KIMIA DASAR
“PENETAPAN HARGA pH”
Disusun oleh :
I. Tujuan
Setelah melaksanakan percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat:
1. Mahasiswa dapat menetapkan harga pH dengan indicator
2. Mahasiswa dapat mengukur harga pH dengan pH meter menentukan koefisien distribusi
dari asam asetat di dalam benzene dan air.
II. Keselamatan Kerja
Beberapa keselamatan kerja yang harus diperhatikan dalam percobaan ini adalah:
Sumber : id.depositpH
Konsep pH pertama kali diperkenalkan oleh kimiawan Denmark Søren Peder Lauritz
Sørensen pada tahun 1909.Tidaklah diketahui dengan pasti makna singkatan "p" pada "pH".
Beberapa rujukan mengisyaratkan bahwa p berasal dari singkatan untuk power p (pangkat),
yang lainnya merujuk kata bahasa Jerman Potenz (yang juga berarti pangkat), dan ada pula
yang merujuk pada kata potential. Jens Norby mempublikasikan sebuah karya ilmiah pada
tahun 2000 yang berargumen bahwa p adalah sebuah tetapan yang berarti "logaritma negatif"
(Devi, 2009).
Air murni bersifat netral, dengan pH-nya pada suhu 25 °C ditetapkan sebagai 7,0.
Larutan dengan pH kurang daripada tujuh disebut bersifat asam, dan larutan dengan pH lebih
daripada tujuh dikatakan bersifat basa atau alkali.Pengukuran pH sangatlah penting dalam
bidang yang terkait dengan kehidupan atau industri pengolahan kimia seperti kimia, biologi,
kedokteran, pertanian, ilmu pangan, rekayasa (keteknikan), dan oseanografi.Tentu saja
bidang-bidang sains dan teknologi lainnya juga memakai meskipun dalam frekuensi yang
lebih rendah (Devi, 2009).
Sutresna (2008) indikator pH merupakan zat yang dapat berubah warna apabila pH
lingkungannya berubah. Indikator pH dapat dibedakan menjadi indikator satu warnadan
indikator dua warna. Indikator satu warna adalah yaitu indikator yang mempunyai satu macam
warna seperti fenolptalin yang hanya akan berwarna merah bila dalam lingkungan basa.
Indikator dua warna adalah indikator yang mempunyai dua warna,yaitu warna asam dan warna
basa. Indikator kuning alizarin mempunyai warna kuning dalam lingkungan asam (warna
asam) dan berwarna ungu dalam lingkungan basa (warna basa).
Beberapa indikator yang penting dalam titrasi asam-basa dapat dilihat
dalam dibawah ini.
Tabel 1. Indikator Asam dan Basa pada berbagai pH
(Sumber : www.wikipedia.co.id).
Warna
No Nama Indikator Warna Basa pH pKa
Asam
0,2-
1. Cresol red Merah Kuning -
1,8
1,2-
2. Thymol blue Merah Kuning 1,7
2,8
Bromophenol 3,0-
3. Kuning Biru 4,1
blue 4,0
3,1-
4. Methyi orange Merah Orange 3,7
4,4
3,0-
5. Congo red Biru Merah -
5,0
Bromocresol 3,8-
6. Kuning Biru 4,7
green 5,4
4,2-
7. Methyl red Merah Kuning 5,0
6,3
Bromocresol 5,2-
8. Kuning Ungu 6,1
purple 6,8
5,0-
9. Litmus merah Biru -
8,0
Bromothymol 6,0-
10. kuning Biru -
blue 7,6
6,8-
11. Phenol red kuning Merah 7,1
8,4
7,2-
12. Cresol red kuning Merah 7,8
8,8
8,0-
13. Thymol blue kuning Biru 8,2
9,6
Tak 8,3- 8,3-
14. Phenolphatein Merah
Berwarna 10 10
10,1-
15. Alizarin yellow R kuning Orange/Merah 9,6
12,0
Ada dua cara yang umum dilakukan dalam melakukan pengukuran kadar pHsuatu
cairan atau larutan, yaitu dengan menggunakan kertas lakmus dan pHmeter. Perbedaan pokok
dari kedua alat tersebut adalah tampilan dan keakuratan hasil dari pengukuran yang
dilakukan.Kertas lakmus mempunyai output berupa perubahan warna dari setiap pengukuran
kadar pH yang dilakukan. Cara ini kurang akurat, karena outputnya berbentuk perkiraan yang
mendekati dengan skala pH standar.Sedangkan pH meter adalah suatu alat pengukur
pHmodern yang mana outputnya dalam tampilan digital. Namun pada umumnya pH meter
harus dikalibrasi terlebih dahulu sebelum digunakan. Kalibrasi dilakukan dengan mengadjust
pH meter sesuai cairan pH standar (Buffer Solution) yang diukur (Parning, 2006).
pH larutan dapat diukur dengan beberapa cara. Secara kualitatif pH dapat diperkirakan
dengan kertas Lakmus (Litmus) atau suatu indikator (kertas indikator pH). Seraca kuantitatif
pengukuran pH dapat digunakan elektroda potensiometrik.Elektroda ini memonitor
perubahan voltase yang disebabkan oleh perubahan aktifitas ion hidrogen (H +) dalam larutan
(Rahayu, 2009).
Teknik-teknik pengukuran pH adalah : (Raini,2016)
1. Menggunakan indra perasa
Secara mudah, lidah kita dapat merasakan rasa dari sesuatu yang dirasakan apakah
air tersebut bersifat asam atau basa. Namaun cara tidak dianjurkan karena ada
beberapa larutan yang tidak aman apabila di konsumsi.
2. Menggunakan indikator tetes
Cara ini ditemukan dalam aktivitas titrasi. Prinsipnya adalah pengamatan warna
pada setiap perubahan pH.
3. Menggunakan kertas lakmus
Kertas ini terbuat dari jenis tumbuhan khusus yang dapat memeberikan reaksi
khusus yang memberikan perubahan warna ketika menemukan kondisi pH
tertentu.
4. Menggunakan pH meter
Cara pengukuran ini adalah cara yang paling banyak digunakan, karena alatnya
kecil dan dapat dibawa kemana-mana. Selain itu juga memeberikan hasil yang
akurat hingga nilai pH dalam koma.Namun alat ini memiliki kekurangan yang
terkadang tidak stabil saat di gunakan.
VII.Hasil Praktikum
Penetapan Harga pH dengan Indikator
Warna dalam lingkungan
No. Indikator
Asam Basa
1. BPB Kuning Ungu
2. MO Merah Oranye
3. BTB Kuning Biru
4. PP Bening Merah muda
5. Lakmus merah Merah Merah
6. Lakmus biru Biru Biru
Penetepan Harga pH dengan pH Meter
No. Larutan yang diperiksa Harga pH
1. 50 ml HCl 0,01 M 2,73
2. 50 ml H2SO4 0,01 M 2,49
3. 50 ml NaOH 0,01 M 11,39
4. 25 ml NaOH 0,01 M + 25 ml HCl 0,01 M 10,39
5. 50 ml NaOH 0,01 M + 25 ml HCl 0,01 M 10,75
6. 25 ml NaOH 0,01 M + 25 ml H2SO4 0,01 M 2,92
VIII.Tugas
1. Hitung harga pH teoritis dari laritan-larutan tersebut.
2. Hitung harga pH teoritis dari larutan campuran
a. 50 ml NaOH 0,01 N + 50 ml H2SO4 0,04 N
b. 75 ml NaOH 0,01 M + 25 ml H2SO4 0,02 N
Jawaban
b. 50 ml H2SO4 0,01 M
[H+] = M × valensi asam pH = - log [H+]
= 0,01 × 2 = - log [2 × 10-2]
= 2 × 10-2 M = 2 – log 2
= 1,69
c. 50 ml NaOH 0,01 M
[OH-] = M × valensi basa pH = 14 – pOH
= 0,01 × 1 = 14 – 2
= 10-2 M = 12
pOH = - log [OH-]
= - log [10-2]
=2
- +
Sisa H+
pH = -log
Volume campuran
75 × 10−2
= - log
100
= - log 75 × 10-4
= 4 – log 75
- +
Sisa OH−
pH = 14 – (-log )
Volume campuran
25 × 10−2
= 14 – (-log )
100
= 14 – (-log 25 × 10-4)
= 14 – (4 – log 25) = 10 + log 25
IX.Analisis
Dalam praktikum kali ini terdapat membahas hubungan antara asam basa dengan pH,
dimana pH adalah pernyataan dari kekuatan asam atau basa dari suatu larutan. Dari beberapa
metode yang telah dilakukan, dapat diamati bahwa suatu larutan asam mempunyai pH lebih <
7 dan larutan basa mempunyai pH > 7. Sedangkan ditengah-tengah asam dan basa terdapat pH
netral yaitu pH = 7. Nilai pH 7 paling banyak dipresentasikan oleh larutan H 2O karena Ka dan
Kb nya seimbang dan mempunyai konsentrasi H + dan OH- yang sama besar. Selain itu nilai pH
7 juga dapat ditemukan dalam larutan garam yang mempunyai spesi asam kuat dan basa kuat
atau asam lemah dengan basa lemah dengan rasio perbandingan sama besar. Misalnya garam
NaCl adalah garam yang netral karena terdiri dari spesi Na dari basa kuat NaOH dan spesi Cl
dari asam kuat HCl. Na dan Cl ini sama sama menyumbang spesi dengan rasio yang sama
besarnya. Hal ini dapat disamakan dengan larutan NH 4OAc pada praktikum ini. NH4OAc
sebenarnya adalah larutan ammonium asetat dengan rumus kimiawinya adalah CH3 COONH4.
Larutan ini tersusun dari 2 spesi yaitu basa lemah dan asam lemah. Asam lemah didapat dari
gugus spesi CH3 COO- dari senyawa CH3COOH dan gugus spesi NH4 + dari senyawa NH4OH.
Karena gugus spesinya seimbang, maka larutan NH4OAc bersifat netral, oleh karena itu
ditandakan dengan nilai pH 7.
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan pH beberapa larutan secara manual dan
otomatis menggunakan pH meter. Untuk pengukuran secara manual caranya dengan menguji
larutan menggunakan larutan indikator Bromo Phenol Blue (BPB), Methyl Orange (MO),
Bromo Thymol Blue (BTB), Phenol Phthalein (PP), lakmus merah dan biru, kemudian
memperkirakan warna larutan yang telah ditetesi indikator dengan trayek pH masing-masing
indikator. Prinsip dasarnya yaitu dengan membandingkan warna yang ditunjukkan oleh larutan
dengan warna pada trayek pH tiap indikator.
2. Pada larutan 50 ml H2SO4 0.01 M nilai pH yang tertera pada pH meter sebesar 2,49
sedangkan untuk perhitungan teoritis nilai pH-nya sebesar 1,69. pH keduanya memiliki
selisih yang dekat yaitu sebesar 0,8 sehingga dapat dinyatakan sebagai larutan asam karena
memiliki pH kurang dari 7.
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑢𝑘𝑢𝑟−𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
Error = × 100 %
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
2,49−1,69
= × 100 % = 47,3 %
1,69
3. Pada larutan 50 ml NaOH 0.01 M nilai pH yang tertera pada pH meter sebesar 11,39
sedangkan untuk perhitungan teoritis nilai pH-nya sebesar 12. pH keduanya memiliki
selisih yang dekat yaitu sebesar -0,61 sehingga dapat dinyatakan sebagai larutan basa
karena memiliki pH lebih dari 7.
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑢𝑘𝑢𝑟−𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
Error = × 100 %
𝑚𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
11,39−12
= × 100% = −5,08 %
12
4. Pada larutan 25 ml NaOH 0,01 M ditambahkan dengan larutan 25 ml HCl 0,01 M nilai pH
yang tertera pada pH meter sebesar 10,39 sedangkan untuk perhitungan teoritis nilai pH-
nya sebesar 7. Selisih pH keduanya nilainya besar .
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑢𝑘𝑢𝑟−𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
Error = × 100 %
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
10,39−7
= × 100 % = 48 %
7
5. Pada larutan 50 ml NaOH 0,01 M ditambahkan dengan larutan 25 ml HCl 0,01 M nilai pH
yang tertera pada pH meter sebesar 10,75 sedangkan untuk perhitungan teoritis nilai pH-
nya sebesar 11,48. pH keduanya memiliki selisih yang dekat yaitu sebesar -0,73 sehingga
dapat dinyatakan sebagai larutan basa karena memiliki pH lebih dari 7
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑢𝑘𝑢𝑟−𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
Error = × 100 %
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
10,75−11,48
= × 100 % = −6,35 %
11,48
6. Pada larutan 25 ml NaOH 0,01 M ditambahkan dengan larutan 25 ml H 2SO 4 0,01 M nilai
pH yang tertera pada pH meter sebesar 2,92 sedangkan untuk perhitungan teoritis nilai pH-
nya sebesar 2,3 sehingga dapat dinyatakan sebagai larutan asam karena memiliki pH
kurang dari 7.
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑢𝑘𝑢𝑟−𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
Error = × 100 %
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
2,92−2,3
= × 100 % = 26,9 %
2,3
Pada percobaan kali ini terjadi kesalahan dalam praktikum ini sekitar 24,5%. Nilai
persentase kesalahan ini didapatkan dari rata-rata error yang diperoleh dari perhitungan error 6
sampel larutan yang diukur harga pH-nya. Hal ini berarti perhitungan harga pH pada percobaan
masih kurang sesuai dengan teoritis. Kemungkinan kurang sesuainya data percobaan ini
diakibatkan karena pembersihan gagang/ sensor pH meter menggunakan tissue kurang bersih
sehingga terdapat sisa dari larutan sebelumnya yang masih terdeteksi oleh pH meter. Sehingga,
hasilnya kurang akurat ketika digunakan untuk menguji sampel lain. Hal tersebut juga dapat
dimungkinkan terjadi karena pipet yang telah digunakan kurang bersih dalam melakukan
pencucian sehingga masih terdapat sisa-sisa larutan sebelumnya dan akan mempengaruhi nilai pH
larutan yang akan diuji.
X. Penutup
A. Simpulan
Dari praktikum pengukuran pH, praktikan dapat menyimpulkan bahwa
larutan HCl termasuk asam karena mempunyai pH < 7,
larutan H2 SO4 termasuk larutan asam karena memiliki pH <7,
larutan NaOH merupakan larutan basa karena memiliki pH >7.
pH meter merupakan alat yang paling canggih dan akurat untuk mengukur harga pH
jika digunakan dengan prosedur yang benar.
B. Saran
Setelah melakukan praktikum ini diharapkan praktikan bisa lebih teliti lagi dalam
melaksanakan praktikum seperti mencampurkan larutan sesuai takaran dan juga teliti dalam
memilih alat yang masih layak untuk dipakai. Berhati-hatilah saat praktikum berlangsung agar
tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan disaat pelaksanaan praktikum.
XII. Lampiran