Anda di halaman 1dari 20

I.

JUDUL : PEMBUATAN LARUTAN


II. HARI/TANGGAL PERCOBAAN : RABU, 21 SEPTEMBER 2016
III. SELESAI PERCOBAAN : RABU, 21 SEPTEMBER 2016
IV. TUJUAN PERCOBAAN
1. Membuat larutan dengan satuan konsentrasi molar
2. Menghitung molaritas, molalitas fraksi mol
3. Melakukan pengenceran larutan
V. TINJAUAN PUSTAKA
Larutan didefinisikan sebagai campuran dua zat atau lebih yang
membentuk satu macam fasa (homogen) dan sifat kimia setiap zat yang
membentuk larutan tidak berubah. Larutan homogen adalah larutan yang jika
dicampurkan dengan pelarut akan terlarut dan menyatu menjadi satu larutan,
contohnya gula jika dilarutkan dalam air. Sedangkan larutan meterogen adalah
larutan yang jika dicampurkan dengan air maka tidak akan menyatu.
(Chang,2004)
Larutan dapat berupa gas, cairan, atau padatan. Larutan encer adalah
larutan yang mengandung sebagian kecil solute, relative terhadap jumlah
pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian
besar solute. Solute adalah zat terlarut. Sedangkan solvent (pelarut) adalah
medium dalam mana solute terlarut. (Baroroh,2004)
Suatu larutan dengan jumlah maksimum zat terlarut pada temperatur
tertentu disebut larutan jenuh. Sebelum mencapai titik jenuh disebut larutan
tidak jenuh. Kadang-kadang dijumpai suatu keadaan dengan zat terlarut dalam
larutan lebih banyak daripada zat terlarut yang seharusnya dapat melarut pada
temperatur tersebut. Larutan yang demikian disebut larutan lewat jenuh.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu temperatur, sifat
pelarut, efek ion sejenis, efek ion berlainan, pH, hidrolisis, pengaruh
kompleks, dan lain-lain. (Khopkar,2003)
Untuk menyatakan banyaknya zat terlarut dan pelarut dikenal
beberapa istilah konsentrasi. Konsentrasi larutan dapat dinyatakan dengan
beberapa cara, yaitu :
a. Molaritas (M)
Molaritas (M) adalah perbandingan antara banyaknya zat
terlarut dalam satu liter larutan.
M = massa . 1000
Mr V(mL)
b. Molalitas (m)
Molalitas (m) adalah perbandingan antara zat terlarut dalam
1000 gram larutan.
m = massa zat terlarut . 1000
Mr zat terlarut P

c. Fraksi Mol
Fraksi mol adalah banyaknya perbandingan zat terlarut dengan
mol larutan.
x = mol zat terlarut n1
mol zat terlarut n1 + mol zat pelarut n2
d. Pengenceran
Pengenceran adalah penambahan pelarut sehingga jumlah mol
zat terlarut sebelum pengenceran sama dengan jumlah mol zat sesudah
pengenceran intinya adalah penyetaraan jumlah mol zat terlarut.
M1 . V1 = M2 . V2
Keterangan :
M1 = molaritas larutan sebelum pelarutan
M2 = molaritas larutan setelah pelarutan
V1 = volume larutan sebelum pelarutan
V2 = volume larutan setelah pelarutan
e. PPM (part per million)
PPM (part per million) adalah salah satu satuan konsentrasi
yang menyatakan perbandingan sebagian dalam satu juta bagian yang
lain.

PPM = massa zat terlarut


satu juta bagian larutan
f. Persen Berat
Persen berat adalah menyatakan jumlah berat zat terlarut dalam
100 gram larutan.
%W = massa zat terlarut . 100%
massa larutan
g. Persen Volume
Persen volume adalah jumlah volume (mL) dari zat terlarut
dalam 100 mL larutan
%V = massa zat terlarut . 100%
volume larutan

h. Persen Berat per Volume


Persentase berat per volume adalah jumlah gram zat terlarut
dalam tiap 100 mL larutan.
%W = massa zat terlarut . 100%
V volume larutan

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan suatu zat padat dalam


cairan antara lain :
a. Intensitas pengaduk
Pada pengadukan yang rendah aliran bersifat pasif. Zat padat
tidak bergerak dan kecepatan pelarutan bergantung pada bagaimana
karakter zat padat tersebut menghambur dari dasar wadah. Zat padat
dan larutannya tidak berpindah keatas sistem sehingga mempunyai
perbedaan konsentrasi. Pada pengadukan yang tinggi sistem menjadi
turbulen. Gaya sentrifugal dari putaran cairan mendorong partikel
kearah luar dan atas.
b. pH (keasaman atau kebasaan)
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan
tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan.
Kelarutan elektrolit lemah sangat dipengaruhi oleh pH larutan.
c. Suhu
Perubahan kelarutan suatu zat terlarut karena pengaruh suhu
erat hubungannya dengan panas pelarutan dari zat tersebut. Panas
pelarutan didefinisikan sebagai banyaknya panas yang dibebaskan
atau diperlukan apabila satu mol zat terlarut dilarutkan dalam suatu
pelarut untuk menghasilkan satu larutan jenuh.
d. Komposisi cairan pelarut
Seringkali zat pelarut lebih larut dalam campuran pelarut
daripada dalam satu pelarut saja. Gejala ini dikenal dengan melarut
bersama (kosolvensi) dan kombinasi pelarut menaikkan kelarutan dari
zat terlarut disebut kosolven.
e. Tekanan
Pada umumnya perubahan volume larutan yang dikarenakan
perubahan tekanan kecil, sehingga diperlukan tekanan yang sangat
besar untuk dapat mengubah kelarutan suatu zat.
f. Interaksi solut dan solvent
Pada kondisi tertentu, zat mempunyai kelarutan tertentu pula.
Kemampuan berinteraksi antara solut dan solven sangat tergantung
pada sifat solut maupun sifat solven, yang dipengaruhi efek kimia,
elektrik maupun struktur.
Pembuatan larutan adalah suatu cara mempelajari cara pembuatan
larutan dari bahan cair atau padat dengan konsentrasi tertentu. Untuk
menyatakan kepekaan atau konsentrasi suatu larutan dapat dilakukan dengan
berbagai cara tergantung pada tujuan penggunaannya. Adapun larutan yang
akan dibuat dalam praktikum ini adalah :
a. Asam sulfat (H2SO4)
Asam sulfat merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat.
Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat
mempunyai banyak kegunaan dan merupakan salah satu produk utama
industri kimia. Kegunaan utamanya termasuk pemrosesan biji mineral,
sintesis kimia, pemrosesan air limbah, dan pengilangan minyak.
b. Asam klorida (HCl)
Asam klorida adalah larutan aquatik dari gas hidrogen klorida
(HCl). Zat ini merupakan asam kuat dan merupakan komponen utama
dalam asam lambung. HCl dibentuk oleh ikatan kovalen antara ion
hidrogen dan klorida.
c. Natrium hidroksida (NaOH)
Natrium hidroksida juga dikenal sebagai soda kaustik, soda
api, atau sodium hidroksida, adalah sejenis basa logam kaustik.
Natrium hidroksida terbentuk dari oksida basa natrium oksida
dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin
yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air.
Sifat dari suatu larutan ditentukan oleh jenis dan jumlah partikel zat
terlarut dalam larutan. Sebagai contoh, rasa asin darib larutan garam
bertambah seiring bertambahnya jumlah partikel garam yang terlarut.
Demikian pula rasa manis dari larutan gula akan bertambah seiring
bertambahnya jumlah partikel gula yang terlarut.
VI. CARA KERJA
A. ALAT DAN BAHAN
a) ALAT :
1. Labu ukur 4 buah
2. Gelas kimia 100ml 1 buah
3. Gelas ukur 1 buah
4. Pengaduk 1 buah
5. Corong kaca kecil 1 buah
6. Pipet tetes 2 buah
7. Neraca analitik
8. Kaca arloji 1 buah
b) BAHAN :
1. Aquades secukupnya
2. Asam sulfat (H2SO4) pekat 98% 28 mL
3. Asam klorida (HCl) 2M 62,5mL
4. NaOH padat 20 g
B. ALUR PERCOBAAN
a. Pembuatan larutan H2SO4 2 M 250 ml

H2SO4 pekat
97%

Mengambil asam sulfat pekat dengan pipet


karet hisap
Mengisi labu ukur dengan aquades
seperempat bagian
Ditambahkan asam sulfat secara perlahan
di dinding labu ukur
Digoyangkan labu ukur secara perlahan
Ditambahkan aquades lagi sampai tanda
batas
Labu ukur ditutup
Dikocok lagi sampai merata
Dipindahkan ke botol reagen
Diberi label

H2SO4 2M 250ml
b. Pembuatan larutan HCl 0,5M 250ml
HCl 2M

Mengambil asam klorida pekat dengan


pipet karet hisap
Dimasukkan ke labu ukur secara perlahan
Ditambahkan aquades sampai setengah
bagian labu
Digoyangkan labu ukur dengan hati-hati
Ditambahkan aquades sampai tanda
batas
Dipindahkan ke botol reagen
Diberi label

HCl 0,5M 250 mL

c. Pembuatan larutan NaOH

NaOH
20gram

Ditambahkan aquades bebas CO2


seperempat bagian labu ukur
Dimasukkan NaOH sedikit demi sedikit ke
labu ukur sambil digoyangkan
Dipindahkan ke botol reagen
Diberi label

NaOH
VII. Hasil pengamatan
VIII. ANALISIS DATA
a. Pada larutan H2SO4 2M 250 mL
Untuk pembuatan larutan H2SO4 2M 250 mL dibutuhkan larutan
H2SO4 pekat 98,08 g/mol 28mL, dengan perhitungan sebagai berikut :

M1 x V1 = M2 x V2
18 M x V1 = 2 M x 250 mL

V1 = 500 M.mL/18 M

V1 = 28 mL

b. Pada pembuatan larutan HCl 0.5 M 250 mL


Untuk pembuatan larutan HCl 0.5 M 250 mL dibutuhkan larutan HCl
2M 62,5 mL, dengan perhitungan sebagai berikut :
M1 x V1 = M2 x V2
2 M x V1 = 0.5 M x 250 mL

V1 = 125 M.mL/2 M

V1 = 62.5 mL

c. Pada larutan NaOH 2M 250 mL


Untuk pembuatan larutan NaOH 2M 250mL dibutuhkan NaOH
padatan sebanyak 20 gram, dengan perhitungan sebagai berikut :
IX. PEMBAHASAN
a. Pada larutan H2SO4 2M 250 ml
Berdasarkan hasil pengamatan bahwa proses pengenceran asam
sulfat pekat bersifat eksoterm yang dapat menghasilkan panas. Hal itu
disebabkan karena air memiliki massa jenis yang lebih rendah
dibandingkan dengan asam sulfat pekat dan cenderung mengapung
diatasnya, sehingga apabila air ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat
maka dapat mendidih dan bereaksi dengan keras. Reaksi yang terjadi
adalah pembentukan ion hidronium :
H2SO4 +H2O H3O+ + HSO4-
HSO4-+H2O H3O++SO42-

Asam sulfat adalah pendehidrasi yang baik. Afinitas asam sulfat


terhadap air cukup kuat sehingga akan memisahkan atom hidrogen dan
oksigen dari suatu senyawa. Bila asam sulfat diteteskan pada gula
(C12H24O11 ), maka akan terbentuk karbon dan air yang terserap dalam
asam sulfat. Seperti pada percobaan yang telah kami lakukan, saat
meneteskan H2SO4 kedalam labu ukur beberapa tetes tumpah pada tisu
dan membuat tisu terlihat seperti dibakar. Hal itu disebabkan selulosa
pada tisu bereaksi dengan asam sulfat.
b. Pada larutan HCl 0.5 M 250 mL
Asam klorida adalah asam monokrotik yang berarti bahwa ia dapat
terionisasi melepaskan 1 H+ hanya sekali. Dalam larutan asam klorida H+
ini bergabung dengan molekul air membentuk molekul hidronium (H3O+).
c. Pada larutan NaOH 2M 250 mL
Natrium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium
hidroksida terbentuk dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam air.
Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika
dilarutkan kedalam air. Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat,
ia sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan.
Sehingga, air akan mengalami penguapan dan menghasilkan gelembung
gas yang membuat larutan menjadi keruh sementara yang pada proses
pelarutannya berlangsung secara eksotermis.

X. KESIMPULAN
Proses pengenceran larutan H2SO4, larutan HCl, dan NaOH padatan
bersifat eksoterm yaitu pelepasan kalor dari sistem ke lingkungan, sehingga
dapat menghasilkan panas. Konsentrasi baik larutan H2SO4 , larutan HCl,
NaOH padatan yang diencerkan akan menurun.
XI. JAWAB PERTANYAAN
1. Tentukan molaritas (M) asam sulfat pekat 97% yang memiliki kerapatan
larutan 1,84 kg/L, dan massa molekul relatif 98,08 g/mol

2. Berapa mL asam sulfat pekat yang diambil jika Anda diminta membuat
100 mL asam sulfat 1 M?

M1 . V1 = M2 . V2

18 M . V1 = 1 M . 100 mL

V1 = 100 M.mL/18 M

V1 = 5,5 mL
3. Berapa mL asam klorida pekat yang diambil jika Anda diminta membuat
100 mL asam klorida 3 M?

M1 . V1 = M2 . V2

12 M . V1 = 3 M . 100 mL

V1 = 300 M.mL/12 M

V1 = 25 mL
4. Berapa mL asam klorida 3 M yang diambil jika Anda diminta membuat 50
mL asam klorida 1 M?
M1 . V1 = M2 . V2

3 M . V1 = 1 M . 50 mL

V1 = 50 M.mL/3 M

V1 = 16,67 mL
5. Berapa mL asam klorida 1 M yang diambil jika Anda diminta membuat
100 mL asam klorida 0,5 M?
M1 . V1 = M2 . V2

1 M . V1 = 0,5 M . 100 mL

V1 = 50 M.mL/1 M

V1 = 50 mL
6. Hitunglah berapa gram natrium hidroksida yang ditimbang untuk
membuat 100 mL konsentrasi 1 M

7. Hitunglah volume larutan natrium hidroksida 1 M yang diambil untuk


membuat 100 mL natrium hidroksida 0,5 M

M1 . V1 = M2 . V2

1 M . V1 = 0,5 M . 100 mL

V1 = 50 M.mL/1 M

V1 = 50 mL
XII. DAFTAR PUSTAKA
Baroroh, Umi L.U. 2004. Diktat Kimia Dasar 1. Banjar Baru : Universitas
Lambung Mangkurat
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Jilid II. Jakarta : Erlangga
Khopkar, S.M. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : Universitas
Indonesia
XIII. LAMPIRAN FOTO

Larutan H2SO4 2M Larutan HCl 0,5 M

NaOH padatan

HCl 2M
Proses pengenceran NaOH padatan
DATA PERHITUNGAN LARUTAN

A. Larutan H2SO4

No Uraian Hasil
1.
Molaritas H2SO4 pekat

2. n = M .V
Mol H2SO4 dalam 1000 mL
= 18 mol/liter. 1 liter
H2SO4 97% dengan kerapatan
= 18 mol
1840 g adalah

3. Volume H2SO4 pekat yang M1 . V1 = M2 . V2


diambil untuk membuat 100 mL 18. V1= 1. 100
H2SO4 1M V1=5.5 mL
4. Volume H2SO4 1M yang diambil M1 . V1 = M2 . V2
untuk membuat 100 mL H2SO4 1. V1=0.1 . 100
0,1M V1=10 mL

B. Larutan HCl

No Uraian Hasil
1. Molarias HCl pekat M = p . 10 .%
Massa molar
= 1,19 . 10 . 37
36,5 g/mol
= 12 M
2. Mol HCl dalam 1000 mL HCl n=M.V
37% dengan kerapatan 1190 g = 12 mol/liter . 1 liter
adalah = 12 mol
3. Volume HCl pekat yng diambil M1 . V1 = M2 . V2
untuk membuat 100 mL HCl 3M 12. V1= 3. 100
V1=25 mL
4. Volume HCl 3M yang diambil M1 . V1 = M2 . V2
untuk membuat 50 mL HCl 1M 3 . V1= 1. 50
V1=16.67 mL
5. Volume HCl 3 M yang diambil M1 . V1 = M2 . V2
untuk membuat 100 mL HCl 0,5 3. V1= 0.5 . 100
M V1=16.67 mL

C. Larutan NaOH

No. Uraian Hasil


1. Massa NaOH yang harus ditimbang untuk
100 mL konsentrasi 1 M

2. Massa kaca arloji 26.3 gram


3. Massa kaca arloji + NaOH 46.3 gram
4. Massa H2O di dalam larutan Massa = p . V
=1 gram/mL . 100 mL
= 100 gram
5. Mol H2O di dalam larutan Mol = gram/Mr
= 100 g
18 g/mol
=5,56 mol
6. Konsentrasi molal NaOH m = massa . 1000
Mr V
= 4 . 1000
40 100
= 1 mol/kg
7. Fraksi mol NaOH Xt = nt
nt+np
= 0,1
0,1+5,56
= 0,02
8. Fraksi mol H2O di dalam larutan Xp = 1-Xt
= 1- 0,02
= 0,98

Anda mungkin juga menyukai