Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan
kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan
yang lainnya pelarut organik. .(anonim, 2011).
Ekstraksi cair-cair adalah pemisahan komponen dari suatu campuran
cair dengan cara pengontakkan dengan cairan lain. (anonim, 2011).
Ekstraksi cair-cair sangat berguna untuk memisahkan analit yang dituju dari
penganggu dengan cara melakukan partisi sampel antar 2 pelarut yang tidak saling
campur. Salah satu fasenya seringkali berupa air dan fase yang lain adalah pelarut
organik. Senyawa-senyawa yang bersifat polar akan ditemukan di dalam fase air,
sementara senyawa-senyawa yang bersifat hidrofobik akan masuk pada pelarut
organik. Analit yang terekstraksi ke dalam pelarut organik akan mudah diperoleh
kembali dengan cara penguapan pelarut, sementara analit yang masuk ke dalam fase
air seringkali diinjeksikan secara langsung ke dalam kolom Disamping itu, ekstraksi
pelarut juga digunakan untuk memekatkan analit yang ada dalam sampel dengan
jumlah kecil sehingga tidak memungkinkan atau menyulitkan untuk deteksi atau
kuantifikasinya. .(anonim, 2011).
Karena ekstraksi merupakan proses kesetimbangan dengan efisiensi
terbatas, maka sejumlah tertentu analit akan tertahan di kedua fase. Kesetimbangan
kimia yang melibatkan perubahan pH, kompleksasi, pasangan ion, dan sebagainya
dapat digunakan untuk meningkatkan perolehan kembali analit dan atau menghilangkan
pengganggu.(anonim, 2011).
Adapun maksud percobaannya yaitu untuk mengetahuiu dan memahami

pemisahan campuran efedrin-phenobrbital secara ekstraksi cair-cair.

Tujuan percobaannya yaitu Untuk mengetahui dan menentukan koefisien

partisi (Kp) fefdrin dan phenobarbital serta % kadar efedrin yang larut dalam eter secara

ekstraksi cair-cair.
Sedangkan prinsip percobaannya yaitu Berdasarkan nilai koefisien partisi

(Kp) dan perbandingan campuran dari fase air dan fase eter yang ditambahkan dengan

indikator PP dan dititrasi dengan HCl 0,1 N serta diamati perubahan warna yang terjadi.

Pada ekstraksi cair cair, komponen bahan atau lebih dari suatu campuran
dipisahkan dengan bantuan pelarut. Pelarut digunakan secara teknis dalam skala besar
misalnya untuk memperoleh vitamin, antibotika, bahan-bahan penyedap, produk-produk
minyak bumi dan garam-garam logam. Prose ini pun digunakan untuk membersihkan
air limbah dan larutan hasil ekstraksi padat dan cair. (anonim, 2011).
Ekstraksi cair-cair terutama digunakan bila pemisahan campuran dengan cara
destilasi tidak mungkin dilakukan, (misalnya karena pembentukan aseotrof atau karena
kepekaan terhadap panas) atau tidak ekonomis seperti ekstraksi padat cair, ekstrasi
cair-cair selalu terdiri atas sedikitnya dua tahap, yaitu pencampuran secara intensif,
bahan ekstraksi dengan pelarut dan pemisahan kedua fase cair itu sempuran mungkin.
(anonim, 2011).
Ekstraksi adalah pemurnian suatu senyawa. Ekstraksi cair-cair merupakan
suatu teknik dalam suatu larutan (biasanya dalam air) dibuat bersentuhan dengan suatu
pelarut kedua (biasanya organik), yang pada dasarnya tidak saling bercampur dan
menimbulkan perpindahan satu atau lebih zat terlarut (solute) kedalam pelarut kedua
itu. Perpisahan itu dapat dilakukan dengan mengocok-ngocok larutan dalam sebuah
corong pemisah selama beberapa menit. Ekstraksi cair-cair sangat berguna untuk
memisahkan analitik yang dituju dari pengganggu dengan cara melakukan partisi
sampel seperti sampel antara dua pelarut yang tidask saling bercampur. Salah satu
fasenya berupa air dan fase lainya adalah pelarut organik. Selain itu,ekstraksi pelarut
juga digunakan untuk meningkatkan analitik yang ada dalam sampel dengan jumlah
kecil sehingga tidak memungkinkan atau menyulitkan untuk deteksi atau
kuanntifikasinya.
Secara umum terdapat situasi dalam menentukan tujuan ekstraksi :
1. Senyawa kimia yang diketahui identifikasinya untuk diekstraksi dari organisme.
2. Bahan diperiksa untuk menemukan kelompok senyawa kimia tertentu misalnya alkaloid,
meskipun struktur kimia sebenarnya dari senyawa ini bahkan keberadaanya belum
diiketahui.
3. Organisme digunakan dalam pengobatan tradisional dan biasanya dibuat dengan cara,
tradisional Chinese medicine seringkali membutuhkan herba yang didihkan dalam air
dan dekuk dalam air diberikan untuk sebagai obat.
4. Sifat senyawa yang akan diisolasi belum ditentukan sebelumnya dengan cara apapun.
(anonim, 2011).
Suatu campuran ephedrine (sebagai garam hidroklorida atau sulfat) dan
asam barbiturate merupakan kombinasi obat yang umum digunakan. Ekstrak eter
masing-masing dapat ditentukan kadarnya menggunakan cara penetapan yang paling
mudah dan sesuai untuk masing-masing zat yang telah dipisahkan. Disini perlu
ditetapkan terlebih dahulu koefisien partisi masing-masing zat untuk menentukan
jumlah penyari. (tim dosen, 2011).
C. Prinsip Percobaan
Percobaan ini didasarkan pada proses pemisahan dengan teknik esktraksi pelarut dan efisien ekstraksi
dari dua senyawa atau lebih yang dipisahkan berdasarkan perbedaan koefisien distribusinya (KD).
Teori
Ekstraksi merupakan proses pemisahan suatu komponen dari suatu campuran berdasarkan proses
distribusi terhadap dua macam pelarut yang tidak saling bercampur. Ekstraksi pelarut umumnya
digunakan untuk memisahkan sejmlah gugus yang diinginkan dan mungkin merupakan gugus
pengganggu dalam analisis secara keseluruhan. Kadang-kadang gugus-gugs pengganggu ini diekstraksi
secara selektif (Eby,2009).
Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari campurannya dengan pembagian sebuah zat terlarut antara
dua pelarut yang tidak dapat tercampur untuk mengambil zat terlarut tersebut dari satu pelarut ke
pelarut yang lain. Seringkali campuran bahan padat dan cair (misalnyabahan alami)tidak dapat atau
sukar sekali dipisahkan dengan metode pemisahan mekanis atau termis yang telah dibicarakan. Misalnya
saja,karena komponennya saling bercampur secara sangat erat, peka terhadap panas,beda sifat-sifat
fisiknya terlalu kecil, atau tersedia dalam konsentrasi yang terlalu rendah (Rahayu, 2009).
Ekstraksi dengan pelarut dapat dilakukan dengan cara dingin dan cara panas. Jenis-jenis ekstraksi
tersebut sebagai berikut:
Cara Dingin
Maserasi, adalah ekstraksi menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengadukan pada suhu kamar.
Secara teknologi termasuk ekstraksi dengan prinsip metoda pencapaian konsentrasi pada keseimbangan.
Maserasi kinetic berarti dilakuakn pengadukan kontinyu. Remaserasi berarti dilakukan pengulangan
penambahan pelarutsetelah dilakukan ekstraksi maserat pertama dan seterusnya.
Perkolasi, adalah ekstraksi pelarut yang selalu baru sampai sempurna yang umumnya pada suhu ruang.
Prosesnya didahului dengan pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya
(penampungan ekstrak) secara terus menerus samapai diperoleh ekstrak perkolat yang jumlahnya 1-5
kali bahan.

Cara Panas
Reflux, adalah ekstraksi pelarut pada temperature didihnya selamawaktu tertentu dan jumlah pelarut
terbatas yang relative konstan dengan adanya pendingin balik
Soxhlet, adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru menggunakan alat khusus sehingga
terjadi ekstraksi kontinyu dengan jumlah pelarut relative konstan dengan adanya pendingin balik.
Digesi, adalahmaserasi kinetic pada temperature lebih tinggi dari temperature kamar sekitar 40-50 C
Destilasi uap, adalah ekstraksi zat kandungan menguap dari bahan dengan uap air berdasarkan peristiwa
tekanan parsial zat kandungan menguap dengan fase uap air dari ketel secara kontinyu sampai sempurna
dan diakhiri dengan kondensasi fse uap campuran menjadi destilat air bersama kandungan yang
memisah sempurna atau sebagian.
Infuse, adalah ekstraksi pelarut air pada temperature penangas air 96-98 C selama 15-20 menit (Kurnia,
2010).
Ekstraksi cair-cair merupakan suatu cara, pemisahan komponen yang larut dalam zat cair dengan solven
yang tak bercampur dengan zat cair tersebut tetapi dapat melarutkan komponen yang dimaksud dan
bersifat selektif (Sajima, 2007).
Ekstraksi padat cair atau leaching adalah transfer difusi komponen terlarut dari padatan inert ke dalam
pelarutnya. Proses ini merupakan proses yang bersifat fisik karena komponen terlarut kemudian
dikembalikan lagi ke keadaan semula tanpa mengalami perubahan kimiawi. Ekstraksi dari bahan padat
dapat dilakukan jika bahan yang diinginkan dapat larut dalam solven pengekstraksi. Ekstraksi
berkelanjutan diperlukan apabila padatan hanya sedikit larut dalam pelarut. Namun sering juga
digunakan pada padatan yang larut karena efektivitasnya (Utami, 2011).
Faktor-faktor yang berpengaruh pada proses leaching adalah: jumlah konstituen (solute) dan
distribusinya dalam padatan, sifat padatan, dan ukuran partikel. Mekanisme proses leaching dimulai dari
perpindahan solven dari larutan ke permukaan solid (adsorpsi), diikuti dengan difusi solven ke dalam
solid dan pelarutan solut oleh solven, kemudian difusi ikatan solut-solven ke permukaan solid, dan
desorpsi campuran solut-solven dari permukaan solid kedalam badan pelarut. Pada umumnya
perpindahan solven ke permukaan terjadi sangat cepat di mana berlangsung pada saat terjadi kontak
antara solid dan solvent, sehingga kecepatan difusi campuran solut-solven ke permukaan solid
merupakan tahapan yang mengontrol keseluruhan proses leaching. Kecepatan difusi ini tergantung pada
beberapa faktor yaitu : temperatur, luas permukaan partikel, pelarut, perbandingan solut dan solven,
kecepatan dan lama pengadukan (Pramudono, 2008)
I.PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tidak dapat dimungkiri bahwa setiap proses dalam teknologi industri kimia melibatkan pemisahan
seperti pemisahan antara padat - padat, pemisahan padat cair, pemisahan padat gas, pemisahan cair
cair, pemisahan cair- gas dan lain- lain.Pemisahan tersebut mempunyai teknik dan metode masing
masing guna mencapai hasil yang lebih baik. Teori secara umum sudah diajarkan pada mata kuliah Teknik
Operasi. Untuk melengkapi dan memberikan ketrampilan di lapangan pada saat terjun ke dunia kerja
maka perlu ketrampilan praktik di laboratorium . Dengan alasan ini maka pemisahan (ekstraksi) cair cair
dijadikan salah satu modul praktikum pada Unit Laboratorium Satuan Operasi

1.2. Tujuan Percobaan


(1) Mengenal dan memahami prinsip operasi ekstraksi cair cair pada kolom berpacking
(2) Menghitung koefisien distribusi
(3) Menghitung neraca massa proses ekstraksi pada pada beberapa laju alir
(4) Mengetahui kondisi operasi yang sesuai untuk ekstraksi cair cair tertentu

II.LANDASAN TEORI
Ekstraksi adalah salah satu memisahkan larutan dua komponen dengan menambahkan komponen ketiga
(solvent) yang larut dengan solute tetapi tidak larut dengan pelarut (diluent). Dengan penambahan
solvent ini sebagian solute akan berpindah dari fasa diluent ke fasa solvent (disebut ekstraksi) dan
sebagian lagi tetap tinggal di dalam fasa diluent (disebut rafinat).

Perbedaan konsentrasi solute di dalam suatu fasa dengan konsentrasi pada keadaan setimbang
merupakan pendorong terjadinya pelarutan (pelepasan) solute dari larutan yang ada. Gaya dorong
(driving force) yang menyebabkan terjadinya proses ekstraksi dapat ditentukan dengan mengukur jarak
sistem dari kondisi setimbang.

Pertimbangan pemakaian proses ekstraksi sebagai proses pemisahan antara lain:


(1) Komponen larutan sensitive terhadap pemanasan jika digunakan destilasi meskipun pada kondisi
vakum
(2) Titik didih komponen komponen dalam campuran berdekatan
(3) Kemudahan menguap (volatility) komponen komponen hampir sama.

Pertimbangan pertimbangan dalam pemilihan pelarut yang digunakan adalah:


(1) Selektifitas (factor pemisahan = ) .
= fraksi massa solute dalam ekstrak/ fraksi massa diluent dalam ekstra
Fraksi massa solute dalam rafinat/ fraksi massa diluent dalam rafinat pada keadaan setimbang. Agar
proses ekstraksi dapat berlangsung, harga harus lebih besar dari satu. Jika nilai = 1 artinya kedua
komponen tidak dapat dipisahkan
(2) Koefisien Distribusi, yaitu
konsentrasi solute dalam fasa ekstrak, Y
konsentrasi solute dalam fasa rafinat, X
Sebaiknya dipilih harga koefisien distribusi yang besar, sehingga jumlah solvent yang dibutuhkan lebih
sedikit.
(3) Recoverability (kemampuan untuk dimurnikan)
Pemisahan solute dari solvent biasanya dilakukan dengan cara destilasi, sehingga diharapkan harga
relative volatility dari campuran tersebut cukup tinggi.
(4) Densitas
Perbedaan densitas fasa solvent dan fasa diluent harus cukup besar agar mudah terpisah. Perbedaan
densitas ini akanberubah selama proses ekstraksi dan mempengaruhi laju perpindahan massa
(5) Tegangan antar muka (interfasia tention)
Tegangan antar muka besar menyebabkan penggasbungan (coalescence) lebih mudah namun
mempersulit proses pendispersian. Kemudahan penggabungan lebih dipentingkan sehingga dipilih
pelarut yang memiliki tegangan natar muka yang besar.
(6) Chemical reactivity
Pelarut merupakan senyawa yang stabil dan inert terhadap komponen komponen dalam sistem dan
material (bahan konstruksi).
(7) Viskositas, tekanan uap dan titik beku dianjurkan rendah untuk memudahkan penanganan dan
penyimpanan.
(8) Pelarut tidak beracun dan tidak mudah terbakar.

Koefisien distribusi
Pada percobaan inimenentukan koefisien distribusi untuk sistem tri khloro etilena asam propionate
air, dan menunjukkan ketergantungannya terhadap konsentrasi. Pada campuran ketiga zat ini dianggap
bahwa fasa berada pada kesetimbangan.Pada konsentrasi rendah , koefisien distrbusi tergantung pada
konsentrasi , sehingga Y = K. X

Y = konsentrasi solute dalam fasa ekstrak


X = konsentrasi solute dalam fasa rafinat
K = koefisien distrbusi

Neraca massa dan koefisien perpindahan massa


Pada percobaan ini mendemonstrasikan bagaimana kelakuan neraca massa pada kolom ekstraksi dan
mengukur koefisien perpindahan massa dan variasinya terhadap laju alir dengan fasa air sebagai media
kontinu.
Simbol dan rumus- rumus yang digunakan dalam perhitungan ditunjukkan sebagai berikut
Untuk sistem tri khloro etilena air asam propionate,
Vw : laju alir air (L/s)
Vo : laju alir TCE (L/s)
X : konsentrasi asam propionate dalam fasa organic (kg/L)
Y : konsentrasi asam propionate dalam fasa air (kg/L)
Indeks 1 : pada puncak kolom
2 : pada dasar kolom
1. Neraca Massa

Asam propionate yang terekstraksi dari fasa organic (rafinat)

= Vo (X1 X2)

Asam propionate yang terekstraksi dari fasa air (ekstrak)

= Vw (Y1 0)
Maka : Vo (X1 X2) = Vw (Y1 0)

2. Efisiensi Ekstraksi
Koefisien perpindahan massa

= Laju perpindahan massa /volume packing X gaya dorong rata- rata

Log rata- rata gaya dorong = X1 - X2/ ln ( X1/ X2)

X1 : gaya dorong pada puncak kolom = X2 - 0


X2 : gaya dorong pada dasar kolom = X1 X1*

X1* : konsentrasi asam di dalam fasa organic yang berkesetimbangan dengan konsentrasi
Y1 di dalam fasa air. Harga kesetimbangan ini dapat didapatkan dari kurva koefisien distribusi (pada
percobaan 1)

Anda mungkin juga menyukai