NIM : 20089016014
Matkul : Kimia Farmasi Analisis
Latatihan 1
1. Titrasi merupakan metode analisis kuantitatif untuk menentukan kadar (konsentrasi)
suatu larutan dengan cara menetesi larutan yang akan dicari konsentrasinya dengan
larutan lain yang telah diketahui sampai titik akhir titrasi disertai dengan penambahan
indikator.
2. Cara melakukan tritasi adalah sebagai berikut:
1) Siapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam melakukan tritasi.
2) Siapkan larutan yang akan ditentukan molaritasnya. Pipet larutan tersebut ke
dalam erlenmeyer dengan menggunakan pipet volume.
3) Pilih indikator berdasarkan trayek pH dan perubahan warna indikator untuk
memudahkan pengamatan.Tambahkan beberapa tetes pada larutan.
4) Tambahkan zat penitrasi setetes demi setetes dengan selalu menggoyangkan
erlenmeyer agar terjadi reaksi sempurna.
5) Sesekali, pinggiran erlenmeyer dibilas agar zat yang bereaksi tidak menempel di
dinding erlenmeyer.
6) Ketika mendekati titik ekuivalen, penambahan zat penitrasi dilakukan dengan
sangat hati-hati. Buka kran buret, peniter yang keluar jangan sampai menetes,
tetapi ditempelkan pada dinding erlenmeyer kemudian bilas dan goyangkan. Ada
baiknya titrasi dilakukan sebanyak dua atau tiga kali (duplo atau triplo). Zat
penitrasi adalah zat yang ditambahkan ketika kita melakukan titrasi.
3. Larutan adalah Campuran yang bersifat homogen antara molekul,atom ataupun ion
dari dua zat atau lebih.Disebut campuran karena susunannya atau komposisinya dapat
berubah. Disebut homogen karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat
diamati adanya bagian-bagian yang berlainan,bahkan dengan mikroskop optis
sekalipun
4. Titrimetric adalah Penetapan kadar suatu zat dalam larutan dengan jalan direaksikan
dengan larutan zat lain yang konsentrasinya diketahui dengan teliti.
5. Cara menyiapkan larutan yang kensentrasinya teliti yaitu:
1. Dihitung zat murni ( gram) yang ingin dibuat larutan standar dengan konsentrasi
X normalitas.
2. Dimasukkan zat murni ( gram ) yang telah ditmbang kedalam labu ukur.
3. Ditambahkan aquades kedalam labu ukur sampai volume tepat(garis batas).
4. Larutan dikocok sampai bercampur sempurna
6. Titran adalah larutan standar atau baku yang sudah diketahui konsentrasinya dan
ditempatkan dalam buret.
Titrat adalah larutan yang akan ditentukan atau dihitung konsentrasinya dan
ditempatkan dalam labu erlenmeyer.
Titer adalah larutan baku atau standar yang digunakan untuk menitrasi. Jadi, titer
sama dengan titran.
Latihan 2
1. Asam kuat adalah senyawa yang terurai secara keseluruhan saat di larutkan di dalam
air dan menghasilkan jumlah ion seluruhnya. Contohnya: HCL, HNO3, H2SO4,
HCIO4
Basa kuat adalah senyawa yang terurai secara keseluruhan saat dilarutkan ke dalam
air.Contohnya: NaOH, KOH, Ba(OH)2
Asam lemah adalah senyawa yang sedikit terurai saat dilarutkan di dalam air.
Contohnya: H3PO4, H2SO3, HNO2, CH3COOH
Basa lemah adalah senyawa yang hanya sedikit terurai saat dilarutkan ke dalam air.
Contohnya: NaHCO3, NH4OH
2. Contoh Asam Kuat : HCL, HNO3, H2SO4,HClO4. Contoh Basa Kuat : NaOH, KOH,
Ba(OH)2. Contoh Asam Lemah : H3PO4,H2SO3, HNO2, CH3COOH. Contoh Basa
Lemah : NaHCO3, NH4OH.
3. ASAM KUAT
1. Asam Klorida (HCl)
Reaksi ionisasi: HCl → H+ + Cl–
2. Asam Nitrat (HNO3)
Reaksi ionisasi : HNO3 → H+ + NO3–
3. Asam Sulfat (H2SO4)
Reaksi ionisasi: H2SO4 → 2H+ + SO42-
BASA KUAT
1. . Litium Hidroksida (LiOH)
Reaksi ionisasi: LiOH → Li+ + OH–
2. Natrium Hidroksida (NaOH)
Reaksi ionisasi: NaOH → Na+ + OH–
3. Kalium Hidroksida (KOH)
Reaksi ionisasi: KOH → K+ + OH–
ASAM LEMAH
1. Asam Flourida (HF)
Reaksi ionisasi: HF → H+ + F–
2. Asam Sianida (HCN)
Reaksi ionisasi: HCN → H+ + CN–
3. Asam Asetat (CH3COOH)
Reaksi ionisasi: CH3COOH → H+ + CH3COO–
BASA LEMAH
1. Hidroksilamin (NH2OH)
Reaksi ionisasi: NH2OH → NH2+ + OH¬-
2. Amonium Hidroksida (NH4OH)
Reaksi ionisasi: NH4OH → NH4+ + OH¬-
3. Besi (III) Hidroksida (Fe(OH)3)
Reaksi ionisasi: Fe(OH)3 → Fe3+ + 3OH–
Latihan 3
1. Titik Ekivalen adalah titik dimana reaksi penetralan tepat tercapai sehingga titrasi
harus dihentikan. Hal ini dapat diamati dari perubahan warna indikator. Sejatinya
indikator akan berubah warna pada saat titik ekivalen tercapai di mana titer yang
ditambahkan dengan jumlah mol tertentu sama dengan jumlah mol dari larutan titran.
2. Titik akhir titrasi, merupakan titik saat indikator asam-basa mengalami perubahan
warna. Titik ekuivalen, merupakan titik saat asam-basa tepat habis bereaksi. Daerah
perubahan pH drastis, merupakan daerah di mana saat terjadinya sedikit penambahan
tetes pentiter, akan mengubah warna indikator asam-basa.
3. Karena Titik ekuivalen adalah titik yang mennjukkan saat titran yang ditambahkan
bereaksi seluruhnya dengan zat tang dititrasi. Dengan kata lain, pada titik ekuivalen
jumlah mol titran setara dengan jumlah mol titrat menurut stoikiometri. Sedangkan
Titik akhir titrasi merupakan signal dimana memberitahukan kita untuk
memberhentikan penambahan larutan standar.Titik akhir titrasi ini dapat diamati
dengan menggunakan indikator, sedangkan titik ekuivaken adalah titik atau keadaan
dimana antara analit dengan larutan standar tepat bereaksi secara stoikiometri.
4. Agar kesalahan titrasi dapat diminalkan untuk mendekati TE, maka dapat dilakukan
cara diantaranya :
1. Konsentrasi titrasi harus diketahui. Misalnya dengan larutan standar.
2. Reaksi yang tepat antara titran dan senyawa yang dianalisis harus diketahui.
3. Titik titik ekivalen harus diketahui. Dimana indikator yang memberikan
perubahan warna, atau sangat dekat pada titik ekivalen yang sering digunakan.
4. Volume titran yang dibutuhkan untuk mencapai titik ekivalen harus diketahui
setepat mungkin.
Latihan 4
1. Tumbuh-tumbuhan yang dapat digunakan sebagai indikator asam-basa yaitu :
kunyit
kulit manggis
bunga kembang sepatu
hortensia(hydrangea)
bunga terompet
wortel
kol merah
kubis ungu
lemon
nanas kerang (daun rhoeo discolor)
kayu secang
soka
bunga mawar
bayan merah
Latihan 5
1. Dea
2. Cara Membuat Larutan NaOH 1 N (1 M) sebanyak 1000 ml
Untuk NaOH 1 N setara dengan 1 M
Diketahui Mr NaOH = 40 gr/mol
Rumus untuk membuat NaOH 1 N sebanyak 1000 ml.
N = (massa x n) / (Mr x Vol)
1 = (massa x 1) / (40 x 1L)
1 = massa/40
massa = 40 gram
Jadi NaOH yang perlu ditimbang sebanyak 40 gram.
Lat 6
1. Zulfan
2. M(n) x 22,4
Volume gas = n x 22,4 L/mol
= 4,4 x 22,4
= 98,56%
3. V NaOH x N NaOH = V HCl x NHCl
10 x NaOH = 12,3 x 0,1
NaOH = 1,23 / 10
N NaOH = 0,123
% kesalahan = (P - T) x 100 / P
= (0,123 – 5,50) x 100 / 0,123
= 4,371 %
4. Diketahui : sampel campuran Na2CO3, NaHCO3 dan zat inert = 1 gram =a00 mg
Bst Na2CO3 = 53
Bst NaHCO3 = 84
V1 = 30 ml HCl 0,1 M
V2 = 5 ml HCl 0,1 M
Jawab :
Mmol Na2CO3 = mmol HCI
= 0,5m x 3
=1,5
Mgram Na2CO3 =1,5 mmol x 106
=159 mgram
Dalam 100ml Larutan Encer = 5 x 159
= 795mgr
% NaHCO3 = 795 mgr : 1200 x 100 %
=66,25%
Mmol NaHCO3 = mmol HCl
= 0,5 m x 4 ml
= 2 mmol
Mgr NaHCO3 = 2 mmol x 84
= 168 mgram
Dalam 100 ml larutan encer = 50 x 168
=840 mgr
% Na2CO3 =84000:1200 = 70% b/v
Mmol CO32- = mmol HCl
= 3 ml x 0.5 M = 1.5 mmol
Mgram CO32- = 1.5 mmol x 60
= 90 mgram = 0.09
100 ml Dalam larutan encer = 5 x 0.09
=0.45
% CO32- = (0.45 x 100%) : 1.2 = 37.5 % b/b
Mmol HCO3- = mmol HCl
= 3 ml x 0.5 m
= 1.5 mmol
Mgram CO32- = 1.5 mmol x 60
= 90 mmgram = 0.45
% CO3- = mmol HCl
= 4.4 x 0.5 m = 2.2
= 2.2 x 61 = 134.2 mg= 0.1342
Dalam 100 ml larutan encer = 5 x 0.1342 = 0.671
% HCO3- = (0.671 x 100%) : 1.2
= 55.9167 % b/b