Anda di halaman 1dari 5

No Subjek/Topik Hasil kerja individu mahasiswa Final Tugas Kelompok

1 Energy utilization in Nama/NIM : Haula


anabolism process of Salsabila/201510701007
carbohydrate, lipid, and Materi : proses anabolisme
protein mendapat energi dari senyawa
organic karbohidrat, lipid dan
protein dari organisme. Energi
bebas yang digunakan untuk
mengkounter reaksi endergonic
dari sintesis senyawa
intermedier seperti ATP dan
senyawa intermedier umum
sebagai precursor senyawa
bioogi lain. ATP memberikan
energi kimia untuk mendorong
reaksi endergonic dengan cara
melaksanakan kerja mekanik
berupa gerakan, dan memberi
panas untuk pertahanan suhu
tubuh. Hubungan dari
eksergonik dan endorgenik
disebut Ligase. Penyambungan
2 molekul yang dikatalis
merupakan reaksi endergonic
yang memerlukan energi untuk
reaksi eksergonik seperti
hidrolisis ATP.

Referensi : Sumbono, A.
(2016). Biokimia Pangan
Dasar. Deepublish.

Nama/NIM : Anggita Rizky


C/211710101131
Materi :
Di dalam reaksi anabolisme
dibutuhkan energi yang juga
diperoleh dari
reaksikatabolisme. Reaksi
pada sel tersebut bisa atau
dapat dikelompokkan
menjadi duakategori: reaksi
anabolisme tersebut ialah suatu
reaksi pembentukan, yakni
terjadi sintesismolekul besar
dari molekul sederhana atau pun
kecil. Anabolisme meliputi 3
tahapan dasar yaitu Produksi
prekursor seperti asam amino,
monosakarida, serta nukleotid.
Aktivasi senyawa-senyawa
tersebut kemudian menjadi
bentuk reaktif dengan
menggunakan energi dari ATP.
Penggabungan prekursor
tersebut kemudian akan menjadi
molekul kompleks seperti
polisakarida, protein, lemak,
serta asam nukleat.

Referensi :
Wahjuni, Sri, 2013.
Metabolisme Biokimia.
Denpasar: Udayana
University Press.

Nama : Zhafran Zulfahmi/


211710101107
Materi: Anabolisme merupakan
proses sintesis molekul
kompleks dari senyawa kimia
yang sederhana. Proses ini
membutuhkan banyak energi.
Energi yang dibutuhkan berupa
energi cahaya (fotosintesis)
ataupun energi kimia
(katabolisme). Energi tersebut
akan digunakan untuk mengikat
senyawa-senyawa sederhana
untuk menjadi senyawa yang
lebih kompleks. Dalam proses
anabolisme energi yang
diperlukan tersebut tidak hilang,
tetapi akan tersimpan dalam
bentuk ikatan kimia pada
senyawa kompleks yang
terbentuk.
Reaksi anabolisme juga
menggunakan energi dari hasil
reaksi katabolisme, yaitu ATP.
Agar asam amino dapat disusun
menjadi protein, asam amino
tersebut harus diaktifkan
terlebih dahulu. Energi untuk
aktivasi asam amino tersebut
berasal dari ATP. Agar molekul
glukosa dapat disusun dalam
pati atau selulosa, maka
molekul itu juga harus
diaktifkan terlebih dahulu, dan
energi yang diperlukan juga
didapat dari ATP. Proses
sintesis lemak juga memerlukan
ATP.
Proses anabolisme meliputi tiga
tahapan dasar. Pertama,
produksi prekursor (asam
amino, nukleotida, dan
monosakarida). Kedua,
pengaktifan senyawa
menggunakan atp menjadi
bentuk reaktif. Ketiga,
penggabungan prekursor
menjadi molekul kompleks
(lemak, protein, polisakarida,
dan asam nukleat.)

Referensi :
Wahjuni, Sri, 2013.
Metabolisme Biokimia.
Denpasar: Udayana
University Press.
Suwarno. 2009. Biologi XII.
Jakarta: Departemen
Pendidikan
Nasional.

2. Energy production in Nama/NIM : Haula


catabolism process of Salsabila/201510701007
carbohydrate, lipid, and Materi : pada proses
protein katabolisme senyawa metabolit
kompleks diuraikan menjadi
produk yang lebih sederhana
dengan mengeluarkan energi.
Bentuk energi yang dilepaskan
dapat berupa ATP yang berasal
dari ADP dan fosfat yang
digunakan untuk reduksi
NADP+ menjadi NADPH. ATP
dan NADPH merupakan energi
untyk proses anabolisme.
Secara unum penguraian energi
pada proses katabolisme ini
merupakan penguraian senyawa
karbohidrat, lipid dan protein
menjadi senyawa intermedier
umum, yang nantinya akan di
metabolisme dalam jalur
oksidatif.

Referensi : Sumbono, A.
(2016). Biokimia Pangan
Dasar. Deepublish.

Nama/NIM : Anggita Rizky


C/211710101131
Materi :
reaksi yang umum terjadi dalam
proses katabolisme adalah
reaksi oksidasi. Reaksi
kimianya membebaskan energi
sehingga disebut sebagai reaksi
eksergonik. Energi yang
dilepaskan oleh reaksi
katabolisme disimpan dalam
bentuk fosfat, terumata dalam
bentuk ATP dan berenergi
elektron tinggi NADH2
(Nikotilamid adenine
dinukleotida) serta FADH2
(Flavin adenin dinukleotida).

Referensi :
Wahjuni, Sri, 2013.
Metabolisme Biokimia.
Denpasar: Udayana
University Press.

Materi :
Katabolisme merupakan
pemecahan secara enzimatis
menjadi molekul-molekul
sederhana seperti
monosakarida. Senyawa
glukosa tersebut digunakan
sebagai sumber energi untuk
pembentukan Adenosina
Trifosfat (ATP) dalam sel.
Sedangkan kelebihan glukosa
akibat proses katabolisme
disimpan sebagai cadangan
energi di hati dan otot rangka
dalam bentuk glikogen maupun
polimer kompleks yang
kemudian diubah menjadi
lemak (trigliserida) di sel
adiposa (adiposit). Demikian
pula pada katabolisme
protein dan lemak, katabolisme
protein umumnya terjadi
didalam hati maupun pada
organ lainnya seperti ginjal,
usus kecil, otot hingga pada
jaringan adiposa. Katabolisme
protein, karbohidrat dan lemak
dapat menjadi derivat asam
amino, glukosa, gliserol dan
asam lemak yang mampu
dikonversi menjadi energi
maupun cadangan energi untuk
proses pertumbuhan dan
perkembangan sel.

Referensi :
Rajendran, M., Dane, E.,
Conley, J., & Tantama, M.
(2016). Imaging adenosine
triphosphate (ATP).
TheBiological Bulletin, 231(1),
73-84.
Luo, L., & Liu, M. (2016).
Adipose tissue in
control of metabolism. Journal
of endocrinology, 231(3), R77-
R99.

Anda mungkin juga menyukai