Anda di halaman 1dari 9

PENELITIAN TEKANAN OSMOTIK PADA BUAH ANANAS

COMOSUS (NANAS), CUCUMIS MELO (MELON), DAN


CUCUMIS SATIVUS (MENTIMUN)

FEBI RIANA (1915150017)


NYA DANIATY MALAU, M.Si

PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
FEBIRIANA19@GMAIL.COM

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh konsentrasi zat terlarut terhadap
tekanan osmotik suatu larutan dan mengidentifikasi pengaruh jenis bahan
terhadap tekanan osmotik suatu larutan. Metode yang digunakan adalah dengan
cara merendam suatu bahan yang akan di uji yaitu pada buah nanas yang
kemudian dimasukkan kedalam larutan air kapur, air mineral dan larutan gula,
selanjutnya pada buah kedua yaitu buah melon dimasukkan kedalam larutan air
garam dan air sumur dan yang terakhir adalah buah mentimun dimasukkan ke
dalam lautan cuka, minyak kelapa, dan aquades dengan waktu selama 12 jam.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada beberapa bahan yang tidak terdapat
dalam teori. Adanya ketidaksesuaian dengan teori dipengaruhi beberapa faktor
antara lain adanya perbedaan konsentrasi pada bahan sehingga air dapat masuk
atau keluar ke dalam jaringan tumbuhan. Dan faktor ini berasal dari faktor
intrinsik dalam jaringan yang tidak dapat diketahui secara pasti oleh praktikan.
Kata kunci : tekanan osmotik, konsentrasi

A. Latar Belakang
Sifat koligatif larutan didefinisikan sebagai sifat fisik larutan yang hanya
ditentukan oleh jumlah partikel dalam larutan dan tidak tergantung pada jenis
partikelnya. Adanya zat pelarut di dalam pelarut menyebabkan perubahan sifat
fisik pelarut dan larutan tersebut. Sifat fisik yang mengalami perubahan
misalnya, penurunan tekanan uap, penurunan titik beku, kenaikan titik didih, dan
tekanan osmosis. Ke-empat sifat tersebut merupakan bagian dari sifat koligatif
larutan. Dari sini kita akan melakukan percobaan tentang penurunan titik
beku yang merupakan bagian dari sifat koligatif larutan.
Tekanan osmotik (π) suatu larutan merupakan tekanan yang diperlukan untuk
menghentikan osmosis. Osmosis adalah gerakan bersih molekul pelarut melewati
membran semi permeabel dari pelarut murni atau dari larutan encer ke larutan
yang lebih pekat. Salah satu hal yang dapat mempengaruhi tekanan osmotik suatu
larutan adalah konsentrasi zat terlarut dan jenis bahan pada tanaman seperti pada
buah-buahan.

B. Tinjauan Teoritas
a) Sifat Koligatif Larutan
Hukum Raoult merupakan dasar dari empat macam sifat larutan encer yang
disebut sifat koligatif. Kata koligatif berasal dari kara Latin colligare yang berarti
berkumpul bersama, karena sifat ini bergantung pada pengaruh kebersamaan
(kolektif) semua partikel dan tidak pada sifat dan keadaan partikel. Sifat koligatif
larutan ada empat macam yaitu penurunan tekanan uap (ΔP), kenaikan titik didih
(ΔTb), penurunan titik beku (ΔTf) dan tekanan osmosis (π). Sifat kologatif dapat
digunakan untuk menentukan massa molekul relatif suatu zat. (Hiskia Achmad,
1996 : 35-36
b) Tekanan Osmotik
Jika dua larutan dengan konsentrasi yang berbeda dipisahkan oleh suatu
membran (selaput) semi permeabel, molekul pelarut mengalir melalui membran
dari larutan yang lebih encer ke larutan yang lebih pekat. (Hiskia Achmad, 1996 :
43). Gerakan bersih molekul pelarut melewati membran semi permeabel dari
pelarut murni atau dari larutan encer ke larutan yang lebih pekat disebut osmosis.
Sebenarnya molekul pelarut mengalir melalui membran dalam dua arah tetapi
laju mengalir molekul pelarut dari larutan encer lebih cepat dibandingkan dengan
larutan yang lebih pekat.
Tekanan osmotik (π) suatu larutan adalah tekanan yang diperlukan untuk
menghentikan osmosis. Jika osmosis berhenti, aliran molekul pelarut tetap
berlangsung, tetapi laju mengalir molekul dari kedua arah adalah sama.
Permukaan larutan dalam pipa naik sehingga tekanan hidrostatik sama dengan
tekanan osmotik yaitu π = h. ρ dengan ρ adalah kerapatan larutan.
Tekanan osmotik (π) suatu larutan dapat dinyatakan pada persamaan berikut :
Π=MRT
dimana M adalah molaritas larutan, R adalah konstanta gas (0,082 L.atm/K.mol)
dan T adalah suhu mutlak. Tekanan osmotik dinyatakan dalam atmosfer. Karena
pengukuran tekanan osmotik dilakukan pada suhu tetap, kita bisa menyatakan
konsentrasi disini dengan satuan yang lebih mudah yaitu molaritas bukan
molalitas.

c) Hukum Tekanan Osmotik


 Pengaruh Konsentrasi
Seperti halnya kenaikan titik didih dan penurunan titik beku, tekanan osmotik
berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Ini tentunya sudah diperkirakan,
dengan tetapa mengingat bahwa semua sifat koligatif hanya bergantung pada
jumlah partikel zat terlarut dalam larutan. Adanya pengaruh konsentrasi ini maka
akan mempengaruhi pula tekanan osmotik sehingga terdapat istilah isotonik,
hipertonik, dan hipotonik. Larutan isotonik yakni larutan yang mempunyai
konsentrasi larutan yang sama sehingga memiliki tekanan osmotik yang sama.
Dalam hal ini tidak ada pergerakan air. Larutan hipertonik adalah larutan yang
mempunyai konsentrasi larutan lebih tinggi, sehingga memiliki tekanan osmotik
yang lebih tinggi juga. Dalam hal ini terdapat pergerakan air ke luar sel. Dalam
lingkungan hipertonik, tekanan osmotik menyebabkan air mengalir ke luar sel.
Jika cukup air dipindahkan dengan cara ini, sitoplasma akan mempunyai
konsentrasi air yang sedikit sehingga sel tidak berfungsi lagi. Sedangkan Larutan
hipotonik adalah larutan yang mempunyai konsentrasi larutan lebih rendah,
sehingga memiliki tekanan osmotik yang lebih rendah juga. Dalam hal ini
terdapat pergerakan air ke dalam sel. Dengan menempatkan sel dalam lingkungan
hipotonik, tekanan osmotik menyebabkam jaringan mengalir air ke dalam sel,
sehingga menyebabkan sel pecah dan tidak berfungsi.
 Pengaruh suhu
Tekanan osmotik berbanding lurus dengan suhu absolut. Sesuai persamaan Π = M
R T. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi suhu absolut maka semakin tinggi
tekanan osmotik.
 Pengaruh molekular
Larutan-larutan encer dari zat terlarut yang berbeda dengan konsentrasi yang sama
pada temperatur yang sama mempunyai tekanan osmotik yang sama.
 Kemiripan larutan encer dan gas
Suatu zat terlarut dalam larutan encer mempunyai tekanan osmotik yang sama
dengan tekanan gas jika zat ini dalam keadaan gas dengan volume yang sama
seperti volume larutan pada temperatur yang sama.
Dari persamaan Π.V = R.T (hukum gas PV = RT) untuk satu mol gas dengan
volume 22,4 dm3 pada 0˚C akan mempunyai tekanan 1 atm. Demikian pula halnya
dengan satu mol zat terlarut yang tidak mengion dalam larutan 22,4 dm3 pada
suhu 0˚C, mempunyai tekanan osmotik satu atm.
C. Metodeologi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada hari senin, 20 januari 2020 di rumah penulis.
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah gelas cup yang berjumlah 8 buah,
timbangan, penggaris, tissue, dan pisau. Bahan yang digunakan adalah aquades,
air sumur, air mineral, kapur, minyak kelapa, garam, gula, cuka, 1 buah melon, 1
buah mentimun, dan 1 buah nanas.
Cara kerja untuk penelitian ini adalah pertama-tama siapkan buah yang
pertama yaitu buah melon, iris buah melon menjadi bentuk kubus dengan ukuran
2 x 2 cm, lalu siapkan dua buah gelas cup lalu masukan air sumur dan larutan
garam ke dalam gelas kira-kira sampai setengah gelas, dan masukan potongan
buah melon kedalamnya, rendam melon selama 12 jam, setelah itu amati
perubahan, bentuk, dan ukuran kedua sampel yang telah di rendam dan catalah
hasil pengamatan.

Gambar 1. Larutan gula dan air sumur

Selanjutnya adalah cara kerja ke dua pada sampel mentimun, sama seperti cara
kerja yang pertama yaitu siapkan buah mentimun dan pisau kemuadian iris
mentimun menjadi 3 potongan dengan bentuk dan ukurannya sama, lalu
masukkan masing-masing satu potongan mentimun kedalam cuka, aquades, dan
minyak kelapa, rendam kembali sampel tersebut selama 12 jam. Setelah itu, amati
perubahan warna, bentuk, dan ukuran yang sudah direndam, lalu catat hasil
pengamatan.

Gamabar 2. Cuka, minyak kelapa, dan aquades

Cara kerja untuk sampel yang terakhir adalah pada nanas, ambil nanas dan iris
nanas menjadi 3 bagian dengan bentuk dan ukurannya sama, lalu timbang massa
ketiga buah tersebut, lalu samakan bentuk dan massanya. Kemudian masukan
ketiga potong nanas tersebut kedalam larutan gula, air mineral, dan air kapur,
rendam selama 12 jam. Seteah itu, amati perubahan warna, bentuk, dan
ukuran.catat hasil pengamatan.

Gambar 3. Air kapur, larutan gula, dan air mineral


D. Hasil dan Pembahasan

 Hasil pengamatan

Tabel Data 1

Hasil Pengamatan
warna bentuk ukuran
Buah Melon pada Tidak ada Masih seperti 2 cm
gelas berisi Air sumur perubahan bentuk semula
warna yaitu kubus
Buah melon pada Tidak ada Masih seperti 2 cm
gelas berisi larutan perubahan bentuk semula
garam warna yaitu kubus

Tabel Data 2

Hasil Pengamatan
Warna bentuk ukuran
Mentimun pada larutan Tidak ada Ada perubahan 1.6 cm
cuka perubahan bentuk yaitu
warna mengkerut
Mentimun pada aquades Tidak ada Masih seperti 2 cm
perubahan bentuk semula
warna yaitu kubus
Mentiun pada minyak Tidak ada Masih seperti 2cm
kelapa perubahan bentuk semula
warna yaitu kubus

Tabel Data 3

Hasil Pengamatan
warna Bentuk Ukuran
Nanas pada larutan Tidak ada Masih seperti 2 cm
gula perubahan warna bentuk semula
yaitu kubus
Nanas pada air Tidak ada mengembang 2.5 cm
mineral perubahan warna
Nanas pada larutan Tidak ada Ada perubahan 1,8 cm
kapur perubahanwarna bentuk mengkerut
 Pembahasan

Pada tabel data pertama hasil pengamatan yang di peroleh adalah tidak ada
perubahan warna pada sampel 1 (larutan garam) dan sampel 2 (air sumur),
maupun pada bentuk dan ukurannya sama sekali tidak ada perubahan dari
percobaannya. Hal ini disebabkan semakin besar konsentrasi larutan maka akan
mengakibatkan semakin besar pula tekanan osmotiknya. Pada tabel kedua hasil
pengamatanya ada perubahan bentuk yaitu mengkerut. Hal ini disebabkan karena
terjadinya peristiwa osmosis. Terakhir pada tabel data ketiga hasil pengamatannya
adalah ada perubahan bentuk pada air kapur yang terjadi pada nanas yaitu
mengkerut, sedangkan pada larutan gula tidak ada perubahan dan pada air
mineral nanas mengembang hal ini terjadi karena osmosis lebih rendah dari yang
lain disebut larutan hipotonis ( air tawar).

KESIMPULAN

1. Semakin besar konsentrasi larutan maka akan mengakibatkan semakin besar pula
tekanan osmotiknya. Konsentrasi yang dimiliki oleh setiap jenis bahan memiliki
tekanan osmotik masing- masing. Pada percobaan ini terdapat perbedaan pada
masing- masing bahan yang disebabkan adanya aktivitas sel yang di dalamnya
sehingga memiliki kemampuan osmosis sendiri- sendiri sesuai dengan konsentrasi
larutan yang dimilikinya.
2. Peristiwa osomosis adalah proses merembesnya pelarut dari larutan yang lebih
encer ke larutan lebih pekat atau larutan melalui larutan semipereabel contohnya
seperti yang terjadi pengembangan buah nanas.
3. Tekanan osmotik adalah tekanan yang dapat menghentikan proses terjadinya
osmosis.
DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Hiskia. 1996. Kimia Larutan. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.
Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid
2. Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama.

Anda mungkin juga menyukai