v=SvDUygdQtj8&pbjreload=10
https://www.youtube.com/watch?v=4CrYHdRLEAQ
Siang ini saya bersama Pak Yasonna membawa Surpres untuk penyerahan dan
pembahasan RUU Perppu 1/2020. Seperti Presiden sampaikan, Beliau menandatangani
Perppu ini untuk merespons kondisi penyebaran Covid yang telah menjadi krisis kesehatan
dan kemanusiaan, dan berpotensi menciptakan krisis ekonomi dan keuangan,” ujar Sri
Mulyani pada video konferensi, Kamis (2/4/2020).
Dalam kesempatan yang sama, Puan Maharani mengatakan bahwa jajaran pimpinan
dewan telah menerima Surpres Perppu 1/2020 tersebut dan akan melakukan rapat
konsultasi bersama dengan pemerintah.
“Termasuk mencari formula fiskal dan kebijakan sistem keuangan dalam menangani
dampak Corona pada kesehatan, sosial, ekonomi, dan bidang strategis lainnya,” ujar Puan.
Menurut Puan, ruang pelebaran defisit hanya bisa digunakan jika situasi sudah sangat
darurat, serta untuk mengakomodir program-program yang bersentuhan dengan sosial dan
ekonomi masyarakat di tengah pandemi.
“Nantinya (pembahasan) akan kami lakukan sesuai dengan melanisme yang ada . Saya
yakin gotong royong yang dilakukan saat dituasi seperti ini tentu saja Insya Allah akan
memberi dampak bagi seluruh rakyat Indonesia,” ucapnya.
22
Ketua DPR RI Puan Maharani (tengah) memimpin Rapat Paripurna ke-10 di Kompleks Parlemen
Senayan, Jakarta, Kamis (6/2/2020). DPR mengesahkan Undang-Undang Perjanjian Perdagangan Bebas
Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA). (Liputan6.com/Johan
Tallo)
Puan didampingi Wakil Ketua DPR bidang Polkam Aziz Syamsudin dan Wakil
Ketua DPR bidang Korinbang Rachmat Gobel. Dua wakil ketua lainnya, Muhaimin
Iskandar dan Sufmi Dasco mengikuti rapat dari kediaman masing-masing.
Puan menyatakan, fungsi DPR RI harus terus berjalan meski dalam kondisi
darurat pandemi virus corona Covid-19.
"DPR-RI mendengar aspirasi rakyat agar segera hadirkan solusi atas penyebaran
Covid-19 dan kami di DPR-RI akan bekerja sesuai fungsi dan wewenang kami
untuk membantu Pemerintah menghadirkan solusi untuk rakyat," ucap Puan di
kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (27/3/2020).
Pimpinan Fraksi PDIP, Fraksi Demokrat, Fraksi PKS, dan Fraksi Nasdem hadir
langsung di ruang rapat KK II. Sedangkan pimpinan fraksi lain mengikuti rapat
dari tempat masing-masing menggunakan fasilitias teleconference.
Menurut Puan, rapat Paripurna Pembukaan Masa Sidang III harus dilaksanakan
agar DPR dapat melakukan pekerjaannya di bidang pengawasan, anggaran, dan
legislasi.
"Karena itu masa reses yang kemarin diperpanjang harus diakhiri, lalu dilakukan
rapat paripurna untuk membuka masa persidangan berikutnya. Sebab jika masa
sidang tidak segera dibuka, maka tugas-tugas DPR akan terbengkalai baik tugas
pengawasan, penganggaran dan legislasi," tuturnya.
Puan melanjutkan pada sidang paripurna nanti tidak ada forum pengambilan
keputusan. "Hanya membuka masa sidang yang akan datang saja," katanya.
Untuk itu, pidato ketua DPR pun tidak akan dibacakan secara utuh, hanya poin-
poin utamanya saja. Rapat Paripurna pembukaan masa sidang III akan
dilaksanakan di ruang Paripurna Gedung DPR RI.
"Posisi duduk bagi anggota DPR RI di dalam ruang sidang akan diatur secara
berjarak antara satu anggota dengan anggota yang lainnya," pungkasnya
Home
News
Peristiwa
Reza
13
Tak ketinggalan turut hadir Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi (Hendi), Ketua
DPP IKA FIB Universitas Diponegoro Agustina Wilujeng Pramestuti, Gubernur
Jawa Tengah Ganjar Pranowo, bersama dengan anggota DPRD Provinsi Jawa
Tengah, dan para anggota DPRD Kota/Kabupaten se Jawa Tengah.
Hal tersebut juga ditegaskan oleh Rektor Universitas Diponegoro, Yos Johan
Utama. "Jadi persetujuan bulat Senat Akademik Undip ini tentu karena melihat
kontribusi beliau yang sangat signifikan kepada ilmu pengetahuan, seni dan
budaya, juga perhubungan antar bangsa dalam kebudayaan dan kemanusiaan,
baik secara pribadi, maupun beliau sebagai Kemenko PMK, juga Ketua DPR,''
tegas Rektor Undip tersebut.
Dia juga menambahkan, pengusulan gelar Doktor Honoris Causa untuk Puan
Maharani diajukan banyak pihak kepada Universitas Diponegoro sejak dirinya
menjabat Menko PMK. Diantaranya berasal dari Budayawan Mohammad Sobary,
Menko PMK Muhajir Efendi saat menjabat Mendikbud, Mohammad Mahfud MD
sebelum jadi Menhan, Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Alumi Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Diponengoro, dan banyak lainnya. "Proses nya sangat panjang,
sekitar satu tahun, dan bukan tiba-tiba," aku Yos.
Di sisi lain, Puan Maharani berharap penganugerahan gelar Doktor Honoris
Causa kepadanya dapat bermanfaat secara luas. "Semoga penganugerahaan
Doktor Honoris Causa ini memberi manfaat bagi saya, bagi Undip serta bangsa
dan negara," pungkas Puan yang baru pertama kali menerima penganugerahan
gelar Doktor Honoric Causa itu.
Sementara itu, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi (Hendi) yang hadir secara
langsung dalam penganugerahan Gelar Doktor Honoris Causa tersebut
menyatakan kagum dengan buah - buah pemikiran Puan Maharani. "Pidato
beliau memiliki pesan yang sangat kompleks, bagaimana konsep society 5.0
ditekankan memposisikan manusia yang berasaskan Pancasila sebagai
penyeimbang kemajuan teknologi di Indonesia, bukan sebaliknya," tutur pria
yang juga sedang mengambil program Doktor di Universitas Diponegoro itu.
Politikus PDIP itu juga meminta pemerintah dan Bank Indonesia untuk meredam
pelemahan rupiah yang terus terjadi akibat virus Covid-19.
Dia juga mengatakan, DPR melalui alat kelengkapan dewan berupa komisi akan
mengawasi realokasi anggaran tersebut agar tepat pemanfaatannya.
"Mari kita semua rakyat Indonesia menunjukan dukungan kita kepada mereka.
Saat ini DPR RI fokus membantu pemerintah sesuai tugas dan fungsinya untuk
penanganan virus Corona serta dampaknya termasuk dampak sosial ekonomi,"
kata Ketua DPP PDIP itu.
"Rapid test sudah dilakukan sore hari ini di wilayah yang dulu sudah diketahui
ada kontak tracking dari pasien positif sehingga dari situ didatangi ke rumah-
rumah," kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Jumat (20/3/2020).
Sebagai Ketua DPR, Puan pun menekankan beberapa agenda yang perlu
menjadi perhatian bersama dalam upaya meningkatkan kesetaraan gender.
"Saya percaya negara tidak mungkin sejahtera dan maju jika para
perempuannya tertinggal. Oleh karena itu, pemberdayaan perempuan harus
terus menjadi agenda kerja bersama kita, gotong royong pemerintah,
masyarakat, dunia usaha, dan para pemangku kepentingan lainnya," papar dia.
Mariana Sutadi Nasution, begitu nama lengkapnya, memang berasal
dari dunia peradilan. Ia menjadi salah satu srikandi yang mampu
menapaki karir tinggi sebagai hakim. Ibu dua anak ini adalah hakim
perempuan pertama yang pernah menduduki kursi Wakil Ketua
Mahkamah Agung (MA-2).
Laki-laki dan perempuan punya kesempatan yang sama menjadi hakim.
Tetapi sepanjang sejarah Mahkamah Agung (MA), perempuan yang
berhasil menjadi hakim agung bisa dihitung dengan jari. Cobalah
telusuri mulai dari nama hakim agung Sri Widoyati Wiratmo Sukito
yang menjadi hakim agung pada 1968, hingga nama-nama lain yang
menyusul kemudian. Pada 1981, ada tujuh hakim agung perempuan
yang diangkat, yakni Hj. Martina Notowidagdo, Hj. Poerbowati
Djokosoedomo, Siti Rosma Achmad, Djowariri, Dora Sasongko Kartono,
Karlinah Palmini Achmad Soebroto, Siti Tanadjoel Tarki Soedardjono.
Srikandi lain bermunculan: Retnowulan Sutantio, TS Aslamiah
Sulaiman, HL Rukmini, Hj. Mursiah Bustaman; AA Ayu Mirah; Asma
Samik Ibrahim. Disusul hakim agung Hj. Emin Aminah Achdiat, Hj.
Marnis Kahar, Supraptini Sutarto, Chairani A Wani, Edith Dumasi
Tobing-Nababan, Titi Nurmala Siagian, Susanti Adi Nugroho, Marina
Sidabutar. Dari kalangan nonkarier dikenal Prof Valerine JL Kriekhoff,
Prof Mieke Komar Kantaatmadja, Prof Komariah E Sapardjaja, Hj.
Rehngena Purba. Dari generasi terbaru ada nama Sri Murwahyuni yang
diangkat pada Oktober 2010.
Sejauh ini baru Mariana yang bisa mencapai kursi Wakil Ketua MA. Ia
menduduki kursi Wakil Ketua MA Bidang Yudisial selama periode 2004-
2008, semasa Ketua MA dijabat Prof. Bagir Manan.
Keluarga hukum
Mariana berasal dari keluarga yang menggeluti dunia hukum.
Perempuan kelahiran Jakarta 12 Oktober 1941 ini lahir dan besar
dalam keluarga hakim. Ayahnya, Hasan Nasution, pernah menduduki
jabatan Ketua Pengadilan Negeri Istimewa Jakarta – kini PN Jakarta
Pusat. Mariana mengenang semasa kecil sering dibawa sang ayah ke
pengadilan.
Darah hakim sang ayah menetes kepada anak-anaknya, termasuk
Mariana. Selepas menamatkan pendidikan dari Fakultas Hukum
Universitas Indonesia, April 1964, memasuki dunia hakim. Berarti saat
itu usianya baru sekitar 22 tahun.
Sepanjang 44 tahun lebih dua bulan menapaki karir sebagai hakim,
segudang pengalaman dirasakan Mariana. Rentang waktu yang
panjang itu pula membuat dirinya jatuh cinta pada profesi hakim.
“Saya sudah 44 tahun lebih 2 bulan menjadi hakim. Itu menunjukkan
saya sangat mencintai profesi ini,” ujar Mariana
kepada hukumonline di kediamannya, bilangan Kuningan Jakarta,
Jum’at (23/5).
Perempuan berdarah Mandailing ini mengawali kariernya di Pengadilan
Negeri Istimewa Jakarta pada September 1964. Tujuh tahun
berikutnya, dia ditugaskan di PN Jakarta Utara-Timur hingga akhirnya
dipercaya menjadi asisten hakim agung pada periode 1981-1984. Tak
berselang lama, Mariana dipromosikan menjadi hakim tinggi pada
Pengadilan Tinggi Tanjung Karang dan Pengadlilan Tinggi Jakarta
hingga 1993.
Setelah hampir 11 tahun menjadi hakim tinggi, Mariana dipercaya
menjadi Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Kalimantan Tengah, lalu Wakil
Ketua Pengadilan Tinggi Tanjung Karang hingga Oktober 1995.
Sebelum menjadi Wakil Ketua MA, dia sempat menduduki Ketua Muda
Pengawasan MA yang bertugas membina dan mengawasi hakim
seluruh Indonesia selama 2001-2004. Jabatan ini juga merupakan
jabatan pertama yang diemban hakim agung perempuan. Pada saat
menjabat Ketua Muda Pengawasan inilah Mariana menunjukkan sikap
tegas kepada hakim-hakim yang tak menjalankan tugas sebagaimana
mestinya.
Mariana menghadapi tugas yang tak mudah karena saat itulah
semangat reformasi pembaruan MA dijalankan. Cetak Biru Mahkamah
Agung disusun dengan melibatkan kalangan lembaga swadaya
masyarakat dan perguruan tinggi. Keberadaan lembaga pengawas
eksternal juga makin kuat. Mariana ikut melakukan studi banding
mengenai Komisi Yudisial ke Amerika Serikat dan Belanda.
Namun perjalanan karir profesional Mariana bukan tanpa kerikil. Ia
pernah dilaporkan pihak berperkara, bahkan pernah dituduh
melaporkan intervensi. Toh, laporan-laporan itu tak menghambat
karirnya hingga menduduki kursi Wakil Ketua MA Bidang Yudisial.
Duta besar
Mariana pensiun sebagai hakim pada November 2008. Dua tahun
berselang, ia diangkat sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk
Rumania dan Republik Moldova.
Saat menjabat Dubes itulah Mariana terus berupaya memperkuat
kerjasama Indonesia-Rumania di bidang hukum. Salah satu
keberhasilan kerjasama itu adalah mengekstradisi seorang warga
negara Rumania yang melarikan diri ke Indonesia setelah divonis 15
tahun penjara. Terdakwa kasus penipuan itu sempat menjadi buron
interpol.
“Presiden Rumania pernah menulis surat ke saya yang meminta untuk
mengektradisi terpidana ke Rumania. Akhirnya, dalam waktu setahun
terpidana tertangkap di Hotel Grand Hyatt Jakarta berdasarkan red
notice Interpol dan kita kembalikan ke Rumania,” cerita Mariana.
Dunia diplomatik bukan sesuatu yang asing bagi Mariana. Suaminya,
Sutadi Djajakusuma, pernah menjabat sebagau Dubes Indonesia untuk
Brazil, Peru dan Bolivia, yang berkedudukan di Brazil. Beberapa kali ia
mendampingi suami menjalankan tugas-tugas diplomatik ke luar
negeri.
Dukungan keluarga
Mariana memandang jabatan yang pernah diembannya merupakan
amanah yang harus dijalani sebaik-baiknya dengan penuh tanggung
jawab yang merupakan “buah” dari kinerja sebelumnya. Pekerjaan
apapun bagi perempuan termasuk hakim adalah pilihan hidup. Meski
begitu, dukungan keluarga sangatlah penting
terutama ridha suaminya. Sebab, profesi hakim menuntut penugasan
dan training di luar tempat tinggalnya.
“Kalau kemana-kemana suami nggak kasih izin, kan enggak jadi,”
ujar perempuan kerap mengikuti pelatihan dan pertemuan di berbagai
negara ini.
Menurutnya, profesi hakim merupakan profesi menyenangkan kalau
dijalani secara benar. Profesi ini sangat menuntut independensi dan
integritas. Pimpinan pengadilan tak bisa mempengaruhi putusan
hakim. “Saya selalu ingat pesan ayah saya, ‘Kau tidak akan naik
pangkat kalau menghukum berat orang, kau tidak akan turun pangkat
kalau membebaskan orang ketika tidak ada buktinya’,” ujarnya
mengutip pesan sang ayah.
Mariana mengaku bangga saat ini sudah banyak hakim perempuan
yang menduduki posisi sebagai pimpinan pengadilan negeri kelas Ia
setelah melalui fit and proper test. Seperti, Wakil Ketua PN Jakarta
Timur, Wakil Ketua PN Jakarta Selatan, Wakil Ketua PN Jakarta Utara,
dan Ketua PN Jakarta Barat, Ketua Pengadilan Tinggi Mataram, Ketua
Pengadilan Tinggi Bandung dijabat oleh perempuan.
“Ketika perempuan memilih jalan hidup sebagai hakim, jadilah hakim
yang baik, profesional, dan menjadi tempat kepercayaan. Pasti akan
membuahkan hasil terbaik ke depannya. Ini tidak menyalahi kodrat
sepanjang mendapat dukungan keluarga dan ridha suaminya,”
pesannya.
Iron women
Salah seorang mantan asistennya di MA, Suwidya melihat sosok
Mariana diibaratkan sebagai iron women hakim Indonesia. Mariana
dia gambarkan sebagai sosok yang keras, tegas, teguh berpendirian,
dan independen. “Tidak punya kepentingan pribadi dalam setiap
pelaksanaan tugas, sehingga setiap kebijakan dan keputusannya sulit
dibantah siapapun baik persoalan penanganan perkara maupun
kelembagaan,” kata Suwidya.
“Misalnya, kalau beliau tidak setuju mutasi dan promosi hakim
tertentu tidak ada yang berani bantah. Dia berprinsip hakim laki-laki
dan perempuan sama-sama harus merasakan penugasan di luar pulau
Jawa,” kata mantan Ketua PN Depokini.
Salah hal yang selalu dia ingat ketika Mariana membimbing
kesempurnaan pembuatan putusan pengadilan. Misalnya, sistematika
putusan, identitas, tanggal penahanan, hingga kesalahan huruf/ketik.
“Kesalahan setiap pembuatan putusan mesti beliau tahu (teliti). Saya
sangat merasakan ‘sentuhan’ tangan beliau selama menjadi
asistennya selama 5 tahun (2000-2005), itu ‘tertanam’.”
Di mata Wakil Ketua PN Jakarta Pusat ini, Mariana sosok yang tak
kenal kompromi menyangkut kesalahan/pelanggaran. Mariana juga
dikenal sangat berhati-hati saat akan menerima tamu. Suatu ketika dia
pernah ditegur Mariana lantaran membuat tulisan yang ditempel di
depan ruang kerjanya bertuliskan, “Maaf, tidak menerima tamu yang
berhubungan dengan perkara.” Namun, Mariana memintanya
menghapus kata “maaf” itu.
“Saya sering pontang-panting mencegah orang saat beliau curiga
suatu perkara ada yang ngurusin. Beliau ketat sekali, termasuk
keluarga dan teman kuliah saya yang bertamu ke kantor pasti beliau
tanya, ‘lain kali kalau bertamu jangan jam kerja’,” ujar Suwidya
mengutip teguran Mariana.
Ritme kerja Mariana itu nampaknya “menularkan” energi positif
terhadap dua bekas asisten lainnya di MA yakni Albertina Ho dan
Nani Indrawati. Sebab, dua hakim perempuan yang dikenal cerdas itu
kini menjadi Wakil Ketua PN Palembang dan Wakil Ketua PN Jakarta
Selatan. “Keduanya, saat fit and proper test calon pimpinan
pengadilan kelas IA rangking pertama. Sepertinya, apa yang diajarkan
Bu Mariana ‘melekat’ kepada dua asistennya itu,” tutupnya.
Pada acara yang dihadiri juga oleh para mantan pimpinan Mahkamah Agung dan para
hakim wanita dari seluruh Indonesia tersebut, Mariana berpesan kepada hakim wanita
bahwa penampilan sangat penting, “Saya mendorong para hakim wanita harus rapih.
Karena kalau rapih, penampilannya bagus, bisa menandakan bahwa putusannya juga
rapih,” Kata Mariana yang suka bersepatu hak tinggi ketiga bertugas dulu. “Bagaimana
bisa mengurus perkara kalau tidak bisa mengurus diri,” tegas Mariana. “Orang tidak
bisa lihat bahwa kita bisa, bahwa kita profesional, kalau penampilan kita tidak rapih,
tidak bagus,” tambahnya.
Mariana bercerita bahwa dalam perjalanan karirnya tidak selalu dipenuhi hal yang
menyenangkan, karena pengaduan, ejekan, fitnah juga pernah diterimanya. Terkait hal
tersebut beliau berpesan bahwa jika hal negatif datang, jangan takut, “kalau difitnah
jangan jatuh mental harus tahan banting,” pesannya.
Mantan Ketua Mahkamah Agung Prof. Bagir Manan mengatakan bahwa buku ini sangat
bermanfaat. Senada dengan Prof. Bagir, Sekretaris Mahkamah Agung A.S Pudjoharosyo
mengatakan bahwa Mariana adalah satu-satunya perempuan yang pernah menapaki
jenjang pimpinan di Mahkamah Agung dan belum terulang lagi hingga satu dasawarsa
terlewat, untuk itu menurut Pudjoharsoyo biografi ini harus dibaca oleh para hakim
wanita yang ingin mengikuti langkah-langkah Mariana dalam berkarier.
(azh/RS/Photo:PN)
Ketika era Presiden Gus Dur dan Megawati Soekarnoputri pada 1999-2004,
nilainya sebesar Rp 2.295,82 triliun. Dalam 10 tahun kepemimpinannya,
melonjak hingga menjadi Rp 10.063 triliun.
Rasio utang pemerintah terhadap PDB turun hampir 55% dan pendapatan per
kapita sejak Indonesia merdeka pun naik.
Pada 2004, pendapatan per kapita berada di kisaran US$ 1.188 hingga di
tahun 2013 berada di kisaran US$ 3.000. Untuk pertumbuhan ekonomi (GDP
Growth), sejak 2009 disebut SBY tertinggi nomor 2 di antara negara-negara
G-20.
Dalam infografis itu, dijelaskan bahwa rasio utang terhadap PDB paling
rendah di antara negara-negara G-20. Sementara rasio utang luar negeri dari
2004 hingga 2014 menurun lebih dari 70% dari 27,8% hingga tersisa 7,8%.
Dari pemerintahan SBY juga diklaim telah mengeluarkan 8,6 juta orang dari
kemiskinan atau sekitar 5,54% dari jumlah penduduk.
Dalam upaya pemberantasan terorisme, pada era SBY telah ditangkap 549
tersangka terorisme dan 92 orang di antaranya meninggal dunia. Lalu untuk
pemberantasan narkoba, sebanyak 238.815 kasus telah ditangani.
"(Dalam kampanye) saya tidak pernah katakan berantas korupsi hingga 0. Itu
danger. Tapi kita katakan kita akan berantas dan 10 tahun kita tidak ragu
melakukan pemberantasan korupsi," tegas SBY.
Dari data yang disampaikan, pada era pemerintahan SBY ada peningkatan
indeks persepsi korupsi (IPK) dari tahun 2004 sebesar 2,0 menjadi 3,2 di
2014. Sementara untuk indeks perilaku anti korupsi dari 2012 sebesar 3,5
menjadi 3,63 di 2014.
SBY berharap nantinya Presiden Jokowi juga akan membuat infografis atau
data mengenai apa-apa saja yang telah dilakukan. Dengan demikian akan
menjadi kesinambungan untuk pimpinan selanjutnya.
"Saya harap Pak Jokowi juga akan melakukan yang sama, sehingga dari
presiden ke presiden bisa melengkapi," tuturnya.
Ada banyak jasa dan kehebatan mantan presiden satu ini bagi
bangsa dan benar-benar dirasakan rakyat. Bahkan seumpama
boleh sekali lagi memimpin, mungkin saja SBY akan jadi kandidat
yang mendominasi seperti di dua masa kampanyenya. Berikut
adalah hal-hal prestisius yang dilakukan SBY bagi Indonesia di
masa kepemimpinannya yang mungkin belum bisa dilakukan para
presiden lain.
Di akhir masa kerjanya, SBY mampu jadi penengah dari dua kubu politik yang bergejolak
[Image Source]Pilpres 2014 lalu jadi ujian di penghujung
kepemimpinannya. Seperti yang kita tahu, persaingan kala itu
sangat sengit dan memanas. Kubu Joko Widodo dan Prabowo
benar-benar mengeluarkan dukungan terbaiknya. Kiprah SBY di
sini adalah sebagai penengah keduanya dan bisa dibilang
berhasil. Buktinya, tidak ada hal buruk terjadi yang berpotensi
menganggu stabilitas negara.
3. Cadangan devisa pada tahun 2008 US$ 51 miliar, tertinggi sepanjang sejarah.
4. Mengadakan program-program pro-rakyat seperti: BLT, BOS, Beasiswa, JAMKESMAS,
PNPM Mandiri, dan KUR tanpa agunan tambahan.
5. Rasio hutang negara terhadap PDB terus turun dari 56% pada tahun 2004 menjadi 34% pada
tahun 2008
6. Utang IMF lunas, ini sejarah untuk bangsa ini kita berhasil terlepas dari utang IMF
8. Anggaran pendidikan naik menjadi 20% dari APBN, pertama kali sepanjang sejarah.
Peningkatan anggaran pendidikan hingga 20% merupakan amanah yang harus dilaksanakan
secepat mungkin setelah amandemen UUD 1945 Pasal 31 Ayat (4) yang diperjelas
melalui UU 20 tahun 2003 disahkan pada Juli 2003.
9. Pelayanan kesehatan gratis bagi rakyat miskin. Anggaran kesehatan naik 3 kali lipat dari
sebelumnya, tertinggi sejak orde baru. dan ditahun 2014 BPJS untuk seluruh masyarakat
diberlakukan. inilah azas keadilan.
10. Korupsi diberantas tanpa pandang bulu. Lebih dari 500 pejabat publik diproses secara
hukum, tertinggi sejak merdeka. bahkan buronan koruptor seperti nazaruddin dan anggodo
berhasil ditangkap.
11. Pengangguran terus menurun. 9,9% pada tahun 2004 menjadi 8,5% pada tahun 2008. dan
2011 turun menjadi 6,56 %
12. Kemiskinan terus turun 16,7% pada tahun 2004 menjadi 15,4% pada tahun 2008. Dan pada
tahun 2011 menjadi 12,36% (september).
Yudikatif (MA)