasi. Berikut ini adalah rumus asam basa yang sering
laporan praktikum asam basa yang dapat dilihat dalam tautan ini. Rumus titrasi tersebut juga
banyak digunakan dalam beberapa penelitian ilmiah yang kemudian diterbitkan dalam asam basa
jurnal.
Asam basa bisa kamu jumpai dengan mudah dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini contoh
Asam
Basa
Sabun yang mengandung NaOH
Cara membedakan asam dan basa tidaklah sulit. Kamu bisa melihat dari ciri-ciri asam dan basa
yang sudah disebutkan di atas. Selain itu, kamu juga dapat menggunakan indikator asam basa,
misalnya asam yang akan mengubah lakmus biru menjadi merah dan basa yang akan mengubah