PRE-LAB
3. TINJAUAN BAHAN
HCl
Asam Klorida, HCl atau yang dikenal juga sebagai asam
muriatik, sangatlah beracun, korosif dan cairan berbahaya yang
bereaksi dengan sebagian besar logam untuk menghasilkan
ledakkan gas hidrogen yang dapat menyebabkan kebakaran dan
iritasi di mata dan membran mukosa (Troy, 2006).
NaOH
Natrium Hidroksida, atau yang dikenal juga sebagai soda api
atau soda gosok berwarna putih, kuat dan padatannya mudah
mencair di dalam air, alkohol, etanol dan gliserol (Troy, 2006).
NaCl
NaCl atau natrium klorida merupakan garam yang terbentuk dari unsur NaOH
dan HCl. NaCl memiliki bentuk padatan yang mudah rapuh (James, 2008).
CH3COONa
CH3COONa atau yang biasa disebut garam natrium asetat yang terionisasi
sempurna membentuk ion Na+ dan ion CH3COO- (Troy, 2006 ).
CH3COONa (aq) ↔ Na+ + CH3COO- (aq)
CH3COOH
Asam asetat adalah asam lemah dan dalam larutan terionisasi
sebagian membentuk kesetimbangan (Reger, 2009).
CH3COOH(aq) ↔ CH3COO- (aq) + H+ (aq)
NH3
NH3 atau biasa disebut amonia berperan sebagai bahan yang mengurangi H +
secara langsung dengan menerima ion hidrogen dan menghasilkan amonium (NH 4+)
(Facer, 2015).
NH4Cl
Garam ini terbentuk dari hasil reaksi netralisasi antara NH3
dan HCl dan di dalam air terionisasi sempurna menghasilkan ion
NH4+ dan Cl- (Facer, 2015).
4. DIAGRAM ALIR
Kalibrasi pH Meter
Disiapkan pH meter dan larutan pH 7,00; pH
4,01 dan 9,21
Dihidupkan alat
Dilakukan hal yang sama untuk larutan pH 4,01 kemudian larutan pH 9,21
Hasil
Diukur pH nya
Beker I Beker II
Beker III
Dicampur Dicampur
Dicampur
Di ukur pH-nya
Hasil
Larutan Buffer CH3COOH 0,1 M dan CH3COONa 0,1 M
Dicampur
70 ml larutan campuran
Diukur pH nya
10 ml larutan 10 ml larutan 20 ml
aquadess
HCI 0,01 M NaOH 0,01 M
Dicampur Dicampur Dicampur
Diukur pH nya
Hasil
Dicampur
70 ml larutan campuran
Diukur pH nya
Diukur pH nya
Hasil
5. DATA HASIL PRAKTIKUM
Tulislah data hasil praktikum Larutan Buffer NH3 0,1 M dan NH4Cl 0,1 M
6. PEMBAHASAN
1. Apakah yang terjadi saat larutan penyangga ditambahkan sedikit asam atau basa?
Jelaskan!
pH larutan penyangga tidak akan berubah atau tetap mempertahankan pH-nya. Hal ini
sesuai prinsip kerja larutan penyangga, yaitu ketika ion Hidrogen (H+) ditambahkan pada
larutan penyangga, ion tersebut akan ternetralisasi oleh basa di dalam larutan penyangga.
Begitu juga Ion hidroksida (OH-) akan ternetralisasi oleh asam.
Cara pemakaiannya : Menyiapkan larutan dengan pH 4,01; 7,00 dan 9,21. Menyalakan
alat terlebih dahulu, lalu membilas elektrode menggunakan aquades, setelah itu
mengeringkan elektrode dengan menggunakan tisu, pastikan pada saat mengeringkan atau
mengelap satu arah. Mencelupkan elektrode ke dalam larutan dengan pH 7 lalu memilih
mode kalibrasi, tunggu 1-2 menit hingga pembacaan pH stabil. Setelah stabil, mengangkat
elektrode dan membilas menggunakan aquades kembali, mengeringkan dengan tisu dan
mengulangi hal yang sama untuk larutan dengan pH 4,01 dan larutan dengan pH 9,21
Lakmus merah akan berubah warna biru jika dicelupkan ke dalam larutan basa. Dan
akan tetap berwarna merah jika dicelupkan ke dalam asam atau garam
Lakmus biru akan berubah warna menjadi merah bila dicelupkan ke dalam asam. Dan
akan tetap berwarna biru jika dicelupkan ke dalam basa atau garam (Troy, 2006).
Pertama, mencari mol dari masing-masing larutan dengan menggunakan rumus molaritas,
nNH 3 nNH 4 Cl
MNH3 = M NH4Cl =
Volume larutan Volume larutan
nNH 3 nNH 3
0,1 = 0,5 M =
0,05 0,1
nNH3 = 0,005 = 5 x 10-3 nNH4Cl = 0,05 = 5 x 10-2
Kedua, mencari [OH-] dari campuran tersebut dengan menggunakan rumus,
mol basa lemah
[OH-] = Kb x
garam
0,005
= 10-5 x
0,05
= 10-6
pOH = log[OH-]
= log[10-6]
= 6, maka pH = pKw – pOH
pH = 14 – 6
pH = 8
Pertama, mencari mol dari masing-masing larutan dengan menggunakan rumus molaritas,
nCH 3 COOH nCH 3 COONa
MCH3COOH = MCH3COONa =
Volume larutan Volume larutan
nCH 3 COOH nCH 3 COONa
0,1 = 0,1 M =
0,05 0,05
nCH3COOH = 0,005 = 5 x 10-3 nCH3COOH = 0,005 = 5 x 10-3
7. ANALISIS PROSEDUR
FUNGSI REAGEN DAN ALAT
Aquades adalah bahan yang akan ditambahkan ke dalam gelas beker III larutan
buffer NaCl, buffer asetat dan buffer salmiak.Bulb adalah alat yang digunakan untuk
menghisap larutan. Penggunanya di pasang di ujung pipet ukur.Larutan CH3COOH
0,1 M adalah bahan utama dalam pembuatan larutan buffer asetat. Larutan
CH3COONa 0,1 M adalah bahan utama dalam pembuatan larutan buffer asetat .
Gelas beker 100 ml dan 250 ml alat ini bukan alat pengukur (walaupun terdapat skala,
namun ralatnya cukup besar). Digunakan untuk tempat larutan dan dapat juga untuk
memanaskan larutan kimia. Untuk menguapkan solven/pelarut atau untuk
memekatkan. Gelas ukur adalah alat yang digunakan untuk mengukur volume zat
kimia dalam bentuk cair. Alat ini mempunyai skala, tersedia bermacam-macam
ukuran. Tidak boleh digunakan untuk mengukur larutan/pelarut dalam kondisi panas.
Perhatikan meniscus pada saat pembacaan skala. Larutan HCl 0,01 M adalah bahan
yang akan ditambahkan ke dalam gelas I larutan buffer NaCl, buffer asetat dan buffer
salmiak
Larutan NaCl 0,1 M adalah bahan utama dalam pembuatan larutan buffer
NaCl. Larutan NaOH 0,01 M adalah bahan yang akan ditambahkan ke dalam gelas
beker II larutan buffer NaCl, buffer asetat dan buffer salmiak. Larutan NH3 0,1 M
adalah bahan utama dalam pembuatan larutan buffer salmiak. Larutan NH4Cl 0,1 M
adalah bahan utama dalam pembuatan larutan buffer salmiak. Kertas lakmus adalah
Indikator pH universal. Pipet tetes adalah erbupa pipa kecil terbuat dari plastik atau
kaca dengan ujung bawahnya meruncing serta ujung atasnya ditutupi karet. Berguna
untuk mengambil cairan dalam skala tetesan kecil. Pengaduk gelas adalah alat yang
digunakan untuk mengaduk larutan, campuran, atau mendekantir (memisahkan larutan
dari padatan). pH meter adalah Indikator pH modern yang mengukur pH dari suatu
cairan melalui probe/elektrode yang terhubung ke meteran elektronik dan
menampilkan pH. Pipet ukur 1 ml dan 10 ml adalah pipet ini memiliki skala,
digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tertentu. Gunakan bulb atau karet
penghisap untuk menyedot larutan, jangan dihisap dengan mulut.
LANGKAH KERJA DAN PERLAKUAN KHUSUS
Kalibrasi pH meter
Yang pertama dilakukan adalah menyiapkan pH meter dan larutan pH 7,00; pH
4,01 dan pH 9,21. Selanjutnya menghidupkan alat, lalu membilas elektrode dengan
menggunakan aquades, setelah itu mengeringkan dengan menggunakan tisu, pada saat
mengeringkan, gerakan tisu harus satu arah, mencelupkan elektrode dalam larutan pH
7 dan dipilih mode kalibrasi, menunggu selama 1-2 menit sampai pembacaan pH
stabil, diangkat dan dibilas elektrode dengan menggunakan aquades, mengeringkan
dengan menggunakan tisu, melakukan kegiatan yang sama untuk larutan dengan pH
4,01 dan pH 9,21
Menurut data praktikum hasil ini sesuai dengan yang ada di literatur yaitu
bahwa jenis larutan ini adalah jenis buffer garam yang bersifat netral, jika
ditambahkan HCl 0,01 bersifat asam, jika ditambahkan NaOH bersifat basa, dan jika
ditambahkan aquades bersifat netral (Alexander, 2011).
2. Hasil pembuatan dan pengujian larutan CH3COOH 0,1 M + CH3COONa 0,1 M
Dari larutan CH3COOH 0,1 M + CH3COONa 0,1 M saat di uji menggunakan
pH meter adalah 3,95 dan kertas lakmus menunjukan tetap berwarna merah dan
lakmus biru menjadi merah. Ketika CH3COOH 0,1 M + CH3COONa 0,1 + HCl di uji
menggunakan pH meter adalah 3,69 dan kertas lakmus merah tetap merah, kertas
lakmus biru menjadi merah. Ketika CH3COOH 0,1 M + CH3COONa + NaOH di uji
menggunakan pH meter adalah 4,22 dan kertas lakmus merah tetap merah , lakmus
biru menjadi merah . Ketika CH3COOH 0,1 M + CH3COONa + Aquades di uji
menggunakan pH meter adalah 4 dan kertas lakmus merah tetap merah dan lakmus
biru menjadi merah (Partana, 2009).
Hasil ini sesuai dengan yang ada di literatur bahwa jenis larutan ini adalah
jenis larutan buffer asetat yang bersifat asam dan campuran antara asam asetat dan
natrium asetat (Alexander, 2011).
3. Hasil pembuatan dan pengujian larutan NH3 0,1 M + NH4Cl 0,1 M
pH dari larutan buffer salmiak saat di uji menggunakan pH meter adalah 9,23
dan kertas lakmus biru tetap berwarna biru, sedangkan pada lakmus merah berubah
menjadi warna biru. Hal ini menunjukkan bahwa larutan buffer salmiak tersebut
bersifat basa. Ketika buffer salmiak + HCl di uji menggunakan pH meter, pH yang
terukur sebesar 8,95 dan kertas lakmus merah berubah menjadi warna biru, sedangkan
kertas lakmus biru tetap biru. Hal tersebut menunjukkan bahwa buffer yang telah
diberi tambahan HCl tetap bersifat basa. Ketika buffer salmiak + NaOH di uji
menggunakan pH meter, pH yang terukur sebesar 9,06 dan kertas lakmus merah
menjadi biru, lakmus biru tetap biru. Ketika buffer salmiak + Aquades di uji
menggunakan pH meter, pH yang terukur sebesar 9,07 dan kertas lakmus merah
berubah menjadi biru dan lakmus biru tetap biru. Hal ini menunjukkan bahwa
meskipun larutan buffer salmiak tersebut diencerkan dengan menggunakan aquades,
pH yang terukur tetaplah bersifat basa dan tidak menunjukkan perubahan sifat larutan
buffer.
Hasil ini sesuai dengan konsep larutan buffer sendiri. Walaupun ditambahkan
sedikit asam atau basa. Biasanya, larutan buffer mengandung asam/basa lemah dan
asam/basa konjugatnya dalam konsentrasi yang hampir sama (Alexander, 2011).
9. KESIMPULAN
Tujuan dari praktikum ini adalah mampu memahami sifat larutan penyangga, mampu
membuat larutan buffer, mampu mengukur pH larutan penyangga menggunakan pH meter
Sifat dari larutan penyangga adalah pH larutan yang hanya berubah sedikit pada
penambahan sedikit asam kuat. Disamping itu larutan penyangga merupakan larutan yang
dibentuk oleh reaksi suatu asam lemah dengan basa konjugasinya ataupun oleh basa lemah
dengan asam konjugasinya.
Dalam membuat larutan buffer harus diperhatikan bahan – bahan yang akan
digunakan, untuk membuat buffer asetat, diperlukan 35 ml CH3COOH 0,1 M + 35 ml
CH3COONa 0,1 M menghasilkan pH 3,95 dan termasuk buffer asam. Untuk membuat buffer
salmiak, diperlukan 35 ml NH3 0,1 M + 35 ml NH4Cl 0,1 M menghasilkan pH 9,23 dan
bersifat buffer basa. Pada pembuatan buffer garam diperlukan NaCl dengan ditambah HCl,
NaOH dan aquades memiliki rentan pH 4,01; 2,37; 8,40; 3,94.
DAFTAR PUSTAKA