Anda di halaman 1dari 10

MEMBUAT LARUTAN

I. Tujuan
1. Dapat menghitung konsentrasi larutan
2. Dapat membuat larutan

II. Perincian kerja


1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menghitung konsentrasi
3. Membuat larutan

III. ALAT DAN BAHAN


A. alat
Labu takar 500 ml
Gelas ukur 100 ml
Gelas beker 100 ml, 250 ml dan 500 ml
Corong kaca
Pipet ukur
Labu semprot
Pengaduk kaca
Spatula 2 buah
Botol 3 buah
Neraca analitik
Kertas label
Spidol
B. bahan
Padatan : Na2CO3 0,1 M
: NaI 0,1 M
Cairan : H2SO4 3 M dan aquadest

IV. DASAR TEORI


1. Pengertian larutan
suatu larutan adalah campuran homogen dari
molekul, atom ataupun ion dari dua zat atau lebih.
Suatu larutan disebut suatu campuran karena
susunannya dapat berubah-ubah. Disebut homogen
karena susunannya begitu seragam sehingga tak dapat
diamati adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan
dengan mikroskop optis sekalipun. Dalam campuran
heterogen permukaan-permukaan tertentu dapat
dideteksi antara bagian-bagian atau fase-fase yang
terpisah.
Biasanya dengan larutan dimaksudkan fase cair.
Lazimnya salah satu komponen (penyusun) larutan
semacam itu adalah suatu cairan sebelum campuran
itu dibuat. Cairan ini disebut medium pelarut atau
pelarut (solvent). Komponen lain, yang dapat berbentuk
gas, cairan ataupun zat padat dibayangkan sebagai
terlarut kedalam komponen pertama. Zat yang terlarut
disebut zat terlarut (solute). Dalam hal-hal yang
meragukan, zat yang kuantitasnya lebih kecil disebut
zat terlarut. Seperti diduga, mungkin dijumpai
kesulitan dalam menerapkan pedoman ini. Manakah
zat terlarut dalam suatu campuran 50 : 50 dari etil
alkohol dan air? Atau suatu sirop yang terdiri dari 80
persen sukrosa (gula pasir) dan 20 persen air? Dalam
hal pertama, baik alkohol maupun air dapat disebut zat
terlarut. Dalam hal kedua, karena air tetap
mempertahankan keadaan fisiknya, dan gula berubah
keadaan fisiknya, kebanyakan orang memilih menyebut
air sebagai pelarut.

2. Pengertian konsentrasi
Konsentrasi suatu larutan merujuk ke bobot atau
volume zat terlarut yang berada dalam pelarut ataupun
larutan yang banyaknya ditentukan. Cara yang terbaik
untuk mengungkapkan konsentrasi suatu larutan
bergantung pada sifat dasar larutan, cara dibuat, dan
maksud mengapa konsentrasi itu harus diketahui.
Terdapat beberapa metoda yang lazim untuk
mengungkapkan kuantitas-kuantitas ini.

1. Persen massa (% b/b)


Persentase massa adalah kepekatan yang
dinyatakan sebagai perbandingan antara bobot zat
terlarut dan bobot larutan dikalikan 100%.
massa zat terlarut
%(massa) = (massa zat terlarut)+(massa pelarut)
𝑥 100%
massa zat terlarut
%(massa) = 𝑥 100%
massa total larutan

Contoh soal:
5 g gula dilarutkan dalam 20 g air. Berapakah
persentase massa gula tersebut dalam larutan?
penyelesaian:
massa gula
Persentase massa gula = x 100%
massa gula+massa air
5g
= x 100%
5 g+20 g
= 20%

2. Persen volum (%v/v)


Konsentrasi larutan dari dua cairan sering
dinyatakan sebagai persentase volume, yaitu
kepekatan yang dinyatakan sebagai perbandingan
antara volume zat terlarut dan volume larutan
dikalikan 100%

volum zat terlarut


%(volum) = (volum zat terlarut)+(volum pelarut)
x 100%
volum zat terlarut
%(volum) = x 100%
volum total larutan

Contoh soal:
Minuman beralkohol mengandung sekitar 12 mL
alkohol (etanol) per 100 mL larutan. Berapakah
persentase alkohol dalam minuman tersebut?
Penyelesaian:
12 mL alkohol
Persentase alkohol = x 100%
100 mL larutan
= 12%

3. Fraksi mol
Pengetahuan banyaknya partikel zat terlarut yang
tercampur dengan dengan partikel pelarut yang
banyaknya diketahui, disyaratkan dalam banyak
kegiatan laboratorium. Satu cara untuk menyatakan
banyaknya partikel adalah dalam banyaknya mol zat
terlarut dan pelarut. Bagian pecahan dari jumlah
total mol yang bersangkutan dengan zat terlarut
adalah fraksi mol zat terlarut. Bagian pecahan dari
jumlah total yang bersangkutan dengan pelarut ialah
fraksi mol pelarut. Fraksi mol yang dikalikan 100
adalah persen mol.

na nb
xa = atau xb =
na+nb na+nb

keterangan:
n = mol zat yang terlarut
xa = fraksi mol zat terlarut
xb = fraksi mol zat pelarut
ingat! xa + xb = 1

Contoh soal:
Hitunglah fraksi mol etil alkohol, C2H5OH, dan air
dalam suatu larutan yang terbuat dengan
melarutkan 13,8 g alkohol kedalam 27,0 g air.
Penyelesaian:
13,8 g
Banyaknya mol C2H5OH = 46,1 g/mol

= 0,300 mol
27,0 g
Banyaknya mol H2O = 18,0 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 1,50 mol
Jadi total mol = 1,80 mol

mol C2H5OH 0,300


Fraksi mol C2H5OH = = = 0,167
total mol 1,80
mol H2O 1,50
Fraksi mol H2O = = 1,80 = 0,833
total mol

Seperenam (0,167) dari semua molekul dalam


larutan itu adalah molekul etil alkohol. Perhatikan
bahwa jumlah fraksi mol zat terlarut dan pelarut
haruslah sama dengan satu.
Fraksi mol H2O = 1 – fraksi mol mol C2H5OH
= 1- 0,167
= 0,833

4. Molalitas
Suatu cara lain untuk menyatakan konsentrasi
sehingga diketahui banyaknya partikel zat terlarut
dalam sejumlah tertentu partikel pelarut adalah
dalam aturan molalitas. Molalitas, m, dari suatu
larutan ialah jumlah mol zat terlarut perkilogram
pelarut. Volume larutan tak diperlukan dalam
menyiapkan larutan molal, cukup dengan
diketahuinya bobot-bobot zat terlarut dan pelarut.

mol zat A
Molalitas zat A = 1000 g pelarut
Dapat diubah sebagai berikut:
WA x 1000
Molaritas zat A = MA x WP
Keterangan:
WA = massa zat A (dalam g)
MA = massa molekul relative zat A (dalam g/mol)
Wp = massa pelarut (dalam g)

Contoh soal:
Hitunglah molalitas suatu larutan yang dibuat
dengan melarutkan 262 g etilena glikol C2H6O2
dalam 8000 g air.
Penyelesaian:
g zat terlarut
mol zat terlarut g mol
m= =
kg pelarut kg pelarut
262 g C2H6O2
62,1 g C2H6O2 mol
m= 1 kg
8000 g x
1000 g
0,527 mol
m= kg pelarut
m = 0,527m

5. Molaritas
Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut
dalam tiap liter larutan.
mol zat A mmol zat A
Molaritas zat A = = 1 mL larutan
1 L larutan
Dapat diubah sebagai berikut:
WA x 1000
Molaritas zat A = MA x V
Keterangan:
WA = massa zat A (dalam g)
MA = massa molekul relative zat A (dalam g/mol)
V = volume larutan (dalam mL)

Contoh soal:
Hitunglah molaritas suatu larutan yang dibuat
dengan melarutkan 4,0 g kalsium bromide, CaBr2
dalam air secukupnya untuk memperoleh 200 mL
larutan.
Jawaban:
mol zat terlarut
M=
L larutan
g zat terlarut
g/mol
M= L larutan
4,0 g CaBr2
200 g CaBr2/mol
M= 1L
200 mL x
1000 mL
= 0,10 mol/L = 0,10M

6. Normalitas (N)
Normalitas adalah banyaknya ekuivalen zat
terlarut dalam satu liter larutan.

𝑔𝑟𝑒𝑘 𝑧𝑎𝑡 𝐴 𝑚𝑔𝑟𝑒𝑘 𝑧𝑎𝑡 𝐴


Normalitas zat A = = 1 𝑚𝐿 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
1 𝐿 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
Dimana: grek= massa zat (g)/ massa ekuivalen (ME),
dimana ME = Mr/valensi

Contoh soal:
Berapa normalitas larutan HNO3 yang terbuat dari
31,5 gram HNO3 yang ditambah air, sehingga
menjadi 500 mL larutan, bila Ar H =1, N = 14, O=16?
Penyelesaian:
Mr grek zat A
ME = N =
valensi 1 L larutan
63 o,5 mol
= =
1 0,5 L
= 63 = 1N

31,5 g
grek =
63
= 0,5 mol

7. Part per million (ppm) (bagian per juta, bpj)


Jika konsentrasi suatu zat relative rendah,
konsentrasi zat itu dapat dinyatakan dalam bagian
per juta (bpj atau ppm = part per million). Begian per
juta juga menyatakan banyaknya mg zat terlarut
dalam 1 liter larutan atau dalam 1 kg larutan padat.
bagian zat terlarut
Bpj = (bagian zat terlarut)+(bagian pelarut)
x106
Dapat diubah sebagai berikut;
bagian zat terlarut
Bpj zat A = x106
total bagian larutan

Contoh soal:
Dalam 155,3 g sampel air kolam ditemukan sekitar
1,7 x 10-4 g fosfat. Berapakah konsentrasi fosfat
tersebut dalam ppm?
Penyelesaian:
1,7 x 10−4 g fosfat
Konsentrasi fosfat = x 106
155,3 g larutan
= 1,1 ppm

V. Prosedur kerja
 Mencatat dan memeriksa semua alat yang disiapkan
 Mencuci alat dengan sabun agar bersih lalu
membilasnya dengan aquadest
 Mengambil bahan yang diperlukan untuk membuat
larutan
 Menghitung bahan yang digunakan untuk membuat
larutan dengan konsentrasi sesuai yang ditugaskan
oleh dosen
 Menimbang dengan teliti sejumlah bahan (sesuai
hasil perhitungan) menggunakan neraca analitis.
 Mengeluarkan bahan yang telah ditimbang lalu
membersihkan neraca analitis
 Menambahkan aquadest sedikit demi sedikit sambil
diaduk hingga semua bahan tersebut larut
sempurna
 Memindahkan larutan pada gelas kimia ke dalam
labu takar yang berukuran sesuai volume larutan
yang akan dibuat (jangan lupa untuk membilas gelas
kimia beberapa kali)
 Menambahkan aquadest hingga tanda batas
miniskus, jika ragu untuk menuang sesuai tanda
batas maka bisa menggunakan bantuan pipet tetes
atau labu semprot
 Lalu menghomogenkan larutan dalam labu takar
 Memindahkan larutan ke dalam botol berlabel dan
menyimpannya di tempat yang aman

Jika bahan berupa cairan:

 Memindahkan asam sulfat (H2SO4) di dalam lemari


asam pada gelas kimia
 Memasukkan asam sulfat ke dalam gelas ukur
sesuai hasil perhitungan
 Lalu menuangnya ke dalam labu takar
menggunakan corong kaca dan membilas gelas ukur
dengan aquades beberapa kali
 Menambahkan aquadest hingga tanda batas (jika
timbul panas, dinginkan labu takar dalam
wadah/baskom berisi air)
 Mengeluarkan larutan dari lemari asam dan
Menghomogenkannya
 Jika larutan tidak lagi panas maka larutan tersebut
dipindahkan ke dalam botol berlabel dan
menyimpannya di tempat yang aman.
VI. DATA DAN PERHITUNGAN

Larutan/pereaksi yang dibuat Bahan baku


No
Nama/rumus Konsentrasi dan Volume Jumlah,
spesifikasi wujud
kimia larutan larutan (mL) satuan
1. 14,307
Na2CO3 0,1 M 500 mL Hidrat padat
gr
2. 7,4945
NaI 0,1 M 500 mL Anhidrat padat
gr
3.
H2SO4 3M 500 mL Anhidrat cair 90 l

1. Pembuatan larutan natrium karbohidrat (Na2CO3) 0,1 M


sebanyak 500 mL

BM Na2CO3 = 106 gr/mol


BM Na2CO3 . 10 H2O = 286,14 gr/mol
Massa Na2CO3 0,1 M = M x V x BM Na2CO3
0,1 mol 106 gr
= x 0,5 L x
L mol
= 5,3 gr

BM Na2CO3 .10 H2O


Massa Na2CO3 . 10 H2O = m Na2CO3 x Na2CO3
286,14 gr/mol
= 5,3 x 106 gr/mol
= 5,3 x 2,699
= 14, 307 gr
Jadi, jumlah natrium karbonat yang dibutuhkan
sebanyak 14,307 gr. Selanjutnya ditambah dengan
aquades sampai larutan menjadi 500 mL.

2. Pembuatan larutan Natrium Iodida (NaI) 0,1 M sebanyak


500 Ml
BM NaI = 149,89 gr/mol
Massa NaI = M x V x BM
0,1 mol 149,89 gr
= x 0,5 L x
L mol
= 7,4945 g
Jadi, jumlah larutan Natrium Iodida yang
dibutuhkan sebanyak 7,4945 g. selanjutnya
ditambah dengan aquadest sampai volume larutan
500 mL.

3. Pembuatan larutan Asam sulfat (H2S04) 3 M sebanyak 500


mL.
BM (H2S04) = 98 g/mol
bj = 1,8144 gr/mL
% = 90%

% x bj x 1000
M = V1.M1 = V2.M2
Mr
gr 1000mL
90% x 1,8144 x V2.M2
= mL
gr
L
V1 =
98 M1
mol
10
90 x 1,8144 x 0,5 L . 3M
= 98
L
V1 = 16,662 Mol/liter
mol
900
x 1,8144
= L
98 V1 = O,O9 L
mol
1,633
= L
98 V1 = 90 mL
mol
1,633 mol
= 98 L
= 16,662 mol/L

VII. Daftar pustaka

A.Hadyana pudjaatmaka. 1990. Kimia untuk universitas


edisi VI. Jakarta: Erlangga.
Hermawan, Sandi. 2015. Super lengkap pelajaran 6 in 1
SMA/MA IPA kelas 10,11&12. Jakarta: Bintang Wahyu.
Mulyono, HAM. 2015. Membuat reagen kimia di
laboratorium. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Susilowati, Endang. 2015. Kimia untuk kelas X SMA dan
MA. Solo: Global.
Suwinardi. 1995. Kimia untuk mahasiswa politeknik
jurusan elektro semester 1. Bandung: pusat
pengembangan pendidikan politeknik.

Anda mungkin juga menyukai