Anda di halaman 1dari 5

Nama : Meilisa Wulandari

NIM : 08041182025009

Kelas : A Biologi

TEORI ASAM
TEORI ASAM BASA
BASA

A. Teori
A. Teori AsamAsam Basa
Basa Arrhenius
Arrhenius

Larutan asam dan larutan basa merupakan larutan elektrolit karena dapat
menghantarkan arus listrik yang mengandung ion positif dan ion–ion negatif. Pada tahun
1884, Svante Arrhenius memberikan teori asam dan basa yang terkenal yaitu:

 Asam merupakan suatu senyawa yang dapat menghasilkan ion hidrogen (H +) atau ion
hidronium (H2O+) bila dilarutkan dalam air.

Contoh: HCL(aq) H+(aq) + Cl-(aq)

 Basa merupakan suatu senyawa yang dapat menghasilkan ion hidroksida (OH −) bila
dilarutkan dalam air.

Contoh: KOH(aq) K+ (aq)+ OH-(aq)

Kelebihan
Kelebihan teori
teori asam-basa
asam-basa Arrhenius
Arrhenius

1. Mampu membedakan sifat asam dan basa di air karena adanya ion H + dan OH-

2. Konsep yang telah disampaikan Bronsted dan Lowry mengenai Teori Asam Basa
tidak terbatas hanya pada pelarut air saja, namun konsepnya dapat dengan jelas
menjelaskan dan menerjemahkan mengenai reaksi asam dan basa dalam pelarut air,
bahkan mengenai reaksi tanpa pelarut.

Kelemahan teori
Kelemahan teori asam-basa
asam-basa Arrhenius
Arrhenius

1. Teori ini gagal menerangkan perilaku asam-basa dalam pelarut bukan air.
2. Teori ini hanya terbatas untuk senyawa yang dapat melepaskan ion H + atau ion OH–

3. Teori ini gagal menerangkan reaksi asam-basa (reaksi netralisasi) yang menghasilkan
garam tanpa kehadiran pelarut. Contoh: CaO + CO2 → CaCO3; NH3(g) + HCl(g) →
NH4Cl(s)

4. Teori ini gagal menerangkan sifat asam yang dimiliki oleh garam seperti AlCl3, BF3 ;
gagal menerangkan sifat basa seperti pada NH3, PH3.

5. Teori ini gagal menerangkan fakta bahwa ion H+ ada dalam air sebagai ion H3O+.

B. Teori
B. Teori AsamAsam Basa
Basa Arrhenius
Arrhenius

Definisi Arrhenius mengenai asam dan basa hanya terbatas pada penerapan
dalam larutan dengan medium air. Definisi yang lebih luas, dikemukakan oleh
kimiawan Denmark, Johannes Bronsted dan Thomas M.Lowry kimiawan asal Inggris,
pada tahun 1932. Menurut konsep Bronsted dan Lowry, asam adalah senyawa yang
molekul-molekulnya mampu menyerahkan proton (donor proton), sedangkan basa
adalah senyawa yang molekul-molekulnya mampu menerima proton (akseptor
proton). Pendekatan teori asam-basa Bronsted-Lowry tidak terbatas hanya pada
larutan berair, tetapi mencakup semua sistem yang mengandung proton (H+).

Menurut Bronsted-Lowry:
 Asam: zat/senyawa yang dapat mendonorkan proton (H+) bisa berupa kation atau
molekul netral.

Contoh:
Asam proton + basa konjugasi
HCL H+ + CL-
H2SO4 H+ +HSO4-

 Basa: zat/senyawa yang dapat menerima proton (H+), bisa berupa anion atau molekul
netral.
Contoh:
Basa + proton asam konjugasi
HCO3- + H+ H2CO3
OH- + H+ H2O

Kelebihan
Kelebihanteori
teoriasam-basa
asam-basaBronsted-Lowry
Bronsted-Lowry

1. Teori asam dan basa Lewis mampu menjelaskan suatu zat memiliki sifat basa dan
asam dengan pelarut lain dan bahkan dengan yang tidak mempunyai pelarut.

2. Teori asam dan basa Lewis mampu menjelaskan suatu zat memiliki sifat basa dan
asam molekul atau ion yang memiliki PEB atau pasangan elektron bebas. Contoh
terdapat pada proses pembentukan senyawa komplek.

3. Teori asam dan basa Lewis mampu menerangkan dan menjelaskan suatu senyawa
bersifat basa dari zat-zat organik, contohnya dalam DNA dan RNA didalamnya
mengandung atom N (nitrogen), dimana memiliki PEB atau pasangan elektron bebas

Kelemahan
Kelemahanteori
teoriasam-basa
asam-basaBronsted-Lowry
Bronsted-Lowry

1. Teori ini memang dapat bekerja untuk semua pelarut protik, pelarut yang dapat
melepaskan proton (seperti asam asetat, air, amonia cair, dan lain lain). Tapi teori ini
tidak dapat menjelaskan perilaku asam-basa dalam pelarut aprotik, pelarut yang tidak
dapat mendonorkan atau melepaskan ion H+, seperti benzena dan dioksan.

2. Gagal menjelaskan reaksi antara oksida asam seperti CO2, SO2, SO3 dan lain-lain.
dengan oksida basa seperti CaO, BaO, MgO dan lain-lain yang kemudian dapat
menghasilkan suatu garam. Yang terjadi bahkan tanpa adanya-reaksi.
Misalnya, CaO + SO3 → CaSO4; CaO + CO2 → CaCO3. Pada reaksi tersebut tidak
ada transfer proton.
3. Teori ini gagal menerangkan mengapa senyawa yang tidak mengandung ion H + tetapi
memiliki sifat asam, seperti AlCl3, BF3.

C. C. Teori
Teori Asam
Asam Basa
Basa Lewis
Lewis

Pada tahun 1923, G.N. Lewis, seorang ahli kimia Amerika Serikat mengemukakan
teori asam basanya. Menurut Lewis,

 Asam adalah suatu zat yang bertindak sebagai penerima pasangan elektron
 Basa adalah suatu zat yang bertindak sebagai pemberi pasangan elektron

Contoh, reaksi antara BF3 dan NH3 merupakan reaksi asam–basa, di mana BF3 sebagai asam
Lewis dan NH3 sebagai basa Lewis. NH3 memberikan pasangan elektron kepada BF3
sehingga membentuk ikatan kovalen koordinasi antara keduanya.

Kelebihan teori asam-basa Lewis

1. Dapat memperluas teori sebelumnya, bahwa untuk menentukan suatu zat itu asam
atau basa tidah harus melibatkan transfer proton H+.
2. Dapat menjelaskan sifat asam-basa yang tidak melibatkan transfer proton.
3. Dapat menjelaskan sifat asam-basa oksida asam dan oksida basa.
4. Dapat menjelaskan sifat asam-basa senyawa yang memiliki pasangan elektron bebas.
5. Dapat menjelaskan sifat asam-basa senyawa organik seperti protein dan DNA.

Kelemahan
Kelemahanteori
teoriasam-basa
asam-basaLewis
Lewis

1. Teori ini tidak dapat menerangkan sifat asam yang memang tidak menerima pasangan
elektron, seperti HCl, HNO3, H2SO4, dan lain-lain.
2. Teori ini tidak dapat memprediksi kekuatan relatif asam atau basa secara kuantitatif
dan menyeluruh.

3. Tidak dapat menjelaskan asam seperti HCl, H2SO4 yang tidak membentuk ikatan
koordinasi dengan basa, karena menurut Lewis, senyawa ini tidak dianggap sebagai
asam.

4. Teori Lewis tidak cocok untuk reaksi asam-basa (netralisasi).

Anda mungkin juga menyukai