Anda di halaman 1dari 9

KROMATOGRAFI LAPIS

TIPIS
Disusun Oleh :
-Fifi Anggita Putri (121130146)
-Hanif Andrianto (121130148)
-Delisa Destaraini (121130149)
-M. Irsyad Giffary (121130150)
Pengertian
Kromatografi lapis tipis merupakan
salah satu analisis kualitatif dari suatu
sampel yang ingin dideteksi dengan
memisahkan komponen-komponen
sampel berdasarkan perbedaan
kepolaran.
Prinsip Kerja
Memisahkan sampel berdasarkan
perbedaan kepolaran antara sampel
dengan pelarut yang digunakan.[1] Teknik
ini biasanya menggunakan fase diam dari
bentuk plat silika dan fase geraknya
disesuaikan dengan jenis sampel yang
ingin dipisahkan.[1] Larutan atau campuran
larutan yang digunakan dinamakan
eluen.[1] Semakin dekat kepolaran antara
sampel dengan eluen maka sampel akan
semakin terbawa oleh fase gerak tersebut.
Faktor Retensi
adalah jarak yang ditempuh oleh komponen dibagi dengan
jarak yang ditempuh oleh eluen. Rumus faktor retensi adalah:
Rf = Jarak yang ditempuh substansi/Jarak yang ditempuh
oleh pelarut

Nilai Rf sangat karakterisitik untuk senyawa tertentu pada eluen


tertentu. Hal tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi
adanya perbedaan senyawa dalam sampel. Senyawa yang
mempunyai Rf lebih besar berarti mempunyai kepolaran yang
rendah, begitu juga sebaliknya. Hal tersebut dikarenakan fasa
diam bersifat polar. Senyawa yang lebih polar akan tertahan
kuat pada fasa diam, sehingga menghasilkan nilai Rf yang
rendah.
Rf KLT yang bagus berkisar antara 0,2 - 0,8. Jika Rf terlalu
tinggi, yang harus dilakukan adalah mengurangi kepolaran
eluen, dan sebaliknya.
Contoh Soal
jika komponen berwarna
merah bergerak dari 1.7 cm
dari garis awal, sementara
pelarut berjarak 5.0 cm,
sehingga nilai Rf untuk
komponen berwarna merah
menjadi:
Rf=jarak yang ditempuh oleh
komponen
jarak yang ditempuh oleh pelarut

Rf=
Cara menggunakan KLT
Potong plat sesuai ukuran. Biasanya, untuk satu
spot menggunakan plat selebar 1 cm. Berarti jika
menguji 3 sampel (3 spot) berarti menggunakan
plat selebar 3 cm.
Buat garis dasar (base line) di bagian bawah,
sekitar 0,5 cm dari ujung bawah plat, dan garis
akhir di bagian atas.
Menggunakan pipa kapiler, totolkan sampel cairan
yang telah disiapkan sejajar, tepat di atas base
line. Jika sampel padat, larutkan pada pelarut
tertentu. Keringkan totolan.
Dengan pipet yang berbeda, masukkan masing-
masing eluen ke dalam chamber dan campurkan.
Tempatkan plat pada chamber berisi eluen.
Base line jangan sampai tercelup oleh ulen.
Tutuplah chamber.
Tunggu eluen mengelusi sampel sampai
mencapai garis akhir, di sana pemisahan
akan terlihat.
Setelah mencapai garis akhir, angkat plat
dengan pinset, keringkan dan ukur jarak spot.
Jika spot tidak kelihatan, amati pada lampu
UV. Jika masih tak terlihat, semprot dengan
pewarna tertentu seperti kalium kromat atau
ninhidrin.
Contoh dalam kehidupan
sehari-hari
Tinta hitam merupakan campuran
beberapa warna. Kita dapat
memisahkan campuran warna
tersebut dengan cara
kromatografi. Pemisahan warna
tinta dapat dilakukan seperti pada
Gambar 18, dengan tahap-tahap
sebagai berikut:
- Tinta diteteskan pada ujung
kertas saring (1,5 cm dari ujung)
- Tinta dibiarkan hingga mengering
- Ujung kertas saring dimasukkan
dalam air sedalam 1 cm dan
kertas saring dipasang tegak
- Air akan merambat naik
- Tinta akan ikut merambat naik
dan memisah menjadi
Contoh lain KLT

Dalam kehidupan sehari-hari pemisahan


secara kromatografi dapat kita temui pada
rembesan air pada dinding yang
menghasilkan garis-garis dengan jarak
tertentu.

Anda mungkin juga menyukai