I. TUJUAN
1. Mengetahui beberapa satuan konsentrasi.
NaOH
Padat
- ditimbang sebanyak 2,0748 gram dengan menggunakan wadah
kaca arloji dan ditimbang dengan neraca analitik
- dimasukkan ke dalam gelas piala
- ditambahkan 10 mL akuades
- diaduk sampai larut.
- ditambahkan akuades hingga volume 100 mL
- ditentukan konsentrasi NaOH.
Hasil
Asam Oksalat
Keteragan :
1. Kaca arloji
2. Neraca analitik
3. Corong
4. Labu ukur
5. Labu semprot
6. Pipet tetes
7. Gelas ukur
8. Batang pengaduk
9. Gelas piala
1. Kaca arloji
2. Gelas piala
3. Batang pengaduk
4. Gelas ukur
5. Neraca analitik
6. Pipet tetes
7. Corong
8. Labu ukur
9. Labu semprot
4.1.2 Perhitungan
1) Perhitungan Pembuatan Larutan NaOH dalam 500 mL Larutan
0,1 mol 40 g 1L
gram NaOH = × × × 500 mL
1L 1 mol 1000 mL
gram NaOH = 2,00 g
2) Perhitungan Pembuatan Larutan H2C2O4.2H2O 0,1M Dalam 250 mL
Larutan
0,1 mol 126 g 1L
gram H2C2O4.2H2O = × × × 250 mL
1L 1 mol 1000 mL
gram H2C2O4.2H2O = 3,15 g
3) Perhitungan Pembuatan Larutan HCl 0,1M Dalam 250 mL Larutan
1,19 g
10 × ×37 %
M1
¿
10× ρ× C
=
mL = 12,06 M
Mr 36,5 g /mL
V1M1 = V2 M2
V1×12,06 M =250 mL × 0,1 M
V1 = 2,07 mL
V1 = 2,1 mL
2. Kristal H2C2O4.2H2O yang Larutan asam oksalat tidak Pengenceran dilakukan didalam labu ukur
sudah ditimbang dimasukkan ke berwarna karena asam oksalat merupakan larutan
dalam labu ukur 250 mL. Kaca standar primer dimana dibutuhkan peralatan
arloji dibilas dengan akuades dengan ketelitian yang tinggi untuk
dan isi labu ukur sampai tanda melakukan pengenceran
batas. Larutan dihomogenkan
4.2.5 Membuat Larutan Asam Klorida 0,1 M
No Cara Kerja Gambar Pengamatan Analisis
1. Sebanyak 50 mL akuades Larutan HCl tidak berwarna Gelas piala diisi akuades terlebih dahulu
dimasukan ke dalam gelas piala sebelum HCl dimasukkan agar tidak terjadi
250 mL, kemudian HCl 37% bumping akibat adanya perubahan panas yang
dipipet dengan pipet takar spontan pada larutan HCl
hingga 2,1 mL. Kemudian
dimasukkan ke dalam gelas
piala 250 mL
2. Akuades ditambahkan hingga Larutan HCl tidak berwarna Pelarutan dilakukan di dalam gelas piala
tanda batas 250 mL lalu yang larut dalam akuades karna HCl merupakan larutan standar
dihomogenkan sekunder yang tidak membutuhkan alat
dengan ketelitian yang tinggi
4.3 Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan percobaan membuat larutan. Larutan yang dibuat,
yaitu larutan standar sekunder NaOH 0,1 M dan HCl 0,1 M serta larutan standar
primer H2C2O4.2H2O 0,1 M. Massa sampel yang dibutukan ditentukan terlebih
dahulu sebelum membuat larutan yang diinginkan.
Pada percobaan pertama pemembuat larutan NaOH 0,1 M dalam 500 mL
akuades. Berdasarkan perhitungan sesuai teori didapatkan hasil untuk membuat
larutan 0,1 M NaOH dalam 500 mL diperlukan massa NaOH sebesar 2,0 gram.
Pada proses penimbangan menggunakan neraca analitik, digunakan kaca arloji
sebagai wadah untuk sampel padat. NaOH bersifat higroskopis, sehingga sisa
NaOH pada kaca arloji dapat dibilas dan massa yang digunakan tidak berkurang.
Penimbangan NaOH juga tidak boleh dilakukan terlalu lama, karena jika NaOH
dibiarkan terlalu lama di udara terbuka maka NaOH akan menyublim dan dapat
mengurangi massa dari NaOH tersebut. Larutan NaOH merupakan suatu larutan
standar sekunder yang tidak memerlukan peralatan dengan ketelitian tinggi,
sehingga untuk mengencerkannya cukup dengan menggunakan gelas piala.
Percobaan kedua yaitu pembuatan larutan HCl 0,1 M dalam 250 mL
akuades dari larutan induk HCl 37%. Pada proses ini pemipetan HCl harus
dilakukan di dalam lemari asam karena larutan ini merupakan larutan asam yang
bersifat beracun dan tidak boleh terhirup. Gelas piala diisi terlebih dahulu dengan
akuades sebelum dimasukkan larutan HCl untuk pengenceran agar tidak terjadi
bumping ketika ditambahkan akuades. Hal ini dilakukan untuk menghindari
perubahan panas yang spontan yang dapat menyebabkan letupan, karena pada
proses ini terjadi pelepasan kalor dan timbul uap panas dari reaksi tersebut.
Kemudian larutan HCl diencerkan hingga tanda batas 250 mL pada gelas piala.
Percobaan terakhir yaitu pembuatan larutan H2C2O4.2H2O 0,1 M dalam
250 mL larutan. Pertama dilakukan penimbangan menggunakan neraca analitik
dengan wadah kaca arloji sebanyak 3,15 gram dari hasil perhitungan. Kemudian
H2C2O4.2H2O yang telah ditimbang, dimasukkan ke dalam labu ukur untuk
diencerkan. Kaca arloji dibilas dengan akuades, agar sisa H2C2O4.2H2O pada kaca
arloji dapat ikut terhitung. Pengenceran H2C2O4.2H2O dilakukan di dalam labu
ukur karena H2C2O4.2H2O merupakan larutan standar primer yang dimana
diperlukan peralatan dengan ketelitian yang tinggi untuk mengencerkan larutan
tersebut.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Pada percobaan dilakukan penentuan konsentrasi molaritas dan persen
volume suatu larutan.
2. Konsentrasi NaOH didapatkan sebesar 0,10374 M dan konsentrasi
H2C2O4.2H2O sebesar 0,10003 M, dan konsentrasi HCl 0,1 M
3. Besar volume zat terlarut dalam larutan dapat mempengaruhi konsentrasi.
4. Pembuatan larutan standar primer harus menggunakan perlatan dengan
ketelitian yang tinggi, sedangkan larutan standar sekunder tidak perlu
peralatan dengan ketelitian yang tinggi.
5.2 Saran
Beberapa saran untuk praktikum selanjutnya adalah:
1. Memahami prosedur kerja dan teori yang digunakan pada percobaan ini
2. Teliti dalam menghitung massa yang dibutuhkan untuk membuat larutan
3. Memahami konsep atau prinsip kerja pada percobaan ini
4. Berhati-hati dalam memipet atau mengambil larutan
5. Berhati-hati dalam mereaksikan atau mencampurkan bahan
6. Berhati-hati dalam penggunaan alat
7. Teliti dalam menghitung konsentrasi larutan
DAFTAR PUSTAKA
1. Putri LMA, Prihandono T, Supriadi B. Air adalah suatu zat kimia yang
penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di
bumi ,. J Pembelajaran Fis. 2017;6(2):147-153.
4. Akuades