Anda di halaman 1dari 6

PEMBUATAN LARUTAN

1. Tujuan Percobaan
a. Mahasiswa diharapkan mampu membedakan zat terlarut dan zat pelarut.
b. Mahasiswa diharapakan mampu membuat larutan (reagent) dengan
konsentrasi tertentu di laboratorium dengan benar
c. Mahasiswa diharapkan mampu membuat larutan dari zat terlarut padat dan zat
terlarut cair dengan benar

2. Dasar Teori
Larutan adalah campuran homogen dari dua atau lebih zat. Nah, larutan
terdiri atas dua komponen yaitu zat terlarut dan zat pelarut yang sifatnya homogen.
Zat terlarut merupakan zat yang akan dibuat dalam bentuk larutan yang
dicampurkan dengan zat pelarut (solven). Zat pelarut harus mampu melarutkan zat
terlarut dengan sempurna (homogen). Ada 2 jenis zat pelarut antara lain :
a. Zat pelarut organic
Zat pelarut organic merupakan pelarut yang mengandung atom karbon dalam
molekulnya. Pada prosesnya kelarutan dalam organik, biasanya reaksi yang
terjadi berjalan lambat sehingga perlu energi yang didapat dengan cara
pemanasan untuk mengoptimumkan kondisi kelarutan. Larutan yang dihasilkan
bukan merupakan konduktor listrik. Contohnya adalah senyawa dengan
fungsionalitas alkohol, eter, ester, keton, dan sebagainya.
b. Zat pelarut anorganic
Zat pelarut anorganic bersifat polar sehingga tidak larut dalam organik dan non-
polar. Larutan yang dihasilkan merupakan konduktor listrik yang baik.
Contohnya adalah air, amonia dan asam sulfat.
Larutan mempunyai nilai (konsentrasi) antara zat terlarut dan zat pelarut.
Konsentrasi larutan sangat diperlukan dalam proses analisa ataupun praktikum di
laboratorium. Zat terlarut dapat berbentuk padat dan cair.
2.1. Zat terlarut Padat
Larutan yang terbuat dari zat terlarut padat, ada beberapa jenis nilai konsentrasi
larutan dari zat terlarut padat antara lain :
a. Molaritas
Molaritas suatu larutan merupakan jumlah mol zat terlarut dalam satu liter
larutan. Untuk menentukan molaritas suatu larutan diperlukan rumus :

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 (𝑔𝑟𝑎𝑚)/𝑀𝑟
𝑀 (𝑚𝑜𝑙/𝐿) =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (𝐿)

Keterangan : M = Molaritas (mol/L)


Massa = berat zat terlarut (gram)
Mr = Massa molekul relative (gr/mol)
Volume = Volume zat pelarut (Liter)
b. Molalitas
Molalitas berbeda dengan molaritas, molalitas adalah jumlah dari mol zat
terlarut tiap seribu gram pelarut (perkilo pelarut). Untuk menentukan
molalitas suatu zat diperlukan rumus :

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 (𝑔𝑟𝑎𝑚)/𝑀𝑟
𝑚 (𝑚𝑜𝑙/𝐾𝑔) =
𝑃 (𝐾𝑔)

Keterangan : m = Molalitas (mol/Kg)


Massa = berat zat terlarut (gram)
Mr = Massa molekul relative (gr/mol)
P = massa zat pelarut (Kg)
c. Normalitas
Normalitas suatu larutan merupakan jumlah mol per ekivalen zat terlarut
dalam satu liter larutan. Untuk menentukan normalitas suatu larutan
diperlukan rumus:

𝑀𝑟
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 (𝑔𝑟𝑎𝑚)/(𝐸𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 )
𝑁 (𝑚𝑜𝑙. 𝑒𝑘/𝐿) =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (𝐿)

Keterangan : m = Molalitas (mol/Kg)


Massa = berat zat terlarut (gram)
Mr = Massa molekul relative (gr/mol)
Ekivalen = bilangan ekivalen zat terlarut
Volume = Volume zat pelarut (Liter)
d. Persen konsentrasi
Persen konsentrasi dapat dibagi menjadi persen volume dan persen berat.
Untuk mengukur persen berat dan persen volume dapat menggunakan rumus:

2.2. Zat terlarut Cair


Larutan yang terbuat dari zat terlarut yang berbentuk cair maka dilakukan
pengenceran dari zat terlarut dan zat pelarutnya. Tentu saja zat terlarut yang akan
diencerkan harus diketahui terlebih dahulu konsentrasinya. Rumus pengenceran :
𝐿𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑘𝑎𝑡 = 𝐿𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟
𝑉𝑜𝑙. 𝑝𝑒𝑘𝑎𝑡 × 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑘𝑎𝑡 = 𝑉𝑜𝑙. 𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟 × 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟
Keterangan :
Volume dapat dalam satuan mL (milliliter) atau L (liter)
Konsentrasi dalam (normalitas/molaritas/% larutan)

3. Prinsip Percobaan
Membuat larutan (reagent) dari zat terlarut padat dan zat terlarut cair dengan
pelarut dengan konsentrasi (normalitas) yang ditentukan.

4. Bahan Percobaan
6.4. Pembuatan Larutan
a. Natrium Hidroksida Kristal
b. Asam Oksalat Kristal
c. Natrium Borax Kristal
d. Aquadest
6.5. Pengenceran
a. Asam Clorida (37%)
b. Aquadest
5. Peralatan Percobaan
5.1. Pembuatan Larutan
a. Timbangan analitik
b. Hot plate
c. Gelas arloji
d. Beaker glass
e. Corong
f. Botol aquadest
g. Spatula
h. Labu ukur
5.2. Pengenceran
a. Beaker glass
b. Botol aquadest
c. Botol aquadest
d. Pipet volume
e. Filler (pipet pump)
f. Labu ukur

6. Prosedur Percobaan
6.1. Pembuatan Larutan
a. Tentukan volume dan konsentrasi larutan yang akan dibuat
b. Timbang zat terlarut sesuai hasil perhitungan pada timbangan analitik
dengan bantuan gelas arloji
c. Masukkan zat terlarut yang telah ditimbang dalam labu ukur (sesuai
volume larutan yang dibuat) yang berisi sedikit zat pelarut dengan
bantuan corong
d. Bersihkan zat terlarut yang ada gelas arloji dengan zat pelarut kedalam
labu ukur.
e. Larutkan zat teralarut dengan zat pelarut dengan mengocok labu ukur
f. Tambahkan zat pelarut pada labu ukur sampai batas miniskus kemudian
kocok
g. Masukkan larutan pada botol reagen
6.2. Pengenceran
a. Tentukan volume dan konsentrasi larutan yang akan dibuat
b. Pipet zat terlarut sesuai hasil perhitungan dengan bantuan pipet dan filler
c. Masukkan zat terlarut dalam labu ukur (sesuai volume larutan yang dibuat)
yang berisi sedikit zat pelarut
d. Homogenkan zat terlarut dengan zat pelarut dengan mengocok labu ukur
e. Tambahkan zat pelarut pada labu ukur sampai batas miniskus kemudian
kocok
f. Masukkan larutan pada botol reagen

7. Kegiatan Praktikum
a. Buatlah larutan Natrium Hdroksida dengan Normalitas 0,1 N sebanyak 100 mL
b. Buatlah larutan Asam Oksalat dengan Normalitas 0,1 N sebanyak 100 mL
c. Buatlah larutan Natrium Borax dengan Normalitas 0,1 N sebanyak 100 mL
d. Buatlah larutan Asam Clorida dengan Normalitas 0,1 N sebanyak 100 mL

8. Tugas
a. Hitung massa/volume masing – masing zat terlarut yang dibutuhkan dalam
membuat larutan
b. Catat perubahan dari pembuatan larutan
c. Apa pengaruh Massa Atom Relatif (Mr) dalam pembuatan larutan.
d. Buat kesimpulan dari percobaan ini!
Tugas ini merupakan arahan dalam menyusun laporan resmi.

Anda mungkin juga menyukai