Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

PERCOBAAN EKSTRAKSI PELARUT

Nama Kelompok :
1. Adam Wibowo ( 1604001 )
2. Alifiasri Praptiwi Rohmah ( 1604002 )
3. Alvi Laila Hidayati ( 1604003 )

D III FARMASI
STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN
TAHUN 2016/2017
A. DASAR TEORI
Ekstraksi pelarut mempunyai arti penting dalam laboratorium dan
teknik. Dalam laboratorium ekstraksi digunakan untuk mengambil zat-zat
terlarut dalam air dengan menggunakan pelarut-pelarut organik yang tidak
bercampur dengan air seperti eter, CHCl3, CCl4 dan benzena. Didalam
industri ekstraksi dipakai untuk menghilangkan zat-zat yang tidak disukai di
dalam hasil, seperti di dalam minyak goreng dll.
Di dalam ekstraksi berlaku hukum distribusi. Hukum ini menyatakan
bahwa jika pada suatu sistem yang terdiri dari dua lapisan cairan yang tidak
bercampur sesamanya, ditambah senyawa ketiga maka senyawa ketiga ini
akan terdistribusi dalam dua lapisan cairan tersebut. Ekstraksi pelarut lebih
baik diakukan beruang-ulang dengan jumlah pelarut.
Misal : Mercuro Bromida dapat larut dalam air dan dalam benzena.
Bila larutan merkuri bromida digojok dengan benzena yang tak bercampur
dengan air maka merkuri bromida akan terbagi dalam air dan benzena.
Setelah tercapai keseimbangan, perbandingan konsentrasi merkuri bromida
dalam air dan benzena pada temperatur yang tetap dan selalu tatap.
Kenyataan ini merupakan akibat hokum thermodinamika pada saat
terjadinya kesetimbangan. Misal pelarut 1 disebut A dan pelarut lain disebut
B. Maka tenaga beban zat terlarut dalam pelarut A dan B adalah :
GA = GA0 + RT In aA
GB = GB0 + RT In aB

GA = tenaga bebas zat terlarut dalam pelarut A


GB = tenaga bebas zat terlarut dalam pelarut B
GA0 = tenaga bebas zat terlarut dalam pelarut A pada keadaan standar.
aA = koefisien aktifitas pelarut A
aB = koefisien aktifitas pelarut B
R = tetapan gas umum
T = suhu mutlak
Dalam keadaan setimbang
GA = GB =========  GA0 + RT In aA = Gb0 + RT In aB
aA aA Gb0 – Ga0
RT In = Gb0 – Ga0 ====  RT In =
aB aB RT

Tetapan pada suhu tetap.

aA
= K, bila larutan encer atau zat terlarut bersifat ideal, maka a…..C
aB
hingga CA : CB = K = tetapan distribusi.
CA = konsentrasi zat terlarut pada pelarut A
CB = konsentrasi zat terlarut pada pelarut B

Harga K tergantung pada jenis zat pelarut dan zat terlarut. Harga K
akan berubah sedikit dengan naiknya konsentrasi dan selalu berubah dengan
perubahan suhu. Menurut Nerst, hokum distribusi di atas hanya berlaku bila
zat terlarut tidak mengalami perubahan pada kedua pelarut. Zat terlarut yang
terbagi dalam kedua pelarut tidak mengalami assosiasi atau reaksi dengan zat
pelarut. Nilai K terletak di antara 0 dan 1, jika K = 1 maka ektraksi adalah
sempurna, dan jika K = 0 maka tidak terjadi ekstraksi.
Untuk mengerjakan ekstrkasi pelarut, dipilih pelarut yang mempunyai
tetapan distribusi yang besar untuk senyawa terlarut tertentu. Penambahan
elektrolit ke dalam suatu sistem larutan berair dapat menaikkan harga K,
misal penambahan NaCl maka kelarutan zat terlarut dalam air akan berkurang
dan harga K akan lebih besar. Peristiwa penambahan elektrolit ini disebut
salted out. Ekstraksi pelarut lebih baik dilakukan berulang – ulang dengan
jumlah pelarut yang sedikit daripada sekaligus dengan pelarut yang banyak.

B. TUJUAN
1. Memperkenalkan salah satu metode pemisahan kimia.
2. Dapat melakukan pemisahan asam lemak dari sabun.
3. Dapat menentukan kadar asam lemak dengan ekstraksi pelarut.

C. ALAT DAN BAHAN


Alat :
1. Timbangan Analitis
2. Labu Ukur
3. Gelas Ukur
4. Pipet Ukur
5. Corong Pisah
6. Erlenmeyer
7. Gelas Beker
8. Buret dan perlengkapannya
9. Pro Pipet
10. Kompor Listrik

Bahan :
1. Sabun
2. Indikator PP dan Metil Merah
3. Pethroleum ether
4. NaCl jenuh
5. Alkohol 90%
6. Larutan NaOH 0,1 M
7. Aquades

D. CARA KERJA
1. Menimbang kurang lebih 0,200 gram sabun yang telah dipotong kecil –
kecil, kemudian melarutkan ke dalam 50 mL air suling, lalu
menambahkan 1 mL HCl 1 M dan 1 – 3 tetes indikator Metil merah dan
panaskan hingga hampir mendidih kemudian didinginkan.
2. Memasukkan larutan sabun tersebut ke dalam corong pisah, kemudian
menambahkan 20 mL pethroleum ether, lalu dikocok. Jika terbentuk
emulsi, selanjutnya menambahkan bertetes – tetes larutan NaCl jenuh
hingga terjadi 2 lapisan fase larutan, lalu dikocok lagi selama 10 – 15
menit dan membiarkannya beberapa menit. Lapisan petroleum ether (PE)
dipisahkan. Pekerjaan ekstraksi dilakukan 3x.
3. Lapisan petroleum ether (PE) dimasukkan ke dalam corong pemisah, lalu
menambahkan 10 mL H2O dan 2 tetes indikator metal merah dikocok,
dibiarkan kemudian lapisan air dibuang. Penambahan dengan air
dilakukan hingga air tidak bersifat asam lagi dan lapisan PE tidak basa
lagi ( indikator PP ).
4. Ke dalam lapisan Petroleum ether ( PE ) tambahkan 20 mL alkohol, lalu
dikocok selama 10 – 15 menit, dibiarkan beberapa menit lapisan alkohol
dipisahkan ke dalam Erlenmeyer 150 mL, tambahkan 2 tetes indikator
metal merah lalu titrasi dengan NaOH 0,01 M sampai larutan tak
berwarna merah lagi.
5. Menghitung konsentrasi asam lemak dalam sabun sebagai asam stearat
C17H35COOH.

E. DATA HASIL PERCOBAAN


Dari percobaan yang kami lakukan kadar asam lemak yang dihasilkan
yaitu sebesar :
V x N x BE
Kadar = x 100%
Mg Sampel

1 x 0,01 x 284
= x 100%
200

= 1,42%

F. PEMBAHASAN

Ekstraksi merupakan proses pemisahan suatu baan dari campurannya,


ekstraksi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Ekstraksi menggunakan
pelarut didasarkan pada kelarutan komponen lain dalam campuran. Ekstraksi
meliputi distribusi zat terarut diantara dua pelarut yang tidak dapat
bercampur. Pelarut umum yang dipakai adalah air dan pelarut organik lain
seperti CHCl3, etanol atau pentane. Garam anorganik, asam-asam dan basa-
basa yang dapat larut dalam air bisa dipisahkan dengan baik melalui ekstraksi
ke dalam air dari pelarut yang kurang padat. Ekstraksi lebih efisien bila
dilakukan beruang kali dengan jumlah pelarut yang lebih kecil daripada
jumlah pelarutnya yang banyak, tetapi ekstraksinya hanya sekali.

Ekstraksi pelarut daam skala laboratorium dilakukan dalam suatu


corong pisah. Pemisahan dilakukan dengan mengocok sehingga terjadi
kesetimbangan komponen yang akan dipisahkan dalam pelarut air dan pelarut
organik. Pelarut yang massa jenisnya lebih besar akan berada di bawah
sehingga akan terjadi dua lapisan, yaitu lapisan fasa air dan fasa organik yang
kemudian dipisahkan melalui kran corong. Pemisahan dapat dilakukan
dengan ekstraksi satu tahap atau lebih. Semakin banyak tahap ekstraksi
banyaknya komponen yang dpaat terpisahkan akan semakin banyak. Seperti
pada perlakuan yang dilakukan pada percobaan kali ini yaitu larutan sabun
yang ditambahkan dengan pelarut organik yaitu kloroform yang dimasukkan
dalam corong pisah dan digojog. Bila terbentuk emulsi tambahkan NaCl
jenuh. Penggojokan berfungsi agar campuran dapat bercampur dan nantinya
kloroform dapat mengikat lemak yang terdapat daam arutan sabun. Setelah
lapisan kloroform didapat tambahkan pelarut air agar sifat basanya berkurang
dan indikator pp. apisan klororform ditambahkan lagi dengan air sampai air
tidak bersifat basa yang ditandai dengan hilangnya warna merah muda yang
menjadi indikator bahwa campuran sudah tidak basa lagi. Kemudian dalam
lapisan kloroform ditambahkan alkohol dan NaCl jenuh. Diambil lapisan
alkoholnya dan ditambahkan dengan indikator pp dan dititrasi. Kloroform
dan alkohol adaah senyawa yang berfungsi untuk melarutkan lemak.

Hanya ada satu prinsip dalam pelarutan yaitu like disolved like.
larutan satu akan mampu bercampur sempurna dengan larutan lain apabila
memiiki sifat (polaritas) yang sama atau tidaj jauh berbeda. Bila
pencampuran dilakukan antar larutan yang memiliki tingkat polaritas yang
berbeda maka akan terbentuk lapisan antar muka (interface) yang
memisahkan kedua fase larutan. Peristiwa ini dapat dilihat dari pencampuran
antara 2 pelarut organik yaitu kloroform dan alkohol. Salah satu hal yang
dapat kita lakukan agar larutan tidak saling campur tersebut menjadi campur
yaitu dengan menggojoknya. Menggojog bertujuan untuk mempercepat reasi.
Selain itu sifat dari kloroform adalah pelarut non polar dan akohol adalah
pelarut non polar.

Untuk memilih jenis pelarut yang sesuai harus diperhatikan faktor-faktor


sebagai berikut:

1. Harga konstanta distribusi tinggi untuk gugus yang bersangkutan dan


konstants distribusi rendah untuk gugus pengotor lainnya.
2. Tidak bercampur dengan air.
3. Viskositas kecil dan tidak membentuk emulsi dengan air.
4. Tidak mudah terbakar dan tidak bersifat racun, murah dan mudah didapat.
5. Mempunyai titik didih yang relatif lebih rendah, sehingga mudah
dipisahkan dari komponen zat terlarut.
6. Dapat melarutkan lebih banyak komponen yang akan dipisahkan.

Kloroform adalah lebih banyak komponen yang akan dipisahkan.


Kloroform banyak digunakan dalam keperluan yang berkaitan dengan dunia
kimia. Jika menurut ilmu kimia kloroform merupakan senyawa organik
berwujud cair yang mudah menguap dengan titik didih 61,2℃, indeks bias
1,487. Fungsi kloroform sebagai zat pembius, seain fungsi lainnya untuk
mearutkan senyawa organik. Kloroform juga dapat digunakan sebagai
senyawa yang dapat melarutkan emak, selain itu fungsi kloroform masih
terbatas pada pemakaian dalam bidang kimia.

Etanol adalah sejenis cairan yang mudah munguap, mudah terbakar,


tak berwarna dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Senyawa ini merupakan obat psikoaktif dan dapat
ditemukan pada minuman berakohol dan termometer modern. Etanol
termasuk ke dalam alkohol rantai tunggal dengan rumus kimia C2H5OH dan
rumus empiris C2H6O. ia merupakan isomer konstitusional dari dimetil eter.
Etanol sering disingkat menjadi EtOH dengan “Et’’ merupakan singkatan dari
gugus etil (C2H5).

Dalam proses ekstraksi terjadi reaksi:


C17H35COOH + NaOH → C17H35COONa + H2O
Yaitu asam stearat yang bereaksi dengan natrium hidroksida yang
menghasilkan sabun dan air. Kadar asam lemak dalam sabun sebagai asam
stearat dari hasil percobaan adaah 1,42%. Asam stearat berlaku sebagai zat
asam yang nantinya bereaksi dengan basa yaitu NaOH yang membentuk
sabun atau disebut juga reaksi penyabunan. Kadar dari sabun tersebut sangat
kecil dikarenakan alkohol yang dihasilkan sangat sedikit, sehingga pada saat
dititrasi hanya membutuhkan NaOH 0,01 M sangat sedikit pula untuk
merubah larutan sampai tak berwarna merah lagi.

G. KESIMPULAN
1. Mahasiswa mampu memperkenalkan salah satu metode pemisahan kimia,
yaitu ekstraksi. Ekstraksi merupakan proses pemisahan suatu bahan dari
campurannya dengan menggunakan pearut yang didasarkan pada kelarutan
komponen lain dalam campuran. Zat yang akan dipisahkan adalah asam stearat
yang terkandung dalam sabun dan pelarut yang digunakan dalam praktikum kali
ini adalah kloroform, alkohol (etanol) dan air/akuades.
2. Mahasiswa mampu melakukan pemisahan asam lemak dari sabun dengan
menggunakan corong pemisah.
3. Mahasiswa mampu menentukan kadar asam lemak dengan ekstraksi
pelarut. Kadar asam lemak dalam percobaan ini adalah 1,42%.
DAFTAR PUSTAKA

Svehla,G. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Mikro dan Semimikro. Jakarta.
Kalman Media.

Underwood, A.L. dan Day A.R. 1990. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi 5. Jakarta. Erlangga.

Huda, Thorikul. 2001. Panduan Praktikum Kimia Analisis 1. Yogyakarta. UII Pres.

Anda mungkin juga menyukai