Anda di halaman 1dari 3

A.

Pengertian Siklus Krebs


Fase Kedua respirasi aerob adalah siklus Krebs. Asetil Ko-A yg masuk dalam tahap kedua yaitu siklus Krebs
atau siklus asam sitrat. Sir Hans Krebs (1980-1981), seorang ahli biokimia Jerman yg mengemukakan bahwa
glukosa secara perlahan dipecah di dalam mitokondria sel dgn suatu siklus dinamakan siklus Krebs. Siklus
Krebs terjadi di matriks mitokondria dan disebut juga siklus asam trikarboksilat. Hal ini disebabkan siklus Krebs
tersebut menghasilkan senyawa yg mempunyai 3 gugus karboksil, seperti asam sitrat dan asam isositrat. Asetil
koenzim A masuk siklus Krebs melalui reaksi hidrolisis dgn melepas koenzim A dan gugus asetil (mengadung 2
atom C), kemudian bergabung dgn asam oksaloasetat (4 atom C) membentuk asam sitrat (6 atom C). Energi yg
digunakan untuk pembentukan asam sitrat berasal dari ikatan asetil koenzim A. Selanjutnya, asam sitrat (C6)
secara bertahap menjadi asam oksaloasetat (C4) lagi yg kemudian akan bergabung dgn asetil KoA. Peristiwa
pelepasan atom C diikuti dgn pelepasan energi tinggi berupa ATP yg dapat langsung digunakan oleh sel.
Selama berlangsungnya reaksi oksigen yg diambil dari air untuk digunakan mengoksidasi dua atom C menjadi
CO
2
, proses tersebut disebut dekarboksilasioksidatif. Dalam setiap oksidasi 1 molekul asetil koenzim A akan
dibebaskan 1 molekul ATP, 8 atom H, dan 2 molekul CO
2
. Atom H yg dilepaskan itu kemudian ditangkap oleh
Nikotinamid AdeninDinukleotida (NAD) dan Flavin Adenin Dinukleotida(FAD) untuk dibawa menuju sistem
transpor yg direaksikan dgn oksigen menghasilkan air.

B. Skema Siklus Krebs
asetil Ko A melepas 2 atom C-nya yang ditangkap oleh
oksaloasetat menjadi asam sitrat. Karena adanya
penambahan dan pelepasan H2O, selanjutnya asam sitrat
diubah menjadi asam isositrat.
Asam isositrat kemudian melepaskan gugus karboksil s
(CO2) terbentuk asam -Ketoglutamat yg disertai dgn
pelepasan hidrogen dan elektron yg ditangkap NAD
membentuk NADH. Selanjutnya asam -Ketoglutamat
juga melepaskan gugus karboksit (CO
2
disertai dgn
pelepasan hidrogen dan elektron yg ditangkap NAD
membentuk NADH. Asam -Ketoglutamat lalu berikatan
dgn molekul Ko-A membentuk suksinat KoA. KoA
kemudian dilepas dan digantikan oleh fosfat (P) berasal
dari GTP, terikat pada ADP membentuk ATP,
menyebabkan suksinil Ko-A berubah menjadi asam
suksinat. Asam suksinat melepaskan 2 hidrogen (2H) dan
elektron yg ditangkap FAD membentuk FADH2, asam
suksinat berubah menjadi asam fumarat. Kemudian
asam fumarat dapat menggunakan air (H
2
O) menjadi
asam malat, selanjutnya asam malat melepaskan hidrogen dan elektron ditangkap oleh NAD+ membentuk
NADH. Dan akhirnya asam malat berubah menjadi asam oksaloasetat. Asam aksaloasetat yg mendapat
transfer 2 atom karbon (2C) dari asetil Ko-A akan menjadi siklus Krebs kembali.

C. Hasil Siklus Krebs
Pada akhir siklus Krebs ini akan terbentuk kembali asam oksaloasetat yg berikatan dgn molekul asetil koenzim
A yg lain dan berlangsung kembali siklus Krebs, karena selama reaksi oksidasi pada molekul glukosa hanya
dihasilkan 2 molekul asetil koenzim A, maka siklus Krebs harus berlangsung sebanyak dua kali. Selain
dihasilkan energi pada siklus Krebs, juga dihasilkan hidrogen yg direaksikan dgn oksigen membentuk air. Jadi
hasil bersih dari oksidasi 1 molekul glukosa akan dihasilkan 2 ATP dan 4 CO
2
serta 8 pasang atom H yg akan
masuk ke rantai transpor elektron.
Klasifikasi AA berdasarkan Ciri Struktur Atom
Berdasarkan struktur atom, AA diklasifikasikan sebagai alifatik, aromatik, asam, basa, hydroxylic, mengandung
sulfur dan amidic. Tabel di samping memberikan nama, kelas dan struktur atom AA (Klik untuk memperbesar).
1. AA alifatik: AA memiliki rantai samping alifatik di posisi R. Sebuah kelompok alifatik adalah salah satu yg
non-polar dan hidrofobik dan tidak termasuk struktur cincin. Mereka termasuk Alanin, Glycine, isoleucine,
Leusin, prolin dan valine. Hidrofobik meningkat dgn meningkatnya panjang rantai samping, dgn glisin
menjadi sewa hidrofobik dan isoleusin menjadi yg paling.
2. AA Aromatik: AA termasuk struktur cincin aromatik enam karbon. AA aromatik meliputi Tryptophan,
Tyrosine dan Fenilalanin. Mereka relatif non-polar dan ditandai dgn absorbansi mereka terhadap sinar
UV. Tes untuk mendeteksi protein, didasarkan pada pengukuran absorbansi UV pada 280nm,
memanfaatkan properti ini AA aromatik, dgn triptofan menjadi AA yg paling bertanggung jawab untuk
efek ini.
3. AA Asam: AA memiliki dua gugus asam karboksilat bebas bukan satu dan oleh karenanya asam dan polar
di alam. Mereka mudah terionisasi pada pH fisiologis. AA asam adalah asam glutamat dan asam aspartat.
4. AA amida: Setiap AA asam memiliki bentuk amida yg sesuai. Oleh karena itu dua AA amida adalah
Glutamine dan Asparagin. AA bersifat polar dan tidak mudah ionisasi.
5. AA Basa: AA memiliki dua gugus amina, bukan satu, sehingga muatan pokok bersih. Mereka termasuk
Histidin, Lisin dan Arginine.
6. AA Hydroxylic: Asam amina hydroxylic termasuk serin dan treonin. Mereka berisi hidroksil (OH-)
kelompok dan bersifat polar dan bermuatan pada pH fisiologis. AA tirosin Aromatik juga mengandung
gugus hidroksil bebas dan dapat dikategorikan dalam kelompok ini.
7. AA Mengandung Sulfur: Dua belerang yg mengandung AA Metionin dan sistein. AA ini penting untuk
pembentukan dan pemeliharaan struktur sekunder protein. Menjadi hidrofobik, sistein dan residu
metionin sering ditemukan terkubur jauh di dalam inti protein.

Pengertian Tahapan Glikolisis. Glikolisis adalah proses di mana satu molekul glukosa dipecah untuk
membentuk dua molekul asam piruvat. Proses glikolisis
merupakan tahapan jalur metabolisme yg terjadi dalam
sitoplasma sel-sel hewan, sel tumbuhan, dan sel-sel
mikroorganisme. eaksi keseluruhan glikolisis yg terjadi di
sitoplasma adalah
direpresentasikan secara sederhana sebagai:
C
6
H
12
O
6
+ 2 NAD
+
+ 2 ADP + 2 P > 2 asam piruvat, (CH
3
(C =
O) COOH + 2 ATP + 2 NADH + 2 H
+

Langkah-langkah utama glikolisis diuraikan pada grafik di
sebelah kiri. Ada berbagai titik awal untuk glikolisis, meskipun,
yg paling biasa mulai dgn glukosa atau glikogen untuk
menghasilkan glukosa-6-fosfat. Titik awal untuk monosakarida
lainnya, galaktosa dan fruktosa, juga ditampilkan.

Glikogen merupakan simpanan karbohidrat dalam bentuk glukosa di dalam tubuh yg berfungsi sebagai salah
satu sumber energi. Terbentuk dari mokekul glukosa yg saling mengikat dan membentuk molekul yg lebih
kompleks, simpanan glikogen memilik fungsi sebagai sumber energi tidak hanya bagi kerja otot namun juga
merupakan sumber energi bagi sistem pusat syaraf dan otak.
Dipeptida, karena terbentuk dari dua AA. dipeptida masih memiliki gugus karboksilat dan amina, sehingga
reaksi pembentukan ikatan peptida masih dapat terus terjadi. Dipeptida dapat bereaksi dgn AA atau dipeptida
lainnya membentuk oligopeptida.
Polipeptida sendiri merupakan suatu polimer dari AA yg terbentuk dari ikatan peptida.

Anda mungkin juga menyukai