Anda di halaman 1dari 6

Uraian gagasan

a. Kondisi gagasan terdahulu


Dalam pembelajaran dengan model pembelajaran TAI (Team AssistedIndividualization),
pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok dan saling bertukar pikiran, akan
meningkatkan minat siswa untuk terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Dengan
meningkatnya minat siswa dalam pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi
tentunya akan membantu dalam tercapainya tujuan pembelajaran yakni meningkatnya
prestasi belajar siswa khususnya pada materi pokok stoikiometri. Penggunaan model
pembelajaran TAI pada penelitian yang sebelumnya menunjukkan bahwa pembelajaran
TAI lebih meningkatkan prestasi akademik siswa dibandingkan dengan metode
konvensional. Siswa mempunyai kesempatan untuk bekerja sama dalam kelompoknya,
sehingga para siswa dapat bertukar wawasan dan pendapat yang digunakan untuk
menyelesaikan masalah dalam proses diskusi
b. Gagasan yang diajukan
Adapun yang menjadi gagasan ide dalam pembuatan model pembelajaran yang diajukan
oleh kelompok I dalam materi stoikiometri yakni model pembelajaran yang
mengembangkan kemampuan instruksional yang fleksibel dan lebih bervariasi sehingga
peserta didik mendapat suasana belajar yang lebih menarik. Karakteristik dan efek khas
dari model pembelajaran yang ingin dibuat kelompok I termasuk dalam kelompok model
interaksi sosial dimana tujuan utamanya adalah untuk membantu siswa belajar bekerja
sama, mengidentifikasi dan memecahkan masalah baik akademik dan sosial serta
mengembangkan keterampilan untuk hubungan manusia. Pada materi stoikiometri yang
terdiri dari hukum dasar kimia, konsep mol serta reaksi-reaksinya ,penulis ingin
mendekatkan materi tersebut ke hal yang lebih sederhana dan mendekati kehidupan
sehari-hari jadi peserta didik akan lebih mudah memahami materi jika dikaitkan dengan
kehidupan sehari-hari, selain itu penulis juga akan membentuk kelompok belajar pada
siswa untuk dapat memecahkan permasalahan dalam materi stoikiometri ini, misalnya
bagaimana menemukan contoh kasus dalam kehidupan sehari-hari mengenai hukum
dasar kimia, bagaimana cara mengetahui bahwa contoh dalam kehidupan sehari-hari
tersebut tergolong dalam jenis stoikiometri. Adapun yang menjadi model pembelajaran
yang ingin di utarakan oleh kelompok I yakni Team Assisted Realistic Chemistry
Education (TERCE) dimana model pembelajaran ini ingin mengkaitkan permasalahan
dalam kehidupan sehari-hari dalam sebuah team (kelompok belajar) dengan kimia dan
mengkontruksi konsep aturan melalui proses kimia, prinsip dalam model ini yakni
pemahamann (informasi yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari dikaitkan dalam
kimia), adanya interaksi (sosial, kerjasama) realitas (yang ditemukan dalam kehidupan
bermakna proses-aplikasi) dan bimbingan dari guru. Materi stoikiometri akan sering kita
jumpai dalam kehidupan sehari-hari kita jadi dengan menggunakan model pembelajaran
ini akan mempermudah siswa dalam memahami konsep dari materi stoikiometri.
c. Proses pembuatan model Pembelajaran TERCE (Team Assisted Realistic Chemistry
Education)

Model pembelajaran memiliki enam model dasar, dan model pembelajaran TERCE
dalam model dasar tersebut yakni:

1. Fokus adalah tujuan utama model


Model pembelajaran ini berfokus pada mengkaitkan materi tersebut dalam kehidupan
sehari-hari dalam bentuk kerjasama team, untuk memecahkan permasalahan yang adalah
dalam materi sehingga peserta didik menemukan sebuah solusi namun ini tetap dalam
pengawasan dan bimbingan guru. Dengan adanya team akan membantu satu sama lain
dalam memahami solusi yang dipecahkan bersama dengan kerjasama oleh team,
misalnya dalam materi stoikiometri , guru akan memberikan sebuah permasalah dalam
kehidupan sehari-hari yang harus dipecahkan peserta didi dan guru akan membentuk
beberapa kelompok untuk dapat memecahkah masalah yang diberikan guru.
2. Sintaks dari model pembelajaran TERCE
3. Prinip Reaksi

Tahap Tingkah Laku Guru


Tahap 1 Guru akan menyajikan sebuah studi kasus
Observasi untuk menemukan masalah mengenai materi atau kejadian-kejadian
terhadap materi tersebut dalam kehidupan
sehari-hari yang memungkinkan siswa
untuk menemukan masalah

Tahap 2 Guru akan membimbing siswa untuk


Merumuskan masalah merumuskan masalah yang terdapat dalam
studi kasus tersebut berdasarkan materi
stoikiometri yang akan disampaikan
Tahap 3 Guru akan membimbing siswa untuk
Mengajukan hipotesis mengajukan hipotesis dugaan sementara
yang sudah dibahas oleh guru dan siswa.
Tahap 4 Guru akan membimbing siswa untuk
Merencanakan ppemecahan masalah merencanakan pemecahan masalah
terhadap studi kasus mengenai materi
stoikiometri dalam kehidupan sehari-hari,
membantu bagaimana proses persiapan
prosedur kerja yang akan dilakukan untuk
studi kasus tersebut
Tahap 5 Selama siswa bekerja guru akan
Melaksanakan studi kasus membimbing serta mengawasi kerja yang
akan dilakukan siswa
Tahap 6 Guru membantu siswa melakukan
Melakukan pengamatan dan pengumpulan pengamatan tentang hal-hal yang
data ditemukan siswa dalam studi kasus dan
membantuk siswa dalam mengorganisasi
data yang diperoleh.
Tahap 7 Guru membimbing siswa dalam mengambil
Analisis data dan kesimpulan kesimpulan data berdasarkan hasil yang
diperoleh dalam studi kasus
Tahap 8 Guru meminta siswa untuk melaporkan
Presentasi dan Koreksi hasil yang diperoleh (menemukan sendiri
konsep yang ingin ditanamkan) dalam
sebuah presentasi yang nantinya kelompok
lain dapat berargumen terhadap temuan
yang didapatkan kelompok presentasi serta
guru akan mengoreksi jika terdapat
kesalahan pemahaman dalam penyampaian
materi ataupun dari hasil argument oleh
kelompok lain.

4. Sistem Sosial

Dalam model pembelajaran ini peran bersama dimana guru dan siswa berbagi peran
secara setara, guru berperan dalam membimbing peserta didik mulai dalam tahap
observasi hingga tahap koreksi dalam hasil kerja team peserta didik dalam studi kasus
materi stoikiometri yang dikerjakan peseta didik. Jika peserta didik mengalami kesulitan
ataupun kurang memahami terhadap proses pengerjaan, peserta didik dapat meminta
bimbingan dari guru untuk memberikan penjelasan yang lebih kompleks terhadap
pengerjaan yang akan dilakukan. Guru akan mengawasi kerja pelaksaan yang dilakukan
peserta didik jika peserta didik salah konsep maka guru akan meluruskan konsep yang
tepat dan benar terhadap materi stoikiometri yang diberikan.

5. Sistem
Kondisi pendukung yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan model ini yakni
mencakup buku-buku, peralatan laboratorium, bahan referensi lain yang dapat diperoleh
dari internet.

6. Aplikasi dan efeknya

Dalam studi kasus yang akan dikerjakan peserta didik dan nantinya akan menjadi sebuah
hasil berupa laporan serta dipresentasikan, jika laporan yang dibuat dan presentasi sudah
sesuai dengan capaian yang diharapkan dari materi maka laporan tersebut dapat dijadikan
menjadi media pembelajaran bagi ppeserta didik yang dapat dibagi kepeserta didik
lainnya, laporan-laporan yang disusun dapat menjadi sebuah buku pendamping dalam
belajar dalam materi stoikiometri. Selain dari materi yang didapatkan sudah dipahami
peserta didik sesuai konsep dari studi kasus yang dipecahkan peserta didik juga
membangun bagaimana bekerjasama yang baik satu sama lian, rasa tanggng jawab dalam
tugas, serta keterampilan dalam pemecahan masalah. Penulis meyakini bahwa tulisan ini
merupakan salah satu alternatif untuk menanggulangi bagaimana belajar yang kurang
menarik bagi peserta didik menjadi Sesutu yang menyenangkan dan dapat dipahami.
Hanya perlu memanfaatkan dari sarana dan bahan yang dapat ditemukan dengan mudah
dalam kehidupan sehari-hari serta kerja sama dan bimbingan dari Guru.

Anda mungkin juga menyukai