Disusun oleh :
Nama : Cindy Eka Fitra Yuliana
NIM : 171810301074
Kelas/Kelompok : B/6
Asisten : Wenny Farida Ulfa
1.2 Tujuan
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan berat molekul senyawa volatil berdasarkan
pengukuran massa jenis gas dan mengaplikasikan persamaan gas ideal yang telah dipelajari.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Alat
- Labu erlenmeyer 50 mL
- Neraca analitik
- Desikator
- Barometer
- Penangas air
- Karet gelang
- Jarum
- Kertas alumunium foil
- Korek api
- Ball pipet
- Beaker glass 100 mL
3.2 Bahan
- Akuades
- Cairan volatin (aseton, kloroform, etanol)
Hasil
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 4.1 Hasil Percobaan Penentuan Berat Molekul Berdasarkan Pengukuran Massa Jenis
Gas
Mzat
𝝆𝒂𝒊𝒓 𝝆𝒛𝒂𝒕 𝒗𝒐𝒍𝒂𝒕𝒊𝒍 T BMpercobaan 𝜼
Larutan Vair (L) volatil
(g/mL) (g/L) (K) (g/mol) (%)
(g)
Kloroform 0,9959 6,13 x10-3 0,21 3,49 36 104 87
Aseton 0,9962 57,60 x 10-3 -0,44 -7,64 36 -227 -390
Etanol 0,9962 5,11 x 10-3 0,08 0,02 36 0,60 1,3
4.2 Pembahasan
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan berat molekul senyawa volatil berdasarkan
pengukuran massa jenis gas dan mengaplikasikan persamaan gas ideal yang telah dipelajari.
Percobaan ini menggunakan 3 macam zat volatil yaitu kloroform, aseton, dan etanol. Masing-
masing zat volatil ditempatkan dalam erlenmeyer yang ditutup alumunium foil berlubang
kecil dan dikencangkan. Hal tersebut dilakukan untuk mengontrol gas yang keluar agar gas
luar sistem tidak mudah masuk ke dalam erlenmeyer.
Cairan volatil kemudian direndam dalam penangas air bersuhu 91oC hingga cairan habis
menguap. Suhu tersebut ditentukan dari beberapa lama setelah air dalam penangas mendidih.
Erlenmeyer kosong (berisi gas) lalu didiamkan hingga suhu normal dan menimbangnya.
Massa yang didapat tersebut jika dikalkulasikan dapat menghasilkan massa gas yang habis
menguap. Massa gas tersebut didapat dari massa cairan dan wadah (erlenmeyer) dikurangi
massa wadah setelah cairan habis menguap. Proses pendinginan erlenmeyer dapat dilihat pada
gambar 4.3.
Cairan pertama yang dilakukan percobaannya ialah kloroform. Hasil percobaan
menunjukkan bahwa normalitasnya 87% dari berat molekul kloroform sebenarnya 119,38
g/mol sedangkan yang didapt dari percobaan adalah sebesar 104 g/mol. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa hanya sedikit kesalahan yang terjadi pada saat percobaan dilakukan.
Cairan selanjutnya adalah aseton. Hasil percobaan pada cairan aseton memiliki banyak
kesalahan yang menimbulkan massa yang dimiliki aseton dari perhitungan percobaan menjadi
minus. Massa minus tersebut secara otomatis akan membuat berat molekul dan normalitas
menjadi minus juga, tentu hal tersebut merupakna kesalahan yang sangat jelas terjadi. Hal ini
disebabkan karna kesalahan yang dilakukan oleh praktikan saat melakukan pengukuran suhu
aseton dalam erlenmeyer yang didihkan pada penangas air. Pengukuran suhu tidak dilakukan
secara terus-menerus mulai dari air dalam penangas air berbuih hingga air mendidih dan
bersuhu 91oC. Pengukuran suhu yang dilakukan seperti itu akan menimbulkan suhu yang
tidak stabil pada termometer karna termometer telah terkontaminasi oleh suhu ruang atau
suhu lingkungan. Proses pemanasan dan pengukuran suhu dapat dilihat pada gambar 4.2.
Cairan terakhir yang dilakukan percobaan adalah etanol. Etanol dilakukan di akhir
karena etanol memiliki titik didih paling tinggi diantara 2 cairan volatil yang sudah dijelaskan
sebelumnya. Hal tersebut menyebabkan proses pemanasan etanol hingga habis menguap
memakan waktu yang lebih lama. Etanol memiliki berat molekul sesungguhnya 46,07 g/mol
sedangkan hasil yang didapat dari percobaan adalah sebesar 0,60 g/mol.
Hasil tersebut tentu sangat jauh dibandingkan dengan berat molekul sesungguhnya.
Kesalahan tersebut diperkirakan karna kelalaian yang sama seperti yang terjadi pada aseton.
Kestabilan suhu saat diukur dengan termometer tidak mudah dilakukan karna untuk stabil,
termometer sebaiknya dipegang oleh satu orang dan dapat bertahan selama proses
berlangsung bahkan seringkali termometer telah digunakan sebelum proses berlangsung
seperti saat pengukuran suhu telah dilakukan bahkan sebelum air dalam penangas mendidih.
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini adalah zat volatil merupakan zat yang mudah menguap,
dan dalam praktiknya, untuk mencari berat molekulnya dapat dicari dengan menentukan
massa gas yang telah menguap. Massa gas tersebut didapat dari massa cairan dan wadah
(erlenmeyer) dikurangi massa wadah setelah cairan habis menguap.
5.2 Saran
Praktikan disarankan untuk melakukan percobaan satu per satu menurut zat volatilnya.
Hal tersebut dikarenakan jika kita menyiapkan semua zat volatilnya terlebih dahulu maka
volume akan berkurang dan menyebabkan kesalahan data yang diperoleh. Zat volatil yang
telah disiapkan dalam erlenmeyer yang telah tertutup sebaiknya diselesaikan terlebih dahulu
sebelum ke zat volatil yang selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Brady, James E. 1999. Kimia Universitas Jilid 1 Edisi Kelima. Jakarta: Binarupa Aksara.
Halliday dan Resnick. 1978. Fisika Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Respati. 1992. Dasar-Dasar Ilmu Kimia Untuk Universitas. Yogyakarta: Rineka Cipta.
ScienceLab. 2018. Material Safety Data Sheet of Acetone. [Serial Online]
http://www.ScienceLab.com/msds.php?msdsId=9927062 (diakses pada tanggal 20
September 2018)
ScienceLab. 2018. Material Safety Data Sheet of Ethyl Alcohol. [Serial Online]
http://www.ScienceLab.com/msds.php?msdsId=9923955 (diakses pada tanggal 20
September 2018)
ScienceLab. 2018. Material Safety Data Sheet of Chloroform. [Serial Online]
http://www.ScienceLab.com/msds.php?msdsId=9927133 (diakses pada tanggal 20
September 2018)
Tim Kimia Fisik. 2018. Penuntun Praktikum Termodinamika Kimia. Jember: Universitas
Jember.
LAMPIRAN
1. Kloroform
𝜌air pada suhu 290C = 0,9959 g/cm3 = 0,9959 g/mL
𝑚 (𝑎𝑖𝑟+𝑒𝑟𝑙𝑒𝑛𝑚𝑒𝑦𝑒𝑟)−𝑚𝑒𝑟𝑙𝑒𝑛𝑚𝑒𝑦𝑒𝑟
𝑉𝑎𝑖𝑟 = 𝜌air
104 g−44,12 g 59,88 g
= = 0,9959 g/mL = 60,13 mL = 60,13 × 10−3 L
0,9959 g/mL
T= 910C=91+273=364 K
PV=nRT
P(BM)= 𝜌𝑧𝑎𝑡 𝑣𝑜𝑙𝑎𝑡𝑖𝑙 . RT
𝜌𝑧𝑎𝑡 𝑣𝑜𝑙𝑎𝑡𝑖𝑙 .RT
BM = P
g atm
(3,49 )(0,082 L K)(364 K)
L mol
= 1 atm
= 104 g/mol
𝐵𝑀 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
ƞ = 𝐵𝑀 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑛𝑔𝑔𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎 × 100%
104 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 119,38 𝑔/𝑚𝑜𝑙 × 100%
= 87 %
2. Aseton
𝜌air pada suhu 280C = 0,9962 g/cm3 = 0,9962 g/mL
𝑚 (𝑎𝑖𝑟+𝑒𝑟𝑙𝑒𝑛𝑚𝑒𝑦𝑒𝑟)−𝑚𝑒𝑟𝑙𝑒𝑛𝑚𝑒𝑦𝑒𝑟
𝑉𝑎𝑖𝑟 = 𝜌air
101,5 g−44,12 g 57,38 g
= = = 57,60 mL = 57,60 × 10−3 L
0,9962 g/mL 0,9962 g/mL
T= 900C=90+273=363 K
PV=nRT
P(BM)= 𝜌𝑧𝑎𝑡 𝑣𝑜𝑙𝑎𝑡𝑖𝑙 . RT
𝜌𝑧𝑎𝑡 𝑣𝑜𝑙𝑎𝑡𝑖𝑙 .RT
BM = P
g atm
(-7,64 )(0,082 L K)(363 K)
L mol
= 1 atm
= −227 g/mol
𝐵𝑀 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
ƞ = 𝐵𝑀 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑛𝑔𝑔𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎 × 100%
-227 g/mol
= 58,08 g/mol × 100%
= −390%
3. Etanol
𝜌air pada suhu 280C = 0,9962 g/cm3 = 0,9962 g/mL
𝑚 (𝑎𝑖𝑟+𝑒𝑟𝑙𝑒𝑛𝑚𝑒𝑦𝑒𝑟)−𝑚𝑒𝑟𝑙𝑒𝑛𝑚𝑒𝑦𝑒𝑟
𝑉𝑎𝑖𝑟 = 𝜌air
39,69 g−34,60 g 5,09 g
= = = 5,11 mL = 5,11 × 10−3 L
0,9962 g/mL 0,9962 g/mL
T= 940C=94+273=367 K
PV=nRT
P(BM )= 𝜌𝑧𝑎𝑡 𝑣𝑜𝑙𝑎𝑡𝑖𝑙 . RT
𝜌𝑧𝑎𝑡 𝑣𝑜𝑙𝑎𝑡𝑖𝑙 .RT
BM = P
g atm
(0,02 )(0,082 L K)(367 K)
L mol
= 1 atm
= 0,60 g/mol
𝐵𝑀 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
ƞ = 𝐵𝑀 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑛𝑔𝑔𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎 × 100%
0,60 g/mol
= 46,07 g/mol × 100%
= 1,3%
LEMBAR PENGAMATAN