Anda di halaman 1dari 3

Dua tahun menanam jagung dengan spesies hijauan selama atau setelahnya

budidaya jagung dan diversifikasi tanah dengan kedelai yang telah diubah

sifat kimia dan kandungan makronutrien. Secara khusus, file

spesies hijauan berturut-turut menjadi jagung (terlepas dari spesies hijauan)

dan rumput guinea (terlepas dari waktu tanam) dikaitkan dengan

peningkatan pH tanah, Ca dan Mg yang dapat ditukar, KTK dan BS dan

kandungan H + Al yang lebih rendah, kemungkinan karena kandungan nutrisinya

dalam sisa tanaman (Brandan et al., 2017). C / N yang lebih rendah

rasio jerami yang tersisa untuk hijauan yang ditanam berturut-turut dengan jagung

(usia yang lebih rendah) menunjukkan bahwa dibandingkan dengan tumpang sari, menabur

hijauan berturut-turut untuk jagung bisa memiliki potensi yang lebih besar

mengubah bahan organik menjadi nutrisi mineral, khususnya

di daerah tropis dengan suhu dan curah hujan yang lebih tinggi di

musim semi / musim panas.

Evaluasi status kesuburan untuk menilai dan

Memantau kesuburan tanah sangat penting dilakukan

Waspadai unsur hara yang menjadi

menjadi kendala bagi tanaman. Penilaian

evaluasi status kesuburan tanah dapat dilakukan

melalui pendekatan pengujian tanah

dimana penilaian menggunakan metode ini

relatif lebih akurat dan lebih cepat (Surianto

dkk., 2015). Pengukuran bahan kimia

sifat tanah sebagai parameter tanah

kesuburan kemudian diatur dalam kriteria kesuburan tanah

(Nasution et al., 2015)

Nilai kejenuhan basa pada ketiganya

satuan tanah yang diklasifikasikan sebagai sangat rendah yaitu kisaran

10,80 sampai 1,12%. Nilai dasar yang sangat rendah


Kejenuhan luas satuan lahan menunjukkan

topografi di lokasi penelitian diklasifikasikan sebagai landai

sehingga terjadinya erosi dan keadaan

Hal ini memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap kerugian

basis. Saturasi basa (KB) relatif

ditentukan oleh jumlah kation

reaksi basa dan tanah (pH). nilai kejenuhan basa, hal itu juga didukung oleh tingginya

tingkat kation K-total lahan. Kation K adalah

basis kation yang menentukan nilai KB

tanah. Nilai pH tanah yang terkandung di dalamnya

unit ketiga tanah menunjukkan selain

kation K adalah kation basa, seperti Ca, Mg, dan Na (Solar et al., 2019).

Penyebaran nilai C-organic ke dalam

tiga unit tanah diklasifikasikan sebagai variasi

rendah hingga sedang dengan kisaran 1,08% hingga

3,04%. Situasi ini disebabkan karena

tanah di lokasi penelitian terlalu sering diolah

tanpa kembalinya sisa-sisa bahan organik

dari hasil panen, sebagai batang dari panen atau

penggunaan pupuk organik (Syawal dan Rauf, 2017). Selain itu, petani enggan menambah

pupuk organik dalam pengelolaan

tanah sehingga keadaan tersebut menyebabkan kerugian

bahan organik melalui panen semakin banyak

tinggi. Kandungan tanah C-organik sebagai tambahan

dapat menentukan besarnya nilai

KTK tanah juga menentukan penambahan

unsur hara yang dikandungnya, seperti unsur N, P, K, Ca, Mg, S dan mikro (Luta et al., 2020).
Daftar Pustaka

Castro, G. S. A., Crusciol, C. A. C., Calonego, J. C., and Rosolem, C. A. (2015). Management impacts on soil
organic matter of tropical soils. Vadose Zone J. 14:vzj2014.07.0093. doi: 10.2136/vzj2014.07.0093

Costa, N. R., Andreotti, M., Ulian, N. A., Costa, B. S., Pariz, C. M., Cavasano, F. A., et al. (2015). Soybean
yield on straw forages sown at different times and changes in chemical soil. Rev Bras Ci Agrárias. 10, 8–
16. doi: 10.5039/agraria.v10i1 a3842

Mateus, G. P., Crusciol, C. A. C., Pariz, C. M., Costa, N. R., Borghi, E., Costa, C., et al. (2020). Corn
intercropped with tropical perennial grasses as affected by sidedress nitrogen application rates. Nut.
Cycl. Agroecosyst. 116, 223–244. doi: 10.1007/s10705-019-10040-1

Nasution, S.H., Hanum, C. and Ginting, J., 2014. Pertumbuhan bibit kelapa sawit (Elaeis Guineensis Jacq.)
pada berbagai perbandingan media tanam solid decanter dan tandan kosong kelapa Sawit pada sistem
single stage. Jurnal Agroekoteknologi Universitas Sumatera Utara, 2(2), p.98564

Schröder, J. J., R. P. O. Schulte, R. E. Creamer, A. Delgado, J. van Leeuwen, T. Lehtinen, M. Rutgers, H.


Spiegel, J. Staes, G. Tóth, et al. 2016. The elusive role of soil quality in nutrient cycling: a review. Soil Use
and Management 32:476–86. doi:10.1111/sum.12288

Surianto, S., Rauf, A., Sabrina, T. and Sutarta, E.S., 2015. Karakteristik Tanah Dan Perbandingan Produksi
Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Dengan Metode Tanam Lubang Besar Dan Parit Drainase 2: 1 Pada
Lahan Spodosol Di Kabupaten Barito Timur Propinsi Kalimantan Tengah-Indonesia. Pertanian Tropik,
2(2), p.157007.

Syawal, F. and Rauf, A., 2017. Upaya Rehabilitasi Tanah Sawah Terdegradasi Dengan Menggunakan
Kompos Sampah Kota Di Desa Serdang Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang. Jurnal Pertanian
Tropik, 4(3), pp.183-189

Luta, D.A., Siregar, M., Sabrina, T. and Harahap, F.S., 2020. Peran Aplikasi Pembenah Tanah Terhadap
Sifat Kimia Tanah Pada Tanaman Bawang Merah. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan, 7(1), pp.121-125.

Anda mungkin juga menyukai