Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA FISIK

PERCOBAAN VI
KINETIKA SAPONIFIKASI ESTER

Nama : Faris Abdurrasyid

NIM : G44170072

Program Studi : S1

Kelompok : D

BAGIAN KIMIA FISIK


DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
Hari : Sabtu NILAI PARAF
Tanggal : 25 April 2020
Asisten : Evita Febriana
PJP : Dr. Trivadila, MSi.

I. HASIL PERCOBAAN

Tabel 1 Data percobaan kinetika saponifikasi tanpa pemanasan


Waktu Gt Gt G c Gt G c Go  Gt
ln
(menit) (mhos) Go  G c Go  Gc G t  Gc
1 0 0 0 0
2 0 0 0 0
5 1520 0,1072 -2,2330 8,3255
10 1469 0,0943 -2,3613 9,6005
15 1445 0,0883 -2,4270 10,3295
20 1428 0,0840 -2,4770 10,9096
25 1393 0,0751 -2,5890 12,3131
30 1377 0,0711 -2,6437 13,0712
35 1367 0,0685 -2,6809 13,5904
40 1364 0,0675 -2,6912 13,7537
45 1351 0,0645 -2,7411 14,5059

Suhu : 30 C
Go : 5050 mhos
Gc : 1096 mhos
Tabel 2 Data percobaan kinetika saponifikasi dengan pemanasan
  
Waktu Gt Gt G c Gt G c Go G t
(mhos) ln
(menit) G G G G Gt  G c
o c o c

1 0 0 0 0
2 0 0 0 0
5 1596 0,0386 -3,2545 24,8774
10 1543 0,0290 -3,5405 33,5031
15 1520 0,0248 -3,6969 39,3382
20 1494 0,0201 -3,9070 48,8727
25 1477 0,0170 -4,0745 57,9892
30 1460 0,0139 -4,2759 71,1842
35 1442 0,0106 -4,5469 93,5862
40 1418 6,1976x10-3 -5,0836 160,3529
45 1391 1,276x10-3 -6,6640 782,7143

Suhu : 50 C
Go : 6870 mhos
Gc : 1384 mhos

II. PERHITUNGAN

II.1 Tetapan Sel K


II.2 Kinetika Saponifikasi Ester Tanpa Pemanasan
II.2.a Konduktivitas Awal Go

Gambar 1 Kurva hubungan dan waktu (tanpa pemanasan)

II.2.b Tetapan Laju Reaksi

....................................

..............
Gambar 2 Kurva hubungan dan waktu (tanpa pemanasan)

II.2.c Tetapan Laju Reaksi

.................................

..............

II.3. Kinetika Saponifikasi Ester dengan Pemanasan


II.3.a. Konduktivitas Awal Go
Gambar 3 Kurva hubungan dan waktu (dengan pemanasan)

II.3.b Tetapan Laju Reaksi

....................................

..............

Gambar 4 Kurva hubungan dan waktu (dengan pemanaasn)

II.3.c Tetapan Laju Reaksi

.................................
..............

III. PEMBAHASAN
Kinetika reaksi adalah ilmu yang memelajaari lajur dan mekanisme raksi secara
kuantitatif berdasarkan variabel-variabel yang meliputi konsentrasi, suhu, dan tekanan
untuk reaksi yang lambat. Suhu dan konsentrasi reaktan yang tinggi akan membuat laju
reaksi menjadi lebih cepat dengan menghasilkan energi kinetik besar yang
dapat melampaui energi aktivasi (Saputra et al. 2016). Saponifikasi merupakan proses
penyabunan yang mereaksikan suatu lemak atau gliserida dengan basa sehingga menjadi
bentuk padat ataupun cair (Fessenden dan Fessenden 1997). Lemak pada reaksi
saponifikasi ini merupakan campuran ester yang dibuat dari alkohol dan asam karboksilat
seperti asam stearat, asam oleat, dan asam palmitat. Lemak padat mengandung ester dari
gliserol dan asam palmitat, sedangkan minyak, seperti minyak anggur mengandung ester
dari gliserol asam oleat (Japir et al. 2018). Persamaan umum dari reaksi saponifikasi ini
yaitu
RCOOR’ + R”OH → RCOOR” + R’OH...................(Thoai et al. 2019)
Kecepatan saponifikasi dapat ditentukan dengan metode titrasi konduktometri
berdasarkan besarnya daya hantar suatu larutan (konduktans). Prinsip kerja dari metode ini
yaitu dengan dicelupkan sel hantaran kedalam larutan ion positif dan negatif yang ada
dalam larutan menuju sel hantaran menghasilkan signal listrik berupa hambatan listrik
larutan. Hambatan listrik yang diperoleh kemudian dikonversikan oleh alat menjadi
hantaran listrik larutan (Pungor 1995). Pengamatan ini dilakukan dengan perlakuan
penambahan alkohol, penambahan NaOH, dan pemanasan. Penambahan alkohol dilakukan

untuk melarutkan lemak atau minyak dalam sampel sehingga dapat bereaksi dengan basa
alkali. Perlakuan penambahan NaOH berguna untuk menetralisir asam pada larutaan alkali
(metil asetat) karena NaOH bersifat basa. Konsentrasi larutan metil asetat dan NaOH
dibuat sama agar reaksi saponifikasi dapat berlangsung secara sempurna. Sabun pada suhu
kamar berbentuk cair dan tidak mengental sehingga perlakuan pemanasan dilakukan untuk
membuat sabun tersebut menjadi kental dan liat. Pemanasan sabun merupakan tahap yang
digunakan untuk menentukan nilai konduktans larutan sel (Gc).
Pengamatan kinetika reaksi dalam praktikum ini dilakukan dengan dua kondisi reaksi,
yaitu tanpa pemanasan dan dengan pemanasan. Data kinetika reaksi tanpa pemanasan
terdapat pada Tabel 1, sedangkan data kinetika reaksi dengan pemanasan terdapat pada
Tabel 2. Data-data tersebut menunjukkan bahwa besarnya konduktans larutan dipengaruhi
oleh waktu reaksi dengan hubungan berbanding terbalik. Hubungan tersebut dapat
dikaitkan dengan hukum laju reaksi untuk membuktikan bahwa membuktikan bahwa
reaksi saponifikasi etil asetat adalah reaksi orde dua. Hukum laju reaksi diplotkan ke dalam
kurva regresi linear pada orde satu dan orde dua sehingga linearitas yang dihasilkan dapat
dibandingkan. Kurva reaksi tanpa pemanasan terdapat pada Gambar 1 (orde satu) dan
Gambar 2 (orde dua), sedangkan kurva reaksi dengan pemanasan terdapat pada Gambar 3
(orde satu) dan Gambar 4 (orde dua). Linearitas yang baik pada orde tertentu menunjukkan
bahwa reaksi berlangsung sesuai dengan orde tersebut.
Persamaan regresi yang didapat merupakan persamaan laju reaksi yang
disubstutusikan dengan nilai konduktans larutan. Nilai konstanta laju reaksi dapat
ditentukan dari gradien persamaan regresi yang dibentuk dari reaksi. Persamaan regresi
yang diperoleh dalam pengamatan memerlihatkan bahwa reaksi saponifikasi dengan
pemanasan memiliki nilai konstanta laju reaksi yang lebih besar daripada reaksi
saponifikasi tanpa pemanasan. Hal tersebut menunjukkan bahwa reaksi saponifikasi
dengan pemanasan dapat berlangsung lebih cepat karena konstanta laju reaksi memiliki
hubungan yang berbanding lurus dengan laju reaksi. Reaksi saponifikasi ester tanpa
pemanasan berlangsung pada orde dua, sedangkan reaksi saponifikasi ester dengan
pemanasan berlangsung pada orde satu. Hal tersebut tidak sesuai dengan literatur pada
jurnal Patil et al. (2014) yang menyatakan bahwa reaksi saponifikasi berlangsung pada
orde dua. Faktor kesalahan yang menyebabkan hal tersebut yaitu penakaran yang tidak
akurat, penggunaan suhu reaksi yang tidak tepat, dan penggunaan larutan yang
terkontaminasi.

IV. KESIMPULAN
Analisis kinetika saponifikasi ester dapat dilakukan dengan menggunakan metode
titrasi konduktometri sengga orde reaksi dan nilai konduktivitas ion dapat ditentukan.
Pengamatan yang dilakukan membuktikan bahwa reaksi saponifikasi ester tanpa
pemanasan berlangsung pada orde dua, sedangkan reaksi saponifikasi ester dengan
pemanasan tidak membuktikan hal tersebut.
.
V. PERTANYAAN
1. Mengapa grafik Go  Gt terhadap t berupa garis lurus untuk percobaan pertama?
Gt  G c

 Hal ini disebabkan laju penurunan konsentrasi larutan (ester dan NaOH)
berlangsung selama waktu (t) linear dengan penurunan laju. Hasil tersebut sam
dengan ion-ion elektrolit dalam larutan. Dengan kata lain, nilai konduktansi
dipengaruhi oleh molalitas ion-ion elektrolit. Sehingga kurva dengan t
akan linear.

2. Mengapa Ro teori tidak sama dengan Ro hasil percobaan?


 Nilai R0 dipengaruhi konduktivitas larutan sedangkan konduktivitas berlangsung
 pada ion-ion dalam larutan. K= I.R
 Nilai R0 teori yang berbeda dari percobaan disebabkan adanya ion-ion lain selama
reaksi
3. Mengapa sangat diperlukan menyiapkan larutan hidroksida dengan konsentrasi yang
sama dengan ester? Kontribusi yang bagaimana jika ada CO2 dalam reaksi ini?
 Hal ini bertujuan agar reaksi berlangsung tepat saling menghabiskan dan tidak
memberikan sisa. Adanya CO2 akan memperkecil konsentrasi NaOH menjadi
karbonat sehingga NaOH akan ternetralisasi.

VI. PUSTAKA ACUAN

Fessenden RJ, Fessenden JS. 1997. Kimia Organik. Jakarta (ID): Erlangga.
Japir AA, Salimon J, Derawi D, Yahaya BH, Bahadi M, Al-Shujaʼa S, Yusop MR. 2018. A
highly efficient separation and physicochemical characteristics of saturated fatty
acids from crude palm oil fatty acids mixture using methanol crystallisation method.
Journal Oilseeds & Fats Crops and Lipids. 25(2):203-210 doi:10.1051/ocl/2018003.
Muntari I, Kadaritna N, Sofia E. 2017. Efektivitas LKS pendekatan saintifik laju reaksi
dalam meningkatkan KPS berdasarkan kemampuan kognitif. Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Kimia. 6(2):212-226.
Patil DB, Batra V, Kapoor SB. 2014. Kinetic studies on saponification of poly (ethylene
terephthalate) waste powder using conductivity measurements. Journal of Polymers.
20(14):1-7 doi:10.1155/2014/321560.
Pungor E. 1995. A Practical Guide to Instrumental Analysis. Washington, D.C. (NY):
CRC.
Purnami, Wardana I, Veronika K. 2015. Pengaruh penggunaan katalist terhadap laju dan
efisiensi pembentukan hidrogen. Jurnal Rekayasa Mesin. 6(1):51-59 ISSN 2477-
6041.
Thoai DN, Le Hang PT, Lan DT. 2019. Pre-treatment of waste cooking oil with high free
fatty acids content for biodiesel production: An optimization study via response
surface methodology. Vietnam Journal of Chemistry. 57(5):568-
773 doi:10.1002/vjch.201900072.

Anda mungkin juga menyukai