OSEANOGRAFI KIMIA
2
1. LARUTAN, PENGENCERAN dan PENCAMPURAN
LARUTAN
Larutan adalah campuran zat-zat yang bersifat homogen. Suatu larutan
mengandung suatu zat terlarut atau lebih dari satu zat pelarut. Larutan
dengan jumlah maksimum zat terlarut pada temperatur tertentu disebut
larutan jenuh. Banyaknya zat terlarut yang dapat menghasilkan larutan
jenuh, dalam jumlah tertentu pelarut pada temperatur konstan disebut
kelarutan. Pembahasan mengenai larutan tidak akan lepas dari yang disebut
konsentrasi larutan. Secara umum, konsentrasi larutan memiliki definisi
sebagai jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau pelarut.
Konsentrasi larutan tersebut terdapat dalam satuan fisika maupun kimia.
Beberapa konsentrasi larutan yang umum digunakan terdapat dalam Tabel 1.
1. Persen Konsentrasi
Gram zat terlarut
a) Persen berat (% WW) = Gram zat terlarut + gram pelarut x 100 %
Gram zat terlarut
Persen berat (% WW) = Gram larutan x 100 %
ml zat terlarut
b) Persen Volume (% VV) = ml larutan x 100 %
3
3. Fraksi mol
a) Fraksi mol A = XA = jumlah mol A
jumlah mol semua komponen
4. Keformalan (F)
Keformalan = jumlah massa rumus zat
terlarut liter larutan
5. Kemolaran (M)
Kemolaran (M) = mol zat terlarut
liter larutan
Catatan :
M = kemolaran = mol / liter
M = mol / liter = milimol / mililiter
Mol = M x liter
Milimol = M x mililiter
4
Tabel 1. Konsentrasi larutan secara fisika maupun kimia
5
Lembar Kerja
6
menurunnya kadar kepekatan atau tingkat konsentrasi dari senyawa yang
dilarutkan/diencerkan. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan
disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak
daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven.
Pada pencampuran dua atau lebih larutan yang sejenis tetapi konsentrasinya
berbeda. Konsentrasi larutan yang terbentuk dapat dihitung dengan
persamaan :
Lembar Kerja
1) Bila diketahui konsentrasi awal 0,25 M. Kemudian dari larutan
tersebut diambil 10 ml untuk kemudian diencerkan menjadi 0,01 M.
Maka tentukan berapa volume akuades yang harus ditambahkan
2) Bila diketahui campuran antara 100 ml NaCl 0,1 M dan 250 ml NaCl
0,5 M. Tentukan berapa konsentrasi larutan yang terbentuk
3) Konversikan konsentrasi pada metode analisis nitrat, nitrit,
ammonia dan fosfat menjadi konsentrasi yang dibutuhkan untuk
menganalisa sampel
7
2. ANALISA KANDUNGAN AMONIAK
Pendahuluan
Amoniak (NH3-N) merupakan senyawa anorganik penting di perairan. Keberadaan
amoniak dalam bentuk NH3 merupakan senyawa yang bersifat racun bagi
organisme. Namun bila amoniak mengalami ionisasi maka keberadaannya penting
dalam proses fotosintesisi dan mendukung produktivitas primer perairan. Amoniak
secara umum berasal dari hasil ekskresi organisme maupun timbunan bahan
organik di perairan.
Metode pengukuran konsentrasi amoniak dalam air laut cukup banyak. Meski
demikian, salah satu metoda yang paling umum digunakan adalah menggunakan
spektrofotometri, yaitu metode phenol. Prinsip metode ini adalah menggunakan
spektrofotometer untuk mendeteksi keberadaan senyawa indofenol pada panjang
gelombang 640 nm. Deteksi awal ada tidaknya senyawa indofenol adalah
berdasarkan warna sampel yang akan berubah menjadi biru. Semakin pekat warna
biru yang dihasilkan, maka spektrofotometer akan mendeteksi nilai absorban yang
makin tinggi. Sehingga dapat dikatakan amoniak yang terkandung juga makin tinggi.
Bahan
- Larutan phenol : buat 11,1 ml larutan phenol yang kemudian dilarutkan
kembali dalam 100 ml etyl alcohol 95%
8
- Sodium nitroprusside : larutkan 0,5 gr sodium nitroprusside dalam 100 ml air
- Alkaline citrate : larutkan 200 gr trisodium citrate dan 10 gr sodium
hydroxide pada akuades hingga volume 1 liter
- Larutan sodium hypochloride
- Larutan oxidizing : ambil 100 ml larutan alkaline citrate dan campurkan
dengan 25 ml sodium hypochloride
- Larutan stok ammonium : timbang 3,82 gr NH4Cl, oven pada suhu 100oC dan
→
dinginkan. Larutkan dalam 1 liter akuades 1 ml = 1 mg N = 1 ppm N
Note : seluruh ukuran bahan di atas merupakan bahan yang digunakan untuk
sampel 25 ml
Prosedur
- Siapkan seluruh bahan, ingat konversikan seluruh ukuran bahan untuk
digunakan pada sampel 10 ml
- Ambil 10 ml, masukkan dalam erlenmeyer
- Campurkan 1 ml phenol, 1 ml sodium nitropruside, 25 ml larutan oxidizing
- Ingat ukuran campuran tersebut merupakan campuran untuk volume
sampel 25 ml. Konversikan ukuran campuran tersebut untuk digunakan
dalam volume sampel 10 ml
- Hindari sampel dari cahaya sebelum dilakukan pengukuran
- Ukur sampel dengan spektrofotometer pada 640 nm, blanko yang digunaka
adalah akuades
- Siapkan larutan standar dengan cara :
• 0 ppm = 10 ml akuades +( phenol + sodium nitropruside + larutan
oxidizing)**
9
Penghitungan
- Buat kurva kalibrasi dari hasil pengukuran absorbansi larutan standar,
dimana sumbu x adalah konsentrasi amoniak (ppm) dan sumbu y adalah
nilai absorbansinya
- Dapatkan persamaan regresi y=ax+b dari kurva kalibrasi tersebut
- Hitung konsentrasi amoniak pada air sampel dengan persamaan Lambert-
Beer : A = ε . b. C, dimana A = nilai absorbansi; ε = nilai a dari
persamaan regresi; b = tebal kuvet (= 1); C = konsentrasi amoniak
pada air sampel
10
3. ANALISA KANDUNGAN NITRAT
Pendahuluan
Nitrat memiliki struktur kimia NO3-N. Keberadaan nitrat di alam menjadi faktor
pembatas dalam proses fotosintesis. Hal ini disebabkan nitrat menjadi salah satu
senyawa anorganik essensial yang digunakan oleh fitoplankton. Nitrat dapat berasal
dari alam maupun hasil perombakan. Pada kondisi aerob (oksigen cukup atau
berlebih), nitrat ini menjadi hasil proses nitrifikasi, namun pada kondisi anaerob
(minim oksigen atau bahkan tidak ada) nitrat mengalami reaksi denitrifikasi.
Bahan
- Larutan stok nitrat : larutkan 0,7218 gr KNO3 yang telah dioven pada suhu
105oC selama 1 malam, encerkan hingga volume 1 liter
- Larutan standar nitrat : larutkan 100 ml larutan stok ke dalam 1 liter
akuades
- Larutan hydrochloric acid : campurkan 83 ml HCl ke dalam 850 ml akuades,
kemudian dinginkan dan encerkan hingga 1 liter.
11
Note : seluruh ukuran bahan di atas merupakan bahan yang digunakan untuk
sampel 50 ml
Prosedur
- Siapkan seluruh bahan, ingat konversikan seluruh ukuran bahan untuk
digunakan pada sampel 10 ml
- Perlakuan air sampel : tambahkan 1 ml HCl pada 50 ml sampel, aduk
- Siapkan larutan standar :
• 0 ppm = 10 ml akuades +(HCl)**
• 0,5 ppm = 0,5 ml larutan standar nitrat +(HCl)**
• 1 ppm = 1 ml larutan standar nitrat +(HCl)**
• 4 ppm = 4 ml larutan standar nitrat +(HCl)**
• 7 ppm = 7 ml larutan standar nitrat +(HCl)**
Penghitungan
- Buat kurva kalibrasi dari hasil pengukuran absorbansi larutan standar,
dimana sumbu x adalah konsentrasi nitrat (ppm) dan sumbu y adalah nilai
absorbansinya
- Dapatkan persamaan regresi y=ax+b dari kurva kalibrasi tersebut
- Hitung konsentrasi nitrat pada air sampel dengan persamaan Lambert-Beer :
A = ε . b. C, dimana A = nilai absorbansi; ε = nilai a dari persamaan
regresi; b = tebal kuvet (= 1); C = konsentrasi nitrat pada air sampel
12
4. ANALISA KANDUNGAN NITRIT
Pendahuluan
Nitrit memiliki struktur kimia NO2-N. Pada perairan, nitrat merupakan hasil reduksi
senyawa nitrit maupun hasil oksidasi amoniak yang dilakukan oleh
mikroorganisme. Nitrat sebagai senyawa transisi menjadikan konsentrasi nitrat di
perairan sangat rendah, yaitu < 0,1 ηg/l.
Bahan
- Larutan berwarna : pada 800 ml akuades, tambahkan 100 ml phosphoric
acid 85% dan 10 gr sulphanilamide. Kemudian tambahkan 1 gr N-(1-
naphthyl)-ethylenediamine dihydrochloride. Aduk campuran tersebut dan
larutkan dengan akuades hingga mencapai volume 1 liter.
- Sodium oxalate : larutkan 3,35 gr Na2C2O4 pada akuade hingga volume 1 liter
13
Note : seluruh ukuran bahan di atas merupakan bahan yang digunakan untuk
sampel 50 ml
Prosedur
- Siapkan seluruh bahan, ingat konversikan seluruh ukuran bahan untuk
digunakan pada sampel 10 ml
- Perlakuan air sampel : tambahkan 2 ml larutan berwarna pada 50 ml
sampel, aduk. Diamkan selama 10 menit – 2 jam
- Ukur absorbansinya dengan panjang gelombang 543 nm
Penghitungan
- Hitung konsentrasi nitrit pada air sampel dengan persamaan Lambert-Beer :
A = ε . b. C, dimana A = nilai absorbansi; ε = nilai a dari persamaan
regresi; b = tebal kuvet (= 1); C = konsentrasi nitrit pada air sampel
- Diketahui : persamaan regresi nitrit : y = 0,076x – 0,031
14
5. ANALISA KANDUNGAN FOSFAT
Pendahuluan
Fosfat merupakan senyawa anorganik yang menjadi nutrien penting kedua setelah
nitrogen, bagi fotosintesis fitoplankton. Keberadaan fosfat yang essensial ini berupa
ortho-fosfat.
Bahan
- Asam sulfat : larutkan 70 ml H2SO4 pada akuades hingga volume mencapai
500 ml
- Larutan potasium antymonil tartrate : larutkan 1.3715 gr K(SbO)C4H4O6.1/2
H2O pada 400 ml akuades, kemudian encerkan hingga mencapai 500 ml
- Larutan ammonium molybdate : larutkan 20 gr (NH4)6 Mo7O24.4H2O pada
500 ml akuades
- Asam ascorbic : lartukan 1,76 gr asam ascorbic pada 100 ml akuades
15
- Larutan campuran : campurkan 50 ml H2SO4 + 5 ml potasium antymonil
tartrate + 15 ml larutan amonium molybdate + 30 ml larutan asam ascorbic
- Larutan stok fosfat : larutkan 219,5 gr KH2PO4 anhhydrous pada akuades,
encerkan hingga volume 1 liter
- Larutan standar fosfat : encerkan 50 ml larutan stok hingga volume menjadi
1 liter
Note : seluruh ukuran bahan di atas merupakan bahan yang digunakan untuk
sampel 50 ml
Prosedur
- Siapkan seluruh bahan, ingat konversikan seluruh ukuran bahan untuk
digunakan pada sampel 10 ml
- Perlakuan air sampel : ambil 10 ml sampel dan tambahkan 1 tetes
phenoptalein. Tambahkan 8 ml larutan campuran dan aduk. Jika terdapat
warna merah, tambahkan H2SO4 hingga warna merah hilang
- Diamkan selama 10 menit, tapi jangan lebih dari 30 menit
- Ukur absorbansinya
- Siapkan larutan standar :
• 0 ppm = 10 ml akuades +(phenophtalein + larutan campuran)**
16
Penghitungan
- Buat kurva kalibrasi dari hasil pengukuran absorbansi larutan standar,
dimana sumbu x adalah konsentrasi fosfat (ppm) dan sumbu y adalah nilai
absorbansinya
- Dapatkan persamaan regresi y=ax+b dari kurva kalibrasi tersebut
- Hitung konsentrasi nitrat pada air sampel dengan persamaan Lambert-Beer :
A = ε . b. C, dimana A = nilai absorbansi; ε = nilai a dari persamaan
regresi; b = tebal kuvet (= 1); C = konsentrasi fosfat pada air sampel
17
6. ANALISA KANDUNGAN HIDROGEN SULFIDA
Pendahuluan
Hidrogen sulfida terbentuk dari proses reduksi ion sulfat yang dilakukan
oleh bakteri pereduksi sulfat
Metode
- Botol BOD
- Bulb
- Pipet tetes
18
- Pipet Volumetrik
- Erlenmeyer
- Gelas Ukur
- Buret
Bahan
Prosedur
- Masukkan 1 ml H2SO4
- Masukkan 10 ml KIO3
19
- Teteskan larutan amilum, lalu titrasi kembali hingga larutan
menjadi bening
- Masukkan ml MnCl2
- Masukkan 1 ml NaOH + KI
- Masukkan 1 ml H2SO4
- Masukkan 10 ml KIO3
Penghitungan
Keterangan:
V = Volume botol
f = faktor = 5/a
20