1. Pengertian Ekstraksi
SB SA
di mana SB adalah spesi solut dalam fase bawah, dan SA
adalah spesi solut dalam fase atas.
Secara termodinamika, pada saat kesetimbangan tercapai
ratio antara aktivitas kedua spesi solut dalam kedua fase
selalu tetap (Hukum Distribusi NERNST). Untuk larutan
encer, aktivitas digantikan dengan konsentrasi (C).
Koefisien Distribusi (Kd) dapat ditulis sebagai berikut:
Kd = CA / CB
di mana CA adalah konsentrasi spesi solut pada fase atas
dan CB adalah konsentrasi dalam fase bawah.
b.Termodinamika Ekstraksi
Kajian termodinamika dapat digunakan untuk menerangkan
proses ekstraksi. Dalam keadaan kesetimbangan berlaku
μA = μB, di mana μ adalah potensial kimia spesi solut pada
fase yang dimaksud.
Koefisien distribusi dapat dinyatakan sebagai berikut:
Kd = exp [ -Δμo/RT]
Bila Δμo positif yang berarti μo pada fase bawah lebih kecil
daripada μo pada fase atas, dan konsentrasi solut dalam fase
bawah lebih besar daripada konsentrasi solut dalam fase atas,
yaitu CA/CB <1 pada Δμo > 0 (positif).
Dengan adanya interaksi molekular dan perbedaan polaritas,
maka parameter kelarutan dari Hildebrand dapat digunakan:
δ = [ΔEv/V]1/2
di mana δ adalah parameter kelarutan, ΔEv adalah energi yang
diperlukan untuk penguapan molekul dalam volume V. Ratio
ΔEv/V disebut juga sebagai cohesive energy density dari
bahan.
Karena gaya kohesif (intermolekular) antar
molekul meningkat dengan meningkatnya
polaritas, maka nilai parameter kelarutan δ
sangat berhubungan erat dengan polaritas.
Untuk larutan regular di mana molekul kecil
solut terdispersi secara acak dalam molekul
pelarut, perubahan entropi ΔSo dapat dinyatakan
nol, maka perubahan entalpi dapat dinyatakan
dalam volum molar dalam fase atas adalah:
ΔHoA = V ( δi – δA )2
Sedangkan perubahan entalpi dalam fase bawah
adalah:
ΔHoB = V (δi – δB)2
Perpindahan mol solut dari fase atas ke fase bawah, akan
menghasilkan perubahan entalpi campuran yang sama
dengan selisihnya:
ΔHoi = ΔHoA – ΔHoB
= Vi [(δi – δA)2 – (δi – δB)2]
Karena ΔSo = 0, maka Δμo = ΔHo, memberikan perubahan
potensial kimia:
Δμoi = Vi[(δi – δA)2 – (δi – δB)2
= Vi (δA – δB)( δA + δB - 2δi)
Dari persamaan ini, jika δi = δA ≠ δB, maka Δμoi (proses
perpindahan solut dari fase bawah ke fase atas) akan
negatif, mendorong solut pindah ke fase/pelarut atas. Dan
jika δi = δB ≠ δA, Δμoi>0, mendorong solut tetap berada
pada fase bawah, atau pindah ke fase bawah dari fase atas.
Dari persamaan itu dapat dinyatakan bahwa perubahan
entalpi perpindahan dapat mendekati nol, jika nilai
parameter kelarutan kedua bahan mendekati sama juga.
Jika nilai parameter kelarutan δ bahan bahan berbeda jauh,
maka ΔHo proses akan meningkat, dan ini akan
mengakibatkan Δμo juga berubah, proses pelarutan akan
berubah meningkat atau menurun tergantung nilai δ bahan
dan pelarut yang digunakan. Hal inilah yang menurunkan
prinsip “like dissolves like”.
Koefisien Distribusi akan dinyatakan sbb:
ln Kd = (-Vi/RT)(δA – δB)(δA + δB - 2δi)
Persamaan ini dikembangkan pertama kali oleh Hildebrand
dan Scatchard yang berkaitan dengan interaksi antara solut
dengan molekul pelarut yang dapat digunakan untuk
memilih pelarut yang sesuai dalam ekstraksi atau
pelarutan.
Parameter kelarutan beberapa pelarut pada 298 K
Pelarut δ (kal/cm3)1/2
Air 23,4
Metanol 14,5
Etanol 12,7
Diumetilsulfoksida 12,0
Kloroform 9,3
Benzen 9,2
Toluen 8,9
Etilbenzen 8,8
Karbon tetraklorida 8,6
Etil eter 7,4
c. Jenis Pelarut
Pelarut yang digunakan hendaknya tidak
bercampur satu sama lainnya (immiscible).
sampai penuh
Cara kerja
• Peralatan terdiri dari labu ekstraktan 1, Ruang ekstraksi 4,
sistem sifon 6, tabung penghubung dengan kondensor 8 dan
sistem pendingin 9.
• Sampel dimasukkan atau dibungkus dalam kertas saring
Whatman lalu disimpan dalam 5.
• Labu 1 diisi dengan pelarut ekstraktan dan dihubungkan
dengan E yang dilengkapi dengan 6 dan 3 yang tersambung
ke pendingin kondensor 9.
• Labu 1 dipanaskan dan pelarut ekstraktan akan menguap
melalui 2 masuk ke 3 dan ke kondensor 9 , terjadi
pendinginan dan pelarut menetes diatas kantong 5 (sampel)
dan akan merendamnya sampai pelarut mencapai batas sifon
6.
• Jika level cairan menaik dan melewati batas 6 maka cairan
pada 4 akan mengalir secara otomatis ke labu 1.
• Proses terus berulang sampai bahan terekstraksi sempurna.
Faktor yang harus diperhatikan
• Pelarut pengekstraksi harus melarutkan bahan
yang akan diekstraksi secara sempurna (lihat
kelarutannya dalam pelarut yang dimaksud).
• Analit dalam sampel harus tahan panas yaitu tidak
terurai oleh panas.
• Volume pelarut pengekstraksi dalam A harus
cukup agar tidak kering (dapat dihitung perkiraan
volumenya seperti pada ekstraksi sinambung).
• Pelarut pengekstraksi tidak atau sedikit saja
melarutkan bahan lain selain analit yang dimaksud.
8. Ekstraksi Padat Cair dalam Microwave