Anda di halaman 1dari 5

Ekstraksi adolah suatu

proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap dua cairan tidak
saling larut yang berbeda, biasanya air dan yang lainnya pelarut organik.
Proses ekstraksi dapat berlangsung pada:

Ekstraksi parfum, untuk mendapatkan komponen dari bahan yang wangi.


Ekstraksi cair-cair atau dikenal juga dengan nama ekstraksi solven. Ekstraksi jenis ini
merupakan proses yang umum digunakan dalam skala laboratorium maupun skala
industri.
Leaching, adalah proses pemisahan kimia yang bertujuan untuk memisahkan suatu
senyawa kimia dari matriks padatan ke dalam cairan.
Artikel bertopik kimia ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia
dengan mengembangkannya.

Penyiapan bahan yang akan diekstrak dan plarut Selektivitas Pelarat hanya boleh melarutkan
ekstrak yang diinginkan, bukan komponen-komponen lain dari bahan ekstraksi. Dalam
praktik,terutama pada ekstraksi bahan-bahan alami, sering juga bahan lain (misalnya lemak,
resin) ikut dibebaskan bersama-sama dengan ekstrak yang diinginkan. Dalam hal itu larutan
ekstrak tercemar yang diperoleh harus dibersihkan, yaitu misalnya diekstraksi lagi dengan
menggunakan pelarut kedua. Kelarutan Pelarut sedapat mungkin memiliki kemampuan
melarutkan ekstrak yang besar (kebutuhan pelarut lebih sedikit). Kemampuan tidak saling
bercampur Pada ekstraksi cair-cair, pelarut tidak boleh (atau hanya secara terbatas) larut
dalam bahan ekstraksi. Kerapatan Terutama pada ekstraksi cair-cair, sedapat mungkin
terdapat perbedaan kerapatan yang besar antara pelarut dan bahan ekstraksi. Hal ini
dimaksudkan agar kedua fase dapat dengan mudah dipisahkan kembali setelah pencampuran
(pemisahan dengan gaya berat). Bila beda kerapatannya kecil, seringkali pemisahan harus
dilakukan dengan menggunakan gaya sentrifugal (misalnya dalam ekstraktor sentrifugal).
Reaktivitas Pada umumnya pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan secara kimia pada
komponenkornponen bahan ekstarksi. Sebaliknya, dalam hal-hal tertentu diperlukan adanya
reaksi kimia (misalnya pembentukan garam) untuk mendapatkan selektivitas yang tinggi.
Seringkali Ekstraksi juga disertai dengan reaksi kimia. Dalam hal ini bahan yang akan
dipisahkan mutlak harus berada dalam bentuk larutan. Titik didih Karena ekstrak dan pelarut
biasanya harus dipisahkan dengan cara penguapan, destilasi atau rektifikasi, maka titik didit
kedua bahan itu tidak boleh terlalu dekat, dan keduanya tidak membentuk ascotrop.Ditinjau
dari segi ekonomi, akan menguntungkan jika pada proses ekstraksi titik didih pelarut tidak
terlalu tinggi (seperti juga halnya dengan panas penguapan yang rendah).

Macam Macam Ekstraksi


11 Desember 2013 krisnadwi 3 Komentar

3 Votes

Ekstraksi merupakan salah satu cara pemisahan campuran dimana terdapat zat terlarut dan
pelarut. Biasa ekstraksi ini dilakukan untuk mengambil zat terlarut dalam pelarut. Seperti
yang telah secara singkat di jelaskan pada artikel pemisahan campuran . Biasanya ekstraksi
dalam kegiatan komersil dilakukan untuk mengambil senyawa organik tertentu yang
bermanfaat. Salah satu peralatan ekstraksi yang telah di bahas sebelumnya ialah corong pisah.
Ekstraksi juga memiliki beberapa jenis sistem yang bekerja sesuai beberapa cara kerja
tertentu. Berikut ialah macam beserta contohnya.

1. Ekstraksi Kelat
Ialah ekstraksi ion logam yang berlangsung melalui mekanisme pembentukan kelat.
Contoh Ekstraksi Uranium dengan 8-Hidroksi Quinolin pada Kloform atau Fe dengan
distizon pada pelarut CCl4
2. Ekstraksi Solvasi
ialah ekstraksi dimana zat yang dekstraksi disolvasikan ke fasa organik.
Contoh ekstraksi Fe(ll) dari asam klorida dengan Dietil eter atau ekstraksi uranium dari
media asam nitrat dengan Tributil Phosfat. Kedua ekstraksi dapat terjadi karena solvasi
logam ke fasa organik
3. Ekstraksi pembentukan pasangan ion
Ekstraksi ini berlangsung melalui pembentukan senyawa netral (yang tidak bermuatan)
kemudian diekstraksi ke fasa organik

Contoh Ekstraksi Scandium atau Uranium dengan Trioktil Amina. Pada ekstraksi ini
terbentuk senyawa netral antara Uranium atau Scandium dalam larutan asam dengan
amina mempunyai berat molekul besar
4. Ekstraksi sinergis (efek saling memperkuat)
Keadaan ini diakibatkan oleh penambahan suatu pelarut pengekstraksi yang lain kepada
sistem ekstraksi.
Contoh ekstraksi uranium dengan Tributil Phosfat (TBP) bersama-sama dengan 2-Thenoyl
Trifluoro Aceton (TTA). Masing masing dapat mengekstraksi uranium tetapi
dengan menggunakan campuran dari dua pelarut tersebut dapat terjadi kenaikkan pada hasil
ekstraksi.

EKSTRAKSI PELARUT
Ekstraksi pelarut atau disebut juga ekstraksi air merupakan metode pemisahan yang paling
baik dan populer. Alasan utamanya adalah pemisahan ini dapat dilakukan baik dalam tingkat
makro ataupun mikro. Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat pelarut dengan
perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur , seperti benzen, karbon
tetraklorida atau kloroform. Batasan nya adalah zat terlarut dapat ditransfer pada jumlah yang
berbada dalam kedua fase pelarut.
Ekstraksi merupakan proses pemisahan suatu komponen dari suatu campuran
berdasarkan proses distribusi terhadap dua macam pelarut yang tidak saling bercampur.
Ekstraksi pelarut umumnya digunakan untuk memisahkan sejmlah gugus yang diinginkan
dan mungkin merupakan gugs pengganggu dalam analisis secara keseluruhan. Kadangkadang gugus-gugs pengganggu ini diekstraksi secara selektif.
Teknik pengerjaan meliputi penambahan pelarut organik pada larutan air yang
mengandung gugus yang bersangkutan. Dalam pemilihan pelarut organik agar kedua jenis
pelarut (dalam hal ini pelarut organik dan air) tidak saling tercamupr satu sama lain.
Selanjutnya proses pemisahan dilakukan dalam corong pisah dengan jalan pengocokan
beberapa kali.
Untuk memilih jenis pelarut yang sesai harus diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:
1. Harga konstanta distribusi tinggi untuk gugus yang bersangkutan dan konstanta
distribusi rendah untuk gugus pengotor lainnya.
2. Kelarutan pelarut organik rendah dalam air
3. Viskositas kecil dan tidak membentuk emulsi dengan air
4. Tidak mudah terbakar dan tidak bersifat racun
5. Mudah melepas kembali gugs yang terlarut didalamnya ntk keperluan analisa lebih
lanjut

Ekstraksi dapat dilakukan secara kontinue atau bertahap, ekstraksi bertahap cukup
dilakukan dengan corong pisah. Campuran dua pelarut dimasukkan dengan corong pemisah,
lapisan dengan berat jenis yang lebih ringan berada pada lapisan atas.
Dengan jalan pengocokan proses ekstraksi berlangsung, mengingat bahwa proses
ekstraksi merupakan proses kesetimbangan maka pemisahan salah satu lapisan pelarut dapat
dilakukan setelah kedua jenis pelarut dalam keadaan diam. Lapisan yang ada dibagian bawah
dikeluarkan dari corong dengan jalan membuka kran corong dan dijaga agar jangan sampai
lapisan atas ikut mengalir keluar. Untuk tujuan kuantitatif, sebaiknya ekstraksi dilakukan
lebih dari satu kali.
Analisis lebih lanjut setelah proses ekstraksi dapat dilakukan dengan berbagai metode
seperti volumetri, spektrofotometri dan sebagainya. Jika sebagai metode analisis digunakan
metode spekttrofotometri, tidak perlu dilakukan pelepasan karena konsentrasi gugus yang
bersangkutan dapat ditentukan langsung dalam lapisan organik. Metode spektrofotometri
dapat digunakan untuk pelarut air maupun organik.
Ekstraksi padat cair atau leaching adalah transfer difusi komponen terlarut dari padatan inert
ke dalam pelarutnya. Proses ini merupakan proses yang bersifat fisik karena komponen
terlarut kemudian dikembalikan lagi ke keadaan semula tanpa mengalami perubahan
kimiawi. Ekstraksi dari bahan padat dapat dilakukan jika bahan yang diinginkan dapat larut
dalam solven pengekstraksi. Ekstraksi berkelanjutan diperlukan apabila padatan hanya sedikit
larut dalam pelarut. Namun sering juga digunakan pada padatan yang larut karena
efektivitasnya. [Lucas, Howard J, David Pressman. Principles and Practice In Organic
Chemistry]
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju ekstraksi adalah:

Tipe persiapan sampel


Waktu ekstraksi
Kuantitas pelarut
Suhu pelarut
Tipe pelarut

Ekstraksi lebih efisien bila dilakukan berulang kali dengan jumlah pelarut yang lebih
kecil daripada jumlah pelarutnya banyak tetapi ekstraksinya hanya sekali (Arsyad, 2001).

A. Prinsip dasar dari Ekstraksi pelarut


Hukum fase Gibbs menyatakan bahwa :
P+V=C+2
Keterangan : P = fase
C = Komponen
V = Derjat kebebasan

Pada ekstraksi pelarut , kita mempunyai P = 2 , yaitu fase air dan organik, C= 1, yaitu zat
terlarut di dalam pelarut dan fase air pada temperatur dan tekanantetap, sehingga V = 1, jadi
kita akan dapat :
2 + 1 = 1+2, yaitu P + V = C + 2
Menurut Hukum distribusi Nernst :
Jika [X1] adalah kosentrasi zat terlarut dalam fase 1 dan [X2] adalah kosentrasi zat terlarut
dalam fase 2, maka pada kesetimbangan,

Anda mungkin juga menyukai