Anda di halaman 1dari 19

LOGO

Ekstraksi Pelarut
Prinsip Ekstraksi Pelarut

Metoda pemisahan yang didasarkan pada


distribusi analit/zat terlarut pada 2 pelarut
yang saling tidak melarutkan

Pelarut 1 : Air
Pelarut 2 : pelarut organik, CCl4 ,heksana,
CHCl3 dan lain-lain
Koefisien distribusi

HUKUM DISTRIBUSI
(W. Nernst, 1898)

KD = [A]2 / [A] 1

2 = pelarut organik
1 = pelarut air
Koefisien Distribusi

• Harga KD akan tetap bila suhu tetap


• Harga KD untuk suatu zat untuk suatu pelarut dengan pelarut lain pada
suhu tetap
Contoh: harga KD Iod dalam berbagai pelarut pada suhu 25oC
Pelarut KD
Karbon Disulfida, CS2 413,5
Kloroform, CHCl3 130
Karbon tetra klorida, CCl4 80,1

Semakin besar harga KD semakin besar kelarutan zat tersebut


dalam pelarut organik dibandingkan dalam pelarut air
Koefisien Distribusi

Hanya berlaku jika:

 zat terlarut tidak terionisasi pada salah satu pelarut


 zat terlarut tidak berassosiasi pada salah satu pelarut
 zat terlarut tidak bereaksi dengan salah satu pelarut
 tidak ada reaksi lain

Jika hal tersebut terjadi maka KD tidak dapat menggambarkan


distribusi analit/zat terlarut  Angka Banding Distribusi (D)
Angka Banding Distribusi (D)

[ analit ] total dalam fasa organik


D =
[analit] total dalam fasa air

Untuk keperluan analisis kimia, harga D lebih bermakna dari KD


Hubungan D dan KD

Untuk Asam Organik lemah seperti Asam Benzoat

Dalam air : HBz H+ + Bz- Ka = [H+][Bz-] / [HBz]


Dalam fasa organik : 2HBz HBz.HBz Kd = [HBz.HBz]/[HBz]2

[HBz]org + 2[HBz.HBz]org
D =
[HBz]aq + [Bz-]aq

KD
D =
1 + Ka/[H+]
Harga D dipengaruhi KD , Ka dan pH
Dalam larutan asam, D akan besar dan asam benzoat akan ditemukan dalam jumlah
yang besar dalam pelarut organik, begitu sebaliknya
Contoh Soal

1 gram asam benzoat dilarutkan kedalam 100 mL air


kemudian dimasukan 100 mL eter. Koefisien distribusi
asam benzoat = 100, Ka = 6,5 x 10-5 hitunglah angka
banding distribusinya ( D ) jika lapisan air mempunyai pH =
3, 4, 5, 6 dan 7
- pH = 3  D = 93,9
- pH = 4  D = 60,60
- pH = 5  D = 13,3
- pH = 6  D = 1,55
- pH = 7  D = 0,15
Semakin besar pH makin kecil [H+]
sehingga kesetimbangan semakin
bergeser ke kanan, menyebabkan
Asam Benzoat makin larut dalam air,
sehingga distribusi dalam pelarut
organik semakin kecil, nilai D
semakin kecil
Dasar pemilihan pelarut

 Pemilihan pelarut dalam ekstraksi berdasarkan :


1. D >>> untuk zat terlarut, D <<< untuk pengotor
2. Kelarutan yang rendah dalam fasa air
3. Viskositas yang cukup rendah
4. Perbedaan kerapatan dengan fasa air tidak terbentuk
emulsi
5. Tingkat keracunan yang rendah
6. Tidak mudah terbakar
7. Mudah memperoleh zat terlarutnya
% Ekstraksi

Mol analit dalam fasa organik x


%E = 100

Mol analit dalam Fasa organik + Mol analit dalam fasa air
%E= 100 [A]org Vorg : [A]a
[A]a.Va + [A]org. Vorg

= 100 D ; bila Va = Vorg

D + Va Vorg

= 100 D
D+1
Contoh Soal

Larutan asam butirat dalam air sebanyak


20 mL 0,10 M dikocok dengan 10 mL eter.
Setelah lapisan terpisah, kadar asam
butirat yang tertinggal di dalam fasa air
ditentukan dengan cara titrasi. Hasil titrasi
menunjukkan 0,50 mmol asam butirat
tertinggal dalam fasa air. Hitung angka
banding distribusi dan % ekstraksi dari
sitem tersebut!
D=
Ekstraksi Berulang

 % E dapat diperbesar dengan cara memperkecil


Va/Vo atau dengan cara memperbesar Volume
pelarut organik
 Akan lebih efisien jika dengan volume sama
dilakukan berulang
 Menghitung banyaknya zat yang tertinggal
setelah n ekstraksi sangat penting yaitu untuk
menghitung % solute terekstrak dan juga
menentukan keefektifan pekerjaan ektraksi yang
dilakukan
contoh

4 gram asam butirat diekstrak dari 500 mL air


dengan 500 mL eter. Koefisien distribusi sistem = 3
pada 25oC.
- Dengan 1x ekstraksi : % E = 75 %
- Dengan 2x ekstraksi dengan 250 mL: % E = 84
%
- Dengan 5x ekstraksi dengan 100 mL: % E = 90,5
%
Teknik Ekstraksi

1. ekstraksi bertahap
* Jika harga D cukup besar (>1000)
* Jika zat yang akan di ekstrak dalam campuran faktor pemisahan >>
2. Ekstraksi kontinue
* harga D <1 dan faktor pemisahan ~ 1
3. Ekstraksi berlawanan arah

ƒ n,r = nỊ 1 n
r Ị (n-r) Ị D+1 . Dr

n = jumlah pemindahan
r = jumlah tabung
( p + q )n = pn + npn-1q + n(n-1) pn-2q2 + n(n-1)(n-2) pn-3q3 +....+qn
2Ị 3Ị

P = solute dalam fasa organik ( M ) = KD. Vs


KDVs + Vm

q = solute dalam fasa air ( S ) = Vm


KDVs + Vm
Ekstraksi Berulang

Wa2n = Wo Va n Wa2n = massa tertinggal dalam fasa air


DVo + Va setelah n kali ekstraksi
Wo = massa mula –mula
pengekstraksian dengan n Va = volume air
kali ekstraksi lebih efektif dari Vo = Volume organik
1 kali ekstraksi dengan volum D = angka banding distribusi
yang sama
Macam-macam ekstraksi

1. ekstraksi

Anda mungkin juga menyukai