OLEH:
NAMA:
IHSAN YAZID RAMADHAN
NIM:
08051182025016
KELAS:
B
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah:
1.Mengetahui teknik pembuatan larutan, mengencerkan larutan dan mencampurkan larutan
2.Mengetahui menentukan konsentrasi, molaritas dan normalitas
1.3 Manfaat
Adapun mantaat dari pelaksanaan praktikum ini adalah:
1.Mahasiswa dapat mengetahui teknik pembuatan larutan, mengencerkan larutan dan
mencampurkan larutan
2.Mahasiswa dapat mengetahui menentukan konsentrasi, molaritas dan normalitas
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Larutan
Larutan adalah campuran homogen antara dua zat atau lebih. Untuk mengetahui suatu
larutan mana yang termasuk zat perlarut dan zat terlarut, yaitu zat yang jumlahnya sedikit
disebut zat terlarut sedangkan zat yang jumlahnya banyak disebut pelarut. Larutan adalah
campuran yang bersifat homogen antara molekul, atom ataupun ion dari dua zat atau lebih.
Disebut campuran karena susunannya atau komposisinya dapat berubah. Disebut homogen
karena susunanya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian yang
berlainan, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun. Fase larutan dapat berwujud gas, padat
ataupun cair. Larutan gas misalnya udara. Larutan padat misalnya perunggu, amalgam dan
paduan logam yang lain (Hikmayanti, 2019).
Molaritas (M) adalah suatu konsentrasi yang mengukur banyaknya mol zat terlarut
dalam suatu liter larutan. Dapat di tulis dengan rumus : M= mol zat terlarut atau M = mol
Liter larutan V. Membuat suatu larutan untuk suatu eksperomen dapat dilakukan dengan
melarutkan zat padat (kristal) atau dengan melakukan pengenceran larutan konsentrasi tinggi
menjadi konsentrasi rendah . Normalitas yang bernotasi (N) merupakan satuan konsentrasi
yang sudah memperhitungkan kation atau anion yang dikandung sebuah larutan. Normalitas
didefinisikan banyaknya zat dalam gram ekivalen dalam satu liter larutan. Secara sederhana
gram ekivalen adalah jumlah gram zat untuk mendapat satu muatan. Pembuatan larutan
adalah suatu cara mempelajari cara pembuatan larutan dari bahan cair atau padat dengan
konsentrasi. Untuk menyatakan kepekaaan atau konsentrasi suatu larutan dapat di lakukan
berbagai cara tergantung pada tujuan
penggunaannya. Adapun satuan yang digunakan untuk menentukan kepekaan larutan dalah
molaritas. Molaritas, persen persen volume, atau sebagainya yang telah diencerkandiencerkan
( Saputra, 2013).
2.2 Pengenceran
Pengenceran adalah prosedur pembuatan larutan yang lebih encer dari larutan yang
lebih pekat melalui penambahan sejumlah pelarut pada larutan dengan volume dan
konsentrasi tertentu. Dalam analisis kadang-kadang kita memerlukan suatu zat dalam
konsentrasi yang berbeda- beda. Untuk mempermudah maka larutan yang konsentrasinya
tinggi harus diencerkan. Hal ini dilakukan dengan terlebih dahulu menentukan jumlah larutan
yang akan kita buat kemudian menghitung banyaknya larutan awal yang akan diencerkan.
Apabila konsentrasi larutan dinyatakan dalam skala volumetrik, jumlah solute yang terdapat
dalam larutan pada volume tertentu akan setara dengan hasil kali volume dan konsentrasi.
Jika suatu larutan diencerkan, volume akan meningkat dan konsentrasi akan berkurang
nilainya, tetapi jumlah keseluruhan solute akan konstan (Hikmayanti, 2019).
Pengenceran adalah proses mencampur larutan (zat terlarut) yang berkonsentrasi
tinggi dengan cara menambahkan zat pelarut hingga diperoleh volume yang lebih besar dan
konsentrasi zat terlarut yang lebih rendah. Pelarut yang digunakan bersifat netral. Pelarut
yang lazim digunakan pada proses pengenceran adalah seperti penjelasan di atas, yakni
aquadest. Pengenceran juga dapat meningkatkan jumlah pH dalam larutan (Ferdinan, 2013).
Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara
menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika suatu larutan
senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan.
Pengenceran yaitu suatu cara atau metode yang diterapkan pada suatu senyawa dengan jalan
menambahkan pelarut yang bersifat netral, lazim dipakai yaitu aquadest dalam jumlah
tertentu. Penambahan pelarut dalam suatu senyawa dan berakibat menurunnya kadar
kepekatan atau tingkat konsentrasi dari senyawa yang dilarutkan/diencerkan. Dalam kimia,
pengenceran diartikan pencampuran yang bersifat homogen antara zat terlarut dan pelarut
dalam larutan (Saputra, 2013).
Pengenceran dapat dilakukan dengan menambahkan aquadest ke dalam larutan. Selain itu,
pengenceran dapat dilakukan dengan cara terlebih dahulu menentukan konsentrasi dan volume larutan
yang akan dibuat. Di dalam pengenceran suatu larutan berlaku rumus V 1M1=V2M2. Pengenceran
dapat dilakukan dengan mengetahui terlebih dahulu konsentrasi yang diinginkan. Dalam
pengenceran berlaku rumus V1M1=V2M2. Dimana V1 adalah volume awal larutan sebelum
diencerkan. M1 adalah konsentrasi awal larutan sebelum diencerkan. V 2 adalah volume akhir
larutan yang telah diencerkan. M2 adalah konsentrasi larutan Larutan didefinisikan sebagai
campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom
maupun ion yang komposisinya dapat berpariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan, atau
padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sebagian kecil solute,
relative terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung
sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut. Sedangkan solvent (pelarut) adalah medium
dalam mana solute terlarut (Afos, 2014).
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air,selain yang berfungsi
sebagai pelarut adalah alkohol amoniak, kloroform, benzena, minyak, asam asetat, akan tetapi
kalau menggunakan air biasanya tidak disebutkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kelarutan yaitu temperatur, sifat pelarut, efek ion sejenis, efek ion berlainan, pH, hidrolisis,
pengaruh kompleks dan lain-lain. Zat terlarut (solute) merupakan tat-zat yang memiliki fasa
padat dan gas, sedangkan yang berfasa cair dikatakan sebagai pelarut. Suatu zat dikatakan
sebagai pelarut apabila memiliki komposisi yang lebih banyak dibandingkan jumlah zat
terlarut yang paling menentukan sifat larutan. Pada pembuatan sirup jumlah gula lebih
banyak dari jumlah air tetapi air tetap dikatakan sebagai pelarut karena dapat
mempertahankan keadaan fisiknya sedangkan gula atau sukrosa disebut sebagai zat terlarut
karna tidak dapat mempertahankan sifat fisik ( Wulandari, 2018).
Praktikum prinsip dasar kimia laut ini dilaksanakan secara virtual melalui aplikasi
zoom pada hari Jumat, 8 Maret 2021 pukul 13.00 WIB sampai dengan selesai. Praktikum ini
dilaksanakan di Jalan Bukit Tani, Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka, Bangka Belitung
‘33254 (-1.616995,105.765760).
6. Batang Pengaduk
Afos, F.T., Hamzar, Z., Desiwati. 2014. Optimasi Penentuan Fe(Iii), Co(Ii) Dan
Cr(Iii) Secara Simultan Dengan Voltammetri Striping Adsorptif (Adsv)
Menggunakan Kalkon Sebagai Pengompleks. Jurnal Kimia Unand. Vol
3(4) :1-9.