PERCOBAAN 2
I. TUJUAN PERCOBAAN
Adapun tujuan yang dari percobaan yang dilaksanakan kali ini adalah:
H2SO4.
yaitu bereaksi, bercampur, dan tidak bercampur. Jika bereaksi akan terbentuk
zat baru yang sifatnya berbeda dari zat semula. Kalau zat bercampur maka
sifatnya tidak berubah dan dapat dipisahkan kembali dengan cara fisika. Seperti
Dua zat bercampur bila ada interaksi antara partikelnya. Interaksi itu
ditentukan oleh wujud zat dan sifatnya. Oleh sebab itu, campuran dapat dibagi
350).
Berdasarkan keadaan fase zat setelah bercampur, maka campuran ada yang
membentuk satu fase, yaitu yang mempunyai sifat dan komposisi yang sama
antara satu bagian dengan bagian lain didekatnya. Larutan adalah campuran
homogen antara zat terlarut dan pelarut. Campuran heterogen adalah campuran
cairan campuran itu dibuat. Cairan ini disebut medium pelarut (solvent).
Komponen lain, yang dapat berbentuk gas, cairan ataupun zat padat dapat
persen berat (w/w), persen volume (v/v), molalitas (m), bagian persejuta (ppm),
Massa komponen
%(w/w) = x 100%
Massa campuran
Perhitungannya :
Volume komponen
%(v/v) = x 100%
Volume campuran
c. Molalitas (m)
Perhitungannya :
larutan. Perhitungannya :
Massa komponen
ppm = x 106
Massa campuran
e. Molaritas (M)
Perhitungannya :
Fraksi mol menyatakan mol zat terlarut per mol total. Perhitungannya
n n
xA = atau xB =
n+b n+m
Dengan : xA + xB = 1
Sehingga : xA = 1 – xB
xB = 1 – xA
Keterangan : n = Mol A
m = Mol B
xA = Fraksi mol A
xB = Fraksi mol B
g. Normalitas (N)
g zat terlarut
Dengan ekuivalen zat terlarut =
g ekuiv
n1 = n2
M1 V1 = M2 V2
larutan dikenal dengan standarisasi. Suatu larutan standar dapat dibuat dari
Beberapa zat yang memadai tadi dalam hal ini disebut standar primer. Suatu
larutan lebih umum distandarisasikan dengan cara titrasi, dimana pada proses
Reaksi antara titran dengan zat terpilih sebagai standar primer, harus
1. Zat itu harus mudah didapt dalam bentuk murni atau dalam keadaan
2. Zat harus tetap, mudah dikeringkan dan tidak higroskopik. Tidak berkurang
3. Zat itu mempunyai berat ekuivalen yang cukup tinggi; agar dapat
(menerima panas).
Asam dan basa (alkali) sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam berasal
dari bahasa latin asetum yang berarti cuka. Unsur pokok cuka adalah adalah
asam asetat CH3COOH, istilah alkali diambil dari bahasa arab untuk aba.
Reaksi asam basa dalam larutan garam dalam air. Dalam air murni
terdapat ion H+ (H3O+) dari ion OH- dalam konsentrasi yang sama yang sangat
kecil. Bila konsentrasi H+ sama dengan konsentrasi OH- maka larutan itu
bersifat netral. Jika konsentrasi H+ lebih tinggi daripada konsentrasi OH-, maka
larutan bersifat asam. Jika konsentrasi OH- lebih tinggi daripada konsentrasi
Bobot ekivalen dan larutan normal penting dalam reaksi asam basa.
Normalitas suatu larutan asam atau basa didefinisikan sebagai jumlah ekivalen
seksama volume-volume suatu asam atau suatu basa yang tepat saling
III. METODOLOGI
3.1.1 Alat
labu takar, pipet tetes, pipet mohr, pipet gondok, dan termometer.
3.1.2 Bahan
3.2 Prosedur
2. Diukur suhunya
3.2.4 Titirasi Asam Terhadap Basa (HCl 0,1 M terhadap NaOH 0,1
M)
buret dibaca
3.2.5 Titirasi Basa Terhadap Asam (NaOH 0,1 M terhadap HCl 0,1
M)
ditimbang
tera
tera
36
dicatat V1 = 9,7 ml
V2 = 19,2 ml
- Hasil akhir
V1 = 14,4 ml
V2 = 24 ml
V akhir = 9,6 ml
37
V1 = 34 ml
V2 = 44,5 ml
larutan Na2CO3
decimal. V2 = 24,1 ml
4.2 Perhitungan
berikut :
38
Volume H2SO4 = 2 ml
BM air = 18 gram/mol
Ditanya : a) %(w/w)
b) %(v/v)
c) Molaritas
d) Molalitas
e) ppm
f) fraksi mol
Jawab : m H 2SO 4
a) % (w/w) = x 100%
m campuran
57,95
= x 100%
256,05
= 22,63 %
V H 2SO 4
b) % (v/v) = x 100%
V campuran
39
10
= x 100%
50
= 20%
mol
c) Molaritas (M) =
V
m H 2 SO 4 / BM H 2SO 4
=
V pengenceran
57,95
=
98 005
= 11,8 M
H2SO4)
= 198,1 gram
= 0,59 . 5,05
= 2,98 molal
mg
e) ppm =
L
27950
=
0,05
mol H 2SO 4
f) fraksi mol =
mol H 2SO 4 mol air
WH 2SO 4 / BM
=
WH 2SO 4 / BM WH 2SO / BM
(0,059)
=
0,059 11
= 0,0509
V pengenceran = 50 ml
= 0,05 L
BM NaOH = 40 gr/mol
Ditanya : a) Molaritas
b) % (w/v)
0,3
=
40 0,05
= 0,15 M
m NaOH
b) %(w/v) = x 100%
V pengenceran
0,3
= x 100%
50
41
= 600%
Diketahui : V1 = 5 ml
M1 = 11,8 M
V2 = 50 ml
Jawab : M1 . V1 = M2 . V2
11,8 . 5 = M2 . 50
M2 = 1,18 M
Diketahui : V NaOH = 10 ml
V HClrata-rata = 9,6 ml
N HCl = 0,1 N
V HCl x N HCl
N NaOH =
V NaOH
0,96
=
10
= 0,096 N
42
Diketahui : V HCl = 10 ml
V NaOHrata-rata = 9,65 ml
N NaOH = 0,1 N
0,9264
=
10
= 0,09264 N
Na2CO3
V Na2CO3 = 8,55 ml
V Na2CO3 = 6,7 ml
43
Jawab : V Na 2 CO 3 x M Na 2 CO 3
a) M H2SO4 =
V H 2 SO 4
0,855
=
15
= 0,0570 M
V Na 2 CO 3 x M Na 2 CO 3
b) M H2SO4 =
V H 2 SO 4
0,67
=
10
= 0,670 M
V. PEMBAHASAN
fase yang mempunyai sifat dan komposisi yang sama antara bagian yang satu
larutan H2SO4, yang dilakukan terlebih dahulu adalah menimbangan gelas ukur
dan labu takar guna mengetahui berat larutan sebenarnya. Jika dalam
perhitungan.
44
dalam air dan beberapa saat larutan ini didiamkan ternyata larutan terasa lebih
perubahan, tapi perubahan tersebut tidak dapat kita lihat secara nyata. Sebelum
pengenceran).
Pada proses titrasi 0,1 N HCl terhadap 0,1 N NaOH yang ditetesi
indikator metil merah tampak sekali terjadi perubahan, yaitu dapat dilihat dari
warna larutan 0,1 N NaOH + 2-3 tetes indikator merah metil sebelum dititrasi
berwarna kuning bening dan setelah dititrasi dengan larutan HCl berubah
Pada titrasi ini terjadi reaksi antara asam kuat dengan basa kuat yang
membentuk garam dan air yang sering disebut reaksi penggaraman. Garam
0,104 N, padahal Normalitas NaOH yang diketahui adalah 0,1 N. Hal ini terjadi
karena titrasi larutan HCl terhadap larutan NaOH sangat lambat dan mungkin
Sama seperti titrasi sebelumnya, titrasi kali ini juga terjadi reaksi
ini masih terdapat perbedaan dengan reaksi penggaraman pada titrasi asam
kedua indikator. Indikator metil orange mempunyai derajad keasaman (pH) dari
3,1 – 4,4, sedangkan pH dari phenolpthalein berkisar dari 8,3 – 10, sehingga
jelas bahwa indikator metil orange bersifat asam, sehingga volume yang
diperlukan lebih sedikit dari indikator phnolpthalein yang bersifat basa untuk
VI. KESIMPULAN
berikut:
1. Pada larutan H2SO4 bersifat eksoderm, karena suhu larutan lebih rendah
Molalitas sebesar 2,98 molal, ppm sebesar 1,159 . 196, dan fraksi mol
sebesar 0,0509.
48
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
TUGAS
1. Apa yang dimaksud dengan larutan standar primer dan larutan standar
sekunder?
2. Syarat apa yang harus dipenuhi oleh suatu zat agar dapat dipergunakan
3. Berikan sifat fisika dan kimia dari senyawa NaOH dan H2SO4!
JAWABAN:
ditentukan dari berat bahan sangat murni yang dilarutkan dan volume larutan
yang terjadi. Sedangkan lautan standar sekunder adalah larutan yang masih
belum diketahui konsentrasinya. Untuk itu perlu dicari berat dan volum
o Zat itu harus mudah didapat dalam bentuk murni, dan keadaan
o Zat itu memiliki berat ekuivalen yang cukup tinggi agar dapat
3. Sifat-sifatnya adalah :
- Beracun
- Korosif
- Basa kuat
- cair
- berwarna kuning
- beracun
- korosif
- asam kuat