Anda di halaman 1dari 16

1.

Apakah tujuan praktikum hari ini


 Tujuan praktikum kali ini yaitu mempelajari kelarutan suatu zat dan memprediksi
kepolarannya.
2. Sebutkan alat dan bahan yang diperlukan untuk praktikum hari ini
- Alat :Gelas arloji, Pipet tetes, Gelas ukur, dan Tabung reaksi
- Bahan: Benzofenon, Aquades, Methanol, Heksana, Etanol, 1-butanol , Asam benzoat,
Aniline, Fenol, Naoh 1,0 M, HCl 1,0 M, Dietileter, Aseton, dan Metilenklorida.
3. Jelaskan prosedur kerja praktikum hari ini

 Kelarutan suatu padatan


1. Dimasukkan asam benzoat sebanyak 40 mg ke dalam 4 tabung reaksi yang bersih dan
kering.
2. Ditambahkan aquades sebanyak 1 mL pada tabung pertama, metanol 1 mL pada
tabung kedua, heksana 1 mL pada tabung ketiga dan tabung keempat digunakan
sebagai kontrol.
3. Diaduk tabung reaksi 1-3 selama 1 menit dan didiamkan selama 30 detik.
4. Diamati apakah sampelnya larut, larut sebagian atau tidak larut dengan
membandingkan banyaknya sisa padatan dalam tabung reaksi 1-3 terhadap tabung
reaksi keempat.
5. Dipipet bagian cair pada larutan didalam tabung reaksi 1-3 masing-masing pada 3
tabung reaksi yang lain menggunakan pipet tetes. Agar sisa padatan tidak ikut dipipet
lakukan secara hati-hati.
6. Diuapkan cairan tersebut dengan penangas air hingga seluruh cairan menguap.
 Kelarutan alkohol
1. Dimasukkan pelarut (air) sebanyak 1 mL kedalam 3 tabung reaksi.
2. Ditambahkan metanol tetes demi tetes pada tabung reaksi yang pertama sampai 10
tetes
3. Dikocok dan diamati setiap penambahan 1 tetes.
4. Diulangi prosedur yang sama menggunakan bahan yang berbeda, yaitu etanol dan 1-
butanol.
5. Diulangi prosedur tersebut dengan mengganti pelarut (air) menggunakan heksana.
 Kelarutan asam-basa organik
1. Dimasukkan asam benzoat sebanyak 30 mg dimasukkan ke dalam 3 tabung reaksi
yang kering.
2. Ditambahkan aquades sebanyak 1 mL pada tabung reaksi pertama, NaOH sebanyak 1
mL pada tabung reaksi kedua dan HCl sebanyak 1 mL pada tabung reaksi ketiga.
3. Diaduk masing-masing tabung reaksi selama 10-20 detik.
4. Diulangi prosedur tersebut dengan mengganti asam benzoat menggunakan dietilamin
1 mL.
 Bercampur atau tidak bercampur
1. Dimasukkan aquades sebanyak 1 mL kedalam 5 tabung reaksi.
2. Ditambahkan etanol 1 mL pada tabung reaksi yang pertama, heksan 1 mL pada
tabung reaksi yang kedua, aseton 1 mL pada tabung reaksi yang ketiga, etilasetat 1
mL pada tabung reaksi yang keempat dan kloroform 1 mL pada tabung reaksi yang
kelima.
3. Dikocok masing-masing tabung reaksi selama 10-20 detik untuk menentukan apakah
kedua cairan bercampur atau tidak bercampur.
4. Menurut Farmakope Indonesia (Anonim, 1995) pernyataan kelarutan adalah zat dalam
bagian tertentu pelarut, kecuali dinyatakan lain menunjukkan bahwa 1 bagian bobot zat padat
atau 1 bagian volume zat cair larut dalam bagian volume tertentu pelarut.
5. Senyawa polar adalah senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar elektron pada
unsur-unsurnya. Hal ini terjadi karena unsur yang berikatan tersebut mempunyai nilai
keelektronegatifitas yang berbeda.
6. Senyawa non polar adalah senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar elektron
pada unsur-unsur yang membentuknya. Hal ini terjadi karena unsur yang berikatan
mempunyai nilai elektronegatifitas yang sama/hampir sama.
7. Contoh gugus fungsi yang menentukan kepolaran adalah gugus fungsi hidroksil (-OH) yang
menyebabkan senyawa tersebut mrnjadi polar. Contonya adalah pada alkohol, dimana
kepolaran pada (-OH) disebabkan oleh adanya ikatan hidrogen antara atom O dan gugus
fungsi -OH dengan atom H pada gugus -OH molekul lain
8. Tingkatan kelarutan
 Sangat mudah larut (Kurang dari 1)
Diperlukan kurang dari 1 bagian pelarut untuk melarutkan 1 bagian zat
 Mudah larut (1 sampai 10)
Diperlukan 1-10 bagian pelarut untuk melarutkan 1 bagian zat
 Larut (10 sampai 30)
Diperlukan 10-30 bagian pelarut untuk melarutkan 1 bagian zat
 Agak sukar larut (30 sampai 100)
Diperlukan 30-100 bagian pelarut untuk melarutkan 1 bagian zat
 Sukar larut (100-1000)
Diperlukan 100-1000 bagian pelarut untuk melarutkan 1 bagian zat
 Sangat sukar larut (1000-10.000)
Diperlukan 1000-10.000 bagian pelarut untuk melarutkan 1 bagian zat
 Praktis tidak larut (lebih dari 10.000)
Diperlukan lebih dari 10.000 bagian pelarut untuk melarutkan 1 bagian zat
9. Hal-hal yang mempengaruhi kelarutan
a. Intensitas Pengadukan
Pada pengadukan yang rendah aliran bersifat pasif. Zat padat tidak bergerak dan
kecepatan pelarutan bergantung pada bagaimana karakter zat padat tersebut menghambur
dari dasar wadah. Zat padat dan larutannya tidak berpindah ke atas sistem sehingga
mempunyai perbedaan konsentrasi. Pada pengadukan yang tinggi sistem menjadi
turbulent. Gaya sentrifugal dari putaran cairan mendorong partikel ke arah luar dan atas.
b. pH (keasaman atau kebasaan)
Kebanyakan obat adalah elektrolit lemah. Obat-obat ini bereaksi dengan kelompok asam
dan basa kuat serta dalam jarak pH tertentu berada pada bentuk ion yang biasanya larut
dalam air, sehingga jelaslah bahwa kelarutan elektrolit lemah sangat dipengaruhi oleh pH
larutan. Contoh asam oksalat, saat dilarutkan ke dalam air akan melepaskan ion H+ dan
ion C2O24–. Ion H+ dari air akan bergabung dengan ion oksalat C2O24– membentuk
asam oksalat kembali H2C2O4 sehingga menambah kelarutan garamnya.
c. Suhu
Kenaikan suhu akan memberikan tambahan energi untuk memutuskan ion-ion dari
senyawa elektrolitnya. Oleh karena itu, semakin tinggi suhu, semakin mudah suatu
elektrolit larut.
d. Komposisi cairan pelarut
Seringkali zat pelarut lebih larut dalam campuran pelarut daripada dalam satu pelarut
saja. Gejala ini dikenal dengan melarut bersama (kosolvensi) dan kombinasi pelarut
menaikkan kelarutan dari zat terlarut disebut kosolven.
e. Ukuran partikel
Ukuran dan bentuk partikel juga berpengaruh terhadap ukuran partikel. Semakin kecil
ukuran partikel semakin besar kelarutan suatu bahan obat.
f. Tekanan
Tekanan Pada umumnya perubahan volume larutan yang dikarenakan perubahan tekanan
kecil, sehingga diperlukan tekanan yang sangat besar untuk dapat mengubah kelarutan
suatu zat.
g. Konsentrasi
Semakin besar konsentrasi ion-ion yang terdapat dalam larutan akan memperbesar hasil
perkalian konsentrasi ion-ion dalam larutan. Hasil perkalian konsentrasi ion-ion ini
apabila mampu melewati harga Ksp, elektrolit tersebut akan rfiudah mengendap dan
sukar larut.
h. Pengaruh Penambahan Ion Senama
Elektrolit-elektrolit yang terdiri atas ion logam yang sama seperti AgCI, AgNO3,
Ag2CrO4,AgBr, dan Ag3PO4 dikatakan mempunyai ion senama, yaitu ion perak (Ag+).
Demikian juga dengan AgCI, NaCI, CaCI2, dan AICI3 juga dikatakan memiliki ion
senama yaitu ion klorida (Cl–).
i. Sifat Pelarut
Garam-garam organik lebih mudah larut dalam air dibanding garam-garam anorganik.
10. Pengaruh pH
Kebanyakan obat adalah elektrolit lemah. Obat-obat ini bereaksi dengan kelompok asam dan
basa kuat serta dalam jarak pH tertentu berada pada bentuk ion yang biasanya larut dalam air,
sehingga jelaslah bahwa kelarutan elektrolit lemah sangat dipengaruhi oleh pH larutan.
Contoh pengaruh pH misalnya pada asam oksalat, saat dilarutkan ke dalam air akan
melepaskan ion H+ dan ion C2O24–. Ion H+ dari air akan bergabung dengan ion oksalat
C2O24– membentuk asam oksalat kembali H2C2O4 sehingga menambah kelarutan
garamnya.
11. Pengaruh suhu pada kelarutan
Kenaikan suhu akan memberikan tambahan energi untuk memutuskan ion-ion dari
senyawa elektrolitnya. Oleh karena itu, semakin tinggi suhu, semakin mudah suatu elektrolit
larut.
Ketika pemanasan dilakukan, partikel pada suhu tinggi bergerak lebih cepat
dibandingkan pada suhu rendah. Akibatnya, kontak antara zat terlarut dengan zat pelarut
menjadi lebih efektif. Hal ini menyebabkan zat terlarut menjadi lebih mudah larut pada suhu
tinggi. Kebanyakan benda padat sulit larut bila suhu pelarutnya rendah. Sebaliknya, benda
padat lebih mudah larut bila suhu pelarutnya tinggi. Sifat ini membantu kita ketika membuat
minuman. Bila ingin membuat minuman dingin, kita harus melarutkan gula pasir terlebih
dahulu kedalam air panas, baru kemudian ditambahkan air dingin.
12. Hitunglah berapa gram NaOH yang harus ditimbang untuk membuat 100 mL larutan NaOH
0,1 M dalam Aquadest
Mr = 23 + 16 + 1 = 40
M = gr/Mr × 1000/V
0,1 = gr/40 × 1000/100
0,1 = gr/40 × 10
gr = 0,4

13. Hitunglah berapa mL HCl 37 % yang harus dipipet untuk membuat 100 mL larutan HCl 2%
dalam Aquadest
Diketahui :
M1 = HCl 37%
M2 = HCl 2%
V2 = 100 ml
Ditanya:
V2 = .....?
Jawab
M1.V1 = M2.V2
37%. V1 = 2%. 100ml
V1 = 200/ 37

14. Hitunglah berapa mL HCl 37 % yang harus dipipet untuk membuat 100 mL larutan HCl 0,1
M dalam Aquadest?
Diketahui
% HCl(1)= 37%= 0,37
Massa jenis HCl / densitas HCl berdasarkan literatur = 1,19 gr/ml
V HCl(2) = 100 ml
M HCl(2)= 0,1 M

Ditanya: Volume HCl(1)

Jawab:
M1= %HCl×densitas HCl× 10 / Mr HCl
M1= 0,37×1,19×10/36,5
M1=0,12 M

M1×V1=M2×V2
0,12 M× V1= 0,1 M × 100 ml
V1=0,1×100/0,12
V1= 83,33 ml

Jadi HCl 37% yg diperlukan adalah 83,33 ml

15. Jelaskan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat larutan NaOH 0,1 M sebanyak 100
mL dalam Aquadest
Untuk pembuatan larutan NaOH sebanyak 100mL dalam Aquadest memerlukan
a. Alat :
- Timbangan gram untuk menimbang kristal padatan NaOH
- Pinset dapat digunakan untuk mengambil kpadatan NaOH dari dalam wadahnya
- Gelas ukur untuk wadah atau tempat Aquadest
- Kawat kasa asbes, dan kaki 3 untuk tempat peletakan gelas ukur selama pemanasan
- Batang pengaduk untuk mengaduk larutan
- Labu ukur 1000mL untuk wadah atau tempat mencampurkan NaOh dan Aquadest
- Pipet ukur 50 atau 100mL untuk mengambil Aquadest dari tempat penyimpanan
- corong kaca untuk mempermudah memasukan larutan ke dalam labu ukur
b. Bahan :
- Kristal NaOH sebanyak 0,4 gram
- Spiritus untuk pemanasan
- Aquadest 500mL
16. Jelaskan cara kerja pembuatan larutan NaOH 0,1 M sebanyak 100 mL dalam Aquadest
Langkah-langkah pembuatan larutan NaOH 0,1 M
1. Menyiapkan alat-alat yang digunakan dan mencuci hingga bersih
2. Mendidihkan aquades sebanyak 500mL (aquades bebas CO₂ )
3. Mendinginkan aquades bebas CO₂ sampai suhu kamar
4. Menimbang padatan NaOH sebanyak 0,4 gram
5. Larutkan padatan NaOH ke dalam aquades bebas CO₂ sebanyak 60mL
6. Mengaduk larutan hingga larut dan tunggu hingga dingin (sifat NaOH melepaskan panas
ketika dilarutkan)
7. Memasukkan larutan NaOH ke dalam labu ukur 100mL
8. Menambahkan aquades bebas CO₂ ke dalam labu ukur sampai tanda batas
9. Memasukkan larutan NaOH ke dalam botol reagen dengan tutup botol terbuat dari plastik
dan berikan label, karena jika botol reagen tutup kaca dapat menyebabkan tutup membeku
atau tidak bisa dibuka karena sifat basa dari NaOH.
Terbentuklah larutan NaOH 0,1 M dengan volume larutan sebnayak 100mL.

17. Jelaskan cara dan tujuan penggunaan ball filler

Bulb Filler adalah suatu alat bantu yang di gunakan untuk menghisap dan mengeluarkan
kembali satu larutan
 Bagian - bagian Ruber bulb / Pipet filler
      Rubber bulb terbuat dari karet yang elastis, karet pembuat filler  terbuat dari bahan yang
tahan terhadap bahan kimia. Filler  mempunya 3 bagian utama, bagian bagian tersebut  yang
masing masing mempunyai katup.
Bagian-bagian Rubber bulp:
1. Katup Aspirate ( A)
    Katup aspirate biasanya terletak dibagian atas dan disimbolkan dengan huruf A.
    Katup ini berfungsi untuk mengeluarkan udara yang ada didalam filler.
2. Katup Suction (S)
    Katup Suction biasanya terletak dibagian tengah dan disimbolkan dengan huruf S
     Katup ini berfungsi untuk menyedot larutan .
3. Katup Exhaust (E)
    Katup Exhaust biasanya terletak dibagian bawah dan disimbolkan dengan huruf E
    Katup ini berfungsi mengeluarkan caairan yang ada didalam pipet. 

Cara menggunakan:
1.  Pasang ujung pipet dibagian bawah rubber bulb dengan cara sedikit ditekan seperti
gambar dibawah ini
 2. Setalah pipet dihubungkan dengan Ruber bulb angkat dengan kedua tangan, tangan kanan
memegang ruber bulb dan tangan kiri memegang pipet secara perlahan. Arahkan pipet ke
larutan /cairan yang akan diambil / disedot dengan menggunakan tangan kiri. Tekan katup
Aspirate(A) kemudian kempeskan Rubber bulp agar angin yang terperangkap didalam ruber
bulb keluar.
 3. Setelah angin dikeluarkan sedot cairan dengan menekan katup Suction (S), jangan sampai
melebihi skala pipet  dan  jangan sampai larutan masukkan ke rubber bulb karena hal ini
dapat menyebabkan rubber bulb cepat rusak.

4. Setelah pipet terisi dengan larutan atau cairan sesuai yang dibutuhkan kemudian keluarkan
larutan cairan ke tempat lain dengan cara mengangkat dengan kedua tangan seperti langkah
no 1. Arahkan pipet ke dalam tempat lain. Sesuai volume yang dikehendaki dengan cara
menekan katup Exhaust (E) secara perlahan-lahan dan dalam posisi pipet tegak lurus, tunggu
bebearapa sampai larutan sudah keluar dengan sempurna. 
18. Jelaskan cara dan tujuan penggunaan neraca analitik
Tujuan : mengukur massa suatu zat baik itu zat padat maupun zat cair dengan tingkat
ketelitian hingga mencapai 0.0001 gram.
Cara:
1) Pastikan neraca analitik pada posisi yang benar, setting water pas agar sesuai dengan
petunjuk manual book
2) Tempatkan neraca analitik pada posisi yang jauh dari hembusan angin dan panas
berlebih
3) Calibrasi atau tara neraca analitik sebelum menggunakan.
4) Hindarkan neraca analitik dari medan magnet sekitar.
5) Selalu bersihkan neraca analitik jika sudah digunakan.
6) Matikan neraca analitik jika tidak digunakan dalam waktu lama.
19. Jelaskan cara dan tujuan penggunaan heater
1. Memanaskan alat gelas (glassware) atau isi di dalamnya

Tancapkan kabel power ke sumber listrik. Aktifkan hotplate dengan menekan tombol
ON/OFF. Atur suhu yang diinginkan dengan memutar tombol pengaturan suhu. Suhu
tersebutakan muncul pada display. Setiap nilai yang ditetapkan akan dipertahankan apabila
perangkat dimatikan atau terputus dari hubungan listrik.

2. Untuk mengaduk larutan

Atur putaran yang diinginkan dengan memutar tombol pengaturan kecepatan, dari 0 hingga
1500 rpm. Setiap nilai yang ditetapkan akan dipertahankan apabila perangkat dimatikan atau
terputus dari hubungan listrik.

20. Jelaskan cara dan tujuan penggunaan labu ukur

Labu ukur yakni digunakan pada proses pembuatan ataupun pengenceran suatu larutan.
Cara menggunakan:
1. Siapkan semua bahan yang akan dilarutkan, mulai dari zat, aquades, hingga labu ukur.

2. Setelah semua bahan siap, maka ambillah labu ukur yang sudah disiapkan sesuai dengan
ukuran dan kebutuhannya.

3. Masukkan lah zat yang akan diencerkan ke dalam labu ukur yang sudah Anda sisakan
tadi.

4. Tambahkan Air bersih atau aquades kedalam labu ukur hingga air tersebut sampai ke
tanda batas yang ada pada skala labu ukur di bagian luarnya.

5. Setelah itu, campurkan larutan dengan cara mengocoknya. Pastikan bahwa larutan
tersebut bisa bercampur sampai merata.

6. Larutan sudah selesai dilarutkan dan siap untuk digunakan.

7. Jika sudah, masukkan larutan yang sudah dibuat tadi ke tempat yang sudah disesuaikan.
Jangan lupa simpan di tempat yang benar.

21. Jelaskan cara dan tujuan penggunaan pipet volume


Pipet volume digunakan mengambil cairan dengan volume tertentu dengan ketelitian
lebih tinggi. Pipet volume digunakan untuk memindahkan cairan dari satu wadah ke
wadah yang lain, biasanya untuk memindahkan larutan baku primer atau sample pada
proses titrasi. Pemindahan cairan dapat dilakukan secara manual dengan disedot
menggunakan mulut atau menggunakan piller.
Cara menggunakan:
1. Mengukur Cairan yang Akan Diambil
Dalam sebuah proses pengujian, tentu jumlah zat cair yang akan digunakan harus
sesuai dengan ketentuan, sehingga proses pengambilan pun harus pas. Sebelum
menggunakan alat ini, kita harus tahu ukuran yang diinginkan dan menyesuaikan
ukuran tersebut pada pipet.
2. Menyedot Cairan
Setelah mengetahui jumlah atau ukuran tepat zat cair yang akan digunakan,
selanjutnya sedot cairan tersebut. Pastikan menyedotnya sesuai ukuran yang
sudah ditentukan tadi.
3. Pindahkan Cairan
Terakhir pindahkan cairan yang sudah ada di dalam pipet volume ke dalam wadah
lain yang sudah disiapkan sebelumnya. Proses pemindahan sendiri bisa dilakukan
sekaligus dalam jumlah banyak atau setetes demi setetes sesuai prosedur uji coba.

22. Jelaskan cara dan tujuan penggunaan pipet ukur


Pipet ukur digunakan  memindahkan cairan kimia dari satu wadah ke wadah lainnya.
Tersedia berbagai macam ukuran kapasitas pipet ukur, diantaranya pipet berukuran 1 ml,
5 ml, dan 10 ml.
Cara menggunakan:
 Siapkan pipet ukur dan rubble buld, kemudian pasangkan rubble buld pada pipet
ukur. Pastikan rubble buld terpasangan dengan benar

 Tekan rubble buld dan Arahkan ujung pipet ke cairan atau larutan yang ingin
dipindahkan, kemudain lepaskan tekanan pada rubble buld, secara otomatis cairan
atau larutan akan masuk ke dalam badan pipet ukur. Sesuaikan volume cairan
yang ingin dipindahkan

 Setelah volume cairan atau larutan seudah sesuai dengan keinginan, maka
pindahkanlah cairan atau larutan tersebut ke dalam wadah yang sudah disiapkan.

23. Jelaskan cara dan tujuan penggunaan gelas beaker


Tujuan :
1. menyimpan menampung serta membuat larutan yang baru.
2. sebagai tempat untuk memanaskan cairan, pencampur cairan, mereaksikan suatu zat serta
digunakan untuk membawa sampel cair ataupun padat.
3. untuk memanaskan bahan hot plate atau kompor mini laboratorium. Hanya saja gelas
yang satu ini hanya dikhususkan untuk beaker glass yang terbuat dari bahan kaca
borosilikat.
4. menampung suatu cairan titras dan juga filtrat dengan menggunakan hasil penyaringan.
Cara menggunakn:
1. Mengukur Volume Zat Cair
Untuk mengukur volume suatu zat cair, maka hal pertama yang harus dilakukan langsung
saja menuangkan cairan ke dalam gelas ini. agar cairan yang dimasukkan tidak tumpah,
maka ada baiknya jika Anda bisa menggunakan bantuan dari corong gelas.
Untuk menggunakan corong gelas ini juga sangat sederhana sama seperti pada saat Anda
menggunakan corong pada umumnya. Pada saat zat cair ini sudah dimasukkan, maka
silahkan lihat garis skala yang ada di bagian luar. Isilah cairan sesuai dengan ukuran yang
Anda butuhkan.
2. Mengukur Volume Zat Padat
Selain digunakan untuk mengukur volume zat cair, gelas beker juga bisa digunakan untuk
mengukur zat padat. Lantas bagaimana cara mengukur zat padat dengan menggunakan
gelas ini.
Cara yang bisa dilakukan adalah dengan memasukkan zat cair ke dalam gelas ini.
kemudian lihatlah volume dari zat ini pada skala garis yang ada di bagian luarnya.
Setelah itu, masukkan zat padat ke dalamnya.
Jika sudah volume akhir dari zat ini, nantinya dikurangi dengan volume zat cair. Hasil
dari pengurangan inilah yang menjadi hasil dari volume zat padat yang sedang Anda
ukur.

24. Jelaskan cara dan tujuan penggunaan mikropipet


Tujuan : pengukuran volume yang sangat kecil secara akurat dalam satuan µl ( mikroliter ).
Cara penggunaan:
1. Mengatur volume sesuai yang diinginkan
Pada bagian mikropipet selalu dilengkapi dengan pengatur volume yang terletak di bagian
kepala pipet.     Untuk mengatur volume yang diinginkan, tinggal memutar-mutar bagian
kepala pipet dan memperhatikan angka yang tercantum pada bagian tengah mikropipet.

2. Memasang tips
Pemilihan tip sangat penting untuk menentukan keakuratan dalam pemipetan, dan
penggunaan tip disesuaikan dengan merek yang sama dengan pipetnya karena tidak semua
pipet cocok dengan tip yang tersedia.
cara memasang tips yaitu tancapkan ujung mikropipet dengan tips yang sesuai, dan pastikan
tips sudah terpasang dengan benar.

3. Mengambil dan mengeluarkan sampel


 Setelah tips terpasang, tekan tombol knob sampai hambatan pertama ( setengah tekanan ),
jangan ditekan lebih dalam lagi. 
 Masukkan mikropipet sampai tercelup ke dalam larutan sampel. Lepaskan tekanan dari
tombol knob secara perlahan-lahan sampai cairan tertarik ke dalam mikropipet dan
jangan sampai ada gelembung udara.
 Pindahkan larutan sampel ke dalam wadah yang lainnya dengan cara menekan tombol
knob sampai hambatan kedua ( tekanan penuh ). 
 Lepaskan tips dengan cara menekan tombol tips ejector button.

25. Jelaskan cara add sampel yang berupa larutan dalam labu ukur dengan pelarut yang sesuai
dengan pipet tetes
-Zat terlarut ditimbang teliti ke dalam sebuah labu volumetri ( labu ukur ).
-Ditambahkan air suling.
-Campuran digoyang melingkar ( diolek ) untuk melarutkan zat terlarut
-Setelah ditambahkan air lagi, digunakan pipet tetes untuk menambahkan air dengan hati
– hati sampai volume permukaan cairan tepat berimpit dengan tanda lingkaran pada leher
labu.
-Labu disumbat dan kemudian dikocok agar larutan seragam.

26. Jelaskan cara melarutkan zat padat yang tepat dan benar dengan pelarut yang sesuai

Zat yang dilarutkan dimasukkan kedalam labu takar untuk praktisnya melalui
corong,kemudian dibilas kedalam labu takar. Selanjutnya labu diisi dengan pelarut yang
lazim, yaitu aquadest sampai kira-kira setengah penuh. 'ingkirkan corong yang digunakan
tadi, kemudian goyangkan labu, sehingga air didalamnya bergerak memutar sampai zat padat
yang ada didalam labu melarut semuanya. Kemudian semprot sebelah dalam leher labu
dengan aquadest dan isi hampir sampai ke garis . air yang membasahi leher labu harus diberi
waktu secukupnya untuk mengalir kebawah. Dengan sendirinya tidak boleh ada tetesan yang
melekat pada leher labu di atas permukaan cairan. Jika hal ini terjadi, maka bersihkan leher
labu dengan kertas tisu, tetapikertas tidak boleh menyentuh permukaan larutan. Penambahan
air pada akhirnya dilakukan dengan pipet tetes sampai bagian bawah miniskus cairan
berimpit dengan garis batas volume. Setelah itu, labu ditutup dengan tutup bersih dan kering,
kemudian larutan dicampurkan homogen dengan cara membalik labu berulang kali. Larutan
yang sudah dicampurkan dengan baik segera dipindahkan ke botol penyimpanan yang bersih
dan kering. Setelah itu diberi etiket dengan botol dengan mencantumkan nama , rumus kimia,
konsentrasi, dn tanggal pembuatan

Anda mungkin juga menyukai