I.
Tujuan
a. Melakukan pemisahan ion dari dalam larutan air dan KI dengan cara
ekstraksi menggunakan pelarut kloroform.
b. Menentukan konstanta distribusi iod pada sistem air dan kloroform.
c. Memisahkan asam lemak yang terdapat dalam sabun dan menentukan
kuantitasnya dengan cara titrasi asam basa.
II.
Landasan Teori
Ektraksi pelarut adalah suatu metode pemisahan berdasarkan transfer
suatu zat terlarut dari suatu pelarut kedalam pelarut lain yang tidak saling
bercampur. Menurut Nerst, zat terlarut akan terdistribusi pada kedua solven
sehingga perbandingan konsentrasi pada kedua solven tersebut tetap untuk
tekanan dan suhu yang tetap.
Ekstraksi pelarut terutama digunakan, bila pemisahan campuran
dengan
cara
destilasi
tidak
mungkin
dilakukan
(misalnya
karena
3.
aromatik pada fase organik sebanding dengan kerapatan elektron pada inti
aromatik dari senyawa-senyawa tersebut. Garam-garam logam tidak dapat
larut sebab bersifat sebagai elektrolit kuat. Sifat kelarutan khelat atau asosiasi
ion sangat penting pada mekanisme ekstraksi.
(Khopkar, 2008)
Partikel-partikel zat terlarut antara dua cairan yang tidak campur
menawarkan banyak kemungkinan yang menarik untuk pemisahan analitis.
Seringkali pemisahan secara ekstraksi dapat dilakukan dalam beberapa menit,
teknik itu dapat diterapkan untuk suatu batas-batas konsentrasi yang luas, dan
telah dipakai secara ekstensif untuk isolasi isotop-isotop bebas pembawa
dalam jumlah yang sangat sedikit yang diperoleh baik dari transmutasi
nuklir
maupun
dari
material-material
industri
yang
dihasilkan
satu
pelarut
kepelarut
yang
lain
yang
demikian
itu jarang,
CA
CB
IV.
Prosedur Percobaan
VI.
VI.1
Alat dan Bahan
VII. Alat
Alat-alat gelas
Pipet tetes
Ring penyangga
Pisau
Buret
Kaca arloji
Spatula
Bahan
Krus
Neraca
Hot plate
Corong pisah
Standar dan klem
Lampu spirtus
Batang pengaduk
Kloroform
Na-Tiaosufat
Indikator amilium
Etanol
NaOH
Sabun
Larutan Iodium
Aquades
Indikator PP
NaCl
PE (Petroleum
Eter)
Menentukan
Kostanta Distribusi.
Na-Tiosulfat 0,1 N
diambil
25 ml larutan Iod
25 ml kloroform
dikocok selama 15 menit
dibiarkan membentuk dua lapisan
dipisahkan dalam kloroform
Larutan Iod
Larutan Iod
Indikator Amilum
dilakukan titrasi
menggunakan
larutan standart
Na-Tiosulfat 0,1 N
Na-Tiosulfat 0,1 N
Hasil
Hasil
diamati
dicatat
400 ml aquades
ditambahkan
2 tetes indikator
10 ml PE
10 ml NaCl jenuh
dikocok kembali selama 15 menit
dibiarkan hingga terjadi pemisahan
dipisahkan
Larutan PE
dilakukan kembali ekstraksi sebanyak 3 kali
masing - masing dengan menggunakan 10 ml
larutan PE
20 ml larutan etanol
dikocok selama 15 menit
dibiarkan hingga terbentuk lapisan
Larutan alkohol
dipisahkan
dan
ditempatkan
dalam
2 tetes indikator PP
dititrasi
menggunakan
NaOH 0,01 N
Hasil
diamati
dicatat
alkohol
tersebut
dengan
VIII.
IV. Pertanyaan
1. Pada titrasi iod dalam kloroform dengan Na-tiosulfat tidak digunkan indicator
amilum, sedangkan pada titrasi iod dalam air digunakan indicator amilum. Mengapa
demikian, apakah tujuannya, jelaskan?
2. Hitunglah konstanta distribusi dalam iod berdasarkan data hasil percobaan,
bandingkan dengan data dari literature, serta hitung persentase kesalahan?
3. Hitunglah kadar asam lemah dalam sabun, anggap saja bahwa asam lemah yang ada
dalam sabun hanya asam stearat?
IX.
X.
V. Daftar Pustaka
XI.
XII.
XIII.
XIV.
XV.
XVI.
XVII.
XVIII.
XIX.
XX.
XXI.
XXII.
XXIII.
XXIV.
XXV.
XXVI.
XXVII.
Universitas Jambi.
Underwood & R.A Day. 1986. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga. Jakarta
XXVIII.
EKSTRAKSI
XXX.
XXXI.
XXXII.
XXXIII.
XXXIV.
XXXV.
1.
2.
3.
4.
XXXVI.
KELOMPOK 2
Nurmalia Gusni (1301702)
Sella Fitria (1301714)
Sintya Delvira (1301696)
Widya Kartika Sari 1301753
PRODI : PENDIDIKAN KIMIA ( A )
XXXVII.
XXXVIII.
XXXIX.
XL.
XLI.
XLII.
XLIII.
XLIV.
JURUSAN KIMIA
XLV.