M1V1 = M2V2
M1 = Molaritas larutan sebelum pelarutan
V1 = Volume larutan sebelum pelarutan
M2 = Molaritas larutan sesudah pelarutan
V2 = Volume Molaritas larutan sesudah pelarutan
Misal jika kita akan membuat 500 ml HCl 2 M menggunakan HCl 4 M maka
penggunaan rumus pengencerannya adalah 4 M x V1 = 2 M x 500 ml
maka V1 = 250 ml, artinya ambil HCl 4 M sebanyak 250 ml addkan dengan air
hingga 500 ml. Sedang pada praktek pengencerannya : masukkan air dulu sebanyak
kurang dari 250 ml baru ditambahkan 250 ml HCl 4 M lalu tinggal diaddkan dengan
air hingga batas labu takar 500 ml. Praktek perlakuan seperti ini dimaksudkan agar
tidak menimbulkan letupan untuk pengenceran asam pekat.
Alat Pengenceran
Pembacaan Miniskus
Fraksi mol (X) : perbandingan jumlah mol suatu zat dalam larutan terhadap
jumlah mol seluruh zat dalam larutan.
Kemolaran (M) : jumlah mol zat terlarut dalam per liter larutan.
Kemolalan (m) : jumlah mol zat terlarut dalam per 1000 gram penaraan
bobot pelarut.
Kenormalan (N) : jumlah grek zat terlarut dalam perlliter larutan.
Persentase (%) : jumlah gram zat terlarut dalam tiap 100 ml larutan atau
100 gr penaraan bobot.
Elektrolit kuat akan terurai seluruh zat menjadi ion-ion (terionisasi sempurna)
sedang elektrolit lemah tidak mampu menguraikan seluruh zat dalam air menjadi
ion-ion artinya hanya terionisasi sebagian saja.
Contoh elektrolit kuat antara lain asam-asam kuat ( asam halogen, HNO3, H2SO4 ),
basa-basa kuat ( basa alkali, Sr(OH)2, Ba(OH)2 ). Untuk bentuk garam, hampir
semuanya merupakan elektrolit kuat. Salah satu ciri dari elektrolit kuat adalah
mempunyai reaksi berkesudahan (berlangsung sempurna ke arah kanan).
Sedang untuk elektrolit lemah contohnya adalah asam-asam lemah, basa-basa
lemah. Untuk garam yang tergolong elektrolit lemah adalah garam merkuri (II).
Elektrolit lemah mempunyai reaksinya kesetimbangan (elektrolit hanya terionisasi
sebagian).
V1 M1 + V2M2
M camp = -------------------
V1 + V2
(http://lansida.blogspot.com/2010/10/pengenceran-larutan.html)