Anda di halaman 1dari 4

TINJAUAN TEORITIS

Ekstraksi pelarut menyangkut distribusi suatu zat terlarut (solute) diantara dua fasa yang
tidak saling bercampur. Teknik ekstraksi sangat berguna untuk pemisahan secara cepat dan
“bersih” baik untuk zat organic maupun anorganik. Cara ini juga dapat digunakan untuk analisis
makro maupun mikro. Selain untuk kepentngan analisis kimia, ekstraksi juga banyak digunakan
untuk pekerjaan-pekerjaan preparative dalam bidang kimia organic, biokimia, dan anorganik
laboratorium. Alat yang digunakan dapat berupa corong pemisah (paling sederhana), alat
ekstraksi soxhlet, sampai yang paling rumit berupa alat Couter Current Craig. Dalam analisis
penentuan suatu ion logam, ekstraksi dapat digunakan untuk memisahkan ion logam tersebut dari
ion logam yang lainnya yang akan mengganggu identifikasi dan penetuan kadarnya. Melalui
proses ekstraksi, ion logam dalam pelarut air ditarik keluar dengan suatu pelaryt organic. Secara
umum, ekstraksi adalah proses penarikan suatu zat terlarut dari larutannya di dalam air oleh
suatu pelarut lain yang tidak dapat bercampur dengan air. Tujuan ekstraksi ialah memisahkan
suatu komponen dari campurannya dengan menggunakan pelarut (Underwood,1990).

Klasifikasi Ekstraksi yaitu ada Beberapa cara dapat mengklasifikasikan system ekstraksi.
Cara klasik adalah mengklasifikasi berdasarkan sifat zat yang akan diekstraksi., sebagai khelat
atau system ion yang berasosiasi. Akan tetapi klasifikasi sekarang pada hal yang lebih ilmiah
yaitu proses ekstraksi. Bila ekstraksi ion logam berlangsung, maka proses ekstraksi berlangsung
dengan mekanisme tertentu. Berarti ekstraksi berlangsung melalui pembentukan khelat atau
struktur cincin, ekstraksi dapat diklasifikasikan sebagai ekstraksi khelat. Golongan ekstraksi
berikutnya dikenal sebagai ekstraksi ekstraksi melalui solvasi sebab sepsis ekstraksi disolvasi ke
fasa organik. Golongan ekstraksi ketiga adalah proses yang melibabkan pembentukkan pasangan
ion. Ekstraksi berlangsung melalui pembentukkan spesies netral yang tidak bermuatan
diekstraksi ke fasa organik. Sedangkan kategori yang terakhir merupakan ekstraksi sinergis.
Nama yang digunakan menyatakan adanya efek saling memperkuat yang berakibat penambahan
ekstraksi dengan memanfaatkan pelarut pengekstraksi (Khopkar,2010).

Ekstraksi dengan arah berlawanan menurut Craig, Metoda ekstraksi ini dikenal dengan
metoda ekstraksi Craig. Metoda ini merupakan salah satu dari berbagai cara untuk memisahkan
dua zat atau lebih, apabila perbandingan distribusi (D) dari zat-zat tersebut perbedaannya kecil
sekali. Proses ”counter current Craig” ini merupakan fraksionasi secara bertahap dengan
menggunakan peralatan khusus. Alat yang digunakan pada prinsipnya terdiri dari sejumlah besar
(bisa 100 atau lebih) tabung-tabung pengekstrak yang identik, yang berfungsi sebagai corong
pemisah. Pada proses selanjutnya, setelah dilakukan pengocokkan untuk mencapai
kesetimbangan distribusi, maka fasa atas yang lebih ringan dari pada fasa bawah dipindahan ke
tabung nomor berikutnya, yang sudah mengandung fasa bawah yang baru. Pengocokkan dan
pemindahan ini dilakukan berulang kali( Svelah,1985).

Ekstraksi pelarut menyangkut distribusi suatu zat terlarut (solut) di antara dua fasa cair
yang tidak saling bercampur. Teknik ekstraksi sangat berguna untuk pemisahan secara cepat dan
bersih, baik untuk zat organik maupun zat anorganik. Cara ini dapat digunakan untuk analisis
makro maupun mikro. Melalui proses ekstraksi, ion logam dalam pelarut air ditarik keluar
dengan suatu pelarut organik (fasa organik). Secara umum, ekstraksi ialah proses penarikan suatu
zat terlarut dari larutannya di dalam air oleh suatu pelarut lain yang tidak dapat bercampur
dengan air (fasa air). Tujuan ekstraksi ialah memisahkan suatu komponen dari campurannya
dengan menggunakan pelarut. Menurut hukum distribusi Nerst, bila ke dalam dua pelarut yang
tidak saling bercampur dimasukkan solut yang dapat larut dalam kedua pelarut tersebut maka
akan terjadi pembagian kelarutan. Kedua pelarut tersebut umumnya pelarut organik dan pelarut
air. Dalam praktek solut akan terdistribusi dengan sendirinya ke dalam dua pelarut tersebut
setelah dikocok dan dibiarkan terpisah. Perbandingan konsentrasi solut di dalam kedua pelarut
tersebut tetap, dan merupakan suatu tetapan pada suhu tetap. Tetapan tersebut disebut tetapan
distribusi atau koefisien distribusi. Koefisien distribusi dinyatakan dengan rumus sebagai

C2❑

berikut: kd = . Menentukan efisiensi ekstraksi (%E) dapat diketahui dengan perhitungan


C1❑

konsentrasi solut organik


sebagai berikut: Efisiensi Ekestraksi ( %E )= x 100 %(Purwani, 2014).
konsentrasiumpan

Kelarutan dari suatu senyawa tergantung polaritasnya, senyawa polar akan larut dalam
pelarut polar dalam hal in air, dan senyawa nonpolar akan terlarut dalam pelarut nonpolar, yaitu
pelarut organic. Prinsip ini biasa disebut likes dissolves likes. Perbandingan distribusi D
dinyatakan sebagai perbandingan antara konsentrasi zat pada fasa organic dengan konsentrasi
total zat pada fasa air. Efisiensi ekstraksi atau persen ekstraksi (E) suatu zat terlarut tidak hanya
bergantung kepada konstanta distribusi, tapi juga bergantung pada perbandingan volume fasa dan
jumlah pengulangan ekstraksi.

Hubungan antara D dan E dinyatakan dalam persamaan berikut :

V Org ❑

E( )
V air ❑

D=
100−E

Dimana : Vorg = volume fasa organik ;Vair = volume fasa air (Latupeirissa, 2010).

Ekstraksi pelarut adalah metode pemisahan suatu komponen dari campurannya dengan
menggunakan pelarut untuk produksi bahan murni seperti zirkonium dan hafnium dari larutan
multikomponen. Laddha, 1976 mengatakan bahwa ekstraksi lebih ekonomis dipakai
dibandingkan dengan proses lain, antara lain pada pemisahan campuran bahan yang mempunyai
sifat kimia yang mirip antara yang satu dengan yang lain. Menurut hukum distribusi Nerst, bila
ke dalam dua pelarut yang tidak saling bercampur dimasukkan solut yang dapat larut dalam
kedua pelarut tersebut maka akan terjadi pembagian kelarutan. Kedua pelarut tersebut umumnya
pelarut organik dan pelarut air. Dalam praktek solut akan terdistribusi dengan sendirinya ke
dalam dua pelarut tersebut setelah diaduk dan dibiarkan terpisah. Pada keadaan setimbang
perbandingan konsentrasi solut di dalam kedua pelarut tersebut tetap, dan merupakan suatu
tetapan pada suhu tetap. Tetapan tersebut disebut tetapan distribusi atau koefisien distribusi (Kd).
Efisiensi dalam proses ekstraksi dapat dinyatakan dengan persen solut yang terekstrak yang

C2 ❑

dapat diperoleh dengan persamaan sebagai berikut: ¿ X 100 % . dengan E adalah efisiensi
F
ekstraksi (%), C2 adalah konsentrasi solut dalam fasa organik, dan F adalah konsentrasi umpan
untuk ekstraksi ( Biyantoro, 2013).
DAFTAR PUSTAKA

Biyantoro, D., dan Purwani,M.V. (2013). Optimasi Pemisahan Zr-Hf dengan Cara Ekestraksi
Memakasi solven topo. J.Tek. Bhn. Nukl. 9 (1): 1-54.
Khopkar, S. M. (1990). Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia Press.Jakarta.
Lattupeirissa,J. ( 2012 ). Ekstraksi Ion logam Cr3+ menggunakan poli ( Etil Eugeniloksi asetat).
Proseding. 1(3).
Purwani, Mv., dan Prayitno. ( 2014 ). Ekstraksi Konsentrat Neodimium Memakai Tri Oktil
Amin. Jurnal Iptek Nuklir Ganendra. 17(01): 17 – 26.
Svehla, G. (1985). Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Mikro dan Semimikro. PT.Kalman
Media Pustaka. Jakarta.
Underwood, A. L dan Day A. R. (1990). Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Kelima. Penerbit Erlangga.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai