PRODUK MIGAS 2
Disusun oleh :
I. Tujuan
Setelah melaksanakan praktikum ini diharapkan:
1. Mahasiswa dapat menggunakan peralatan uji produk Gas.
2. Mahasiswa dapat memahami prinsip kerja peralatan uji produk Gas.
3. Mahasiswa dapat membandingkan hasil pengujian produk Gas dengan spesifikasi
yang berlaku.
Sifat gas bisa dibedakan menjadi dua, yaitu sifat kesetimbangan dan sifat - sifat
pengangkutan, Berdasarkan sifat kesetimbangan ini bisa dikatakan bahwa suatu sistem
yang berada dalam kesetimbangan tidak akan mengalami perubahan kecuali karena
adanya beberapa perlakuan eksternal yang dilakukan di atasnya (misalnya,
menambahkan panas). Dalam sifat ini, perilaku gas stabil dengan waktu, dan tidak
terdapat perubahan tampak akan terjadi, meskipun molekul bergerak tanpa henti.
Sebaliknya, sifat non-kesetimbangan menunjukkan bagaimana sistem merespon beberapa
tindakan eksternal, seperti pengenaan suhu atau perbedaan tekanan. Yang berikutnya
yakni sifat pengangkutan yang terbagi atas tiga yaitu Viskositas, bisa didefinisikan
sebagai gaya gesekan antara lapisan - lapisan yang bersisian pada fluida pada waktu
lapisan - lapisan tersebut bergerak satu melewati lainnya. Viskositas terdapat pada zat
cair maupun gas. Sebagai contoh yaitu air mempunayi viskositas yang lebih rendah
dibandingkan madu. Berikutnya yaitu Konduktivitas Panas, apabila konduksi panas
perbedaan arti suhu dipertahankan di sebuah aliran fluida melalui fluida akan
menghasilkan energi. Dan yang terakhir adalah Difusi gas, merupakan proses di mana
partikel gas satu menyebar ke seluruh gas lain oleh gerak molekul. Sebagai contoh, ketika
kita membuka botol parfum, baunya bisa sangat cepat tercium di seberang ruangan. Hal
tersebut disebabkan karena sebagai partikel aroma arus keluar dari botol, molekul -
molekul gas di udara berbenturan dengan partikel dan secara bertahap mendistribusikan
mereka di seluruh udara. (Meutia,2020)
Gas dapat dinyatakan dalam beberapa cara, Gas mengembang mengisi dan
mengikuti bentuk tempatnya, Gas saling menyebar dan berdifusi satu sama lain serta
bercampur semuanya, jadi campuran gas adalah larutan homogen meskipun partikel
masing - masing gas tidak tampak, akan tetapi beberapa gas berwarna, seperti klorin
(kuning hijau), brom (merah coklat), dan yod (ungu). Beberapa gas mudah terbakar,
seperti hidrogen dan metana, dan beberapa gas inert secara kimia, seperti helium dan
neon. Ada empat sifat dasar yang menentukan perilaku gas secara fisik, yaitu jumlah gas,
volume gas, temperatur gas, dan tekanan gas. Apabila diketahui tiga dari sifat ini,
biasanya dapat dihitung harga dari sifat keempat, dengan menggunakan persamaan
matematik yang disebut persamaan keadaan. (Meutia, 2020)
Gas terdiri dari molekul yang bergerak ke segala arah dengan kecepatan tinggi
dan berjalan lurus. Molekul ini selalu bertumbukan dengan molekul yang lain (dinding
bejana) yang menyebabkan terjadinya tekanan. Volume yang ditempati oleh gas lebih
besar dibandingkan dengan volume molekul - molekul dari gas itu sendiri, Hal inilah
yang menyebabkan gas sifatnya lebih rapat dan kecil dibandingkan dengan cairan atau zat
padat biasa. Selain itu, gas juga bersifat kompresibel atau mudah ditekan karena molekul
selalu bergerak ke segala arah, mudah bercampur dengan gas yang lain dengan syarat
tidak bereaksi contohnya adalah O2, CO2 dan H2 dan sebagainya. Untuk itulah gas ini
dibagi menjadi tiga jenis yaitu Gas Monoatomik, dimana molekul di dalamnya hanya
bergerak translasi (tidak ada struktur dakhil dalam teori kinetik) sehingga U32 nRT,
berikutnya ada Gas Diatomik, dimana Setiap molekul berbentuk dumbel yang mana dua
bola disambung oleh sebuah tongkat. Molekul yang demikian mampu berotasi terhadap
salah satu dari tiga sumbu paling tegak lurus, ini. Namun inersia rotasi terhadap sumbu -
sumbu yang tegak lurus pada tongkat lebih layak untuk diperhatikan. Yang terakhir Gas
Poliatomik, Setiap molekul mempunyai tiga atau lebih atom yang disambung secara
bersama oleh tongkat dalam model sehingga mampu berotasi terhadap salah satu dari tiga
sumbu paling tegak lurus. Gas poliatomik mempunyai gerak rotasi dan translasi.
(Saputra, 2021)
Sebagian besar gas sulit untuk dapat diamati secara langsung. Oleh sebab itu, gas-
gas tersebut dijelaskan melalui penggunaan empat sifat fisik atau karakteristik
makroskopis, yaitu tekanan, volume, jumlah partikel (kelompok kimiawi berdasarkan
mol) dan suhu. Karakteristik gas diantaranya yaitu Partikel - partikel gas secara luas
terpisah satu sama lain dan akibatnya, memiliki ikatan antar molekul yang lebih lemah
daripada cairan atau padatan. Gaya antar molekul ini dihasilkan dari interaksi
elektrostatik antara partikel gas. Daerah bermuatan serupa dari partikel gas yang berbeda
menolak, sementara daerah yang bermuatan berbeda dari partikel gas yang berbeda
menarik satu sama lain; gas yang mengandung ion bermuatan permanen dikenal sebagai
plasma. Senyawa gas memiliki ikatan kovalen polar yang mengandung
ketidakseimbangan muatan permanen, sehingga mengalami gaya antar molekul yang
relatif kuat. Transien, muatan yang diinduksi secara acak ada pada ikatan molekul
kovalen non-polar dan interaksi elektrostatik yang disebabkan oleh mereka disebut
sebagai gaya Van der Waals. Interaksi gaya antarmolekul ini bervariasi dalam suatu zat
yang menentukan banyak sifat fisik yang unik untuk setiap gas. Perbandingan titik didih
untuk senyawa yang dibentuk oleh ikatan ionik dan kovalen membawa kita pada
kesimpulan ini. Dibandingkan dengan keadaan materi lainnya, gas memiliki kerapatan
dan viskositas yang rendah. Tekanan dan suhu mempengaruhi partikel dalam volume
tertentu. Variasi dalam pemisahan dan kecepatan partikel ini disebut sebagai
kompresibilitas. Pemisahan dan ukuran partikel tersebut berpengaruh terhadap sifat optik
gas. Akhirnya, partikel gas menyebar terpisah atau berdifusi untuk mendistribusikan diri
secara homogen ke seluruh wadah. (Saputra, 2021)
Adapun beberapa contoh gas yaitu Gas Beracun, Karbon monoksida adalah salah
satu gas beracun yang membahayakan manusia dan hewan dengan mendorong oksigen ke
atas. Dikenal dengan rumus CO, ia memiliki kerapatan yang lebih rendah daripada
oksigen dan karenanya lebih mudah diakses tetapi tidak menyediakan oksigen yang
cukup untuk bernafas. Beriktunya Gas Elemental (Gas Unsur), sebelas unsur – hidrogen,
nitrogen, oksigen, fluor, klor, helium, neon, argon, kripton, xenon, dan radon – ada
sebagai gas di bawah tekanan dan suhu standar tergantung pada elemennya ketika suhu
atau tekanan dinaikkan atau diturunkan, maka gas - gas tersebut akan beralih ke keadaan
lain. Berikutnya Gas Murni, tidak memiliki molekul gas lain yang bercampur dengannya
salah satu contohnya adalah oksigen murni. Meskipun kita tidak menghirup oksigen
murni karena atmosfer kita terdiri dari berbagai gas, pasien rumah sakit dengan kesulitan
bernapas akan bernapas dengan oksigen murni untuk membantu paru-paru mereka
mentransfer oksigen ke aliran darah secara lebih efisien. Berikutnya Gas dalam Industri,
Sejumlah gas campuran melayani keperluan industri di bidang manufaktur seperti
pengelasan, produksi baja, pendinginan, propelan, dan banyak lagi. Asetilena, butana,
propana, dan banyak gas lainnya bahkan digunakan dalam aplikasi rumah tangga sebagai
sumber panas bersuhu tinggi. (Neneng, 2014)
Mengenai Gas Adapun yang diproduksi dalam industry seperti LNG (Liquid
Natural Gas), LPG (Liquid Petroleum Gas), dan CNG (Compressed Natural Gas).
Namun yang akan dikaji lebih dalam adalah adalah LPG (Liquid Petroleum Gas) yang
merupakan campuran dari berbagai unsur hidrokarbon yang berasal dari gas alam. LPG
dihasilkan dari penyulingan minyak mentah atau dari kondensasi gas bumi dalam kilang
pengolahan gas bumi. Gas tersebut akan dicairkan dengan cara menambah tekanan dan
menurunkan suhunya untuk memudahkan penyimpanan, pengangkutan, dan
penanganannya. Komponen utama LPG adalah Propana (C3H8) dan Butana (C4H10).
Komposisi lain dari LPG terdiri dari senyawa Propylene atau Propena (C 3H6), Buteylene
atau Butena (C4H8), dan sejumlah kecil Ethana (C2H4), dan Penthana (C5H12).
Berdasarkan komposisi Propane dan Butane, LPG dibedakan menjadi tiga macam
jenisnya, dan dari ketiga macam tersebut masing – masing memiliki manfaat dan
kegunaan diantaranya yakni LPG Propane yang Sebagian besar terdiri dari C3, LPG
Butane yang Sebagian besar terdiri dari C4, dan mix LPG yang merupakan campuran dari
Propane dan Butane. (Trylidya, 2015)
Adapun beberapa sifat dari LPG diantaranya adalah tidak berwarna sehingga
untuk melihat fluida tersebut maka perlu ditambah zat warna. Baunya menyengat untuk
menjamin factor keselamatan diberi zat odor sehingga apabila terjadi kebocoran akan
tercium. Tidak berasa, dan sangat sedikit beracun, apabila terjadi kebocoran diudara dalm
konsentrasi sekitar (2-3%) dapat menyebabkan Anaesthetic yang dapat mengakibatkan
pusing dan selanjutnya pingsan. Apabila terjadi kebocoran diruang tertutup dapat
menggantikan oksigen diruangan tersebut dan akan dapat mengakibatkan gangguan
saluran pernapasan ( sesak napas ) pada orang yang ada didalamnya. Mudah terbakar,
secara umum bahwa persyaratan mutu LPG harus dapat mudah menguap dengan
sempurna dan terbakar dengan baik saat pemakaian tanpa menyebabkan korosi atau
meninggalkan deposit dalam sistem. (Trylidya, 2015)
LPG sekarang ini memiliki banyak manfaat sebuah buah dari perkembangan
teknologi menggantikan posisi minyak tanah, meski demikian gas cair ini memiliki resiko
cukup tinggi pada penggunaanya yaitu kebocoran pada tabung bisa mengakibatkan
ledakan karena salah satu sifatnya yang mudah terbakar. Adapun manfaat teknologi gas
LPG secara adalah pada umumnya LPG digunakan sebagai alat bahan bakar untuk
keperluan memasak rumah tangga dengan komposisinya yaitu LPG Butana biasanya
dipergunakan oleh masyarakat umum untuk bahan bakar memasak, korek Api dll. LPG
juga sering digunakan sebagai bahan baku khususnya untuk keperluan industry dengan
komposisinya yaitu LPG Propane biasanya dipergunakan di industry – industry sebagai
pendingin, bahan bakar pemotong, untuk menyemprot cat dll. Bisa digunakan untuk
mandi hangat sebagai bahan bakar pemanas air gas dengan komposisinya yaitu LPG mix
biasanya dipergunakan dipergunakan oleh masyarakat umum untuk bahan bakar
memasak. ( Tikasari, 2005)
III.1. Weathering Test
Weathering Test adalah analisis Volatility yang dinyatakan dalam suhu
penguapan 95% produk dan untuk mengetahui kemurnian LPG, hasil analisa ini dapat
digunakan sebagai indikasi adanya komponen Pentana, fraksi berat dalam tipe LPG.
Tujuan pengujian ini ialah untuk mengetahui kecenderungan terjadinya
pengendapan/deposit dari LPG baik itu ketika di dalam tabung maupun ditempat
penampungan lainnya, seperti di tangki timbun serta tangki kapal. Adanya endapan
mengindikasikan adanya komponen berat yang ikut terlarut di dalam LPG (Ineke,
2018).
Weathering test ditetapkan pada suhu 34°F dan dilaporkan dalam bentuk %
volume. Untuk standarnya sendiri, hasil weatering test diisyaratkan minimum 95%
volume, baik itu untuk LPG Propana, LPG Butana maupun LPG Campuran. Pengujian
ini menggunakan beberapa alat, meliputi penangas air, termometer, kumparan
pendingin, pengujiannya pun menggunakan metode ASTMD 1837. Dalam
prakteknya, bila weathering test untuk LPG Propana hasilnya kurang dari 95% volume
dari yang teruapkan, hal ini mengindikasikan bahwa LPG ini mengandung komponen
butana. Untuk LPG Butana, bila hasil weathering test kurang dari 95%, dapat
dipastikan terdapat komponen pentana dalam LPG. Sementara untuk pengujian LPG
Campuran, bila hasil weathering test kurang dari 95%, berarti perbandingan antara
campuran komponen propana dan butana lebih banyak komponen butana. (Ineke,
2018)
2. Bomb
3. Bath dengan ketelitian 0,1°C ± 37,8°C dan 0,3 ± 70°C
4. Liquid chamber 2 opening Flexible Tubing, ukuran 6 – 7 mm (¼ inch
4.3. Copper Strip Corossion
a. Bahan
1. Wash Solvent (isooktana, toluene)
2. Copper Strip
3. Polishing Materials
4. ASTM Copper Strip Corrosions Standard
b. Alat
1. Corrosion test cylinder
2. Water Bath
3. Copper Strip
b. Alat
1. Octane Analyzer Unit
2. Sample Holder
3. Tissue
V. Langkah Kerja
5.1 Weathering Test ASTM D 1837
a. Mendapatkan Porsi Pengujian
Tutup weathering tube yg berisi sampel dengan ASTM Armor Weathering Test,
range −50°C sampai 5°C
Amati hingga sampel menguap 95% kemudian catat temperatur pada termometer
b. Pengujian
Rendam Air Chamber pada water bath suhu 100oF paling sedikit 10 menit 4. Din
ginkan contoh dan Gasoline chamber dalam keadaan tertutup hingga suhu 32 – 4
0oF
Pasangkankan gasoline chamber pada air chamber dan pressure gauge 7. Rendam
kedalam water bath pada suhu 100oF selama 20 – 30 menit, kemudian setiap 5 me
nit diangkat lalu dikocok selama 2 menit.
Masukkan tabung reaksi besar (yang berisi larutan Asam Oksalat tersebut) ke dal
am bak thermostat.
Aturlah temperatur air dalam bak ini sedemikian sehingga diperoleh kenaikan te
mperatur berturut – turut pada 20oC, 25oC, 30oC, 35oC, 40oC dan 45oC. (Apabila t
idak ada es bisa dimulai pada temperatur kamar)
Pada setiap pengaturan temperatur di atas, aduklah larutan asam oksalat berulang
– ulang kemudian diamkan 10 menit
Ambil 5 mL (dengan pipet) larutan ini kemudian di titrasi dengan larutan NaOH
0,2N menggunakan indikator PP.
Catatan :
Harus dijaga agar sewaktu pengambilan larutan, kristal asam oksalat tidak
ikut terambil.
Untuk menghindari jumlah titran (dalam hal ini larutan NaOH 0,2N) yang
terlalu banyak maka lakukan pengenceran
Semprotkan peralatan dengan udara beberapa kali pada seluruh bagian peralatan,
termasuk ruang antara keran dan orifice plate menggunakan udara. Buat serangka
ian penentuan menggunakan gas pada suhu yang sama seperti udara dan hitung w
aktu rataratanya sebanyak jumlah pengujiannya
Ulangi proses penentuannya dengan udara sebagai suhu asli setelah proses flushi
ng menggunakan udara.
Membuka aplikasi lab solution dengan cara double klik icon “Lab Solution” terd
apat di desktop.
Membuka jendela analisis dengan cara klik pilihan “instrument” sebelah kiri, lalu
double klik “HP-HP Instrument1” (User Id : Admin, Password : (dikosongkan) l
alu klik ‘ok’
c. Prosedur Conditioning
Memilih file – lalu open method file – lalu memilih file “conditioning” dengan c
ara double klik
Meng-klik download dan juga meng-klik system on sampai tulisan GC not ready
(warna kuning) berubah menjadi GC ready (warna hijau), yang artinya kondisi o
perasi GC telah siap untuk menerima sampel.
Meng-klik “auto zero” dan menunggu sampai baselinenya tepat di angka ‘0’ (kur
ang lebih 2 menit). Jika belum ‘0’ maka dinolkan Kembali dengan cara klik “aut
o zero” lagi.
Setelah baselinenya bagus, tepat diangka ‘0’. Segera menginject sampel dengan c
ara meng-klik “start single run”, kemudian menginput sample name dan sample
Id nya, lalu meng-klik “ok”
Kemudian (secara manual) membuka valve sample gas lalu klik “start”, setelah a
da bunyi dari GC yang menandakan valve sampel ke GC sudah tertutup, maka val
ve sampel gas juga ditutup.
Kembali ke jendela lab solution main (system administrator) lalu meng-klik “pos
trun” di deretan kiri.
Lalu meng-klik “postrun” yang ditengah
Memunculkan hasil Analisa sampel dengan cara klik “folder”. Dan kemudian
memilih lokasi penyimpanan file tadi.
Untuk mencetak hasil Analisa (berupa kromatogram), pilih file lalu print.
Membuka file cooling dengan cara memilih file – open method file – pilih file
“cooling” dengan cara double klik.
Meng-klik “download” dan tunggu sampai tulisan GC not ready (warna kuning)
berubah menjadi GC ready (warna hijau).
Setelah GC ready, klik “system off” lalu klik “yes” Ketika muncul halaman
konfirmasi.
Mematikan GC
5 Menit
Percobaan Sebelum Sesudah
Psi kPa Psi kPa
1 57 380 54 360
2 60 420 57 399
3 60 420 58 399
4 60 420 60 420
1 24 30,40
L To 2 24,30 32,44
3 24,28 32,68
P Be 4 24,40 32,64 1,744
5 24,80 32,83
G reported 6 24,70 32,31
7 24,60 32,69
Rata-Rata 24,44 32,28
6.5. Komposisi GC-NGA
Pereaks Ret. Area Height Concentrat Unit Mark Name
i Time e .
1. 1.102 1921 407 0.000 V
2. 1.312 7128 1420 0.927 % V N2
3. 1.987 0 0 0.000 % CH4
4. 2.675 0 0 0.000 % C2
5. 5.181 0 0 0.000 % C6+
6. 6.682 45765 5860 0.000 V
7. 7.090 3216 399 0.000
8. 7.753 0 0 0.000 % CO2
9. 8.265 3531 433 0,6306 % C2H6
10. 9.526 0 0 0.000 % H2S
11. 10.019 765734 47323 52.941 % V C3H8
12. 11.987 243181 16694 13.991 % i-C4H10
13. 12.573 904066 41401 53.321 % V n- C4H10
14. 14.509 2506 90 0.000 V
15. 17.033 3780 147 0.194 % i-C5H12
16 17.625 0 0 0.000 % n- C5H12
Total 1989826 114173
VII. Perhitungan
Density
2
T 12 (32,28)
Density = = 2 =1,744
T 22 (24,44)
VIII. Analisa
LPG (Liquid Petroleum Gas) yang merupakan campuran dari berbagai unsur
hidrokarbon yang berasal dari gas alam. LPG dihasilkan dari penyulingan minyak
mentah atau dari kondensasi gas bumi dalam kilang pengolahan gas bumi. Gas tersebut
akan dicairkan dengan cara menambah tekanan dan menurunkan suhunya untuk
memudahkan penyimpanan, pengangkutan, dan penanganannya. Komponen utama LPG
adalah Propana (C3H8) dan Butana (C4H10). Adapun dalam pengujian untuk sampel LPG
Mixed terdapat beberapa parameter uji yang dilakukan percobaan untuk mengetahui
spesifikasi dan efisiensi dari sampel uji pada tiap parameter uji yakni sebagai berikut:
Pada praktikum yang telah dilakukan sampel uji yang digunakan yaitu LPG
(Liquid Petroleum Gas) yang diisi kedalam dua buah Gas Chamber Flexible
Tubing dengan ketelitian 0,1°C ± 37,8°C dan 0,3 ± 70°C namun terlebih dahulu
chamber tersebut di purging untuk membersihkan sisa – sisa gas ataupun zat
impuritis lainnya yang masih menempel dalam chamber dari pengujian
sebelumnya. Perendaman sampel uji di awal berlangsung selama 30 menit
bertujuan untuk menyamakan suhu ruang dan suhu dingin pada masing – masing
chamber Adapun hasil awal yang didapatkan sebelum perendaman adalah 30 Psi
dan 200 KPa kemudian setelah perendaman didapatkan hasilnya yaitu 49 Psi dan
340 KPa. Langkah selanjutnya praktikan melakukan perendaman sampel uji yang
berlangsung selama 5 menit bertujuan untuk melihat perbedaan nilai RVP dari
masing – masing chamber dengan suhu yang konstan. Percobaan dilakukan
sebanyak empat kali percobaan maka didapatkan hasil uji sebelum perendaman
dan pengocokan berturut – turut yaitu 57, 60, 60, 60, 60 (Psi) dan 380, 420, 420,
420 (KPa) sedangkan untuk hasil uji setelah perendaman dan pengocokan berturut
– turut yaitu 54, 57, 58, 60 (Psi) dan 360, 399, 399, 420 (Kpa).
Berdasarkan hasil pengujian yang didapatkan dapat dikatakan ONSPEC
berdasarkan spesifikasi dirjen migas untuk LPG yaitu 145 Psi (minimum 414 KPa)
sehingga masih berada dalam batas normal artinya tekanan uapnya normal, apabila
tekanan uap rendah maka makin besar laju uap sampel akan turun sebaliknya
apabila tekanan uapnya tinggi maka makin kecil laju uap sampel akan naik
akibatnya akan semakin boros efisiensi bahan bakar tersebut.
IX. Penutup
a. Kesimpulan
LPG (Liquid Petroleum Gas) yang merupakan campuran dari berbagai unsur
hidrokarbon yang berasal dari gas alam. LPG dihasilkan dari penyulingan minyak
mentah atau dari kondensasi gas bumi dalam kilang pengolahan gas bumi.
Komponen utama LPG adalah Propana (C3H8) dan Butana (C4H10).
Pada praktikum yang telah dilakukan Adapun data yang diperoleh dari beberapa
parameter uji dengan datanya sebagai berikut:
Weathering Test: 95% (2oC)
Reid Vapour Pressure: 60 Psi dan 420 KPa
Copper Strip Corrosion: 1A
Relatif Density: 1,744
b. Saran
1) Praktikan diharapakan teliti dan bekerja berdasarkan prosedur uji yang berlaku
untuk menghindari terjadinya error alat ataupu hasil
2) Praktikan diharapkan menjaga keamanan serta ketertiban Ketika berjalannya
praktikum.
X. Daftar Pustaka
Andaru, P. Pengertian GC- Gas Chromathography. Jawa Timur: PT. Persada
Mandiri.
Era, Restu. 1999. ASTM D-323 Vapour Pressure. Jawa Tengah: Media Baca.
Hassan, Sidiq. 2018. Tabung Gas LPG (Liquid Petroleum Gas). Jawa Timur:
Universitas Muhammadiyah Gresik.
Ineke, Winarsih. 2018. Teknologi Minyak Bumi. Yogyakarta: Universitas Gajah
Mada.
Meutia, Saputri. 2020. Percobaan Gas Ideal dengan Uji GC. Surabaya: Institut
Teknologi Sepuluh November.
Neneng, Laksminingpuri. 2014. Studi Kandungan Dan Temperatur Gas Panas
Bumi Kamojang Dengan Diagram Grid. Palembang: PT. Kalman Pustaka.
Trylidya, Carolina. 2015. Saluran Disitribusi Petroleum Gas PT. KITA Gas
Lhokseumawe. Aceh: Politeknik Negeri Lhokseumawe.
Tikasari, E.Widiasmara. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Siti, khodijah. 2008. Uji Kandungan Sulfur Bahan Bakar. Makassar: Pustaka
Media.
Saputra. Djoko. 2021. Hatch.Chemistry of petrochemical processes. Gulf
Publishing Company Houston. Jakarta: Erlangga.
Walker, F. 2013. The Research and Motor Octane Numbers of Liquefied Gas
(LPG). Fuel, 797-811. Jakarta: Erlangga.
XI. Lampiran