Data Pengamatan
A. Reaksi Pembentukan
Perhitungan :
- Volume CuSO4= 5 ml =0,005 l - Volume KI = 6 ml =0,006 l
- [CuSO4] = 0,5 M - [KI] =1M
Volume CuSO :
- mol CuSO4 = V x M
4 - mol KI =VxM
= 0,5 x0,005 = 1 x0,006
= 0,0025 mol = 0,006 mol
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
%Rendemen = x100%
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
Ulangan 1
0,8638
= x 100% = 181,36%
0,4763
𝑥1+𝑥2 181,36+269,12
x = = = 225,24 %
2 2
𝑆𝐷
Ketelitian =(1- )x 100% = 72,45 %
𝑋
Tabel 2 Sintesis klaster tetrainti tembaga (I)-piridina-iodida
Sampel Bobot (g) Rendemen(%)
Klaster tetrainti 0,0584 3,39%
tembaga (I)-piridina-iodida
Perhitungan :
-
-
Massa CuI = 1,2607 gram Mol Py= 6,5 mmol =0,0065 mol
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝑢𝐼 1,2607
-
Mol CuI = = = 0,0066 mol
𝑀𝑟 𝐶𝑢𝐼 190,5
gr
4CuI + 4Py → Cu4I4Py4
m gr0,0066 0,0065
r -0,0065 -0,0065 +0,0016
s 0,0001 0 +0,0016
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
%Rendemen = x100%
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
0,0584
= x 100% = 3,39%
1,7248
Pembahasan
Senyawa klaster logam adalah senyawa yang tersusun dari dua atau lebih
atom logam dengan ikatan logam logam. Senyawa klaster logam terbagi menjadi
senyawa homonuklear dan heteronuklear. Klaster homonuklear memiliki susunan
atom logam yang sama sedangkan klaster heteronuklear memiliki susunan atom
logam yang berbeda. Klaster logam dapat berupa atomik ataupun molekular.
Logam transisi maupun logam dari golongan utama dapat membentuk senyawa
klaster (Altaf et.al. 2016). Terdapat dua kelas utama senyawa klaster yaitu atom
logam yang memiliki bilangan oksidasi rendah dengan ligan yang digunakan yaitu
gugus CO, dan atom logam yang memiliki bilangan oksidasi tinggi dengan ligan
yang beragam seperti halide, sulfida, ion oksida, dan lain lain (Orbaek dan Matson
2013).
Sintesis tembaga (I) iodida sebagai prekursor dalam sintesis klaster tetrainti
tembaga (I)-piridina-iodida. Pembentukan tembaga (I) iodida melibatkan reaksi
redoks. Tembaga (I) iodida dibentuk melalui reaksi tembaga (II) sulfat dengan
kalium iodida dalam suasana asam. Penambahan natrium sulfit berfungsi mereduksi
tembaga (II) menjadi tembaga (I) berwarna kuning sebagai tembaga (I) iodida.
Hasil sintesis tembaga (I) iodida dilarutkan dalam asetonitril. Kemudian
ditambahkan asam askorbat yang berfungsi mencegah terjadinya oksidasi tembaga
(I) menjadi tembaga (II). Lalu ditambahkan kalium iodida berfungsi untuk
purifikasi. Selanjutnya penambahan piridina sampai terjadi perubahan warna dari
kuning menjadi putih susu hal ini menandakan terbentuknya klaster tetrainti
tembaga (I)-piridina-iodida. Klaster Cu(I) iodida dengan ligan piridina dibagi
menjadi tiga jenis, yakni romboid [Cu2I2Py4], kubana [Cu4I4Py4], dan stairstep
[CuIPy]∞. Klaster yang unik dan mudah untuk disintesis yaitu kubana. Klaster ini
memiliki perbandingan Cu(I), iodin, dan piridina dalam senyawa sebesar 1:1:1
(Efendi 2016). Klaster ini menghasilkan luminesens warna kuning dibawah sinar
UV pada suhu ruang , menghasilkan warna violet ketika didinginkan dengan
nitrogen cair, dan tidak berwarna dibawah sinar tampak (Parmeggiani dan Sacchetti
2012).
Praktikum sintesis tembaga (I) iodida diperoleh hasil rendemen pada dua
ulangan melebihi 100% (Tabel 1) dengan ketelitian 72,45 %. Hasil yang melebihi
100% ini salah satunya dikarenakan pengeringan tembaga (I) iodida yang tidak
menggunakan oven sehingga masih banyak terdapat kandungan air di dalam
tembaga (I) iodida. Praktikum sintesis klaster tetrainti tembaga (I)-piridina-iodida
diperoleh hasil rendemen 3,39% dan menghasilkan luminesens berwarna kuning di
bawah sinar UV 366 nm (Gambar 3) serta tidak berwarna pada sinar tampak
(Gambar 2). Hasil pengamatan warna sesuai dengan literatur (Parmeggiani dan
Sacchetti 2012). Kesalahan praktikum diantaranya yaitu, penambahan pereaksi
yang tidak sesuai, pencucian yang kurang sempurna, dan ketidakhatian praktikan
dalam praktikum.
Simpulan
Senyawa klaster adalah senyawa yang tersusun dari dua atau lebih atom
logam dengan ikatan logam logam. Senyawa klaster tetrainti tembaga (I)-piridina-
iodida berhasil disintesis menggunakan prekursor tembaga (I) iodida ditandai
dengan warna kuning luminesens di bawah sinar UV 366 nm.
Daftar Pustaka
Altaf AA, Hafeez M, Arshad S, Saher N, Badshah A. 2016. Medical importance
of some metal. Journal of Drug Design and Medicinal Chemistry. 2(1) :
1-9.