Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA LINGKUNGAN II

PENGARUH PENCEMARAN UDARA PADA KLOROFIL

OLEH :
Nama : M Ridho Ramadhan
NIM : 1808511026

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
PENGARUH PENCEMARAN UDARA PADA KLOROFIL

I. TUJUAN
1. Mengetahui beberapa macam zat pencemar udara yang dapat merusak tanaman
2. Membuat gas-gas pencemar di laboratorium
3. Mengamati dan membandingkan tanaman yang terpapar gas pencemar dengan tanaman
kontrolnya selama satu minggu
4. Menganalisis klorofil dari sampel daun
5. Mengetahui nilai absorbansi untuk setiap tanaman yang dianalisis
II. LANDASAN TEORI
Pencemaran udara merupakan hal yang lumrah terjadi pada daerah-daerah maju
maupun berkembang seperti Indonesia. Pencemaran udara dapat berasal dari berbagai
kegiatan antara lain industri, perkantoran, perumahan, dan transportasi. Dampak dari
pencemaran udara tersebut menyebabkan penurunan kualitas udara, yang berdampak negatif
terhadap keberlangsungan makhluk hidup. (Fardiaz, 1992)
Udara sangat penting, berkaitan dengan kelangsungan semua organisme yang ada di
muka bumi ini. Udara merupakan campuran gas yang terdapat pada lapisan yang
mengelilingi bumi. Komposisi campuran gas tersebut tidak terlalu konsisten, komponen yang
konsentrasinya paling bervariasi adalah udara dalam bentuk uap dan dalam bentuk
karbondioksida (CO2). (Sulistiyanni, 2009)
Menurut salah satu pemantauan, pencemaran udara adalah dengan menggunakan
tumbuhan sebagai bioindikator. Kemampuan masing-masing tumbuhan untuk menyesuaikan
diri berbeda-beda sehingga menyebabkan adanya tingkat kepekaan. Tingkat kepekaan
tumbuhan ini berhubungan dengan kemampuannya untuk menyerap dan mengakulasikn
logam berat. Maka tumbuhan sebagai bioindikator yang baik. (Soemarto, 1987)
Pencemaran udara adalah masuknya komponen lain ke dalam udara, baik karena
manusia secara langsung atau tidak langsung maupun akibat proses alam seperti kualitas
udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan kurang berfungsi lagi
sesuai dengan peruntukannya. Adapun senyawa-senyawa yang tergolong sebagai polutan
adalah CO, CO2, NO2, CH4, NH3, H2S, SO2, CFC dan masih banyak lainnya. (Achmad, 2004)
Kualitas baik atau tidaknya udara pada pembakaran gas pencemar sebagai contoh
pada pembakaran bahan bakar akan menyebabkan munculnya sejumlah gas hidrokarbon.
Selain itu, juga dapat disebabkan karena adanya pemisahan bahan bakar fosil yang
mengandung unsur belerang, NO2, SO2, dan gas-gas pencemar lainnya. (Soekarsono, 1988)
Pencemaran udara sangat besar pengaruhnya terhadap struktur dan mekanisme
membuka dan menutupnya stomata pada daun di mana daerah yang memiliki tingkat
pencemaran udara yang tinggi mengakibatkan jumlah stomata yang rusak lebih banyak
daripada tumbuhan di daerah yang tingkat pencemaran yang lebih rendah. Hal ini
dikarenakan adanya zat-zat pencemar yang ikut masuk menghalangi mekanisme pembukaan
pada stomata serta merusak metabolisme dari tumbuhan tersebut. (Sastrawijaya, 2004)
Gas-gas asing polutan yang berada di sekitar tanaman akan secara alami diserap ke
dalam klorofil daun pada saat proses fotosintesis berlangsung. jika polutan masuk ke dalam
mesofil, pengaruh utama yang terletak pada stomata, struktur, kloroplas, fiksasi CO 2, dan
sistem transfer elektron fotosintesis. Daun yang tercemar SO2 umumnya akan menyebabkan
turunnya fiksasi CO2 yang dapat mengganggu fotosintesis II, efek gas SO2 akan menurunkan
respirasi dan fotosintesis, meningkatkan permeabilitas membran karena adanya nya konveksi
antara ion sulfit dan bikarbonat gas karboksilasi DFP. (Sulistiyanni, 2009)
Kerusakan stomata yang disebabkan oleh gas pencemar ditunjukkan oleh rusaknya sel
penutup yang terletak terputus dan letak sel penutup bergeser dari tempat semula, sehingga
sel penutup posisinya tidak sejajar titik lamanya pemapasan pertumbuhan terhadap
pencemaran akan mengakibatkan terakumulasinya pencemaran dan tumbuhan tanaman yang
tumbuh di lokasi tercemar, condong merangsang pengambilan gas lain ke dalam mesofil daun
pada saat proses asimilasi CO2 berlangsung. Banyak spesies tanaman yang relatif sensitif
terhadap SO2 pada siang hari, ketika stomata terbuka dibandingkan pada ada malam hari
kecuali tanaman kentang yang stomatanya terbuka tetapi pada malam hari. (Fardiaz, 1992)
Pada tanaman yang berada pada lingkungan tercemar, partikel yang menempel pada
permukaan daun berasal dari tiga proses: (a) sedimentasi akibat gaya gravitasi, (b) tumbukan
akibat angin, (c) pengendapan gas-gas yang dapat menimbulkan pencemaran udara antara
lain :
a) Gas CO, merupakan gas hasil pembakaran knalpot pada kendaraan bermotor
 Pembakaran sempurna : 2C + O2  2CO
 Penguraian karbondioksida : 2CO2  2CO + O2
b) Gas CO2, merupakan gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global
c) Gas hidrogen sulfida (H2S) merupakan gas mudah terbakar
d) Gas – gas nitrogen oksida (NOx), merupakan gas yang menumbulkan smog
e) SOx, merupakan gas yang dihasilkan oleh aktivitas gunung berapi, polutan
organisme, dan pembakaran hutan. (Whardhana, 1995)
Tumbuhan memiliki reaksi yang besar dalam menerima pengaruh perubahan atau
gangguan terjadi karena banyak faktor yang berpengaruh diantaranya adalah spesies flora,
umur, keseimbangan, kondisi tanaman, temperatur, kelembaban, penyinaran. (Whardhana,
1995)
Salah satu pemantauan pencemaran udara adalah dengan bioindikator yang digunakan
tumbuhan sebagai agen. Tumbuhan merupakan bioindikator yang baik dan daun adalah
bagian tumbuhan yang paling peka terhadap pencemaran. Klorofil sebagai pigmen hijau daun
yang berfungsi dalam kegiatan fotosintesis dan berlangsung dalam jaringan mesofil akan
mengambil penurunan kadarnya, sejalan dengan peningkatan pencemaran udara. Jaringan
mesofil adalah jaringan pertama yang akan terpengaruh oleh pencemaran udara pada daun
dapat dilihat dari kerusakan secara makroskopik (anatomi) seperti struktur sel atau perubahan
dari fisiologi dan biokimia seperti perubahan klorofil maupun metabolismenya. (Soemarto,
1987)
Adapun konsep perhitungan untuk menentukan kandungan klorofil dalam daun dapat
menggunakan rumus sebagai berikut :
mg klorofil AxV
=
g jaringan 34,5 x W
Dimana:
A = Absorbansi
V = volume pelarut
W = Berat daun (Achmad, 2004)

III. ALAT DAN BAHAN


3.1. Alat
- Mortar dan Penumbuk - Labu ukur
- Corong - Erlenmeyer
- Gelas beaker - Neraca analitik
- Gelas ukur - Spektrofotometri UV Vis
3.2. Bahan
- Tiga Pot tanaman - Aseton 80 % - H2SO4
- Selotip - Na2SO3
- Plastik Trasparan (ukuran besar yang digunakan untuk pembungkus pot tanaman)
IV. CARA KERJA
Disiapkan 4 pot tanaman jenis yang sama dan ukuran tinggi yang sama dan ukur
tinggi yang hampir sama masing-masing kelompok. Masing-masing gas pencemar disiapkan,
H2S = FeS + HCl encer
NOx = NaNO3 + H2SO4 encer
CO = NaHCO3 + H2SO4 encer
SO2 = Na2SO3 + H2SO4 encer
Dengan cara yaitu sedikit zat-zat di atas dituangkan ke dalam erlenmeyer kemudian
ditambahkan beberapa milimeter masing-masing asamnya. Erlenmeyer yang berisi zat
pencemar diletakkan di samping pot tanaman. 1 pot tidak diberi zat pencemar sebagai
kontrol, 3 buah pot tanaman lainnya diberi dengan zat pencemar. Ketiga pot tanaman masing-
masing dibungkus dengan plastik transparan, sehingga tertutup sempurna. Ketiga pot
tanaman diletakkan di dekat jendela agar mendapat sinar matahari. Diamati dan dicatat
perubahannya pada masing-masing tanaman selama 1 minggu.
Setelah diamati selama 1 minggu, diamati beberapa helai daun tanaman secara acak
pada masing-masing pot tamanaman kemudian dipotong kecil-kecil. Potongan daun
ditimbang 0,1 gram. Kemudian ditumbuk hingga halus, selanjutnya ditambah dengan
beberapa mili aseton. Campuran disaring dan ditampung dalam labu ukur 10 ml. Ampas daun
yang diperoleh ditumbuk dan ditambahkan aseton. Hasil filtratnya digabung dengan filtrat
pertama. Ekstrak diencerkan sampai tanda batas dengan aseton. Nilai absorbansi diukur
dengan spektrofotometri uv-vis pada panjang gelombang 649 nm dan 665 nm dengan aseton
digunakan sebagai blanko.

V. DATA PENGAMATAN
5.1. Tanaman Cabai (Gas Pencemar NO2)
Tabel 1 Absorbansi Tanaman Cabai
Sampel Jumlah Daun Berat Daun (g) Absorbansi
Pot 1 (Banko) 29 1,5099 0,3513
Pot 2. 52 1,5213 0,3215
Pot 3. 38 1,5126 0,2991
Pot 4. 43 1,5167 0,2718
5.2. Tanaman Tomat (Gas Pencemar SO2)
Tabel 2 Absorbansi Tanaman Tomat
Sampel Jumlah Daun Berat Daun (g) Absorbansi
Pot 1 (Banko) 47 1,5082 0,2571
Pot 2. 38 1,5071 0,1965
Pot 3. 41 1,5101 0,1532
Pot 4. 33 1,5094 0,1687
5.3. Tanaman Terong (Gas Pencemar Co)
Tabel 3 Absorbansi Tanaman Terong
Sampel Jumlah Daun Berat Daun (g) Absorbansi
Pot 1 (Banko) 40 1,5152 0,5915
Pot 2. 34 1,5108 0,4455
Pot 3. 38 1,5085 0,4530
Pot 4. 32 1,5047 0,3653
5.4. Kandungan klorofil
Tabel 4 Kadar kloorofil daun
Kandungan Kandungan Kandungan
Sampel Klorofil Cabai Klorofil Tomat Klorofil Terong
(mg/g) (mg/g) (mg/g)
Pot 1 (Banko) 0,0674 0,0494 0,1131
Pot 2. 0,0612 0,0378 0,0855
Pot 3. 0,0573 0,0294 0,0870
Pot 4. 0,0519 0,0324 0,0704

Diperoleh data tersebut dari perhitungan sebagai berikut:


Diketahui : Absorbansi : 0,2571
Massa Daun : 1,5082
Vol. Larutan : 10 ml
Ditanya : Kadar Klorofil......?
klorofil A xV 0,2571 x 10 ml
Dijawab : mg = = =0,0494 mg/g
g jaringan 34,5 x W 34,5 x 1,5082 gram
Dengan perhitungan yang sama didapat data pada tabel 4

VI. PEMBAHASAN
Polusi atau pencemaran lingkungan menyebabkan berubahnya tanaman lingkungan
oleh kegiatan atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat
tertentu yang menyebabkan lingkungan tidak dapat berfungsi sebagai mestinya. Percobaan ini
mengenai pengaruh pencemaran udara terhadap klorofil daun zat-zat pencemar yang
digunakan pada praktikum ini meliputi gas NO2, CO, dan SO2.
Pada kelompok 2 menggunakan tanaman tomat yang ukurannya hampir sama
percobaan dilakukan dengan membuka praktikum yang terhadap ke-4 pot tanaman. Tanaman
pertama sebagai kontrol, tanaman 2, 3, 4 sebagai tanaman yang diberikan gas pencemar yang
yang telah dibuat sebelumnya. Gas pencemar yang digunakan pada kelompok 2 adalah gas
SO2 yang dihasilkan dari reaksi Na2SO3 Kemudian ditambahkan H2SO4 encer. Adapun
reaksinya adalah :
Na2SO3(aq) + H2SO4(aq)  Na2SO4 + H2O + SO2(aq)
Tanaman yang digunakan sebelumnya sudah dihitung jumlah daunnya jumlah daun
pada tanaman kontrol sebanyak 47, dan jumlah daun pada tanaman 2, 3, 4 juga berjumlah
masing-masing 38, 41, 33. Setelah itu dimasukkan gas pencemaran kemudian diikat dengan
plastik dan didiamkan selama satu minggu. Setelah tanaman dibungkus dan dan didiamkan 1
minggu, pengamatan awal tidak terjadi pada perubahan tanaman kontrol sedangkan pada
tanaman 2, 3, 4 yang yang diberi gas pencemar SO2 timbul bau gas yang menyengat dan bau
bau dan daun-daun sudah gugur dan mati pada tanaman control terdapat uap air atau embun
yang merupakan sisa proses pernapasan tumbuhan (fotosintesis) fotosintesis adalah proses
merubah karbon di desida dan air menjadi glukosa, oksigen, dan uap air dengan
menggunakan bantuan sinar matahari. Fotosintesis terjadi pada kloroplas dengan
menggunakan pigmen zat hijau atau klorofil. Reaksi yang terjadi adalah
CO2 + 2H2O + Sinar Matahari  C6H12O6 + O2 + H2O
yang menghasilkan karbohidrat dengan cara pengikatan (karbon fixation) dari gas
karbondioksida dan air dengan bantuan klorofil dan sumber energi sinar matahari. Residue
(sisa) dari reaksi fotosintesis adalah oksigen dan uap air yang dikeluarkan oleh tanaman. Pada
tanaman 2, 3, 4 daun sudah gugur dan mati hal ini menandakan gas pencemar SO 2 dapat
merusak sel mesofil daun dan terhambatnya proses pembentukan klorofil. Faktor-faktor yang
menghambat terbentuknya klorofil selain adanya gas pencemar adalah karena sinar matahari
yang kurang dan temperatur sekitar tanaman lebih tinggi dari temperatur ruang.
Konsentrasi SO2 berlebih dapat mempengaruhi kemampuan fiksasi nitrogen oleh
bakteri hetat tersitama yang terdapat pada akar tumbuhan. SO 2 apabila terhirup oleh manusia
maka akan menghalangi masuknya oksigen dalam tumbuhan. Gas SO2 diatmusfer dianggap
sebagai polutan yang dapat menyebabkan perubahan iklim karena diketahui bahwa gas SO 2
berperan dalam radikal OH di atmosfer.
Setelah satu minggu tersebut maka dilakukan pula analisis klorofil pada masing-
masing tanaman. Daun dari masing-masing 4 diambil secara acak dan dipetik kecil-kecil
kemudian ditimbang berat daun untuk kontrol sebesar ±1,5 gram sedangkan berat daun pada
tanaman 2, 3, 4 adalah ±1,5 gram. Masing-masing daun ditumbuk dan diberi aseton
secukupnya Kemudian disaring dengan kertas saring filtrat yang didapatkan diencerkan
dengan aseton sampai 10 ml pengenceran dilakukan agar warna dari filtrat tidak terlalu pekat
sehingga analisis klorofil mudah dilakukan. Untuk memasukkan kandungan klorofil pada ke-
4 tanaman tersebut maka dilakukan pengukuran absorbansi menggunakan spektrofotometer
uv-vis dengan panjang gelombang 640 nm dan 665 nm. hal ini ini dikarenakan klorofil
menunjukkan serapan maksimum di daerah biru (400- 450 nm) dan merah (650 700 nm) dari
spektrum tampak. Adapun struktur klorofil sebagai berikut:

Gambar Struktur Klorofil a dan b


Hasil absorbansi yang diperoleh kelompok 2 untuk tanaman tomat adalah sebesar
0,2571 sedangkan pada tanaman 2, 3, 4 adalah sebesar 0,1965; 0,1532; 01687. Berdasarkan
nilai absorbansi tersebut dapat dihitung nilai kandungan klorofil pada masing-masing
tanaman . dalam 1 mg klorofil kandungan klorofil pada tanaman control adalah 0,0494 mg/g,
sedangkan pada pot 2, 3, 4 adalah 0,0378 mg/g; 0,0294 mg/g; 0,0324 mg/g. semakin banyak
kadar SO2 maka nilai absorbansi nya semakin kecil jika kadar SO2 semakin banyak maka
larutan standar semakin banyak menyerap cahaya.
Pencemaran oleh SO2 menimbulkan dampak terhadap manusia dan lingkungan
sedangkan kerusakan pada tanaman terjadi pada kadar 0,5 PPM, hal ini mengakibatkan
terjadinya menurunnya produktivitas tanaman dan berpotensi sebagai penyebab terjadinya
hujan asam.
Perbedaan kandungan klorofil pada tanaman dapat disebabkan oleh perbedaan jenis
tanaman, perbedaan gas pencemar, perbedaan kondisi tanaman dengan tanaman lainnya.
Perbedaan perlakuan kandungan zat hara dalam tanah yang mengandung alkalinitas tanaman
serta cukup tidaknya sinar matahari bagi tanaman.

VII. SIMPULAN
1. Zat – zat pencemar udara yang dapat merusak tanaman antara lain adalah gas H 2S, HCl,
Nox, CO dan SO4
2. Gas – gas pencemar pada percobaan dibuat dengan mereaksikan zat – zat kimia dengan
asam
3. Tanaman yang terkena gas pencemar selama 1 minggu daunnya berwarna kecoklatan dn
akan menjadi rontok apabila kandungan klorofilnya rendah sedangkan tanaman yang
digunakan sebagai kontrol daun masih tetap segar dan berwarna hijau.
4. Kandungan klorofil pada tanaman kontrol lebih tinggi dibanding dengan tanaman yang
diberi dengan gas pencemar. Hal ini dikarenakan laju fotosintesis pada tanaman control
berlangsung lebih cepat dan tidak ada gas pencemar yang mempengaruhi terbentuknya
klorofil
5. Absorbansi klorofil yang diperoleh pada tanaman kontrol sebesar 0,2571 sedangkan pada
tanaman 2, 3, 4 adalah sebesar 0,1965; 0,1532; 01687.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Rakaesih. 2004. Kimia Lingkungan Jilid I. Penerbit Andi, Yogyakarta.


Fardiaz, S. 1992. Polusi Air dan Udara. Kanisius. Yogyakarta.
Sastrawijaya, T. 2004. Pencemaran Lingkungan. Penerbit Rineka Cipta. Surabaya
Soekarsono. 1988. Dampak Pencemaran Udara Terhadap Pertumbuhan di Kebun Raya
Bogor. Thesis Perogram Pascasarjana. IPB. Bogor
Soemarto. 1987. Hidrologi Teknik. Usaha Nasional. Surabaya
Sulistiyanni, A. 2009. Biologi 1. Pusat Pembukuan. Jakarta.
Whardhana., W. A. 1995. Dampak Pencemaran Lingkungan. Andi Offiset. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai