Anda di halaman 1dari 47

LARUTAN

BAGIA
NI

DEFINISI
LARUTAN
Larutan adalah campuran homogen dua zat
atau lebih yang saling melarutkan dan
masing-masing zat penyusunnya tidak dapat
dibedakan lagi

 Suatu larutan terdiri dari zat terlarut (solute) dan


pelarut (solvent)
 Fasa larutan dapat digolongkan menjadi larutan padat,
larutan cair, dan larutan gas
WUJUD PELARUT DAN ZAT
TERLARUT
YANG MEMBENTUK LARUTAN

Wujud
zat Wujud Wujud Conto
terlaru Pelarut Larutan h
t
Ga Ga Ga Udara, gas
s s s alam
Cai Cai Cai Etan
r r r ol
Pad Pad Pad Baja
at at at Karbon
Minuma
Ga Ca Ca n
s ir ir berkabon
at
Pada Ca Ca Air Laut, Air
t ir ir teh
Hidrogen
Ga Pada Pada dalam
s t t platin
a

4
Larutan
Padat
CONTOH :
* Padat -
Padat
Tembaga
(Cu)

Seng (Zn)

Kuningan Paduan (Alloy) antara Tembaga dan


(CuZn) Seng

* Gas - Padat
Platina (Pt)

Ilustrasi Platina (Pt) yang


menyerap gas Hidrogen
(H)

5
Larutan
Cair
CONTOH :
* Padat -
Cair

Ikatan antara NaCl dan


* Cair - H2O
Cair

Reaksi Etilen / Etena dengan


air
6
Larutan
Cair
CONTOH :
* Gas -
Cair

Gas CO2 dalam


minuman
berkabonasi

7
Larutan
Gas
CONTOH :
* Gas -
Gas

8
BAGIA
N II

JENIS-JENIS
LARUTAN
JENIS-JENIS LARUTAN

✘ Larutan Elektrolit dan Non-


Elektrolit
✘ Larutan Jenuh, Tidak Jenuh, dan
Lewat Jenuh
Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit

Larutan
Elektrolit Larutan Non-
Elektrolit
Larutan yang zat-zatnya Larutan yang zat-zatnya
membentuk ion-ion tidak membentuk ion-ion
didalam air sehingga didalam air sehingga tidak
dapat menghantarkan dapat menghantarkan
arus listrik arus listrik
Yang tergolong elektrolit
kuat: Yang tergolong elektrolit lemah:
Asam-asam kuat: HCL, Asam-asam lemah: CH3COOH,
H2SO4, HNO3 HCN, H2S
Basa-basa kuat: NaOH, Basa-basa lemah: NH4OH,
KOH, Ca(OH)2 Ni(OH)2
Garam-garam yang Garam-garam yang sukar larut:
mudah larut: NaCl, KI AgCI, PbI2
CONTOH :

Lampu menyala menandakan Lampu menyala menandakan Lampu tidak menyala


larutan tersebut larutan tersebut menandakan larutan
adalah
larutan adalah
larutan tersebut
adalah larutan non
elektrolit. elektrolit. elektrolit

(Jika nyala lampu terang (Jika nyala l ampu redup


maka l arutan tersebut maka larutan tersebut
elektrolit elektrolit k uat) 13
kuat)
Larutan Jenuh, Tidak Jenuh, dan Lewat
Jenuh

Larutan Larutan Larutan Lewat


Jenuh Tidak
Jenu Jenu
Larutan
yang h Larutan
h yang zat
Di dalamnya Larutan yang zat terlarutnya
terdapat
zat terlarut terlarutnya memiliki jumlah
yang
mencap memiliki lebih
konsentrasi melebihi
ai kecil konsentrasi
kesetimbanga daripada larutan kesetimbangannya
n
dengan zat jenuh,
pelarutny sehingga
belum
a mencapai
kesetimbanga
n
CONTOH :

Larutan belum Larutan Larutan lewat


jenuh(Qsp < Jenuh
(Qsp = jenuh
(Qsp >
Ksp) Ksp) Ksp)

15
BAGIAN
III

KOMPOSISI /KONSENTRASI LARUTAN


Konsentrasi :
Adalah jumlah zat terlarut dalam setiap
satuan larutan atau pelarut.

Konsentrasi dinyatakan sebagai :


Satuan fisik : satuan bobot (gram, mili-
gram), satuan volume (mililiter, liter).
Satuan kimia : mol, massa rumus, ekiva-
len.
Lamban Nama Definisi
g
% b/b Persen g zat terlarut x 100%
bobot g larutan
% v/v Persen ml zat terlarut x
volume 100%
ml larutan
% b/v Persen g/mg zat terlarut x
bobot - 100%
volume 100 ml larutan
ppm Part per 1 mg zat terlarut/1
Lamban Nama Definisi
g
x Fraksi Mol zat terlarut
mol Mol zat terlarut + mol
pelarut
M molar Mol zat terlarut/liter
larutan
N normal Ekiv. Zat terlarut/liter
larutan
m molal Mol zat terlarut/1000 g
pelarut
JENIS-JENIS LARUTAN
✘ Fraksi Mol
(X)
✘ Molalitas (m)
✘ Molaritas (M)
✘ Pengenceran
Larutan
FRAKSI MOL (X)
“Menyatakan perbandingan antara jumlah mol
salah satu komponen larutan terhadap total
semua komponen dalam larutan”
Dinotasikan dengan :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑜𝑙
XA = 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛 𝐴
𝐽 𝑢 𝑚 𝑙 𝑎 ℎ 𝑚 𝑜 𝑙 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ
𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛

Jika dalam larutan tersebut hanya terdiri


dari dua komponen [zat A (terlarut) dan
zat B (larutan)], maka berlaku :

𝑋𝐵 = 1 − 𝑋𝐴

17
Molalitas (m)

“Didefinisikan sebagai jumlah mol zat terlarut dalam 1


kg pelarut”
Dinotasikan dengan :

 m=
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
 1000 𝑔𝑟𝑎𝑚 pe𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡

Molalitas memiliki satuan :


 𝑚𝑜𝑙
 𝑘𝑔
Molaritas
(M)
“Didefinisikan sebagai jumlah mol zat terlarut per
liter larutan”
Dinotasikan dengan :

M=
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛

Molalitas memiliki satuan :


𝑚𝑜𝑙
𝐿
Pengenceran Larutan
“Untuk mengetahui hubungan antara moralitas larutan
sebelum dan sesudah pengenceran, maka rumus
moralitas ditulis ulang dan disusun menjadi :”
n=MxV
Karena dinyatakan untuk sebelum pengenceran, maka :
n = M1 x V 1
Agar larutan encer, maka pelarut ditambahkan. Sehingga
konsentrasi dan volume awal menjadi :
n = M2 x V 2
Karena hanya zat pelarut yang ditambahkan, zat terlarut
tidak mengalami perubahan. Sehingga didapatkan
hubungan :

M1 x V 1 = M 2 x V 2

20
Tugas
1. Hitunglah persen berat K2CO3 dalam larutan yang dibuat dengan
melarutkan 15 g K2CO3 dalam 60 g air.
2. Suatu larutan dibuat dari 22,2 g glukosa (C6H12O6) dan air
secukupnya sehingga terbentuk larutan 251 ml. Berapa konsentrasi
molar larutan itu ?
4. Berapa g HNO3 diperlukan untuk membuat 2,85 liter larutan 0,450 M
?
5. Hitunglah molaritas dan normalitas larutan NaOH 10 %-b, Mr
NaOH = 40.
6. Cuka pasar 4 %-b mempunyai density 1,0058 g-cm3. Berapa molaritas
dan normalitas cuka pasar itu ? CH3COOH (asam cuka).
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN :
Hukum Raoult merupakan dasar dari 4 macam
sifat larutan encer yang di-sebut sifat
koligatif.
Koligatif berasal dari kata colligare 
kumpul bersama, karena sifat ini
bergantung pada pengaruh kebersamaan
(kolektif) semua partikel dan tidak pada
sifat dan keadaan partikel.
4 Macam sifat koligatif larutan,
yaitu :

Penurunan tekanan uap (P)


Kenaikan titik didih (Td)
Penurunan titik beku (Tb)
Tekanan osmosis ()
Ad. 1. Penurunan tekanan uap
(P)

Jika zat terlarut A yang tidak menguap dilarutkan


dalam pelarut, maka menurut hukum Raoult,
P1 (pelarut) = Po1.x1
Po1 – P1 = P = Po1 – Po1.x1
= Po1 ( 1 – x1 )
= Po1.x2
Dimana :

P1 tekanan uap larutan


Po1 tekanan uap murni dari pelarut
x1 fraksi mol zat pelarut
x2 fraksi mol zat terlarut
P penurunan tekanan uap larutan
Contoh :

1. Suatu cairan mempunyai tekanan uap 50 mmHg pada


25oC. Hitung tekanan uap larutan, jika 6 mol cairan ini
dicampur dengan 4 mol suatu non elektrolit yang tidak
mudah menguap !
2. Tekanan uap eter (Mr. = 74) 442 mmHg pada 293 K.
Jika 3 gram A dilarutkan ke dalam 50 gram eter
pada suhu 293 K, maka tekanan uap menjadi 426
mmHg.
Hitung Mr zat A !
Jawab : N0 1

x1 = 6/(6 + 4) = 0,6
Cara I :
Plarutan = 0,6 x 50 mmHg = 30 mmHg
Cara II :
x2 = 1 – 0,6 = 0,4 
P = 0,4 x 50 mmHg = 20 mmHg
Plarutan = 50 – 20 mmHg = 30 mmHg
Jawab : No 2

w2.Mr1 Po1
Mr2 = --------- x ------
w1 P
3 x 74 442
= ---------- x ---------------
50 (442 – 426)

= 122,66
Ad. 2 & 3 : Kenaikan Titik Didih
(Td) & Penurunan Titik Beku (Tb)
Akibat dari penurunan tekanan uap, maka terjadi
kenaikan titik didih.

AB AD T 1 – To Po – P 1
---- = ------ = --------- = ----------
AC AE T2 – To P o – P2

 T  P

Jadi kenaikan titik didih berbanding lurus dgn penurunan


tekanan uap.
Menurut hukum Raoult,
P  x2, sedangkan P  T,
maka :
T  x2  T = K1. x2
K1 adalah suatu tetapan,
dan
n2
x2 = -----------
n1 + n 2
Untuk larutan yang sangat encer, maka :
n1 + n2  n1, maka :

n2 w2/Mr2 w2 Mr1
x2 = ----- = ---------- = ------ x ------
n1 w1/Mr1 Mr2 w1

dengan m = kemolalan, maka :


T = (K1. x2) m, maka :
Bila K1.x2 diubah menjadi Kd, maka :
Td = Kd.m, atau
Tb = Kb.m dimana :

Td kenaikan titik didih


Tb penurunan titik beku
Kd tetapan kenaikan titik didih molal
Kb tetapan penurunan titik beku molal
m molalitas dari pelarut
Td = Kd.m m =
mol/Kg pelarut
w2 1000
w2
mol = ------ m =
------- x -----
Mr2 w1
Mr2 dimana :
1000 w2 w1 bobot pelarut (dalam gram)
Td = Kd x ------- x ----- w2 bobot zat terlarut (dalam
w1 Mr2 gram)
1000
w2 CATATAN :
Pada tekanan tetap, kenaikan
Tb = Kb x
titik didih & penurunan titik
------- x -----
beku suatu larutan encer
berbanding lurus dengan
w1 Mr2 konsentrasi massa.
 Larutan encer semua zat terlarut
yang tidak mengion, dalam
pelarut yang sama, dengan
konsentrasi molal yang sama,
mempunyai titik didik didih atau
titik beku yang sama, pada
tekanan yang sama.
CONTOH :
Hitung titik beku air (Kb = 1,86) dalam
radiator mobil yang berisi 88 gram etilen
glikol (Mr. = 62) & 160 gram air (Mr. =
18) !

JAWAB :
Etilen glikol (molal) = 88/ 62 mol dlm 160
g air
Dalam 1000 gram air = 1.4194 x
1000/160 = 8.871 m
Tb = Kb.m = 1,86 x 8,871 = 16,50
titik beku = – 16,50oC
Hitung titik didih suatu larutan (Td =
0,513) yang mengandung 30 gram gula
(Mr. = 342) dalam 100 gram air !

JAWAB :
Td = Kd.m
30 1000
molal = ----- x -------- = 0,8772 molal
342 100
Td = 0,513 x 0,8772 = 0,45
Titik didih larutan = 100o + 0,45o =
100,45o
Ad. 4. Tekanan Osmotik

Jika 2 larutan yang mempunyai


per-bedaan konsentrasi dan
dipisahkan oleh suatu
membran yang semi
permiabel, maka molekul
pelarut dari larutan encer akan
mengalir ke larutan yang
pekat.
Peristiwa inilah yang disebut
Membran hanya dapat dilalui oleh
pe-larut bukan oleh zat yang terlarut.
Sebenarnya laju pelarut yang mengalir
dalam 2 arah, tapi laju yang encer lebih
cepat daripada yang pekat.
Tekanan osmosis suatu larutan adalah
tekanan yang mencegah terjadinya
osmosis.
Jika osmosis berhenti, aliran molekul
pelarut tetap berlangsung dengan laju
yang sama
 = C.R.T

dimana :
 tekanan osmosis pada suhu tertentu
C konsentrasi zat terlarut (molar)
R tetapan gas, yaitu :
0,08205 L.atm.K-1.mol-1
T suhu multlak
INGAT :
Larutan encer dari zat terlarut
yang berbeda dengan
konsentrasi yang sama pada
suhu yang sama, mempunyai
tekanan osmosis yang sama
CONTOH :

Suatu larutan yang mengandung 6 gram


PVC dengan pelarut dioksan sampai 1 liter
mempunyai tekanan osmosis 0,86 mmHg
pada 15oC. Hitung Mr. dari PVC !
Jawab :
 = 0,86 mmHg = 0,86/760 atm =
1,132.10-3 atm
T = 273 + 15 = 288 K
 = C.R.T
0,001132 = 6/Mr x 0,08205 x 288
Mr = 125.249,47
Hitung titik didih dan titik beku dari 50
gram gula (Mr. = 342) dlm 50 gram air !
Kb = 1,86 & Kd = 0,52
JAWAB :
50/342
m = ---------- = 2,924 molal
0,050
Td = 0,52 x 2,924 = 1,52
Jadi titik didih larutan tersebut =
(100 + 1,52)o = 101,52oC
Tb = 1,86 x 2,924 = 5,44
Jadi titik beku larutan tersebut =
0o + (– 5,44)oC = – 5,44oC

Suatu larutan yang mengandung 1 gram X


dalam 30 gram benzena (Mr. = 78) membeku
pada 3,80oC. Sedangkan titik beku murni
5,50oC dan Kb = 5,12.
Hitung Mr. X !
Tb = 5,50 – 3,80 = 1,70oC
1,70 = 5,12 x m  m = 0,332
bobot 1000
m = --------- x ----------
Mr volume
1 1000
0,332 = ----- x -------
Mr 30
Mr = 100,40
Titik didih benzena pada 1 atm = 80,2oC. Hitung
tekanan uap pada 80,2oC dari suatu larutan ideal
yang mengandung 4,0 mol zat non elektrolit dan
624 gram benzena (Mr. = 78) !

JAWAB :
Jumlah pelarut = 624/78 = 8,0 mol
Fraksi mol pelarut = 8,0/(4,0 + 8,0) = 0,67
Po uap pada 80,2oC = 760 mmHg
Tekanan uap larutan tersebut =
0,67 x 760 mmHg = 509,2 mmHg.

Anda mungkin juga menyukai