Anda di halaman 1dari 25

PERCOBAAN 1

PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM

I. TUJUAN PERCOBAAN

Memperkenalkan pembakar gas dan alat-alat gelas serta fungsinya

dalam praktikum kimia. Mengetahui bagian-bagian dari prosedur kerja yang

digunakan, dapat menggunakan alat-alat dalam praktikum kimia sehingga hasil

yang diinginkan menghasilkan data yang akurat.

II. DASAR TEORI

Sebelum melakukan praktikum, kita harus mengenal atau mengetahui

tentang alat-alat yang digunakan dalam melakukan praktikum tersebut. Hal ini

guna untuk mempermudah kita dalam melaksanakan percobaan, sehingga

resiko kecelakaan di laboratorium dapat ditanggulangi. Kebersihan dan

kesempurnaan alat sangat penting untuk bekerja di laboratorium. Alat yang

kelihatan bersih belum tentu bersih, tergantung pada pemahaman seorang

analis mengenai apa artinya bersih. Alat kaca seperti gelas piala atau

erlenmeyer paling baik dibersihkan dengan sabun atau deterjen sintetik. Pipet,
buret, dan labu volumetrik mungkin memerlukan larutan deterjen panas untuk

bisa bersih benar. (Day,R.A. 1999)

Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari bagaimana benda atau materi

di alam raya dapat diubah dari bentuk-bentuk yang ada dengan sifat-sifat

tertentu menjadi bentuk-bentuk lain dengan sifat-sifat yang berbeda. Sebagai

contoh ilmu kimia memberikan pengetahuan yang memungkinkan untuk

perubahan minyak alam menjadi bahan bakar dan sejumlah besar plastik, obat-

obatan dan pestisida. (Petrucci. 2002)

Ada juga alat gelas yang mempunyai jenis dan macam yang lebih

kompleks lagi, sehingga dalam penggunaannya memerlukan ketelitian dan

kehati-hatian. Sebelum menggunakan alat-alat gelas, kita harus memeriksa alat

tersebut jika saja ada yang cacat atau rusak. Untuk memindahkan zat-zat kimia

yang bewujud cair kita sering dihadapkan pada kesulitan yang mungkin

disebabkan oleh tekanan biasa yang mempengaruhi dalam menetukan volume

cairan itu dengan tepat. Untuk itu dapat menggunakan pipet dan buret yang

gunanya memindahkan volume cairan.

Sebelum digunakan, alat-alat gelas harus diperiksa, apakah ada cacat

serta kebersihannya dengan teliti. Underwood mengatakan “tidak boleh

melakukan analisis dengan nenggunakan alat kaca yang tidak bersih. Alat kaca

yang tampaknya bersih, mungkin sebenarnya tidak bersih, menurut

pemahaman seorang analisis mengenai apa artinya bersih”. Kebersihan alat

akan menentukan keakuratan data yang dihasilkan.


Alat-alat gelas volumetri harus bersih dan bebas dari lemak. Untuk

mengatasi hal tersebut, maka alat-alat gelas volumetri harus terlebih dahulu

dibershkan dengan detergen. Apabila sulit dilakukan, maka dapat digunakan

larutan bikromat. Setelah selesai dibersihkan, alat-alat tersebut diletakkan

dalam posisi terbalik. (Bassett. 1994)

Peralatan gelas bisa dibersihkan dari kotoran yang disebabkan oleh

lemak atau zat-zat lainnya dengan menggunakan sabun atau deterjen sintetik

terutama bagi peralatan gelas yang bisa dimasuki sikat. Sedangkan untuk

kotoran berupa endapan yang tidak bisa dibersihkan dengan sabun, mungkin

dapat dibersihkan dengan larutan asam atau basa encer.

Terkadang dalam membersihkan suatu alat tertentu seperti pipet dan

buret perlu direndam beberapa lama dalam air sabun dan K2Cr2O7 dan H2SO4

bila kotoran sulit dihilangkan. Kotoran tersebut dapat disebabkan oleh lemak

atau zat-zat lain, dari udara atau debu atau bekas-bekas endapan. Cobalah

membersihkan dengan air sabun atau disikat terlebih dahulu agar kotorannya

hilang. Kotoran yang berupa endapan yang tidak bisa dibersihkan dengan air

sabun, mungkin dapat dilarutkan dengan asam encer atau basa encer atau

kadang-kadang hanya K2Cr2O7 dan H2SO4 pekat yang dapat

membersihkannya. (Underwood. 2002)

Dalam pembacaan buret bagi pemula haruslah hati-hati, ini agar tidak

terjadi kesalahan didalam menafsirkan angkanya. Untuk larutan yang yang

tidak tua warnanya, posisi dasar meniskus yang dibaca, sedang untuk larutan

yang agak gelap, yang dibaca yaitu bagian atas meniskus. Untuk membantu
pembacaan meniskus sebaiknya digunakan kertas yang dihtamkan di atas

kertas atau kartu. (Underwood. 1998)

III. METODOLOGI

Alat dan Bahan

Alat

Alat yang digunakan adalah tabung reaksi, labu takar, pipet,

beaker gelas, erlenmeyer, buret, dan corong.

Bahan

Bahan yang digunakan adalah akuades, KMnO4 0,1 M, H2SO4

0,1 M, Pb asetat 0,1 M


IV. HASIL PERCOBAAN

Hasil Pengamatan

Pengenalan Alat Gelas

No Nama Alat Fungsi Keterangan

1 Tabung reaksi

 Untuk merekasikan zat-zat Ukuran 25 ml,

kimia dalam jumlah sedikit 10 ml, dan 20

ml

2 Gelas piala  Menguapkan larutan Ukuran 50 ml,

sehingga lebih pekat atau 100 ml, 200 ml,

menjadi kering, dan 250 ml

mengkristalkan, dan

menyublim zat.

3 Erlenmeyer  Tempat dari zat-zat yang Ukuran 50 ml,

dittrasi dan sebagai alat 100 ml, 250 ml,

pemanasan dan 500 ml


4 Gelas ukur  Mengukur volume zat Ukuran 10 ml,

dalam bentuk cair 25 ml, 50 ml,

dan 100 ml

5 Labu ukur  Untuk membuat larutan Ukuran 50 ml,

standart atau larutan 100 ml, 250 ml,

tertentu dengan volume dan 500 ml

setepat-tepatnya dan alat

untuk pengenceran

6 Pipet gondok  Mengambil larutan dengan Ukuran 25 ml

volume tertentu dengan

tepat

7 Pipet mohr  Mengukur volume larutan Ukuran 25 ml

lebih tepat dari pada gelas

ukur
8 Pipet tetes  Untuk mengambil larutan Ukuran 1 ml, 2

dalam jumlah sedikit ml, 5 ml, 10 ml,

15 ml, 20 ml, 25

ml, dan 100 ml

9 Buret  Untuk melakukan titrasi Ukuran 50 ml

10 Pengaduk gelas  Untuk mengaduk suatu Ukuran standar

campuran atau larutan zat-

zat kimia ketika melakukan

reaksi kimia.

11 Gelas arloji  Untuk menimbang zat

berbentuk kristal,

menguapkan cairan dan

mentup bejana dalam

pemanasan
12 Corong  Membersihkan dinding

bejana dan sisa-sisa

endapan

13 Botol semprot  Membersihkan dinding Ukuran 100 ml

bejana dan sisa-sisa

endapan

14 Kaki tiga  Sebagai tungku untuk

pemanasan

15 Segitiga porselin Alat penopang wadah bahan-

bahan yang akan dipanaskan

di atas kaki tiga


16 Kasa  Alat perata panas

17 Penjepit  Menjepit dan

memindahkan alat yang

sudah disterilkan

18 Eksikator  Menyimpan bahan-bahan

kimia yang bersifat

higroskopis

19 Penangas air  Pemanasan zat dengan

menggunakan uap air

20 Statif  Sebagai penjepit buret Terbuat dari

besi dan

berukuran

standar
21 Kertas saring  Menyaring larutan yang

bertujuan untuk

memisahkan filtrat dan

ekstrak

22 Cawan Porselen  Meraksikan zat dalam suhu

tinggi mengabukan kertas

saring

23 Pinggan Porselen  Menguapkan larutan

sehingga lebih pekat atau

menjadi kering,

mengkristalkan, dan

menyublim zat.
No LANGKAH PERCOBAAN HASIL PENGAMATAN

1 Buret diisi dengan akuades 25 ml, Vawal = 35 ml

menggunakan erlenmeyer dan corong

2 Akuades dikeluarkan dari buret dengan lambat Vakhir = 36,5 ml, selisih 1,5

ml

3 Akuades dikeluarkan dari buret dengan cepat Vawal = 36,5 Vakhir = 39,9

selisih 3,4 ml

4 Buret diisi dengan larutan KMnO4 10 ml

5 Larutan KMnO4 dikeluarkan dari buret dengan Vawal = 45,6 ml Vakhir =

lambat 45,9, selisih 0,3 ml

Larutan KMnO4 dikeluarkan dari buret dengan Vawal = 47,2 ml Vakhir =

cepat 45,9, selisih 1,3 ml

Penyaringan

No LANGKAH PERCOBAAN HASIL PENGAMATAN

1 Diambil 5 ml larutan Pb asetat 0,1 M ditambah Terjadi endapan berwarna

5 ml H2SO4 0,1 M putih keruh, berbau

2 Kertas saring ditimbang dengan neraca analitis Berat kertas saring 2,75 gr

3 Kertas saring di masukkan pada corong dan Membuat kertas saring

dibasahi dengan akuades melekat


4 Corong dipasang di atas erlenmeyer untuk Air terpisah dengan

menampung filtrat. filtratnya.

5 Larutan dituang ke dalam corong yang Filtrat tersaring pada

berkertas saring kertas saring (endapan)

6 Kertas saring tersebut dimasukkan ke dalam Berat kertas saring dan

oven sampai endapannya mengering, kemudian endapan = 3,15 gr, massa

ditimbang kembali. endapan = 0,3 gr

Perhitungan

Menentukan Rendemen reaksi Pb asetat dengan H2SO4

Diketahui : M Pb asetat = 0,1 M

V Pb asetat = 5 ml = 0,005 liter

M H2SO4 = 0,1 M

V H2SO4 = 5 ml = 0,005 lIter

Ditanya : % Rendemen

Jawab :

Mol Pb asetat = M.V

= 0,1 . 0,005

= 0,0005 mol

Mol H2SO4 = M.V

= 0,1 . 0,005
= 0,0005 mol

Pb(CH3COO)2 + H2SO4  Pb SO4  + 2 CH3COOH

Mula-mula : 5.10-4 mol 5.10-4 mol

Reaksi : 5.10-4 mol 5.10-4 mol 5.10-4 mol 5.10-3 mol

Setimbang : - - 5.10-4 mol 5.10-3 mol

Mol PbSO4 = 0,0005 mol

Massa PbSO4 = mol x BM PbSO4

= 0,0005 . 303

= 0,1515 gr

Berat teori

Berat praktek
% Rendemen =  100%
Berat teori

0,3
=  100%
0,1515

= 198 %

%Rendemen = 198 %

Prosedur Kerja

Pengenalan Alat Gelas

1. Tabung reaksi, pipet, labu takar, gelas piala, erlenmeyer, dan

buret dicuci.

2. 25 ml akuades dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml.


3. Buret diisi dengan akuades pada sembarang angka. Meniskus

awalnya dibaca, dikeluarkan cairannya dengan pelan sampai

beberapa milimeter, dilihat meniskusnya. Tunggu beberapa

menit dan lihat lagi meniskusnya. Volume air yang keluar

dihitung, diisi lagi, meniskus awalnya dibaca, dikeluarkan

dengan cepat, meniskusnya dibaca. Tunggu beberapa menit,

meiskusnya dibaca lagi.

4. Buret diisi dengan larutan KMnO4 0,1 M dan dibaca meniskus

awalnya.

V. PEMBAHASAN

Pengenalan Alat Gelas

Pada bagian ini kita diajarkan cara membaca meniskus zat, baik itu

larutan bening maupun larutan berwarna pada buret.

Pengetahuan terhadap alat-alat laboratorium sangat berpengaruh pada

percobaan, apabila kita salah mengukur sedikit saja maka hasil yang

dicapai akan menyimpang dan tidak akurat.

Alat-alat laboratorium ada beberapa macam, diantaranya adalah

sebagai berikut :

1. Alat-alat pemanasan
Alat-alat yang digunakan dalam pemanasan adalah pembakaran

gas, kaki tiga, segitiga porselin, kasa, gegep, pemanas air, alat-alat

porselin (cawan, pinggan).

a. Pembakaran gas (gas burner).

Bagian-bagiann dari pembakaran gas tediri dari :

1) pipa pemasukan.

2) lubang pemasukan udara .

3) pipa pencampur gas dan udara.

b. Kaki tiga

Dipergunakan sebagai tungku, dimana diatasnya terletak

wadah bahan-bahan yang yang dipanaskan diantara ketiga

kakinya merupakan tempat api yang digunakan untuk pemanasan.

c. Segi tiga porselin

Dipergunakan sebagai alat penpang wadah bahan seperti

cawan porselin yang akan dipanaskan di atas kaki tiga.

d. Kasa

Dipergunakan sebagai alat perata panas, sehingga

pemanasan zat-zat dalam wadah seperti didalam gelas piala akan

menyeluruh.

e. Gegep (penjepit)

Dipergunakan sebagai pembantu pengambilan alat-alat yang

tidak boleh diambil dengan tangan.

f. Penangas air
Dipergunakan sebagai pemanasan zat dengan menggunakan

uap air.

g. Cawan porselin ( Crucible )

Dipergunakan untuk mereaksikan zat dalam suhu tnggi,

mengabukan kertas saring, menguraikan endapan dalam

gravimetrr sehingga menjadi bentuk yang stabil.

h. Pinggan porselin (evaorating dish)

Dipergunakan untuk menguapka larutan sehingga lebih

pekat atau menjadi kering dan untuk mengkristalkan zat serta

untuk menyublimkan zat.

2. Alat-alat gelas

Sebelum digunakan, alat-alat gelas harus diperiksa, apakah ada

cacat serta kebersihannya dengan teliti. Underwood mengatakan

“tidak boleh melakukan analisis dengan nenggunakan alat kaca yang

tidak bersih. Alat kaca yang tampaknya bersih, mungkin sebenarnya

tidak bersih, menurut pemahaman seorang analisis mengenai apa

artinya bersih

Peralatan gelas bisa dibersihkan dari kotoran yang disebabkan

oleh lemak atau zat-zat lainnya dengan menggunakan sabun atau

deterjen sintetik terutama bagi peralatan gelas yang bisa dimasuki

sikat. Sedangkan untuk kotoran berupa endapan yang tidak bisa

dibersihkan dengan sabun, mungkin dapat dibersihkan dengan larutan

asam atau basa encer


Setelah dibersihkan dari segala kotoran, atau dengan kata lain

dipastikan kebersihannya, peralatan tersebutn boleh dipergunakan

A. Gelas wadah

Botol wadah pereaksi dibedakan oleh warnanya yaitu botol

berwarna (gelap) untuk zat yan tidak tahan cahaya, oksidasi, atau

lainnya dan botol tidak bewarna. Tutup botol juga bermacam-macam

yaitu tutup pipih, darat, paruh, dan tetes. Selain itu wadah yang

bermacam-macam yaitu mulut kecil untuk zat yang mudah menguap

serta berasap, dan bermulut besar untuk zat selain itu

Alat untuk mereaksikan zat

a. Tabung reaksi

Digunakan untuk tempat mereaksikan zat kimia dalam jumlah

sedikit

b. Gelas piala

Sebagai tempat larutan dan dipakai juga untuk memanaskan

larutan zat-zat kimia, dan menguapkan pelarut untuk

memekatkan.

c. Erlenmeyer

Digunakan untuk tempat dari zat-zat yang dititrasi dan bukan

alat pengukur.

Alat pengukur volume

a. Gelas Ukur
Digunakan untuk mengukur volume zat-zat kimia dalam

bentuk cair.

b. Labu Ukur (Labu Takar)

Untuk membuat larutan standar atau larutan tertentu dengan

volume setepat-tepatnya. Juga digunakan untuk pengenceran

sampai volume tertentu.

c. Pipet Ukur yang terdiri dari:

 Pipet Gondok

Untuk mengambil larutan dengan volume tertentu dengan

tepat.

 Pipet Mohr

Untuk mengukur volume larutan lebih tepat daripada gelas

ukur.

d. Buret

Dipakai untuk melakukan titrasi.

b. Alat Lain

a. Pengaduk Gelas

Untuk mengaduk suatu campuran ataupun larutan zat-zat kimia

ketika melakukan reaksi-reaksi kimia, juga untuk membantu

pada saat menuang cairan dalam proses penyaringan.

b. Gelas Arloji

Dipakai untuk menutup bejana lain pada waktu pemanasan dan

untuk menguapkan cairan.


c. Corong

Digunakan untuk membantu ketika memasukkan cairan ke

dalam tempat yang sempit permukaannya, juga untuk

menyaring endapan dengan kertas saring.

d. Botol Semprot

Berfungsi untuk:

 Membersihkan dinding bejana dan sisa dari endapan.

 Mengeluarkan air/cairan dalam jumlah terbatas.

 Tempat penyimpanan air.

e. Eksikator

Digunakan untuk menyimpan zat agar tetap dalam keadaan

kering.

Pembahasan Pembacaan Meniskus

Apabila buret diisi dengan larutan maka larutan tersebut akan

membentuk cekungan yang disebut dengan meniskus. Pada hasil

percobaan pengenalan alat gelas diketahui bahwa pembacaan meniskus

pada larutan bening (akuades) dan larutan berwarna (KMnO4 0,1 M)

terjadi perbedaan. Pada larutan bening (akuades) pembacaan meniskus

dilihat pada bagian bawah pada skala buret (bagian cekungnya).

Sedangkan pada larutan berwarna (KMnO4 0,1 M) pembacaan

meniskusnya dilihat pada bagian atas dari skala buret (bagian

cembungnya).
Hal ini disebabkan adanya gaya adhesi dan kohesi antara larutan

dengan dinding buret. Dalam mengeluarkan cairan jangan terlalu cepat

atau terlalu lambat. Jika terlalu cepat menyebabkan cairan yang

menempel pada dinding tidak dapat mengimbangi atau tertinggal dari

meniskus yang terbaca. Sedangkan jika terlalu lambat menyebabkan

waktu percobaan lebih lama. Untuk memudahkan pembacaan meniskus

sebaiknya gunakan kertas yang dihitamkan.

Pada percobaan ini kami mengisi buret dengan 25 ml akuades dan

pembacaan meniskus awalnya 25 ml. Kemudian setelah buret dibuka

dengan lambat pembacaan meniskusnya 36,1 ml. Sedangkan apabila buret

dibuka dengan cepat pembacaan meniskusnya adalah 37,8 ml. Dengan

percobaan yang sama kami mengisi buret dengan larutan KmnO4 0,1 M

dan pembacaan meniskus awalnya adalah 44,2 ml.

Penyaringan

Pada hasil percobaan diketahui apabila Pb asetat dicampur dengan

larutan H2SO4 maka akan terbentuk endapan PbSO4 dan larutan asam

asetat, serta akan timbul buih dan setelah disaring dengan menggunakan

kertas saring, terjadi endapan putih yang nampak jelas terlihat.

PbSO4 dapat dipisahkan dari asam asetat melalui proses penyaringan

(filtrasi). Reaksi terbentuknya Pb asetat dan H2SO4 sebagai berikut :

Pb(CH3COO)2 + H2SO4  Pb SO4  + 2 CH3COOH


Penyaringan bertujuan untuk memisahkan suatu cairan dari bahan

padat yang terdapat pada cairan itu dengan cara melewakan cairan pada

bahan penyaringan misalnya kertas saring. Penyaringan tanpa pengisapan

menggunakan kertas saring dan corong gelas yang berbentuk kerucut

merupakan cara yang lambat namun sangat baik dalam analisa secara

gravimetri karena kemungkinan hilangnya endapan sangat kecil.

Dari hasil perhitungan % rendemen yang didapat adalah 198 %.

Angka itu melebihi dari angka yang seharusnya. Hal ini disebabkan oleh

adanya zat pengotor seperti debu yang terdapat pada neraca analitis pada

saat penimbangan dan dalam proses pengeringannya endapan yang telah

dimasukkan ke dalam oven, tidak dimasukkan lagi ke dalam eksikator

yang mempunyai fungsi untuk mengeringkan zat.


VI. KESIMPULAN

Dari hasil praktikum dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Dalam praktikum pengenalan alat harus terlebih dahulu mengenal nama,

fungsi, serta alat itu sendiri.

2. Alat yang mempunyai fungsi yang sama memiliki ketelitian yang

berbeda.

3. Menggunakan bahan-bahan yang berbahaya perlu ditangani secara hati-

hati karena sifatnya sangat berbahaya.

4. Pembacaan meniskus pada pada buret yang warna larutannya terang

maka yang dilihat pada dasr meniskusnya, jika larutanya gelap maka

yang dilihat yaitu bagian atasnya.

5. Massa endapan yang diperoleh dari hasil percobaan yaitu sebanyak 0,05

gram.

6. % rendemen yang diperoleh dari hasil perhitungan adalah 33%.


DAFTAR PUSTAKA

Bassett, J, dkk. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif


Anorganik. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Day, R A, Jr and A. L Underwood. 1993. Analisa Kimia Kuantitatif, Edisi


keempat. Terjemahan Drs. S. Soendoro, Jakarta : Erlangga.

Harjadi, W. 1990. Ilmu KimiaAnalitik Dasar. Jakarta : PT Gramedia

Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern.


Terjemahan : A. Suminar. Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
LAMPIRAN

TUGAS

1. Macam-macam alat pengukur volume adalah

a. Gelas ukur

b. Labu takar

c. Pipet

d. Buret.

2. Eksikator berfungsi untuk menyimpan zat-zat supaya tetap kering atau untuk

mengeringkan zat. Zat pengering yang dipakai adalah zat Higroskopis

seperti CaO, CaCl2, dan PCl5

Lemari asam berfungsi sebagai tempat menguapkan atau mengeringkan zat

yang berbahaya, jika zat itu tumpah sehingga zat itu tidak menimbulkan

pengaruh buruk bagi praktikan dan untuk menyimpan zat yang bersifat asam.

Oven berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk mengeringkan zat dan

alat kimia atau untuk strelisasi.

3. Bahanyang tidak boleh dipipet lewat mulut adalah

a. H2SO4 karena dapat merusak kulit, serta paru-paru

b. HCl pekat karena bersifat korosif dan menyebabkan luka bakar.

c. AgNO3 karena sangat beracun dan bersifat korosif


d. NH4OH pekat karena dapat menyebabkan sesak nafas dan

pembengkakan saluran pernafasan

4. Perbedaannya adalah botol bewarna biasanya digunakan untuk zat yang

tidak tahan cahaya, oksidasi atau yang lainnya. Sedangkan botol yang

bewarna untuk zat yang tahan terhadap cahaya, dan tahan oksidasi

5. Endapan yang terbentuk dari reaksi tersebut adalah endapan timbal sulfat

PbSO4 yang bewarna putih susu.

Pb(CH3COO)2 + H2SO4  Pb SO4  + 2 CH3COOH

Anda mungkin juga menyukai