Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

PRINSIP DASAR KIMIA LAUT

LARUTAN, PENGENCERAN DAN PENCAMPURAN

OLEH:
NAMA:
IHSAN YAZID RAMADHAN
NIM:
08051182025016
KELAS:
B

LABORATORIUM OSEANOGRAFI DAN INSTRUMENTASI KELAUTAN


JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kita telah mempelajari di dalam pelajaran kimia dikenal adanya larutan. Larutan  ini 
sangat  penting  karenahampir  semua  reaksi  kimia  terjadi  dalam  bentuk  larutan. Larutan
adalah sesuatu yang penting bagi manusia dan makhluk hidup pada umumnya. Reaksi-reaksi
kimia biasanya berlangsung antara dua campuran zat. Banyak reaksi kimia yang dikenal, baik
di dalam laboratorium atau di industri terjadi di dalam larutan. Larutan pada dasarnya adalah
fase yang homogen yang mengandung lebih dari satu komponen. Komponen yang terdapat
dalam jumlah besar disebut pelarut atau solvent. Sedangkan komponen dalam jumlah sedikit
disebut zat terlarut atau solute. Selain larutan di kenal juga konsentrasi larutan.
Konsentrasi merupakan Konsentrasi adalah kuantitas relatif suatu zat tertentu didalam
larutan. Konsentrasi merupakan ukuran yang menggambarkan banyaknya zat di dalam suatu
campuran dua larutan atau lebih . Larutan yang mengandung sebagian besar solute relatif
terhadap pelarut, berarti larutan tersebut konsentrasinya tinggi atau pekat. Sebaliknya bila
mengandung sejumlah kecil solute, maka konsentrasinya rendah atau encer. Larutan adalah
campuran yang bersifat homogen antara molekul, atom ataupun ion dari dua zat atau lebih.
Disebut campuran karena susunannya atau komposisinya dapat berubah. Disebut homogen
karena susunanya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian yang
berlainan, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun.
Konsentrasi larutan dalam kimia dapat dinyatakan dalam molaritas, molalitas,
normalitas, persen massa, persen volume, persen berat per volume dan parts per million.
Penting untuk mempelajari mengenai pengenceran pembuatan, dan pencampuran larutan
dengan konsentrasi yang berbeda. Oleh karena itu perlu  dilakukan  praktikum   mengenai  
pengenceran, pembuatan larutan agar praktikan mengerti cara membuat larutan dan
pengenceran larutan.
Dalam praktikum ini pula, kita dapat mengetahui cara-cara ataupun prosedur ketika
mencampurkan suatu larutan yang mana ukurannya telah ditentukan terlebih dahulu.
Pembuatan larutan dan pengenceran adalah salah satu kegiatan dasar yang dilakukan
dilaboratorium. Kegiatan ini termasuk kegiatan yang hampir selalu dilakukan di dalam
laboratorium. Untuk menyatakan kepekaaan atau konsentrasi suatu larutan dapat di lakukan
berbagai cara tergantung pada tujuan penggunaannya.
Satuan yang digunakan untuk menentukan kepekaan larutan adalah molaritas,
normalitas, persen berat, persen volume, atau sebagainya. Untuk memperkecil konsentrasi
suatu larutan maka dilakukan pengenceran, dengan cara menambahkan pelarut. Selain itu
melalui praktikum ini mahasiswa juga diperkenalkan dengan berbagai macam jenis zat
larutan dan pelarut, serta tingkat bahaya dari masing masing larutan.
Mempelajari mengenai pembuatan dan pengenceran larutan sangat penting bagi
mahasiswa sebab pembuatan dan pengenceran larutan merupakan hal yang paling dasar
dalam praktikum Aplikasi Teknologi Laboratorium, juga pada kenyataannya tidak semua
mahasiwa mampu serta menguasai cara untuk membuat suatu lalrutan dan cara melakukan
pengenceran yang baik. Berdasarkan hal di atas maka dilakukan praktikum mengenai
pembuatan larutan dan pengenceran agar praktikan mengerti cara membuat suatu larutan dan
mengencerkan larutan.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah:
1.Mengetahui teknik pembuatan larutan, mengencerkan larutan dan mencampurkan larutan
2.Mengetahui menentukan konsentrasi, molaritas dan normalitas

1.3 Manfaat
Adapun mantaat dari pelaksanaan praktikum ini adalah:
1.Mahasiswa dapat mengetahui teknik pembuatan larutan, mengencerkan larutan dan
mencampurkan larutan
2.Mahasiswa dapat mengetahui menentukan konsentrasi, molaritas dan normalitas
II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Larutan
Larutan adalah campuran homogen antara dua zat atau lebih. Untuk mengetahui suatu
larutan mana yang termasuk zat perlarut dan zat terlarut, yaitu zat yang jumlahnya sedikit
disebut zat terlarut sedangkan zat yang jumlahnya banyak disebut pelarut. Larutan adalah
campuran yang bersifat homogen antara molekul, atom ataupun ion dari dua zat atau lebih.
Disebut campuran karena susunannya atau komposisinya dapat berubah. Disebut homogen
karena susunanya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian yang
berlainan, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun. Fase larutan dapat berwujud gas, padat
ataupun cair. Larutan gas misalnya udara. Larutan padat misalnya perunggu, amalgam dan
paduan logam yang lain (Hikmayanti, 2019).
Molaritas (M) adalah suatu konsentrasi yang mengukur banyaknya mol zat terlarut
dalam suatu liter larutan. Dapat di tulis dengan rumus : M= mol zat terlarut atau M = mol
Liter larutan V. Membuat suatu larutan untuk suatu eksperomen dapat dilakukan dengan
melarutkan zat padat (kristal) atau dengan melakukan pengenceran larutan konsentrasi tinggi
menjadi konsentrasi rendah . Normalitas yang bernotasi (N) merupakan satuan konsentrasi
yang sudah memperhitungkan kation atau anion yang dikandung sebuah larutan. Normalitas
didefinisikan banyaknya zat dalam gram ekivalen dalam satu liter larutan. Secara sederhana
gram ekivalen adalah jumlah gram zat untuk mendapat satu muatan. Pembuatan larutan
adalah suatu cara mempelajari cara pembuatan larutan dari bahan cair atau padat dengan
konsentrasi. Untuk menyatakan kepekaaan atau konsentrasi suatu larutan dapat di lakukan
berbagai cara tergantung pada tujuan
penggunaannya. Adapun satuan yang digunakan untuk menentukan kepekaan larutan dalah
molaritas. Molaritas, persen persen volume, atau sebagainya yang telah diencerkandiencerkan
( Saputra, 2013).

2.2 Pengenceran
Pengenceran adalah prosedur pembuatan larutan yang lebih encer dari larutan yang
lebih pekat melalui penambahan sejumlah pelarut pada larutan dengan volume dan
konsentrasi tertentu. Dalam analisis kadang-kadang kita memerlukan suatu zat dalam
konsentrasi yang berbeda- beda. Untuk mempermudah maka larutan yang konsentrasinya
tinggi harus diencerkan. Hal ini dilakukan dengan terlebih dahulu menentukan jumlah larutan
yang akan kita buat kemudian menghitung banyaknya larutan awal yang akan diencerkan.
Apabila konsentrasi larutan dinyatakan dalam skala volumetrik, jumlah solute yang terdapat
dalam larutan pada volume tertentu akan setara dengan hasil kali volume dan konsentrasi.
Jika suatu larutan diencerkan, volume akan meningkat dan konsentrasi akan berkurang
nilainya, tetapi jumlah keseluruhan solute akan konstan (Hikmayanti, 2019).
Pengenceran adalah proses mencampur larutan (zat terlarut) yang berkonsentrasi
tinggi dengan cara menambahkan zat pelarut hingga diperoleh volume yang lebih besar dan
konsentrasi zat terlarut yang lebih rendah. Pelarut yang digunakan bersifat netral. Pelarut
yang lazim digunakan pada proses pengenceran adalah seperti penjelasan di atas, yakni
aquadest. Pengenceran juga dapat meningkatkan jumlah pH dalam larutan (Ferdinan, 2013).
Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara
menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika suatu larutan
senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan.
Pengenceran yaitu suatu cara atau metode yang diterapkan pada suatu senyawa dengan jalan
menambahkan pelarut yang bersifat netral, lazim dipakai yaitu aquadest dalam jumlah
tertentu. Penambahan pelarut dalam suatu senyawa dan berakibat menurunnya kadar
kepekatan atau tingkat konsentrasi dari senyawa yang dilarutkan/diencerkan. Dalam kimia,
pengenceran diartikan pencampuran yang bersifat homogen antara zat terlarut dan pelarut
dalam larutan (Saputra, 2013).
Pengenceran dapat dilakukan dengan menambahkan aquadest ke dalam larutan. Selain itu,
pengenceran dapat dilakukan dengan cara terlebih dahulu menentukan konsentrasi dan volume larutan
yang akan dibuat. Di dalam pengenceran suatu larutan berlaku rumus V 1M1=V2M2. Pengenceran
dapat dilakukan dengan mengetahui terlebih dahulu konsentrasi yang diinginkan. Dalam
pengenceran berlaku rumus V1M1=V2M2. Dimana V1 adalah volume awal larutan sebelum
diencerkan. M1 adalah konsentrasi awal larutan sebelum diencerkan. V 2 adalah volume akhir
larutan yang telah diencerkan. M2 adalah konsentrasi larutan Larutan didefinisikan sebagai
campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom
maupun ion yang komposisinya dapat berpariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan, atau
padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sebagian kecil solute,
relative terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung
sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut. Sedangkan solvent (pelarut) adalah medium
dalam mana solute terlarut (Afos, 2014).
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air,selain yang berfungsi
sebagai pelarut adalah alkohol amoniak, kloroform, benzena, minyak, asam asetat, akan tetapi
kalau menggunakan air biasanya tidak disebutkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kelarutan yaitu temperatur, sifat pelarut, efek ion sejenis, efek ion berlainan, pH, hidrolisis,
pengaruh kompleks dan lain-lain. Zat terlarut (solute) merupakan tat-zat yang memiliki fasa
padat dan gas, sedangkan yang berfasa cair dikatakan sebagai pelarut. Suatu zat dikatakan
sebagai pelarut apabila memiliki komposisi yang lebih banyak dibandingkan jumlah zat
terlarut yang paling menentukan sifat larutan. Pada pembuatan sirup jumlah gula lebih
banyak dari jumlah air tetapi air tetap dikatakan sebagai pelarut karena dapat
mempertahankan keadaan fisiknya sedangkan gula atau sukrosa disebut sebagai zat terlarut
karna tidak dapat mempertahankan sifat fisik ( Wulandari, 2018).

2.3 Pencampuran Larutan


Pembuatan larutan adalah suatu cara mempelajari cara pembuatan larutan dari bahan
cair atau padat dengan konsentrasi tertentu. Untuk menyatakan kepekaaan atau konsentrasi
suatu larutan dapat di lakukan berbagai cara tergantung pada tujuan penggunaannya. Adapun
satuan yang digunakan untuk menentukan kepekaan larutan adalah molaritas. Molaritas,
persen berat, persen volume, atau sebagainya. Pencampuran larutan merupakan
penggabungan dua zat atau lebih yang jenisnya sama. Namun larutan tersebut mempunyai
konsentrasi yang berbeda. Pencampuran tidak menyebabkan adanya perubahan fisik. Pada
proses pencampuran beberapa jenis zat berlaku rumus Dimana V1 = volume larutan pertama,
V2 = volume larutan kedua, M1 = molaritas larutan pertama, M2 = molaritas larutan kedua
(Faizal, 2013).
PPM (Part per Million) atau dalam bahasa Indonesianya “Bagian per Sejuta Bagian”
adalah satuan konsentrasi yang sering dipergunakan dalam di cabang Kimia Analisa. Satuan
ini sering digunakan untuk menunjukkan kandungan suatu senyawa dalam suatu larutan
misalnya kandungan garam dalam air laut, kandungan polutan dalam sungai, atau biasanya
kandungan yodium dalam garam juga dinyatakan dalam ppm. Konsentrasi ppm merupakan
perbandingan antara berapa bagian senyawa dalam satu juta bagian suatu sistem. Sama
halnya denngan “persentase” yang menunjukan bagian per seratus. Untuk mengetahui kadar
konsentrasi kedua larutan dihitung dengan rumus pencamuran yaitu penjumlahan kedua mol
larutan dibagi dengan jumlah volume total. Sementara untuk mengetahui volume jumlah mol
kedua larutan dilakukan dengan menghitung jumlah volume awal kedua larutan. Pada
pencampuran larutan ini molaritas awal berbeda dengan molaritas akhir dan volume akhir
larutan lebih besar dari volume awal larutan.
III METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum prinsip dasar kimia laut ini dilaksanakan secara virtual melalui aplikasi
zoom pada hari Jumat, 8 Maret 2021 pukul 13.00 WIB sampai dengan selesai. Praktikum ini
dilaksanakan di Jalan Bukit Tani, Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka, Bangka Belitung
‘33254 (-1.616995,105.765760).

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
Adapun alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum mikrobiologi kali ini sebagai
berikut.

No NAMA ALAT BAHAN

1. Labu ukur NaCl

2. Labu erlenmeyer H2SO4

3. Gelas Kimia CH3COONa

4. Timbangan Analitik Aquades

5. Pipet Tetes CH3COOH

6. Batang Pengaduk

3.3 Cara Kerja


Cara Kerja pembuatan larutan sebagai berikut:
1. Hitunglah jumlah bahan kimia yang dibutuhkan untuk membuat larutan.
2. NaOH 0,35 N sebanyak 50 mL
3. NaOH 6 M sebanyak 50 mL
4. NaOH 2,5 M sebanyak 50 mL
5. NaOH 0,1 M sebanyak 100 mL
6. CH3COONa 0,2 M sebanyak 50 mL
7. Bahan ditimbang dengan menggunakan gelas kimia pada timbangan digital sesuai dengan
jumlah bahan kimia yang telah dihitung sesuai dengan prosedur no.1
8. Bahan yang sudah ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam labu takar dan ditambahkan
dengan aquadest hingga tanda tera.
9. dikocok hingga homogen lalu masukkan ke dalam botol kaca yang telah disediakan.

Cara kerja pengencera larutan adalah sebagai berikut:


1. Hitunglah jumlah bahan kimia yang dibutuhkan untuk membuat larutan.
2. HCl 0,2 M sebanyak 50 mL
3. HCl 3% sebanyak 50 mL
4. HCl 0,1 sebanyak 50 mL
5. HCl 0,35 M sebanyak 50 mL
6. CH3COOH 0,2 M sebanyak 50 mL
7. Bahan ditimbang dengan menggunakan gelas kimia pada timbangan digital sesuai
dengan jumlah bahan kimia yang telah dihitung sesuai dengan prosedur no.1
8. Bahan yang sudah ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam labu takar dan
ditambahkan dengan aquadest hingga tanda tera.
9. Dikocok hingga homogen lalu masukkan ke dalam botol kaca yang telah disediakan.

Cara kerja pencampuran larutan adalah sebagai berikut:


1. Diambil HCl 0,35 M dan dipipet sebanyak 20 mL
2. Diambil HCl 0,1 M dan dipipet sebanyak 30 mL
3. Bahan yang sudah dipipet kemudian dimasukkan kedalam labu takar.
4. Dihomogenkan lalu dipindahkan ke botol kaca yang telah disediakan.
3.4.1 Pembuatan Larutan

1. Colokan Neraca Analitik

2. Tekan tombol power/off

3. Masukan aluminium foil kedalam neraca analitik


4.Timbang larutan kristal sebanyak 7 gram

5.Ambil kristalnya dan matikan neraca analitik


6. Masukan kristal kedalam Erlenmeyer
7. Campurkan Na2SO4 dengan aquades lalu aduk sampai terlarut

3.4.2 Pengenceran Larutan

1. Buka tutup wadah HCL


2. Ambil larutan dengan rubber bulb
3. Pindahkan kepipet volume dan masukan kelabu ukur

4. Tambahkan larutan sampai batas volume yang ditentukan


5. Homogenkan
DAFTAR PUSTAKA

Afos, F.T., Hamzar, Z., Desiwati. 2014. Optimasi Penentuan Fe(Iii), Co(Ii) Dan
Cr(Iii) Secara Simultan Dengan Voltammetri Striping Adsorptif (Adsv)
Menggunakan Kalkon Sebagai Pengompleks. Jurnal Kimia Unand. Vol
3(4) :1-9.

Faisal, Z.H. 2013. Pembuatan dan karakterisasi Katalis Al3+-bentonit tersulfat


untuk Esterifikasi Asam Palmitat menjadi Metil Palmitat. Skripsi.
Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga.

Ferdinand, H.T., Extrada,H., dan Yulisman. 2013. Kelangsungan Hidup dan


Pertumbuhan Benih Ikan Gabus (Channa striata) pada Berbagai Tingkat
Ketinggian Air Media Pemeliharaan. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia.
Vol 1(1): 103-114.

Hikmayanti, M, dan Lisa Utami. 2019.Analisis Kemampuan Multiple


Representasi Siswa Kelas XI MAN 1 Pekanbaru Pada Materi Titrasi Asam
Basa. Jurnal Riset Pendidikan Kimia. Vol 9(1) :52-57.

Wulandari, D.A., dan Yulkifli. 2018.Studi Awal Rancang Bangun Colorimeter


Sebagai Pendeteksi Pada Pewarna Makanan Menggunakan Sensor
Photodioda. Pilar of Physics Journal.. Vol 11(2) :81-87.

Anda mungkin juga menyukai