Anda di halaman 1dari 27

TUGAS MAKALAH

ANALISIS MATERI AJAR


“LARUTAN ASAM BASA”

DOSEN PENGAMPU:

1. Dr. H. RADJAWALY USMAN RERY, M.Pd.


2. Dr. LENNY ANWAR, M.Si.

DISUSUN OLEH :
SUKRISNO
2210246956

MAGISTER PENDIDIKAN KIMIA PASCASARJANA


UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2022
DESKRIPSI SINGKAT

Kimia asam basa menjadi inti kimia sejak zaman kuno sampai zaman modern kini,
dan memang sebagian besar kimia yang dilakukan di laboratorium di zaman dulu adalah
kimia asam basa. Ketika kimia mulai menguat di bidang studi teoritisnya di akhir abad ke-19,
topik pertama yang ditangani adalah kimia asam basa. Akibat dari serangan teoritis ini, kimia
menjadi studi yang sangat kuantitatif.
Terdapat beberapa teori asam basa menurut beberapa ahli dengan sudut pandang yang
berbeda. Teori asam basa yang dibahas meliputi teori asam basa Arrhenius, teori asam basa
Bronsted Lowry dan teori asam basa Lewis.
Terdapat beberapa rumus untuk menghitung konsentrasi ion H + atau OH-, untuk
asam kuat, asam lemah, basa kuat ataupun basa lemah. Kekuatan asam basa juga dinyatakan
dalam bentuk lain yaitu nilai derajat keasaman atau pH. Nilai pH antara 1 sampai 14 dengan
penjelasan sifat dari asam, netral sampai basa. Identifikasi larutan asam basa dapat dilakukan
dengan penambahan indikator asam basa baik dari bahan alami atau sintesis dari
laboratorium.
Asam basa adalah dua zat yang keberadaannya dimanfaatkan oleh manusia untuk
berbagai hal di kehidupan sehari-hari. Benda bersifat basa sering digunakan manusia dalam
pembuatan berbagai jenis sabun. Sedangkan benda yang bersifat asam, kerap digunakan
sebagai bahan pembersih kerak lantai kamar mandi. Asam jenis sitrat juga dapat ditemukan
pada beberapa jenis buah, misalnya jeruk. Asam dan basa bersifat saling menetralkan. Jadi
bila kedua zat ini dicampurkan, maka sifat asal dari masing-masing zat dapat hilang.
URAIAN MATERI
ASAM BASA

Sebagian besar bahan kimia yang umum kita jumpai adalah asam dan basa. Namun,
hanya belakangan ini saja kimiawan dapat menyimpan dan menggunakan dengan bebas
berbagai asam basa dalam raknya di laboratorium.
Satu-satunya asam yang diketahui alkimia di zaman dulu adalah asam asetat yang tak
murni, dan basa yang dapat mereka gunakan adalah kalium karbonat kasar yang didapatkan
dari abu tanaman. Di abad pertengahan, kimiawan Arab mengembangkan metoda untuk
menghasilkan asam mineral semacam asam hidrokhloratatau asam nitrat dan
menggunakannya. Demikia juga basa-basa. Bahkan, kata “alkali”, nama umum untuk basa
kuat, berasal dari bahasa Arab.
Di zaman modern, peningkatan populasi dan dengan perlahan naiknya standar
mengakibatkan kebutuhan berbagai bahan juga meningkat. Misalnya, sabun, awalnya
merupakan barang mewah dan mahal, kini menjadi tersedia luas. Akibatnya, kebutuhan
natrium karbonat, bahan baku sapun, emingkat dengan tajam. Kebutuhan pakaian juga
meningkat, yang menyebabkan peningkatan berbagai bahan kimia untuk pewarna dan
sejenisnya. Untuk memenuhi kebutuhan ini, kini menghasilkan sejumlah cukup asam dan
basa bukan masalah yang sederhana. Inilah awal munculnya industri kimia.
Di pertengahan abad ke-17, kimiawan Jerman Johann Rudolf Glauber (1604-1670),
yang tinggal di Belanda, menghasilkan dan menjual tidak hanya berbagai asam dan basa,
tetapi juga banyak alat kimia. Dalam hal ini ia dapat disebut insinyur kimia pertama. Ia juga
menjual natrium sulfat sebagai obat mujarab dan mendapat keuntungan besar dari usaha ini.

A. Teori Asam-Basa
Teori-teori yang mencoba menerangkan sifat-sifat asam basa merupakan suatu babak
yang penting di dalam sejarah ilmu kimia. Ahli kimia telah mengklasifikasikan zat sebagai
asam dan basa untuk waktu yang lama. Antoine Lavoisier berpendapat bahwa unsur umum
dalam semua asam adalah oksigen, seperti fakta yang terkandung dalam namanya. (Oksigen
berarti “pembentuk asam” dalam bahasa Yunani.) Pada tahun 1810, Humphry Davy
menyatakan bahwa hidrogen adalah unsur yang sama-sama dimiliki oleh asam. Pada tahun
1884, Svante Arrhenius mengembangkan teori asam dan basa sebagai bagian dari studinya
tentang disosiasi elektrolitik. Pada tahun 1923, J. N. Brønsted dan T. M. Lowry di Inggris
secara independen mengusulkan bahwa asam adalah donor proton dan basa adalah akseptor
proton.

1. Teori Asam Basa Arrhenius


Di tahun 1886, Arrhenius mengusulkan teori disosiasi elektrolit, dengan teori ini ia
mendefinisikan asam basa sebagai berikut:
Teori asam basa Arrhenius
asam: zat yang melarut dan mengion dalam air menghasilkan proton (H+)
basa: zat yang melarut dan mengion dalam air menghasilkan ion hidroksida (OH–)

Dengan demikian, keasaman asam khlorida dan kebasaan natrium hidroksida dijelaskan
denga persamaan berikut:
HCl + aq → H+ (aq) + Cl– (aq) (5.1)
NaOH + aq → Na+ (aq) + OH– (aq) (5.2)
(aq) menandai larutan dalam air.

Walaupun teori Arrhenius baru dan persuasif, teori ini gagal menjelaskan fakta bahwa
senyawa semacam gas amonia, yang tidak memiliki gugus hidroksida dan dengan demikian
tidak dapat menghasilkan ion hidroksida menunjukkan sifat basa.
Proton, H+ , adalah inti atom hidrogen dan tidak memiliki sebuah elektron pun. Jadi
dapat diharapkan proton jauh lebih kecil dari atom, ion atau molekul apapun. Karena H2O
memiliki kepolaran yang besar, proton dikelilingi dan ditarik oleh banyak molekul air, yakni
terhidrasi (keadaan ini disebut hidrasi). Dengan kata lain, proton tidak akan bebas dalam air.
Bila proton diikat dengan satu molekul H2O membentuk ion hidronium H3O+, persamaan
disosiasi elektrolit asam khlorida adalah:
HCl + H2O → H3O+ + Cl– (5.3)
Karena telah diterima bahwa struktur nyata dari ion hidronium sedikit lebih rumit, maka
proton sering hanya dinyatakan sebagai H+ bukan sebagai H3O+.

2. Teori Asam Basa Bronsted-Lowry


Di tahun 1923, kimiawan Denmark Johannes Nicolaus Bronsted (1879-1947) dan
kimiawan Inggris Thomas Martin Lowry (1874-1936) secara independen mengusulkan teori
asam basa baru, yang ternyata lebih umum.
Teori Bronsted dan Lowry
asam: zat yang menghasilkan dan mendonorkan proton (H+) pada zat lain
basa: zat yang dapat menerima proton (H+) dari zat lain.

Berdasarkan teori ini, reaksi antara gas HCl dan NH 3 dapat dijelaskan sebagai reaksi asam
basa, yakni
HCl(g) + NH3(g) →NH4Cl(s) (5.4)
simbol (g) dan (s) menyatakan zat berwujud gas dan padat. Hidrogen khlorida mendonorkan
proton pada amonia dan berperan sebagai asam.
Menurut teori Bronsted dan Lowry, zat dapat berperan baik sebagai asam maupun
basa. Bila zat tertentu lebih mudah melepas proton, zat ini akan berperan sebagai asam dan
lawannya sebagai basa. Sebaliknya, bila zuatu zat lebih mudah menerima proton, zat ini akan
berperan sebagai basa. Dalam suatu larutan asam dalam air, air berperan sebagai basa.
HCl + H2O → Cl– + H3O + (5.5)
asam1 basa2 basa konjugat1 asam konjugat 2

Dalam reaksi di atas, perbedaan antara HCl dan Cl – adalah sebuah proton, dan
perubahan antar keduanya adalah reversibel. Hubungan seperti ini disebut hubungan
konjugat, dan pasangan HCl dan Cl– juga disebut sebagai pasangan asam-basa konjugat.

Larutan dalam air ion CO32– bersifat basa. Dalam reaksi antara ion CO 32– dan H2O,
yang pertama berperan sebagai basa dan yang kedua sebagai asam dan keduanya membentuk
pasangan asam basa konjugat.
H2O + CO32– → OH– + HCO3 – (5.6)
asam1 basa2 basa konjugat 1 asam konjugat 2

Zat disebut sebagai amfoter bila zat ini dapat berperan sebagao asam atau basa. Air
adalah zat amfoter yang khas. Reaksi antara dua molekul air menghasilkan ion hidronium dan
ion hidroksida adalah contoh khas reaksi zat amfoter.
H2O + H2O → OH– + H3O + (5.7)
asam1 basa2 basa konjugat 1 asam konjugat 2
3. Teori Asam Basa Lewis
Di tahun 1923 ketika BrΦnsted dan Lowry mengusulkan teori asam-basanya, Lewis juga
mengusulkan teori asam basa baru juga. Lewis, yang juga mengusulkan teori oktet,
memikirkan bahwa teori asam basa sebagai masalah dasar yang harus diselesaikan
berlandaskan teori struktur atom, bukan berdasarkan hasil percobaan.
Teori asam basa Lewis
Asam: zat yang dapat menerima pasangan elektron.
Basa: zat yang dapat mendonorkan pasangan elektron.

Semua zat yang didefinisikan sebagai asam dalam teori Arrhenius juga merupakan asam
dalam kerangka teori Lewis karena proton adalah akseptor pasangan elektron. Dalam reaksi
netralisasi proton membentuk ikatan koordinat dengan ion hidroksida.
H+ + OH – ⇄ H2O (5.8)
Situasi ini sama dengan reaksi fasa gas yang pertama diterima sebagai reaksi asam basa
dalam kerangka teori Bronsted dan Lowry.
HCl(g) + NH3(g) ⇄ NH4Cl(s) (5.9)
Dalam reaksi ini, proton dari HCl membentuk ikatan koordinat dengan pasangan elektron
bebas atom nitrogen.
Keuntungan utama teori asam basa Lewis terletak pada fakta bahwa beberapa reaksi yang
tidak dianggap sebagai reaksi asam basa dalam kerangka teori Arrhenius dan Bronsted Lowry
terbukti sebagai reaksi asam basa dalam teori Lewis. Sebagai contoh reakasi antara boron
trifluorida BF3 dan ion fluorida F–.
BF3 + F– → BF4 – (5.10)
Reaksi ini melibatkan koordinasi boron trifluorida pada pasangan elektron bebas ion fluorida.
Menurut teori asam basa Lewis, BF3 adalah asam. Untuk membedakan asam semacam BF3
dari asam protik (yang melepas proton, dengan kata lain, asam dalam kerangka teori
Arrhenius dan BrΦnsted Lowry), asam ini disebut dengan asam Lewis. Boron membentuk
senyawa yang tidak memenuhi aturan oktet, dan dengan demikian adalah contoh khas unsur
yang membentuk asam Lewis.
Karena semua basa Bronsted Lowry mendonasikan pasangan elektronnya pada proton, basa
ini juga merupakan basa Lewis. Namun, tidak semua asam Lewis adalah asam BrΦnsted
Lowry sebagaimana dinyatakan dalam contoh di atas. Dari ketiga definisi asam basa di atas,
definisi Arrhenius yang paling terbatas. Teori Lewis meliputi asam basa yang paling luas.
Sepanjang yang dibahas adalah reaksi di larutan dalam air, teori Bronsted Lowry paling
mudah digunakan, tetapi teori Lewis lah yang paling tepat bila reaksi asam basa melibatkan
senyawa tanpa proton.
B. Kesetimbangan Ion Dalam Larutan Asam Dan Basa
1. Tetapan Kesetimbangan Air (Kw)
Air merupakan pelarut universal yang bersifat elektrolit sangat lemah. Sebagian kecil
molekul air terionisasi menjadi ion H+ dan OH- , menurut reaksi:
H2O(l) ⇌ H (aq)
Dari reaksi tersebut tetapan kesetimbangan air dirumuskan sebagai berikut:
K= ¿ ¿
𝐊[ 𝐇𝟐𝐎] = [𝐇+][𝐎H-]
Karena fraksi molekul air yang terionisasi sangat kecil, konsentrasi air yaitu H2O hampir -
hampir tidak berubah. Dengan demikian :
K [H2O] = Kw = [H+] [OH-]
Kw =[H+] [OH-]

Berdasarkan reaksi ionisasi air, kita tahu bahwa perbandingan ion H+ dan OH- dalam air
murni (larutan netral) : [H+] = [OH-]
Sehingga rumusan Kw dapat ditulis sebagai berikut:
[H ] = [OH ] = Kw
+ 2 -

[H ] = [OH ] = √Kw
+ -

Berikut ini merupakan harga tetapan kesetimbangan air pada suhu tertentu:
Tabel. 1.1. Tabel nilai Kw pada beberapa suhu tertentu
Suhu (oC) Kw
0 0,114 x 10-14
10 0,295 x 10 -14
20 0,676 x 10 -14
25 1,00 x 10 -14
60 9,55 x 10 -14
100 55,0 x 10 -14
Berdasarkan data, air murni pada suhu 25oC mempunyai nilai Kw =10-14
Dari nilai tersebut didapat nilai
1×10-14 =[H+]2
[H+] = √10-14
[H+] = 10-7 M
[OH-] = 10-7 M
[H+] = [OH-] = √10-14 = 10-7

2. Pengaruh Asam dan Basa Terhadap Sistem Kesetimbangan Air.

a. Pengaruh asam
Berdasarkan konsep pergeseran kesetimbangan, penambahan ion H+ dari suatu asam, akan
menyebabkan [H+] dalam larutan bertambah, tetapi tidak akan mengubah Kw atau hasil kali
[H+] dan [OH-]. Hal ini menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kiri dan [OH-] mengecil
sehingga perbandingan ion H+ dan OH- dalam larutan asam : [H+] > [OH-]
b. Pengaruh basa
Penambahan ion OH- dari suatu basa, akan menyebabkan [OH-] dalamlarutan bertambah,
tetapi tidak akan mengubah Kw atau hasil kali [H +] dan [OH-]. Hal ini menyebabkan
kesetimbangan bergeser ke kiri dan [H+] mengecil. Hal ini menyebabkan perbandingan ion
H+ dan OH- dalam larutan basa sebagai berikut: [H+] < [OH-]

3. Cara Menghitung Konsentrasi Ion H+ dan OH- dalam Larutan.


Dari penjelasan tentang sistem kesetimbangan air, perlu dipahami bahwa setiap larutan yang
mengandung air pasti terdapat sistem kesetimbangan tersebut. Kekuatan asam sebanding
jumlah ion H+, sedangkan kekuatan basa sebanding dengan jumlah ion OH -. Berikut
penjelasan cara menentukan besar konsentrasi ion H+ dan ion OH- dalam larutan asam dan
basa.
a. Asam Kuat
Suatu asam dikatakan sebagai asam kuat jika basa tersebut dapat
terionisasi secara sempurna.
Contoh senyawa yang termasuk asam kuat :
1) Asam sulfat (H2SO4) ,
2) Asam bromida (HBr)
3) Asam iodida (HI)
4) Asam klorat (HClO3)
5) Asam perklorat (HClO4)

Dalam larutan asam, jumlah ion H+ lebih banyak dibanding ion OH- . Untuk
menghitung konsentrasi ion H+ dalam larutan asam dapat menggunakan rumus
sebagai berikut:
[H+] = Ma x a
Dimana :
[H+] = konsentrasi ion H+ (mol/L atau Molar)
Ma = Molaritas asam kuat (mol/L atau Molar)
a = valensi asam kuat.

Contoh Soal
Tentukan konsentrasi ion H+ dalam larutan H2SO4 0,3 M pada suhu 25 oC?
Penyelesaian :
H2SO4 (aq) ⟶ 2H+(aq) +SO42-(aq)
Diketahui : Ma = 0,3 M ; a = 2
[H+] = Ma x a
= 0,3 M x 2
= 0,6 mol/L

b. Basa Kuat

Zat yang di dalam larutan bersifat basa dapat digolongkan sebagai basa kuat dan basa
lemah berdasarkan kesempurnaan ionisasinya. Basa kuat seperti halnya dengan asam
kuat, yaitu basa yang didalam larutannya dianggap terionisasi sempurna. Basa kuat
didalam larutan akan mengganggu kesetimbangan air. Basa kuat mencakup hidroksida
dari logam alkali dan logam alkali tertentu.

Contoh senyawa yang termasuk basa kuat


Litium hidroksida (LiOH), Natrium hidroksida (NaOH), Kalium hidroksida (KOH),
Kalsium hidroksida (Ca(OH)2), Rubidium hidroksida (RbOH), Stronsium hidroksida
(Sr(OH)2), Sesium hidroksida (CsOH), Barium hidroksida (Ba(OH)2), Magnesium
hidroksida (Mg(OH)2), Berilium hidroksida Be(OH)2)

Untuk menghitung konsentrasi ion OH- dalam larutan basa dapat


menggunakan rumus sebagai berikut:
[OH-] = Mb x b
Dimana :
[OH-] = konsentrasi ion OH- (mol/L atau Molar)
Mb = Molaritas basa kuat (mol/L atau Molar)
b = valensi basa kuat.
Contoh Soal
Berapa konsentrasi ion OH- larutan KOH 0,4M pada suhu 25 oC?
Penyelesaian :
KOH(aq) ⟶ K+(aq) +OH-(aq)
Diketahui : Mb = 0,4 M ; b = 1
[OH-] = Mb x b
= 0,4 M x 1
= 0,4 mol/L

c. Asam lemah (Ka)


Menurut Arrehenius, asam lemah adalah asam yang didalamlarutannya hanya sedikit
terionisasi atau mempunyai derajat ionisasi yang kecil.
Contoh senyawa asam lemah:
1. Asam format (HCOOH)
2. Asam asetat atau Asam cuka (CH3COOH)
3. Asam fluorida (HF)
4. Asam karbonat (H2CO3)
5. Asam sianida (HCN)

Dalam air, hanya Sebagian molekul asam lemah terurai menjadi ion - ionnya,
sehingga derajat ionisasinya 0 < α < 1. Jika konsentrasi awal larutan asam lemah HA
dinyatakan sebagai Ma, maka:
HA(aq) ⇌ H+(aq) + A-(aq)
Ka = ¿ ¿
[HA]= M
Ka.M = [H+][ A−]
Dalam larutan [H+]=[ A−]
Ka.M = [H+]2

[H+]= √Ka.M
Derajat Ionisasi (α)
Mol zat terurai
α= Mol zat mula−mula
Terurai=bereaksi
HA(aq) ⇌ H+(aq) + A-(aq)
Mula-mula : Ma
Reaksi : -𝛼𝑀𝑎 + 𝛼𝑀𝑎 + 𝛼𝑀𝑎
Setimbang : (1- 𝛼)𝑀𝑎 𝛼𝑀𝑎 𝛼𝑀𝑎

Jika nilai α sangat kecil (α ≪ 1), maka dapat diasumsikan nilai (1 − α)


≈ 1, sehingga persamaan Ka untuk asam lemah dapat ditulis seperti berikut:
( αM ) (αM)
Ka =
( 1−α ) M
2
α M
Ka =
(1−α )
Jika α < 5% (dianggap 1- α= 1)

Ka = α2 × Ma = 𝛼 = Ka
√ Ma
α M= [H+]
α = ¿¿

[H+] = √ Ka x [ MA ]
Dengan
Ka = tetapan ionisasi asam
[MA] = konsentrasi asam
Contoh Soal
Tentukan konsentrasi ion H+ dan ion dalam larutan CH3COOH 0,1 M dengan
Ka CH3COOH = 10-5?
Penyelesaian :
Diketahui : Ma = 0,1 M ; Ka = 10-5
[H+] = √ Ka x [ MA ]
= √ 10−5 x 0,1
= √ 10−6
= 10-3 mol/L
d. Basa Lemah
Basa lemah adalah basa yang terion sebagian ketika larut dalam air. Contoh senyawa
yang termasuk basa lemah adalah:
1) Amonium hidroksida (NH4OH)
2) Aluminium hidroksida (Al(OH)3)
3) Besi (III) hidroksida (Fe(OH)3)
4) Amoniak (NH3)
5) Besi (II) hidroksida (Fe(OH)2)
Dalam air, hanya sebagian basa lemah terurai menjadi ion-ionnya, sehingga
derajat ionisasinya 0 < α < 1. Jika konsentrasi awal larutan basa lemah LOH
dinyatakan sebagai Mb, maka:
LOH(aq) ⇌ L+(aq) + OH−(aq)
Kb = ¿ ¿
OH-]2= Kb . M
[OH-] = √ Kb. M
Derajat Ionisasi

α=
√ Kb
Mb
α = ¿¿
Jadi, untuk menghitung konsentrasi ion OH− dapat digunakan nilai Kb
ataupun nilai α.
[OH-] = √ Kb x [ Mb ]
Atau
[OH-] = α x 𝑀𝑏
Dengan
Kb = tetapan ionisasi basa
[Mb] = konsentrasi basa

Contoh Soal
Tentukan konsentrasi ion OH- dalam larutan NH3 0,1 M dengan Kb NH 3 = 10-5?
Penyelesaian :
Diketahui : Mb = 0,1 M ; Kb = 10-5
[OH-] = √ Kb x [ Mb ]
= √ 10−5 x 0,1
= √ 10−6
= 10-3 mol/L

C. Derajat Keasaman
Ukuran keasamaan suatu larutan ditentukan oleh konsentrasi ion hidrogen.
Untuk memudahkan pengukuran, maka konsentrasi ion hidrogen dinyatakan
dalam pH (pangkat hidrogen). Pada tahun 1909 seorang ahli
biokimia dari Denmark Soren Sorensen mengemukakan sebuah pernyataan
yang masih digunakan sampai sekarang. Beliau menggunakan lambang pH
sebagai “potensial ion hidrogen” dan didefinisikan sebagai negatif
logaritma dari [H+] atau [H3O+].
pH = - log [H3O+] atau pOH = - log [OH-]

Untuk menentukan dari suatu njilai pH yang telah diketahui diperlukan antilogaritma.
Analog dengan pH dan pOH, maka pKw merupakan logaritma negatif dari Kw.
pKw = - log Kw = - log (1,0 x 10-14) = - (- 14,00) = 14,00
Untuk mendapatkan hubungan yang sederhana antara pH dan pOH dari larutan, maka:
Kw = [H3O+] [OH-]
= 1,0 x 10-14
-log Kw = -log [H3O+] [OH-]
= -log 1,0 x 10-14
pKw = -log [H3O+] –log [OH-]
= 14,00
Sehingga pH dari 2,5 × 10-3 M NaOH adalah 14,00 – 2,60 = 11,40 Dalam air murni,
dimana [H3O+] = [OH-] = 1,0 × 10-7 M, maka nilai pH dan pOH keduanya adalah
7,00. Air murni dan semua larutan dengan pH=7,00 adalah netral. Bila pH kurang
dari 7,00, maka larutan bersifat asam, bila pH di atas 7,00, larutan bersifat basa atau
alkalin. Larutan bersifat lebih asam, bila H3O+ meningkatkan dan pH menurum.
Larutan bersifat lebih basa bila H3O+ menurun dan pH nya meningkat.
Contoh Soal
[OH-] Dalam larutan NaOH, ialah 2,9 x10-4 M. Hitung pH larutan ini.
Penyelesaian :
pOH = - log [OH-]
= - log (2,9 x 10-4)
= 3,54
pH + pOH = 14,00
pH = 14,00 – pOH
pH = 14,00 – 3,54
pH = 10,46

D. Identifikasi Asam-Basa

Indikator asam basa Indikator asam basa adalah senyawa khusus yang ditambahkan
pada larutan dengan tujuan mengetahui kisaran pH dari larutan tersebut. Indikator asam basa
akan memberikan warna tertentu apabila direaksikan dengan larutan asam atau basa.
Beberapa indikator terbuat dari bahan alami, akan tetapi ada juga beberapa indikator yang
dibuat secara sintesis di laboratorium.

a. Indikator Alami

Tanaman yang dapat dijadikan sebagai indikator adalah tanaman yang mempunyai
warna terang contohnya: kol ungu, kulit manggis, bunga sepatu, bunga bougenvil, pacar air
dan kunyit. Dapat atau tidaknya suatu tanaman dijadikan sebagai indikator alami adalah
terjadinya perubahan warna apabila ekstraknya diteteskan pada larutan asam atau basa.
Perubahan warna yang terjadi pada setiap indikator alami akan bervariasi.

b.Indikator hasil sintesis di laboratorium.

1) Kertas lakmus
Berikut adalah perubahan warna kertas lakmus ketika bereaksi dengan larutan asam
atau basa. Senyawa asam basa dapat diidentifikasi menggunakan kertas lakmus dengan cara
mengamati perubahan warna kertas lakmus ketika bereaksi dengan larutan. Ada dua jenis
kertas lakmus, yaitu lakmus merah dan lakmus biru. Larutan yang bersifat asam akan
mengubah warna lakmus biru menjadi merah, sedangkan lakmus merah tetap merah.
Sebaliknya, larutan basa akan mengubah warna lakmus merah menjadi biru, sedangkan
lakmus biru tetap biru.

2) Indikator universal
Indikator universal merupakan indikator yang memiliki tingkat kepercayaan baik.
Indikator ini memberikan warna yang berbeda untuk setiap nilai pH antara 1 sampai 14.

3) Larutan indicator
Berikut ini adalah beberapa indikator pH yang sering digunakan dalam laboratorium.
Indikator-indikator tersebut menunjukkan adanya perubahan warna rentang nilai pH tertentu.
Tabel 1.3 Trayek Perubahan Warna dari Berbagai Indikator.

4) pH meter

pH meter merupakan alat pengukur pH dengan cepat dan akurat. Alat ini dilengkapi
elektroda yang dapat dicelupkan ke dalam larutan yang akan diukur nilai pH-nya. Nilai pH
dapat dengan mudah dilihat secara langsung melalui angka yang tertera pada layar digital alat
tersebut.

E. PENGENCERAN

Pengenceran digunakan untuk membuat larutan dengan konsentrasi yarg Lebih rendah
dari larutan dengan konsentrasi lebih tinggi/pekat. Perhitungan yang digunakan adalah:
M1 x V1 = M2 x V2
Dimana :
M1 = Konsentrasi larutan asal / pekat
V1 = Volume larutan asal yang akan diencerkan
M2 = Konsentrasi larutan standar yang akan dibuat
V2 = Volume larutan standar yang akan dibuat

Dari persamaan di atas, konsentrasi larutan asal harus diketahui. Jika volumedan
konsentrasi larutan yang akan dibuat juga diketahui, maka dapat ditentukanberapa volume
larutan asal yang diperlukan untuk pengenceran. Satuankonsentrasi dapat berupa persen,
molaritas, normalitas, dll.
Contoh :
Berapa ml larutan NaCl 10% yang diperlukan untuk membuat larutan NaCl 2% sebanyak 500
ml
Jawab :
l0 x V1= 2 x 500
V1 = 100
100 mI NaCl l0% dimasukkan ke dalam labu ukur 500 ml, kemudian ditambahkan aquades
sampai tanda batas. umumnya pengenceran dilakukan dengan cara menambahkan pelarut
(air) ke dalam zat yang akan diencerkan, tetapi untuk zat-zat yang menunjukkan reaksi
eksotermis pada pengencerannya seperti asam sulfat pekat, pengenceran dilakukan dengan
cara menuangkan asam sulfat pekat sedikit demi sedikit ke dalam pelarut (air). Jika air
dituangkan langsung ke dalam labu ukur yang berisi asam sulfat pekat dapat menyebabkan
terjadinya ledakan.

Tabel Konsentrasi Asam dan Basa Pekat yang tersedia di pasaran

F. REAKSI PENETRALAN DAN KURVA TITRASI


Penetralan adalah reaksi dari asam dan basa, dan titrasi adalah teknik yang biasa
digunakan untuk penetralan. Titik kritis titrasi adalah titik ekuivalen suatu titik dimana asam
dan basa berada bersama-sama dalam proporsi stokiometri tanpa sisa. Kita dapat
menggunakan perubahan warna dari indikator asam-basa untuk menetapkan titik ekuivalen.
Titik pada titrasi dimana indikator berubah warna pada titik akhir dari indikator, yang
didapatkan dengan cara menyesuaikan titik akhir indikator dengan ekuivalen dari penetralan.
Sehingga, kita memerlukan suatu indikator yang perubahan warnanya terjadi dalam rentang
pH yang meliputi pH sesuai dengan titik ekuivalen. Semua nilai –nilai yang didapatkan
digambarkan dalam kurva titrasi untuk reaksi penetralan – grafik pH versus volume titrasi
(larutan yang ditambahkan dari buret).
Titrasi adalah prosedur menentukan kadar suatu larutan. Dalam titrasi, larutan yang
volumenya terukur direaksikan secara bertahap dengan larutan lain yang telah diketahui
kadarnya (larutan standar). Berdasarkan jenis reaksi yang terjadi, titrasi dibedakan menjadi
titrasi asam basa, titrasi pengendapan, dan titrasi redoks.

Dalam analisis dengan metode titrasi:

 Larutan yang diketahui normalitas atau konsentrasi atau kadarnya disebut larutan
standart, biasanya dimasukkan dalam buret sebagai zat penitrasi atau titran.
 Larutan yang akan ditentukan normalitas atau konsentrasi atau kadarnya diletakkan dalam
Erlenmeyer dan disebut juga sebagai zat yang dititrasi atau analit.

Titrasi dilakukan dengan cara membuka kran buret pelan-pelan. Titik akhir titrasi terjadi pada
saat terjadi perubahan warna. Perubahan warna dapat dilihat dengan menggunakan zat
penunjuk atau indikator.  Pada saat itulah gram ekivalen dari titran sama dengan gram
ekivalen dari zat yang dititrasi atau analit.

Pengertian Titrasi Asam Basa

Titrasi asam basa adalah penentuan kadar suatu larutan basa dengan larutan asam yang
diketahui kadarnya. Atau sebaliknya, penentuan kadar suatu larutan asam dengan larutan
basa yang diketahui, dengan didasarkan pada reaksi netralisasi.
Titrasi harus dilakukan hingga mencapai titik ekivalen, yaitu keadaan saat asam dan basa
tepat habis bereaksi secara stoikiometri. Titik ekivalen umumnya dapat ditandai dengan
perubahan warna dari indikator. Sementara itu, keadaan saat titrasi harus dihentikan tepat
pada saat indikator menunjukkan perubahan warna disebut titik akhir titrasi. Untuk
memperoleh hasil titrasi yang tepat, maka selisih antara titik akhir titrasi dengan titik ekivalen
harus diusahakan seminimal mungkin. Hal ini dapat diupayakan dengan memilih indikator
yang tepat pada saat titrasi, yakni indikator yang mengalami perubahan warna atau trayek pH
di sekitar titik ekivalen.
Titrasi asam-basa terdiri atas: titrasi asam kuat dengan basa kuat, titrasi asam kuat dengan
basa lemah, dan titrasi asam lemah dengan basa kuat.

 Asam dan garam dari basa lemah dapat dititrasi dengan larutan baku-basa. Proses ini
dinamakan alkalimetri.
 Basa dan garam dari asam lemah dapat dititrasi dengan larutan baku-asam. Proses ini
dinamakan asidimetri.

1. Titrasi Asam Kuat oleh Basa Kuat


Bayangkan kita menempatkan 20 mL HCl 0,5 M dalam sebuah labu erlenmeyer kecil
dan titrasi asam kuat ini dengan menambahkan NaOH 0,5 M ( basa kuat) dari burer.
Untuk menentukan data kurva titrasi, kita menghitung pH dari larutan yang
terkumpul pada bermacam-macam titik selama berlangsungnya titrasi. Kemudian,
kita plot nilai-nilai pH ini versus volume NaOH(aq) yang ditambahkan. Dari kurva
titrasi kita dapat menentukan pH pada titik ekuivalen dan mengidentifikasi indikator
yang tepat untuk titrasi.

Kegiatan 1. Standardisasi larutan NaOH dengan larutan baku asam klorida (HCl).

1. Isi buret dengan larutan NaOH (sampai tanda batas 50 ml) dengan bantuan corong,
kemudian pasang statip seperti yang ditunjukkan oleh Gambar D.1. berikut.
2. Ke dalam labu erlenmeyer, masukkan 25 ml larutan HCl 0.1 N dan tambahkan 2-3 tetes
indikator pp 1%. 
3. Titrasi larutan NaOH dari buret ke dalam larutan HCl dalam erlenmeyer dengan hati-hati
sambil membuka keran pelan-pelan sampai terjadi perubahan warna dari tak berwarna
sampai menjadi merah muda.
4. Baca skala pada buret dan catat volume NaOH terpakai.
5. Lakukan lagi titrasi sesuai prosedur nomor 2 – 4 sebanyak 2 kali sehingga diperoleh 3
ulangan.
6. Isilah data pengamatan anda pada Tabel Hasil Kegiatan di Lembaran Kerja dan carilah
nilai rata-ratanya.
7. Dengan menggunakan nilai rata-ratanya, hitunglah Normalitas NaOH  (N2) dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :

V1 x N1 = V2 x N2 → N2 = (V1 x N1) ÷ V2


Dimana: V1 = Volume HCl yang dititrasi; N1 = Normalitas HCl yang dititrasi; V2 = Rata-
rata Volume NaOH terpakai; N2 = Normalitas NaOH
Titik ekivalen adalah titik titrasi di mana jumlah titran yang ditambahkan cukup untk
menetralkan larutan analit secara sempurna. Pada titik ekivalen inilah asam basa habis
bereaksi sehingga mol titran dan analit adalah sama, sehingga didapatkan rumus perhitungan
konsentrasi titrasi asam basa sebagai berikut:
V1 x K1 = V2 x K2
K2 = (V1 x K1) ÷ V2
Dimana: V1 = volume analit atau zat yang dititrasi; K1 = konsentrasi zat yang dititrasi; V 2 =
volume titran terpakai; K2 = konsentrasi titran.
Jika zat asam atau basa dalam titrasi memiliki valensi lebih dari 1, misalnya H2SO4 yang
memiliki 2 valensi (2H+) maka rumus perhitungannya sebagai berikut:
a1 × V1 x K1 = a2 × V2 x K2
K2 = (a1 × V1 x K1) ÷ (a2 × V2)
Dimana: a1 = valensi asam; a2 = valensi basa

Contoh Soal
Sebanyak 40 mL larutan asam sulfat, H2SO4 0,25 M (bervalensi 2) dititrasi dengan suatu basa
bervalensi satu, NaOH, dan ternyata dibutuhkan 57 mL basa tersebut. Berapakah kemolaran
basa yang digunakan tersebut?
Diketahui: V1 = 40 mL; K1 = 0,25 M; a1 = 2; V2 = 57 mL; a2 = 1
K2 = (a1 × V1 x K1) ÷ (a2 × V2)
K2 = (2 × 40 x 0,25) ÷ (1 × 57)
K2 = 20 ÷ 57
K2 = 0,35 M
Jadi konsentrasi dari basa tersebut (NaOH) sebesar 0,35 M.
Perubahan pH pada Titrasi Asam-Basa

Pada saat larutan basa ditetesi dengan larutan asam, pH larutan akan turun. Sebaliknya, jika
larutan asam ditetesi dengan larutan basa, maka pH larutan akan naik. Jika pH larutan asam
atau basa diplotkan sebagai fungsi dari volum larutan basa atau asam yang diteteskan, maka
akan diperoleh suatu grafik yang disebut kurva titrasi.

Kurva Titrasi Asam-Basa

Kurva titrasi asam-basa menunjukkan perubahan pH larutan selama proses titrasi asam


dengan basa, atau sebaliknya. Bentuk kurva titrasi memiliki karakteristik tertentu yang
bergantung pada kekuatan dan konsentrasi asam dan basa yang bereaksi.
Titrasi asam kuat dengan Titrasi basa kuat dengan Titrasi asam kuat dengan
basa kuat asam kuat basa lemah
Zat pentiter adalah basa kuat. Zat pentiter adalah asam Zat pentiter adalah basa
kuat. lemah.
Daerah perubahan pH drastis
4-10 Daerah perubahan pH drastis Daerah perubahan pH drastis
4-10 4-7.
pH titik ekuivalen 7.
pH titik ekuivalen 7. pH titik ekuivalen 5-6.
Indikator yang dapat
digunakan adalah metil Indikator yang dapat Indikator yang dapat
merah, bromtimol biru, dan digunakan adalah metil digunakan adalah metil
fenolftalein (lebih tajam). merah, bromtimol biru, dan merah.
fenolftalein (lebih tajam).
Contoh: HCl dengan NaOH. Contoh: HCl dengan
Contoh: NaOH dengan HCl.
NH4OH.

Titrasi basa lemah dengan Titrasi basa kuat dengan Titrasi asam lemah dengan
asam kuat asam lemah basa kuat
Zat pentiter adalah asam Zat pentiter adalah asam Zat pentiter adalah basa kuat.
kuat. lemah.
Daerah perubahan pH drastis
Daerah perubahan pH drastis Daerah perubahan pH drastis 7-10.
4-7 7-10.
pH titik ekuivalen 8-9.
pH titik ekuivalen 5-6. pH titik ekuivalen 8-9.
Indikator yang dapat
Indikator yang dapat Indikator yang dapat digunakan adalah
digunakan adalah metil digunakan adalah fenolftalein.
merah. fenolftalein.
Contoh: CH3COOH dengan
Contoh: NH4OH dengan Contoh: NaOH dengan NaOH.
HCl. CH3COOH
Titrasi asam lemah menggunakan basa lemah dan sebaliknya tidak dilakukan karena:

 Perubahan drastis pH terjadi sangat singkat.


 Tidak ada indikator yang cukup teliti untuk mengamati perubahan.
 Reaksi berlangsung lambat dan tidak tuntas.
SOAL SOAL ASAM BASA

SOAL OBJEKATIF
1. Dalam reaksi:
NH4+(aq) + H2O(l) ⇆ NH3(aq) + H3O+(aq)
Pasangan asam basa konjugasi adalah...
A. NH4+(aq) dengan H2O(l)
B. NH3(aq) dengan NH4+(aq)
C. NH4+(aq) dengan H3O+(aq)
D. NH3(aq) dengan H3O+(aq)
E. NH3(aq) dengan H2O(l)
2. Diantara spesi berikut manakah yang tidak berlaku sebagai asam Brosted Lowry...
A. NH4+
B. H2O
C. HCO3-
D. CO32-
E. H2CO3
3. Dari reaksi-reaksi asam basa Bronsted – Lowry berikut, H2SO4 yang bersifat basa
terdapat pada reaksi ....
A. 𝐻2𝑆𝑂4 + 𝐻2𝐶𝑂3 ⇄ 𝐻3𝐶𝑂3+ + 𝐻𝑆𝑂4−
B. 𝐻2𝑆𝑂4 + 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 ⇄ 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻2+ + 𝐻𝑆𝑂4−
C. 𝐻2𝑆𝑂4 + 𝐶𝑙− ⇄ 𝐻𝑆𝑂4− + 𝐻𝐶𝑙
D. 𝐻2𝑆𝑂4 + 𝐻2 𝑃𝑂4− ⇄ 𝐻𝑆𝑂4− + 𝐻3𝑃𝑂4
E. 𝐻2𝑆𝑂4 + 𝐻𝐶𝑙𝑂4 ⇄ 𝐶𝑙𝑂4− + 𝐻3𝑆𝑂4+
4. Menurut teori asam basa Lewis, sifat BF3 dalam reaksi BF3 + F- → BF4 adalah...
A. Asam
B. Basa
C. Asam konjugasi
D. Basa konjugasi
E. Netral
5. Sebanyak 1,12 Liter gas NH3 (STP) dialirkan ke dalam 1 Liter air, dan terionisasi 2%,
maka pH larutan tersebut adalah ....
A. 13,0
B. 12,0
C. 11,0
D. 10,5
E. 10,0

6. Derajat ionisasi CH3COOH 0,1 M adalah 1%. Berapa [H+] dan Ka CH3COOH tersebut...
A. 10-5 M dan 10-3 M
B. 10-3 M dan 10-4 M
C. 10-2 M dan 10-3 M
D. 10-3 M dan 10-2 M
E. 10-3 M dan 10-5 M

7. Jika 100 mL larutan HCl yang pH-nya 2 dicampurkan dengan 100 mL larutan
NaOH yang pH-nya 11, maka akan diperoleh larutan campuran dengan pH ....
A. 3 – log 5,0
B. 3 – log 4,5
C. 4 – log 4,5
D. 10 + log 4,5
E. 11 + log 4,5
8. Tentukan konsentrasi ion H+ dan ion OH- dalam larutan NH3 0,1 M dengan Kb NH3 = 10-
5
...
A. 10-11 dan 10-3
B. 10-3 dan 10-11
C. 10-11 dan 10-6
D. 10-6 dan 10-11
E. 10-3 dan 10-1

9. Campuran larutan berikut ini yang menghasilkan larutan dengan pH > 7, adalah...
A. 50 ml CH3COOH 0,1 M + 25 ml NaOH 0,20 M
B. 50 ml CH3COOH 0,1 M + 25 ml Ca(OH)2 0,05 M
C. 50 ml CH3COOH 0,1 M + 25 ml NaOH 0,1 M
D. 50 ml CH3COOH 0,1 M + 50 ml CH3COONa 0,10 M
E. 50 ml CH3COOH 0,1 M + 50 ml (CH3COO)2Ca 0,10 M

10. Larutan 100 cm3 H2SO4 pH = 2 diencerkan hingga volume larutan menjadi 1.000 cm3,
maka pH larutan yang terbentuk adalah ....
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
11. Pada reaksi HSO4– + H2O → H3O+ + SO42–, yang merupakan pasangan asam - basa
konjugasi adalah . . . .
A. HSO4– dan SO42–
B. H3O+ dan SO42–
C. H2O dan H3O+
D. HSO4– dan H3O+
E. HSO4– dan H2O
12. Kalau 5 mL asam bervalensi 1, dengan konsentrasi 0,1 M dapat dinetralkan oleh 10 mL
larutan KOH (Mr = 56) maka 1 liter larutan KOH tersebut mengandung ...
A. 2,8 gram KOH
B. 0,28 gram KOH
C. 0,56 gram KOH
D. 1,4 gram KOH
E. 5,6 gram KOH
13. Diketahui asam lemah HCN 0,15 M memiliki Ka=5x10 -10 . Hitung nilai pH larutan
tersebut...
A. 5,06
B. 50,6
C. 56,5
D. 5,60
E. 5,56
14. Hitung pH larutan NaOH 0,1 M pada temperatur 25 oC adalah...
A. 11
B. 13
C. 14
D. 12
E. 1
15. Diketahui asam lemah HCN 0,15 M memiliki Ka=5x10 -10 . Hitung nilai pH larutan
tersebut...
A. 5,06
B. 50,6
C. 56,5
D. 5,60
E. 5,56

SOAL ESSAY
16. Berapa konsentrasi ion H+ dan ion OH- larutan KOH 0,01 M pada suhu 25 oC !
17. Diketahui asam basa lemah HCN 0,15 M memiliki Ka= 5x10-10. Hitung pH larutan
tersebut!
18. Tentukan ion H+ yang terdapat dalam asam formiat [HCOOH] 0,01 M!
Jika diketahui Ka. HCOOH= 1,7 x 10-4
19. Sebanyak 19,6 gram CH3COOK (Mr=98) dilarutkan ke dalam air hingga volumenya
menjadi 500 ml . Jika Ka CH3COOH=10-5, Hitunglah pH larutan CH3COOK tersebut!
20. Perhatikan reaksi berikut ini!
1. HF + H2O -> F- + H3O+
2. NH3+ H2O -> NH4+ + OH-
3. C6H5COOH + H2O -> C6H5COO- + H3O+
4. RNH2+ H2O -> RNH3 + OH-
Air merupakan salah satu zat yang bersifat amfoter, artinya dapat bertindak sebagai asam

maupun basa. Reaksi yang menunjukkan air bertindak sebagai basa adalah ...
GLOSARIUM

Amfoter : zat yang dapat bereaksi sebagai asam atau basa


Akseptor : proses menerima proton
Donor : proses memberikan proton
Asam kuat : asam yang merupakan elektrolit kuat
Asam lemah : asam yang merupakan elektrolit lemah
Basa kuat : basa yang bersifat elektrolit kuat
Basa lemah : basa yang merupakan elektrolitlemah
Basa lewis : zat yang dapat menyumbangkan sepasang electron
Pasangan asam-basa konjugat : asam dan basa konjugatnya atau basa dan asam
konjugatnya.
pH : negative log dari konsentrasi ion hydrogen dalam larutan berair.
Valensi Asam : jumlah ion H+ yang dihasilkan jika 1 molekul asam mengalami ionisasi
Valensi Basa : jumlah ion H+ yang dihasilkan jika 1 molekul basa mengalami ionisasi
DAFTAR PUSTAKA

Brady, J.E. 2005. Kimia Universitas: Asas dan Struktur . Jakarta: Binarupa Aksara

Chang, Raymond. 2010. Kimia Dasar : Konsep-Konsep Inti Jilid 2, Jakarta: Erlangga.

Fessenden, R.J & Fessenden, J.S. (1999). Kimia Organik Jilid 2. Jakarta: Erlangga

Haryono, Heny Ekawati.2019. Kimia Dasar.Yogyakarta: Deepublish

Keenan, C.W., Kleinfelter, D.C., dan Wood, J.H., 1980, Ilmu Kimia Untuk Universitas, Jilid
I, Edisi Keenam, Erlangga, Jakarta.
Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar, Jilid 2, Cet. Ke4, terj. Suminar Achmadi, Jakarta:
Erlangga.

Subhan. 2013. Kimia Dasar II. Ambon: Dua Satu Press


Suchocki. Jhon. 2007. Conceptual Chemistry. San Francisco Boston: Benjamin Cummings

Syukri S. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung: ITB

Anda mungkin juga menyukai