Anda di halaman 1dari 28

Teori Asam Basa

KIMIA
By: Sekar Palupi A.
Teori Asam Basa Secara Umum
 Secara Umum:
 Asam adalah zat yang memiliki rasa masam dan bersifat korosif (dapat
menyebabkan kerusakan) serta dapat memerahkan kertas lakmus biru.
 Basa adalah zat yang memiliki rasa pahit, melarutkan lemak, dan
bersifat kaustik (licin) serta dapat membirukan kertas lakmus merah.

Larutan Basa Larutan Asam


Teori Asam Basa Menurut Para Ahli

Ada 4 teori asam dan basa menurut para ahli.


1. Teori Asam Basa Menurut Arrhenius
2. Teori Asam Basa Menurut Bronsted-Lowry
3. Teori Asam Basa Menurut Lewis
4. Teori Asam Basa Menurut Lux-Flood
1. Teori Asam Basa Arrhenius (1884)

 Svante August Arrhenius berpendapat


bahwa dalam air, larutan asam dan
basa akan mengalami penguraian
menjadi ion-ionnya.
 Asam merupakan zat yang di dalam air dapat
melepaskan/menghasilkan ion hidrogen (H⁺).
 Basa merupakan zat yang di dalam air dapat
melepaskan/menghasilkan ion hidroksida (OH⁻).
Jumlah ion H⁺ hasil ionisasi asam disebut valensi asam.
Ion negatif hasil ionisasi asam disebut ion sisa asam.

Jumlah ion OH⁻ hasil ionisasi basa disebut valensi basa.


Ion positif hasil ionisasi basa disebut ion.
Macam-macam asam menurut teori Arrhenius:
1. Asam monoprotik, yaitu asam yang memiliki satu
valensi asam (monovalen).
Contoh: HCl, HF, HBr.
2. Asam poliprotik, yaitu asam yang memiliki dua atau
tiga valensi asam (polivalen).
Contoh: H₂SO₄, H₂S, H₃PO₃ .
•   Contoh Reaksi Asam Basa Arrhenius:

HA(aq) → H⁺(aq) + A⁻(aq)
Asam Ion hidrogen

B(aq) + H₂O(l) → BH⁺(aq) + OH⁻(aq)


Basa Ion hidroksida

HCl(aq) → H⁺(aq) + Cl⁻(aq)


Asam Ion hidrogen

NaOH(aq) → Na(aq) + OH⁻(aq)


Basa Ion hidroksida
 Kekurangan teori asam-basa Arrhenius:
1. Hanya dapat menjelaskan sifat asam-basa apabila suatu zat
dilarutkan dalam air (hanya berlaku untuk larutan dalam air
saja).
2. Tidak dapat menjelaskan sifat basa amonia dan natrium
karbonat yang tidak mengandung ion OH⁻ namun dapat
menghasilkan ion OH⁻ ketika dilarutkan dalam air.
 Kekuatan asam dan basa menurut teori Arrhenius
didasarkan atas konsentrasi H⁺ dan OH⁻
1. Asam kuat memiliki konsentrasi H⁺ yang besar,
asam lemah memiliki konsentrasi H⁺ yang kecil.
2. Basa kuat memiliki konsentrasi OH⁻ yang besar,
basa lemah memiliki konsentrasi OH⁻ yang kecil.
2. Teori Asam Basa Bronsted-Lowry (1923)

Menurut teori ini:


• Asam ialah zat yang dapat memberikan ion H⁺ (donor proton).
• Basa ialah zat yang dapat menerima ion H⁺ (akseptor proton).
 Asam yang telah melepaskan satu proton akan
membentuk spesi atau zat yang disebut basa konjugasi.
Contoh:
Asam ↔ proton + basa konjugasi
HCl ↔ H⁺ + Cl⁻
H₂SO₄ ↔ H⁺ + HSO₄⁻
H₃PO₄ ↔ H⁺ + H₂PO₄⁻
NH₄⁺ ↔ H⁺ + NH₃
 Basa yang telah menerima satu proton akan membentuk
spesi atau zat yang disebut asam konjugasi.
Contoh:
Basa + proton ↔ asam konjugasi
O²⁻ + H⁺ ↔ OH⁻
HCO₃⁻ + H⁺ ↔ H₂CO₃
Cl⁻ + H⁺ ↔ HCl
OH⁻ + H⁺ ↔ H₂O
 Contoh Persamaan Reaksi Asam Basa Brownsted-Lowry:
H₂O(l) + NH₃(aq) ↔ NH₄⁺(aq) + OH⁻(aq)
asam 1 basa 2 asam 2 basa 1

H₂O dengan OH⁻ merupakan pasangan asam-basa konjugasi,


yaitu pasangan asam-basa setelah terjadi serah-terima proton.
 Kelebihan teori asam-basa Bronsted-Lowry:
1. Dapat menjelaskan sifat asam-basa zat pada pelarut
dan larutan selain air, bahkan tanpa pelarut.
2. Dapat menjelaskan sifat asam-basa kation dan anion.
3. Dapat menjelaskan zat yang dapat bersifat amfiprotik
atau amfoter, yaitu dapat berupa asam atau basa.

 Kelemahan teori asam-basa Bronsted-Lowry adalah


tidak dapat menjelaskan sifat asam-basa yang tidak
melibatkan transfer proton.
 Kekuatan asam dan basa menurut teori Bronsted-Lowry
didasarkan atas kemampuan zat melepas dan menarik
proton.
1. Asam kuat adalah spesi yang mudah melepas proton, asam
lemah adalah spesi yang sukar melepas proton.
2. Basa kuat adalah spesi yang kuat menarik proton, basa lemah
adalah spesi yang lemah menarik proton.
3. Kekuatan asam berbanding terbalik dengan kekuatan basa
konjugasinya.
4. Kekuatan basa berbanding terbalik dengan kekuatan asam
konjugasinya.
3. Teori Asam Basa Lewis (1923)
 Ikatan kimia baru dibentuk dengan
menggunakan pasangan elektron dari
basa Lewis.
 Ikatan kimia yang terbentuk: Ikatan
kovalen koordinasi.

Menurut Gilbert Newton Lewis:


• Asam adalah akseptor pasangan elektron bebas.
• Basa adalah donor pasangan elektron bebas.
 Contoh:
NH₃ + H⁺ → NH₄⁺
Basa Asam
Lewis Lewis
Contoh lain:

1.

Atom B pada molekul BF₃ bertindak sebagai asam,


karena ia bertindak sebagai akseptor pasangan elektron
bebas dari ion F⁻ . Sedangkan ion F⁻ bertindak sebagai
basa, karena ia bertindak sebagai donor pasangan
elektron untuk atom B pada molekul BF₃.
2.

Ion H⁺ bertindak sebagai asam, karena ia bertindak sebagai


akseptor pasangan elektron bebas dari molekul NH₃. Sedangkan
atom N pada molekul NH₃ bertindak sebagai basa, karena ia
bertindak sebagai donor pasangan elektron untuk ion H⁺ .
 Kelebihan teori asam-basa Lewis:
1. Dapat menjelaskan sifat asam-basa yang tidak
melibatkan transfer proton.
2. Dapat menjelaskan sifat asam-basa oksida asam dan
oksida basa.
3. Dapat menjelaskan sifat asam-basa molekul senyawa
yang memiliki pasangan elektron bebas.
4. Dapat menjelaskan sifat asam-basa zat organik seperti
protein dan DNA.
 Kekurangan teori asam-basa Lewis adalah
hanya dapat menjelaskan sifat asam-basa zat atau ion
yang mencapai kaidah oktet atau kestabilan saja.

 Kekuatan asam dan basa menurut teori Lewis bersifat


relatif.
1. Asam kuat adalah spesi yang atom akseptornya mudah menarik
pasangan elektron suatu basa.
2. Asam lemah adalah spesi yang atom akseptornya sukar menarik
pasangan elektron suatu basa.
3. Basa kuat adalah spesi yang atom donor pasangan elektron
terhadap suatu asam berukuran lebih kecil atau lebih
elektronegatif.
4. Basa lemah adalah spesi yang atom donor pasangan elektron
terhadap suatu asam berukuran lebih besar atau kurang
elektronegatif.
4. Teori Asam Basa Lux-Flood
 Lux melukiskan tingkah laku asam-basa berkenaan
dengan ion oksida (O²⁻), yang kemudian diperluas oleh
Flood.
 Konsep ini digunakan untuk menerangkan sistem non
proton yang tidak dapat dijelaskan dengan definisi
asam basa Bronsted-Lowry.

Menurut Lux-Flood:
• Asam adalah spesi atau zat akseptor ion oksida (O²⁻).
• Basa adalah spesi atau zat donor ion oksida (O²⁻).
 Teori Asam Basa Lux-Flood biasanya digunakan untuk
meramalkan reaksi-reaksi yang berlangsung pada suhu
tinggi dan proses pengolahan serta perekayasaan
mineral dan logam.

 Contoh Persamaan Reaksi Asam Basa Lux-Flood:


Reaksi pelelehan senyawa-senyawa anorganik pada
temperatur tinggi.
CaO(l) + SiO₂(l) → CaSiO₃(l)
CaO bertindak sebagai basa karena mendonorkan ion oksida (O²⁻).
Sedangkan SiO₂ adalah akseptor ion oksida bertindak sebagai
asam.

PbO + SO₃ → PbSO₄


PbO bertindak sebagai basa karena mendonorkan ion oksida (O²⁻).
Sedangkan SO₃ adalah akseptor ion oksida bertindak sebagai asam.
 Kekurangan Teori Asam Basa Lux-Flood yaitu terbatas
pada sistem lelehan oksida.

 Kelebihan Teori Asam Basa Lux-Flood yaitu karakterisasi


oksida logam dan non logam menggunakan sistem ini
bermanfaat dalam industri pembuatan logam.
Sekian, terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai