Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI MOLEKULER
ISOLASI DNA

Disusun Oleh :

IFTINA DUTA PRASTIKA


NPM. 19025010215
GOLONGAN A2

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
SURABAYA
2022
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Isolasi DNA merupakan teknik dasar dari bioteknologi dan biomolekular


yang harus dikuasai di laboratorium. Isolasi DNA bertujuan untuk memisahkan
DNA dari partikel-partikel lainnya seperti lipid, protein, polisakarida, dan zat
lainnya. Secara umum, tahapan isolasi DNA untuk berbagai bahan adalah lisis sel
atau jaringan yang efektif, denaturasi kompleks nukleoprotein, dan inaktivasi
nuclease (Hariyadi et al., 2018). Hasil isolasi kemudian dapat dilihat dalah satunya
melalui spektrofotometer atau nanodrop yang berfungsi untuk mengetahui
kemurnian dan konsentrasi DNA genom.
Susunan kimia DNA adalah polimer berupa rantai panjang dari nukleotida.
Perlu Kamu ingat bahwa satu nukleotida terdiri dari satu gugus fosfat, satu
komponen gula pentosa (5-karbon), dan satu basa nitrogen. Satu-satunya pembeda
tiap nukleotida ialah basa nitrogen. Hanya ada 4 kemungkinan basa yang terdapat
pada tiap satu nukloetida DNA, yaitu adenine (A), guanine (G), thymine (T),
ataucytosine (C). Variasi urutan dari keempat basa-basa tersebut membentuk suatu
kode genetik pada sel. Mungkin hal ini dirasa aneh, hanya dengan 4 huruf yang
terdapat pada DNA, suatu informasi genetik yang berbeda-beda dapat diwariskan
pada keturunan makhluk hidup. Itu sebenarnya wajar saja, karena pada kromosom
terdapat berjuta-juta nukleotida, maka sangat banyak kombinasi yang berbeda
meskipun hanya berasal dari 4 huruf tersebut. James Watson dan Francis Crick
memenangkan Nobel di tahun 1962 mengenai model penyatuan sturktur DNA.
Bersama dengan Rosalind Franklin dan Maurice Wilkins, mereka menyatakan
bahwa struktur DNA merupakan dua untaian nukleotida yang disebut dengan
double helix, dimana untaian tersebut tersusun secara spiral dengan posisi gula dan
gugus fosfat terletak di sisi luar dan basa-basa nitrogen saling berpasangan di sisi
dalam (menyambung kedua untaian tersebut).
Molekul DNA dalam suatu sel dapat diekstraksi atau diisolasi untuk
berbagai macam keperluan seperti amplifikasi dan analisis DNA melalui
elektroforesis. Isolasi DNA dilakukan dengan tujuan untuk memisahkan DNA dari
bahan lain seperti protein, lemak, dan karbohidrat. Isolasi DNA adalah proses
pengeluaran DNA dari tempatnya berada (ekstraksi atau lisis) biasanya dilakukan
dengan homogenasi dan penambahan buffer ekstraksi atau buffer lisis untuk
mencegah DNA rusak (Yuwono, 2008). Prisnsip utama dalam isolasi DNA ada tiga
yakni penghancuran (lisis), ektraksi atau pemisahan DNA dari bahan padat seperti
selulosa dan protein, serta pemurnian DNA (Corkill dan Rapley, 2008; Dolphin,
2008). Menurut Surzycki (2000), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
proses isolasi DNA antara lain harus menghasilkan DNA tanpa adanya kontaminan
seperti protein dan RNA; metodenya harus efektif dan bisa dilakukan untuk semua
spesies metode yang dilakukan tidak boleh mengubah struktur dan fungsi molekul
DNA; dan metodenya harus sederhana dan cepat.

1.2 Tujuan
1. praktikan mampu memahami prinsip isolasi DNA dan mampu melakukan
kegiatan isolasi DNA.

2. Untuk mengetahui tahapan isolasi DNA pada tumbuhan kelor (Moringa


oleifera)
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tahapan Isolasi DNA


2.2.1 Lisis
Lisis merupakan tahap awal dan salah satu yang terepenting yang bertujuan
untuk melepas asam nukleat dengan cara menghancurkan membran sel dan nukleus.
Lisis dapat dilakukan dengan metode kimiawi, akustik, elektrik, dan mekanis.
Metode lisis yang paling umum digunakan adalah lisis mekanis (So et al., 2014).
Lisis mekanik dilakukan dengan penggerusan dengan menggunakan nitrogen cair
dan inkubasi dengan menggunakan perlakuan suhu (Hariyadi et al., 2018).
2.2.2 Ekstraksi
Ekstraksi DNA merupakan proses pemisahan DNA dari komponen sel
lainnya seperti protein, karbohidrat, lemak dan lainlain. Ekstraksi DNA terdiri dari
tiga tahap utama yakni perusakan dinding sel (lisis), pemisahan DNA dari
komponen lainnya serta pemurnian DNA (Corkill dan Rapley 2008). Pemecahan
sel atau lisis pada proses ekstraksi sel bertujuan untuk menghancurkan membran
dan dinding sel sehingga bagian dalam sel dapat keluar (Holme dan Peck, 1998).
Selanjutnya tahap pemisahan DNA dari makromolekul lain seperti protein,
sebagian kecil RNA, lipid dan polisakarida (Muladno (2010); Utami (2012)). Tahap
terakhir ialah pemurnian DNA. Tahap ini bertujuan untuk menghilangkan residu
dari zat yang digunakan pada tahap lisis dan pemisahan DNA.
2.2.3 Purifikasi
Purifikasi DNA sangat umum digunakan untuk mendapatkan sampel asam nuklear
yang murni atau berkualitas tinggi. Metode yang umum digunakan dalam purifikasi
DNA adalah metode berbasis sentrifugasi (Maaty dkk, 2019).
2.2 Fungsi Bahan DNA
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum serta fungsinya yaitu
CTAB, merupakan buffer standar yang digunakan dalam isolasi DNA yang
mengandung komponen dan konsentrasi garam yang tinggi. Buffer ini berperan
dalam pelisisan sel yang mampu menghilangkan polisakarida (Sirait et al., 2018).
Cloroform dan Isoamil alkhol, berperan untuk mengikat makromolekul selain DNA
seperti protein, lipid, dan karbohidrat (Kamaliah, 2017). Kloroform mendenaturasi
protein sedangkan isoamil alkohol untuk menghilangkan busa (Sirait et al., 2018).
Nitrogen cair, memiliki suhu sangat rendah -196oC yang dapat
membekukan sel sehingga lebih mudah digerus (Sirait et al., 2018). Daun muda
kelor, digunakan sebagai sampel yang diuji, Daun yang masih muda umumnya
memiliki metabolit sekunder lebih sedikit dibandingkan daun tua sehingga lebih
mudah digerus. Selain itu, sifatnya masih meristematis atau aktif membelah
sehingga kandungan DNA nya lebih banyak (Sirait et al., 2018). RNAse,
ditambahkan dengan tujuan untuk menghilangkan RNA pada larutan DNA
(Murtiyaningsih, 2018).
Tisu, digunakan untuk memisahkan filtrat dengan ampas daun (Sirait et al.,
2018). Etanol 70%, digunakan dalam membersihkan DNA dari pengotor-
pengotornya. Selain digunakan dalam tahap pencucian DNA, etanol 70% juga
digunakan untuk presipitasi DNA (Farmawati et al., 2015). Isopropanol,
ditambahkan untuk mengendapkan DNA (Hartawan et al., 2015). Setelah
penambahan isopropanol dingin secara perlahan, akan terbentuk 3 lapisan pada
tabung reaksi (Sirait et al., 2018). TE Buffer atau aquadest steril, memiliki fungsi
sebagai pengelusi agar DNA terlepas dari diatom dan berada pada supernatan,
sehingga tahap akhir diambil supernatan yang mengandung DNA (Farmawati et al.,
2015). Alkohol, digunakan untuk menarik air dari DNA (Kamaliah, 2017).
2.3 Riset Isolasi DNA
Riset yang dilakukan Rizko et al. (2020) dengan judul “Isolasi DNA Daun Jeruk
Bali Merah (Citrus maxima Merr.) dengan Modifikasi Metode Doyle and Doyle”
melakukan isolasi DNA pada daun jeruk bali dengan metode Doyle & Doyle yang
dimodifikasi dengan penambahan CTAB untuk mengatasi kadungan polisakarida
dan senyawa polifenol yang tinggi dalam tanaman jeruk bali. Setelah diisolasi,
sampel dianalisis menggunakan NanoDrop dengan absorbansi (A260/A280). Hasil
pada penelitian ini, sampel DNA yang dianalisis memiliki konsentrasi 220,8ng/µl
serta kemurnian sebesar 1,93. Riset yang dilakukan Syafaruddin et al. (2011)
dengan judul “efektivitas dan efisiensi teknik isolasi dan purifikasi DNA pada
jambu mete” menunjukkan bahwa kuantitas DNA yang banyak dan kualitas DNA
yang tinggi dapat dihasilkan pada sampel tanaman jambu mete dengan cara
memodifikasi teknik ekstraksi DNA berbasis Cetyl Trimethyl Ammonium Bromide
(CTAB) serta penambahan antioksidan polivinilpolipirolidon (PVPP) dan
mercaptoethanol, namun tanpa penggunaan nitrogen cair. Selanjutnya, untuk isolasi
DNA tanaman tahunan lain yang mempunyai kemiripan dengan jambu mete atau
yang mempunyai kandungan phenol tinggi, disarankan untuk mengikuti protokol
seperti yang dilakukan pada jambu mete.
2.4 Prinsip Isolasi DNA
Analisis molekuler memerlukan langkah awal berupa isolasi DNA genom.
Prinsip isolasi DNA adalah untuk mendapatkan DNA murni yang tidak tercampur
dengan protein, karbohidrat, dan komponen seluler lainnya. Isolasi DNA genom
dapat dilakukan dengan metode lisis sel secara fisik maupun kimia. Sel-sel secara
fisik dipecah oleh kekuatan mekanik yaitu freeze thaw, bead mill homogenization
dan resonansi seperti sonikasi. Secara kimia sel-sel dirusak menggunakan buffer
lisis yang mengandung senyawa kimia yang mampu merusak integritas barrier
dinding sel (Cheng et al., 2003). Terdapat tiga prinsip utama dalam isolasi DNA,
yaitu penghancuran sel (lisis), ektraksi atau pemisahan DNA, dan pemurnian DNA
(Corkill & Rapley, 2008; Dolphin, 2008). Setelah didapatkan hasil isolasi DNA,
untuk melihat kualitas dan kuantitas DNA yang didapatkan maka dapat
menggunakan teknik elektroforesis.
Elektroforesis adalah proses migrasi molekul bermuatan yang
memanfaatkan medan listrik (Harahap, 2018). Prinsip dasar elektroforesis adalah
molekul dan partikel bermuatan bergerak ke elektroda yang bermuatan berlawanan
di bawah pengaruh medan listrik (Westermeier, 2005).
III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Biologi Molekuler materi Keselamatan Kerja dilaksanakan pada
hari Rabu, 12 Oktober 2022 pada pukul 07.30 – 09.10 WIB bertempat di
Laboratorium Bioteknologi Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
1. Waterbath
2. Pipet mikro
3. Mesin sentrifugasi
4. Lemari asam
5. Rak berdiri untuk tube Eppendorf
3.2.2 Bahan
1. daun muda singkong
2. kit isolasi DNA genom
3. tube eppendorf 1,5 mL dan 2 mL
4. tip pipet
5. ethanol absolute
6. tube eppendorf
7. tissue
8. ethanol 70%
3.3 Langkah Kerja
1. Menghaluskan sebanyak 100 mg sampel daun muda singkong segar dalam
tube eppendorf 2 mL menggunakan pistil (batang pengaduk).
2. Metambahkan 1000 µL bufer (Tris 0,1M, pH 9, EDTA 0,1M, SDS 1%) dan
diinkubasi di dalam water bath bersuhu 65 °C selama 30 menit serta setiap
10 menit sekali dibolak-balik.
3. Menambahkan Pottasium asetat 8 M sebanyak 35 µL dan inkubasi di dalam
es batu selama 30 menit.
4. Mengsentrifugasi selama 15 menit dengan kecepatan 10.000 rpm.
Pindahkan supernatan yang terbentuk setelah disentrifugasi ke dalam tube
eppendorf 2 mL yang baru dan tambahkan Phenol:Chloroform (1:1)
sebanyak 500 µL yang dilakukan di lemari asam.
5. Mengsentrifugasi kembali selama 15 menit dengan kecepatan 10.000 rpm.
Hasil sentrifugasi yang kedua ini yaitu terbentuknya tiga lapisan yang
terdiri dari supernatan pada lapisan atas, sisa gerusan sampel pada lapisan
tengah, dan cairan klorofil pada lapisan bawah.
6. Pipet supernatan yang diperoleh ke dalam tube eppendorf 2 mL yang baru
dan tambahkan kembali Phenol:Chloroform sebanyak 500 µL di lemari
asam.
7. Mengsentrifugasi selama 15 menit dengan kecepatan 10.000 rpm. Hasil
sentrifugasi yang diperoleh yaitu terbentuknya dua lapisan terdiri dari
supernatan pada lapisan atas dan sisa Phenol:Chloroform pada lapisan
bawah.
8. Pipet supernatan ke dalam tube eppendorf 1,5 mL yang baru dan catat
volumenya serta tambahkan ethanol absolute sebanyak 2,5x volume
supernatant
9. Mencampurkan supernatan dan ethanol absolute tersebut di-tipping hingga
terlihat benang-benang berwarna putih bening (diindikasikan sebagai
DNA)
10. Menginkubasi di kulkas bersuhu -15°C selama 20 menit. Setelah 20 menit,
sentrifugasi kembali selama 15 menit dengan kecepatan 10.000 rpm.
11. Membuang supernatan dan murnikan endapan pelet DNA yang terbentuk
dengan ethanol 70% sebanyak 500 µL dan tipping sebentar. Setelah itu
sentrifugasi lagi selama 3,5 menit dengan kecepatan 10.000 rpm untuk
mengendapkan pelet DNA. Buang sisa ethanol dan kering-anginkan pelet
DNA yang terendap di atas tisu selama 10 menit pada suhu ruang. Setelah
kering, larutkan pelet dengan 1 x TE dan disimpan di dalam kulkas -20°C.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Langkah Kerja Isolasi DNA


No. Gambar Langkah Kerja
1. Menimbang daun muda singkok
sebanyak 0,1 gram,

2. Menghaluskan sebanyak 100 mg


sampel daun muda singkong segar
dalam tube eppendorf 2 mL
menggunakan pistil (batang
pengaduk)
3. Metambahkan 1000 µL bufer (Tris
0,1M, pH 9, EDTA 0,1M, SDS 1%)
dan diinkubasi di dalam water bath
bersuhu 65 °C selama 30 menit serta
setiap 10 menit sekali dibolak-balik
4. Menambahkan Pottasium asetat 8 M
sebanyak 35 µL dan inkubasi di
dalam es batu selama 30 menit

5. Mengsentrifugasi selama 15 menit


dengan kecepatan 10.000 rpm.
Pindahkan supernatan yang
terbentuk setelah disentrifugasi ke
dalam tube eppendorf 2 mL yang
baru dan tambahkan
Phenol:Chloroform (1:1) sebanyak
500 µL yang dilakukan di lemari
asam.
6. Mengsentrifugasi selama 15 menit
dengan kecepatan 10.000 rpm. Hasil
sentrifugasi yang diperoleh yaitu
terbentuknya dua lapisan terdiri dari
supernatan pada lapisan atas dan
sisa Phenol:Chloroform pada
lapisan bawah.

7. Pipet supernatan ke dalam tube


eppendorf 1,5 mL yang baru dan
catat volumenya serta tambahkan
ethanol absolute sebanyak 2,5x
volume supernatant

8. Mencampurkan supernatan dan


ethanol absolute tersebut di-tipping
hingga terlihat benang-benang
berwarna putih bening
(diindikasikan sebagai DNA)

9. Menginkubasi di kulkas bersuhu -


15°C selama 20 menit. Setelah 20
menit, sentrifugasi kembali selama
15 menit dengan kecepatan 10.000
rpm.

10. Membuang supernatan dan


murnikan endapan pelet DNA yang
terbentuk dengan ethanol 70%
sebanyak 500 µL dan tipping
sebentar. Setelah itu sentrifugasi
lagi selama 3,5 menit dengan
kecepatan 10.000 rpm untuk
mengendapkan pelet DNA. Buang
sisa ethanol dan kering-anginkan
pelet DNA yang terendap di atas tisu
selama 10 menit pada suhu ruang.
Setelah kering, larutkan pelet
dengan 1 x TE dan disimpan di
dalam kulkas -20°C.

Pharmawati (2009) menjelaskan, analisis molekuler tumbuhan tergantung


pada jumlah dan kemurnian sampel DNA. Kehadiran metabolit sekunder pada
tanaman terkadang menghambat proses isolasi dan menyebabkan munculnya
kontaminasi pada DNA murni sehingga harus menggunakan teknik yang tepat
dalam proses isolasi DNA. Menurut Pangesti et al. (2020), penggunaan kit dalam
isolasi DNA lebih cepat dalam pengerjaan dan lebih efektif jika dilihat dari hasil
kemurnian yang dihasilkan pada isolasi DNA total. Oleh karena itu, perlu dilakukan
isolasi DNA total menggunakan kit isolasi untuk melihat kualitas DNA hasil isolasi.
Pada paktikum ini menggunakan daun muda singkong untuk melakukan isolasi
DNA.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun muda. Menurut
Syafaruddin & Santoso (2012), kandungan metabolit skunder pada daun muda lebih
sedikit dari pada daun yang telah tua, sehingga lebih mudah untuk dibersihkan dari
segala macam kontaminan DNA. Mangga kasturi mengandung beberapa metabolit
sekunder yaitu alkaloid, flavonoid dan tanin yang cukup tinggi (Lestari et al. 2021).
Isolasi DNA total memerlukan beberapa tahap dalam menghancurkan
dinding sel, yaitu melisis dinding sel dan membran sel untuk mengeluarkan isi DNA
dalam sel, melisis protein membran, protein sitoplasmik dan nukleolar, proses
presipitasi DNA untuk memisahkan DNA dari senyawa lain, dan pemurnian DNA
(Surzycki, 2020).
Isolasi DNA pada penelitian ini menggunakan kit dimana, dalam satu paket
kit terdapat larutan isolasi yang siap pakai sehingga menghemat waktu kerja namun
harganya relatif lebih mahal. Berbanding terbalik dengan metode konvensional
yang memerlukan waktu yang lebih lama, namun harga lebih murah (Sari et al.
2014). Kit pemurnian DNA universal untuk keperluan isolasi dinilai lebih cepat,
sederhana dan efektif dibandingkan dengan metode isolasi konvensional. Menurut
Octavia et al. (2021) hasil pemurnian DNA oleh kit lebih berkualitas tinggi
sehingga berfungsi dengan baik sebagai template untuk pencernaan enzim restriksi,
analisis PCR, sekuensing, keperluan Gen Bank, DNA genom, ligasi DNA dan
prosedur transformasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ketika proses isolasi DNA diantaranya
adalah bagaimana memilih jenis jaringan dan umur jaringan yang digunakan, proses
persiapan jaringan sebelum digunakan ketika isolasi DNA dan bagaimana
melakukan homogenisasi jaringan tersebut. Menurut Syafaruddin dan Santoso
(2012), ada tiga faktor penentu dalam proses ekstraksi dan pemurniaan DNA secara
optimal yaitu penghomogenan jaringan tanaman, penambahan larutan buffer ketika
penggerusan daun atau jaringan tanaman sampel, serta penghilangan enzim yang
penghambat polisakarida terutama pada tumbuhan tahunan. DNA total dan DNA
hasil dari PCR dideteksi dengan teknik elektroforesis (Zein & Prawiradilaga, 2013).
Molekul DNA total yang didapatkan dari isolasi DNA, selanjutnya
dilakukan elektroforesis untuk melihat kuantitas dan kualitas DNA. Elektroforesis
digunakan untuk memisahkan molekul DNA, protein, dan molekul lainnya dibawah
pengaruh medan lisrik dalam kondisi konstan. Elektroforesis DNA akan membuat
sampel DNA terpisah berdasarkan molekul, struktur fisik dan ukurannya. Gel yang
digunakan dalam elektroforesis adalah gel agarose yang berasal dari alga merah
bagian dari polisakarida turunan. Gel agarose digunakan untuk memisahkan
molekul DNA yang memiliki ukuran 200- 50.000 pb (Green, 2012).
Proses isolasi DNA adanya penambahan nitrogen cair yang digunakan
untuk proses penggerusan. Nitrogen cair menurut Kamba dan Deb (2018),
bermanfaat untuk mempermudah proses penghancuran jaringan tanaman serta suhu
dinginnya menjaga agar DNA tidak mengalami degradasi selama proses
penghancuran tersebut, sehingga pada elektroforesis ini didapatkan DNA.
Ketebalan pita DNA total yang didapatkan pada proses elektroforesis DNA total
menandakan bahwa tingginya konsentrasi DNA, sedangkan ketika mendapatkan
pita DNA yang tipis menunjukkan bahwa rendahnya konsentrasi dari DNA yang
dihasilkan (Roslim & Fitriani, 2021).

Soal
1. Apa fungsi dari tube eppendorf
- sebagai tempat cairan/larutan yang akan dimasukkan ke dalam vortex
2. Apa yang dimaksud dengan ethianol absolute ?
- sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan
merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Apa fungsi penambahan buffer ?
- untuk mempertahankan pH larutan (sampel) tehadap penambahan asam
atau basa pada pH 10.
4. Apa fungsi waterbath ?
- Fungsi dari water bath adalah untuk menciptakan suhu yang konstan,
menginkubasi pada analisis mikrobiologi.
V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Hasil pengamatan pada praktikum Isolasi DNA dapat disimpulkan bahwa :
1. Isolasi DNA total tumbuhan ini menggunakan daun muda singkong untuk
di lakukannya praktikum tersebut.
2. Tahap-tahap isolasi DNA yaitu terdiri dari lisis, ekstraksi, dan purifikasi.
3. Hasil langkah kerja isolasi DNA menunjukkan adanya hasil sentrifugasi
yang diperoleh yaitu terbentuknya dua lapisan terdiri dari supernatan pada
lapisan atas dan sisa Phenol:Chloroform pada lapisan bawah.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketika proses isolasi DNA diantaranya
adalah jenis jaringan dan umur jaringan yang digunakan, proses persiapan
jaringan sebelum digunakan ketika isolasi DNA dan homogenisasi jaringan
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Aboul-Maaty, N.A., Hanaa, A.O. 2019. Extraction of high-quality genomic DNA


from different plant orders applying a modified CTAB-based method.
Bulletin of the National Research Centre. 43(35):1-10.
Cheng YJ, Guo WW, Yi HL, Pang XM, Deng X. 2003. An efficient protocol for
genomic DNA extraction from citrus species. Plant Molecular Biology
Reporter 21: 177a-177g
Corkill G, Rapley R. 2008. The Manipulation of Nucleic Acids: Basic Tools and
Techiques in Molecular Biomethods Handbook Second Edition. USA:
Humana Press.
Dolphin WD. 2008. Biological Investigations. Boston: McGraw Hill Higher.
Green MR, Sambrook J. 2012. Molecular Cloning: A Laboratory Manual. 4th ed.
New York: Cold Spring Harbor Laboratory Press.
Gupta, N. 2019. DNA extraction and polymerase chain reaction. Journal of
Cytology. 36(2):116-117.
Harahap MR. 2018. Elektroforesis: analisis elektronika terhadap biokimia genetika.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro 2(1): 21-26.
Holme DJ, Peck H. 1998. Analytical Biochemistry. Ed ke-3. Harlow (GB): Pearson
Education Limited.
Hutami R, Idzni N, Ranasasmita R, Suprayatmi M. 2017. Jurnal Pertanian.
8(2):106-112.
Lestari D, Fitriani D, Anngraeni S. 2021. Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas
Antibakteri Fraksi Etil Asetat dan n-Heksana dari Daun Mangga Kasturi
(Mangifera casturi) KOVALEN: Jurnal Riset Kimia. 7(3):227- 233.
Muladno. 2010. Teknologi Rekayasa Genetika. Bogor (ID): IPB Press.
Octavia, D., Mukaromah, A. S., Martiansyah, I., Mimin, M., Ma'mun, S., &
Rukmanto, H. (2021). Isolasi DNA tumbuhan hasil eksplorasi di
Nusakambangan dengan metode kit di Laboratorium Treub, Kebun Raya
Bogor. In Prosiding Seminar Nasional Biologi (Vol. 7, No. 1, pp. 291-299).
Pangesti NIO, Awlul F, Pratiwi E. 2020. Perbandingan antara Kualitas DNA Daun
menggunakan KIT (Promega) dan Metode Manual. Prosiding Seminar
Nasional Sains dan Teknologi Terapan. 3(1) :411- 415
Pharmawati, M. 2009. Optimalisasi ekstraksi DNA dan PCR-RAPD pada Grevillea
spp.(Proteaceae). Jurnal Biologi.13(1):12-16
Roslim DI, Fitriani A. 2021. Barkoding DNA pada tumbuhan durik - durik
(Syzygium sp.) asal Riau menggunakan daerah gen ndhF. Jurnal Bios Logos
11(1): 41 -46.
Sari, S. K., Listyorini, D., Mazieda, M. N., & Sulasmi, E. S. 2014. Optimasi teknik
isolasi dan purifikasi DNA pada daun cabai rawit (Capsicum frutescens cv.
Cakra Hijau) menggunakan Genomic DNA Mini Kit (Plant) GENEAID.
Proceeding Biology Education Conference: Biology,
Surzycki S. 2020. Basic Techniques in Moleculer Biology. New york: Springer-
Verlag.
Syafaruddin, Santoso TJ. 2012. Optimasi Teknik Isolasi dan Purifikasi DNA yang
Efisien dan Efektif pada Kemiri Sunan (Reutalis trisperma Blan.). Jurnal
Littri. 17(1) :11-17.
Utami A, Meryalita R, Prihatin NA, Ambarsari L, Kurniatin PA, Nurcholis W.
2012. Variasi metode isolasi DNA daun temulawak (Curcuma xanthorrhiza,
Roxb). Di dalam: Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa Surabaya;
2012; Surabaya, Indonesia. Surabaya (ID).
Westermeier R. 2005. Electrophoresis in Practice. Germany: WileyVCH Verlag
GmbH & Co. KGaA.
Zein MSA, Prawiradilaga DM. 2013. DNA Barcode Fauna Indonesia. Jakarta:
Kencana Prenadamedia Group

Anda mungkin juga menyukai