Anda di halaman 1dari 12

Pengertian metode ekstraksi

Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair
dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak
substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya. Ekstraksi padat cair
atau leaching adalah transfer difusi komponen terlarut dari padatan inert ke dalam
pelarutnya.[1]) Ekstraksi merupakan metode pemisahan yang menyangkut
perpindahan zat dari suatu fasa ke fasa yang lain. Jika kedua fasa merupakan cairan
yang tidak saling bercampur , disebut ekstraksi cair-cair.[2])
Ekstraksi pelarut adalah teknik pemisahan dimana larutan konstituen dalam
air (umumnya), dibiarkan berhubungan dengan pelarut lain (umunya pelarut
organik), dengan syarat bahwa pelarut kedua ini tidak bercampur dengan pelarut
yang pertama. Dapat pula dikatakan bahwa ektraksi pelarut adalah teknik
pemisahan menyangkut distribusi suatu zat terlarut (solut) diantara dua fase cair
yangg tidak saling bercampur.
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan substansi atau zat dari
campurannya dengan mengguankan pelarut yang sesuai. Ekstraksi dapat
digolongkan berdasarkan bentuk campuran yang diekstraksi dan proses
pelaksanannya. Berdasarkan kesetimbangan distribusi antara pelarut yang saling
tidak bercampur, dapat dibedakan tiga prosedur pemisahan yaitu:
Ekstraksi Sederhana
Apabila harga pembanding distribusi salah satu spesies dalam campuran
cukup menguntungkan (faktor D = 5-10 atau lebih besar), sedangkan nilai
pembanding distribusu spesies lainnya sangat tidak menguntungkan (faktor D <
0,001) maka ekstraksi kuantitatif dapat dilakukan dengan sangat mudah dan
sederhana.
Ekstraksi Kontinyu (Sampai Habis)
Ekstraksi sampai habis memungkinkan pemisahan komponen-komponen
dalam campuran yang mempunyai nilai pembanding distribusi kurang
menguntungkan (D < 1) dibanding nilai pembanding distribusi komponen lainnya
yang mendekati nol.
Ekstraksi Dengan Arah Berlawanan
Metode ekstraksi ini dikenal dengan metode ekstraksi Craig. Metode ini
merupakan salah satu dari berbagai cara untuk memisahkan dua zat atau lebih,
apabila perbandingan distribusi (D) dari zat-zat tersebut perbedaannya kecil sekali.
[3]) Ekstraksi campuran-campuran merupakan suatu teknik dimana suatu larutan
(biasanya dalam air) dibuat bersentuhan dengan suatu pelarut kedua (biasanya
organik), yang pada hakikatnya tidak tercampurkan dengan yang pertama, dan
menimbulkan perpindahan satu atau lebih zat terlarut (solut) ke dalam pelarut kedua
itu. Untuk suatu zat terlarut A yang didistribusikan antara dua fasa tidak
tercampurkan a dan b, hukum distribusi (atau partisi) Nernst menyatakan bahwa
asal keadaan molekulnya sama dalam kedua cairan dan temperatur adalah
konstan :
Dimana KD adalah sebuah tetapan, yang dikenal sebagai koefisien distribusi
(atau koefisien partisi).[4]) Tiga metode dasar pada ekstraksi cair-cair adalah
ekstraksi bertahap, ekstraksi kontinyu, dan ekstraksi counter current. Ekstraksi
bertahap merupakan cara yang paling sederhana. Caranya cukup dengan
menambahkan pelarut pengekstraksi yang tidak bercampur dengan pelarut semula
kemudian dilakukan pengocokan sehingga terjadi kesetimbangan konsentrasi yang
akan diekstraksi pada kedua lapisan, setelah ini tercapai lapisan didiamkan dan
dipisahkan.
Kesempurnaan ekstraksi tergantung pada pada banyaknya ekstraksi yang
dilakukan. Hasil yang baik diperoleh jika jumlah ekstraksi yang dilakukan berulang
kali dengan jumlah pelarut sedikit-sedikit. Hal ini dapat dibuktikan sebagai
berikut, Dimana :
Wn = W gram zat terlarut yang tersisa setelah n kali ekstraksi
W = W gram zat terlarut mula-mula
V = V ml larutan fasa 1
D = angka banding distribusi
S = S ml pelarut lain fasa 2 yang tidak saling bercampur dengan fasa 1
n = n kali ekstraksi
Ini memperlihatkan bahwa ekstraksi sempurna jika S kecil dan n besar. Jadi
hasil yang baik diperoleh dengan jumlah ekstraksi yang relatif besar dan jumlah
pelarut yang kecil.[5])
2. Prinsip Metode ekstraksi pelarut
Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat terlarut dengan
perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur, seperti
benzen, karbon tetraklorida atao kloroform. Batasan-batasannya adalah zat terlarut
dapat ditransfer pada jumlah yang berbeda dalam kedua fasa pelarut. Teknik ini
dapat digunakan untuk kegunaan preparatif, pemurnian, memperkaya, pemisahan
serta analisis pada semua skala kerja.
Hukum distribusi atau partisi dapat dirumuskan: bila suatu zat terlarut
terdistribusi antara dua pelarut yang tidak dapat campur, maka pada suatu
temperatur yang konstan untuk setiap spesi molekul terdapat angka banding
distribusi yang konstan antara kedua pelarut itu, dan angka banding distribusi ini
tidak tergantung pada spesi molekul lain apapun yang mungkin ada. Harga angka
banding berubah dengan sifat dasar pelarut, sifat dasar zat terlarut, dan temperatur.
[6])
Hukum ini dalam bentuk yang sederhana, tidak berlaku bila spesi yang
didistribusikan itu mengalami disosiasi atau asosiasi dalam salah satu fasa tersebut.
Pada penerapan praktis ekstraksi pelarut ini, terutama kalau kita perhatikan fraksi
zat terlarut total dalam fasa yang satu atau yang lainnya, tidak peduli bagaimanapun
cara-cara disosiasi, asosiasi atau interaksinya dengan spesi-spesi lain yang terlarut.
Untuk memudahkan, diperkenalkan istilah angka banding distribusi D (atau koefisien
ekstraksi E). Dimana lambang CA menyatakan konsentrasi A dalam semua
bentuknya seperti yang ditetapkan secara analitis.
Partisi zat-zat terlarut antara dua cairan yang tidak dapat campur
menawarkan banyak kemungkinan yang menarik untuk pemisahan analitis. Bila
suatu zat terlarut membagi diri antara dua cairan yang tidak dapat campur, ada
suatu hubungan yang pasti antara konsentrasi zat terlarut dalam dua fasa pada
kesetimbangan. Suatu zat terlarut akan membagi dirinya antara dua zairan yang
tidak dapat campur. Sedemikian rupa sehingga angka banding konsentrasai pada
kesetimbangan adalah konstanta pada temperatur tertentu.
Disini aA1 menyatakan aktivitas zat terlarut A dalam fasa 1. tetapan sejati
KDA disebut koefisien distribusi dari spesies A.
Ekstraksi meliputi distribusi zat terlarut diantara dua pelarut yang tidak dapat
campur. Pelarut umum dipakai adalah air dan pelarut organik lain seperti CHCl 3, eter
atau pentana. Garam anorganik, asam-asam dan basa-basa yang dapat larut dalam
air bisa dipisahkan dengan baik melalui ekstraksi ke dalam air dari pelarut yang
kurang polar. Ekstraksi lebih efisien bila dilakukan berulang kali dengan jumlah
pelarut yang lebih kecil daripada jumlah pelarutnya banyak tetapi ekstraksinya hanya
sekali.
Diantara berbagai jenis metode pemisahan, ekstraksi pelarut atau disebut
juga ekstraksi air merupakan metode pemisahan yang paling baik dan populer.
Alasan utamanya adalah bahwa pemisahan ini dapat dilakukan baik dalam tingkat
makro maupun mikro. Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat terlarut
dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur.
Batasannya adalah zat terlarut dapat ditransfer pada jumlah yang berbeda dalam
kedua fasa pelarut. Teknik ini dapat digunakan untuk kegunaan preparatif,
pemurnian, memperkaya, pemisahan secara analisis pada semua skala kerja. Mula-
mula metode ini dikenal dalam kimia analisis, kemudian berkembang menjadi
metode yang baik, sederhana, cepat dan dapat digunakan untuk ion-ion logam yang
bertindak sebagai tracer (pengotor) dan ion-ion logam dalam jumlah makrogram.
Jika misalnya yang diekstraksi adalah asam lemah dari larutannya dalam air
kedalam pelarut organik, maka harus dipakai pembanding distribusi sebagai berikut;
D = dimana [CHA] menggambarkan konsentrasi anlitik HA baik dalam

larutan air maupun pelarut organik, perlu diketahui bahwa didalam air;
CHA = [HA(Aq)] + [A-(Aq)] sedangkan dalam pelarut organik, HA tidak mengalami
penguraian berate sehingga C (org) = [HA(org)]. Berdasarkan penjelasan ini dapat
dituliskan ;
D=

Dimana [A] adalah hasil penguraian HA dalam air, yang dapat diganti dengan [A] =
Ka [HA]/[H3O+]
Sehingga rumus D diatas disusun ulang menjadi;

D=
={ }=

3. Penurunan rumus
Hukum fase Gibbs menyatakan bahwa :
P + V = C + 2 dimana P = fase, C = komponen, V = derajat kebebasan
Pada ekstraksi pelarut, kita mempunyai P = 2, yaitu fase air dan organik, C = 1, yaitu
zat terlarut didalam pelarut dan fase air pada temperatur dan tekanan tetap,
sehingga V = 1. Jadi kita akan dapatkan :
2 + 1 = 1 + 2, yaitu P + V = C + 2

Menurut hukum distribusi Nernst :


Jika [X1] adalah konsentrasi zat terlarut dalam fase 1 dan [X 2] adalah konsentrasi
zat terlarut dalam fase 2, maka pada kesetimbangan,

X1, X2 didapat KD =

Dimana KD = koefisien partisi. Partisi atau koefisien distribusi ini tidak tergantung
pada konsentrasi total zat terlarut pada kedua fase tersebut. Pada persamaan
diatas, kita tidak menuliskan koefisien aktivitas zat pada fase organik maupun pada
fase air. Kita menggunakan istilah perbandingan distribusi (D) dengan
memperhitungkan konsentrasi total zat didalam kedua fase. Perbandingan distribusi
dinyatakan sebagai berikut :

D=

Jika tidak terjadi asosiasi, disosiasi atau polimerisasi pada fase-fase tersebut
dan keadaan yang kita punyai adalah ideal, maka harga K D sama dengan D. untuk
tujuan praktis sebagai ganti harga K Datau D, lebih sering digunakan istilah persen
ekstraksi (E). ini berhubungan dengan perbandingan distribusi dalam persamaan
sebagai berikut :
D= dimana, Vw = volume fase air

Vo = volume fase organic


Bila volume fase organik dan air sama, yaitu V o = Vw, D diubah menjadi :
D=

Ekstraksi dianggap kuantitatif bila : E = 100 berarti


D=[ ]= = tidak terhingga (jika V0 = Vw)

Contoh soal,
Ekstraksi pelarut dari uranium dengan 8-hidroksikuinolin pada CHCL 3 digunakan 25
mL fase organic dengan aqua. Jika persen ekstraksi adalah 99,8%, hitung
perbandingan distribusinya.
Jawab,
Dik, Vo = 25 mL, Vw = 25 mL, E = 99,8
Dit, D = = = = 499

D. Alat dan bahan

a. Alat

Corong Pisah Neraca Analitik Gelas Ukur Erlenmeyer

Pengertian metode ekstraksi


Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair
dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak
substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya. Ekstraksi padat cair
atau leaching adalah transfer difusi komponen terlarut dari padatan inert ke dalam
pelarutnya.[1]) Ekstraksi merupakan metode pemisahan yang menyangkut
perpindahan zat dari suatu fasa ke fasa yang lain. Jika kedua fasa merupakan cairan
yang tidak saling bercampur , disebut ekstraksi cair-cair.[2])
Ekstraksi pelarut adalah teknik pemisahan dimana larutan konstituen dalam
air (umumnya), dibiarkan berhubungan dengan pelarut lain (umunya pelarut
organik), dengan syarat bahwa pelarut kedua ini tidak bercampur dengan pelarut
yang pertama. Dapat pula dikatakan bahwa ektraksi pelarut adalah teknik
pemisahan menyangkut distribusi suatu zat terlarut (solut) diantara dua fase cair
yangg tidak saling bercampur.
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan substansi atau zat dari
campurannya dengan mengguankan pelarut yang sesuai. Ekstraksi dapat
digolongkan berdasarkan bentuk campuran yang diekstraksi dan proses
pelaksanannya. Berdasarkan kesetimbangan distribusi antara pelarut yang saling
tidak bercampur, dapat dibedakan tiga prosedur pemisahan yaitu:
Ekstraksi Sederhana
Apabila harga pembanding distribusi salah satu spesies dalam campuran
cukup menguntungkan (faktor D = 5-10 atau lebih besar), sedangkan nilai
pembanding distribusu spesies lainnya sangat tidak menguntungkan (faktor D <
0,001) maka ekstraksi kuantitatif dapat dilakukan dengan sangat mudah dan
sederhana.
Ekstraksi Kontinyu (Sampai Habis)
Ekstraksi sampai habis memungkinkan pemisahan komponen-komponen
dalam campuran yang mempunyai nilai pembanding distribusi kurang
menguntungkan (D < 1) dibanding nilai pembanding distribusi komponen lainnya
yang mendekati nol.
Ekstraksi Dengan Arah Berlawanan
Metode ekstraksi ini dikenal dengan metode ekstraksi Craig. Metode ini
merupakan salah satu dari berbagai cara untuk memisahkan dua zat atau lebih,
apabila perbandingan distribusi (D) dari zat-zat tersebut perbedaannya kecil sekali.
[3]) Ekstraksi campuran-campuran merupakan suatu teknik dimana suatu larutan
(biasanya dalam air) dibuat bersentuhan dengan suatu pelarut kedua (biasanya
organik), yang pada hakikatnya tidak tercampurkan dengan yang pertama, dan
menimbulkan perpindahan satu atau lebih zat terlarut (solut) ke dalam pelarut kedua
itu. Untuk suatu zat terlarut A yang didistribusikan antara dua fasa tidak
tercampurkan a dan b, hukum distribusi (atau partisi) Nernst menyatakan bahwa
asal keadaan molekulnya sama dalam kedua cairan dan temperatur adalah
konstan :
Dimana KD adalah sebuah tetapan, yang dikenal sebagai koefisien distribusi
(atau koefisien partisi).[4]) Tiga metode dasar pada ekstraksi cair-cair adalah
ekstraksi bertahap, ekstraksi kontinyu, dan ekstraksi counter current. Ekstraksi
bertahap merupakan cara yang paling sederhana. Caranya cukup dengan
menambahkan pelarut pengekstraksi yang tidak bercampur dengan pelarut semula
kemudian dilakukan pengocokan sehingga terjadi kesetimbangan konsentrasi yang
akan diekstraksi pada kedua lapisan, setelah ini tercapai lapisan didiamkan dan
dipisahkan.
Kesempurnaan ekstraksi tergantung pada pada banyaknya ekstraksi yang
dilakukan. Hasil yang baik diperoleh jika jumlah ekstraksi yang dilakukan berulang
kali dengan jumlah pelarut sedikit-sedikit. Hal ini dapat dibuktikan sebagai
berikut, Dimana :
Wn = W gram zat terlarut yang tersisa setelah n kali ekstraksi
W = W gram zat terlarut mula-mula
V = V ml larutan fasa 1
D = angka banding distribusi
S = S ml pelarut lain fasa 2 yang tidak saling bercampur dengan fasa 1
n = n kali ekstraksi
Ini memperlihatkan bahwa ekstraksi sempurna jika S kecil dan n besar. Jadi
hasil yang baik diperoleh dengan jumlah ekstraksi yang relatif besar dan jumlah
pelarut yang kecil.[5])
2. Prinsip Metode ekstraksi pelarut
Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat terlarut dengan
perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur, seperti
benzen, karbon tetraklorida atao kloroform. Batasan-batasannya adalah zat terlarut
dapat ditransfer pada jumlah yang berbeda dalam kedua fasa pelarut. Teknik ini
dapat digunakan untuk kegunaan preparatif, pemurnian, memperkaya, pemisahan
serta analisis pada semua skala kerja.
Hukum distribusi atau partisi dapat dirumuskan: bila suatu zat terlarut
terdistribusi antara dua pelarut yang tidak dapat campur, maka pada suatu
temperatur yang konstan untuk setiap spesi molekul terdapat angka banding
distribusi yang konstan antara kedua pelarut itu, dan angka banding distribusi ini
tidak tergantung pada spesi molekul lain apapun yang mungkin ada. Harga angka
banding berubah dengan sifat dasar pelarut, sifat dasar zat terlarut, dan temperatur.
[6])
Hukum ini dalam bentuk yang sederhana, tidak berlaku bila spesi yang
didistribusikan itu mengalami disosiasi atau asosiasi dalam salah satu fasa tersebut.
Pada penerapan praktis ekstraksi pelarut ini, terutama kalau kita perhatikan fraksi
zat terlarut total dalam fasa yang satu atau yang lainnya, tidak peduli bagaimanapun
cara-cara disosiasi, asosiasi atau interaksinya dengan spesi-spesi lain yang terlarut.
Untuk memudahkan, diperkenalkan istilah angka banding distribusi D (atau koefisien
ekstraksi E). Dimana lambang CA menyatakan konsentrasi A dalam semua
bentuknya seperti yang ditetapkan secara analitis.
Partisi zat-zat terlarut antara dua cairan yang tidak dapat campur
menawarkan banyak kemungkinan yang menarik untuk pemisahan analitis. Bila
suatu zat terlarut membagi diri antara dua cairan yang tidak dapat campur, ada
suatu hubungan yang pasti antara konsentrasi zat terlarut dalam dua fasa pada
kesetimbangan. Suatu zat terlarut akan membagi dirinya antara dua zairan yang
tidak dapat campur. Sedemikian rupa sehingga angka banding konsentrasai pada
kesetimbangan adalah konstanta pada temperatur tertentu.
Disini aA1 menyatakan aktivitas zat terlarut A dalam fasa 1. tetapan sejati
KDA disebut koefisien distribusi dari spesies A.
Ekstraksi meliputi distribusi zat terlarut diantara dua pelarut yang tidak dapat
campur. Pelarut umum dipakai adalah air dan pelarut organik lain seperti CHCl 3, eter
atau pentana. Garam anorganik, asam-asam dan basa-basa yang dapat larut dalam
air bisa dipisahkan dengan baik melalui ekstraksi ke dalam air dari pelarut yang
kurang polar. Ekstraksi lebih efisien bila dilakukan berulang kali dengan jumlah
pelarut yang lebih kecil daripada jumlah pelarutnya banyak tetapi ekstraksinya hanya
sekali.
Diantara berbagai jenis metode pemisahan, ekstraksi pelarut atau disebut
juga ekstraksi air merupakan metode pemisahan yang paling baik dan populer.
Alasan utamanya adalah bahwa pemisahan ini dapat dilakukan baik dalam tingkat
makro maupun mikro. Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat terlarut
dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur.
Batasannya adalah zat terlarut dapat ditransfer pada jumlah yang berbeda dalam
kedua fasa pelarut. Teknik ini dapat digunakan untuk kegunaan preparatif,
pemurnian, memperkaya, pemisahan secara analisis pada semua skala kerja. Mula-
mula metode ini dikenal dalam kimia analisis, kemudian berkembang menjadi
metode yang baik, sederhana, cepat dan dapat digunakan untuk ion-ion logam yang
bertindak sebagai tracer (pengotor) dan ion-ion logam dalam jumlah makrogram.
Jika misalnya yang diekstraksi adalah asam lemah dari larutannya dalam air
kedalam pelarut organik, maka harus dipakai pembanding distribusi sebagai berikut;
D = dimana [CHA] menggambarkan konsentrasi anlitik HA baik dalam

larutan air maupun pelarut organik, perlu diketahui bahwa didalam air;
CHA = [HA(Aq)] + [A-(Aq)] sedangkan dalam pelarut organik, HA tidak mengalami
penguraian berate sehingga C (org) = [HA(org)]. Berdasarkan penjelasan ini dapat
dituliskan ;
D=

Dimana [A] adalah hasil penguraian HA dalam air, yang dapat diganti dengan [A] =
Ka [HA]/[H3O+]
Sehingga rumus D diatas disusun ulang menjadi;

D=
={ }=

3. Penurunan rumus
Hukum fase Gibbs menyatakan bahwa :
P + V = C + 2 dimana P = fase, C = komponen, V = derajat kebebasan
Pada ekstraksi pelarut, kita mempunyai P = 2, yaitu fase air dan organik, C = 1, yaitu
zat terlarut didalam pelarut dan fase air pada temperatur dan tekanan tetap,
sehingga V = 1. Jadi kita akan dapatkan :
2 + 1 = 1 + 2, yaitu P + V = C + 2

Menurut hukum distribusi Nernst :


Jika [X1] adalah konsentrasi zat terlarut dalam fase 1 dan [X 2] adalah konsentrasi
zat terlarut dalam fase 2, maka pada kesetimbangan,

X1, X2 didapat KD =

Dimana KD = koefisien partisi. Partisi atau koefisien distribusi ini tidak tergantung
pada konsentrasi total zat terlarut pada kedua fase tersebut. Pada persamaan
diatas, kita tidak menuliskan koefisien aktivitas zat pada fase organik maupun pada
fase air. Kita menggunakan istilah perbandingan distribusi (D) dengan
memperhitungkan konsentrasi total zat didalam kedua fase. Perbandingan distribusi
dinyatakan sebagai berikut :

D=

Jika tidak terjadi asosiasi, disosiasi atau polimerisasi pada fase-fase tersebut
dan keadaan yang kita punyai adalah ideal, maka harga K D sama dengan D. untuk
tujuan praktis sebagai ganti harga K Datau D, lebih sering digunakan istilah persen
ekstraksi (E). ini berhubungan dengan perbandingan distribusi dalam persamaan
sebagai berikut :
D= dimana, Vw = volume fase air

Vo = volume fase organic


Bila volume fase organik dan air sama, yaitu V o = Vw, D diubah menjadi :
D=

Ekstraksi dianggap kuantitatif bila : E = 100 berarti


D=[ ]= = tidak terhingga (jika V0 = Vw)

Contoh soal,
Ekstraksi pelarut dari uranium dengan 8-hidroksikuinolin pada CHCL 3 digunakan 25
mL fase organic dengan aqua. Jika persen ekstraksi adalah 99,8%, hitung
perbandingan distribusinya.
Jawab,
Dik, Vo = 25 mL, Vw = 25 mL, E = 99,8
Dit, D = = = = 499

Anda mungkin juga menyukai