Anda di halaman 1dari 28

 Larutan adalah campuran homogen atau

serba sama antara dua zat atau lebih.


 Zat yang jumlahnya banyak disebut pelarut
dan zat yang jumlahnya sedikit disebut zat
terlarut.
 Larutan = pelarut + zat terlarut
 Pelarut : biasanya air, jumlahnya banyak
 Zat terlarut : jumlahnya lebih sedikit
 Larutan adalah campuran homogen (komposisinya sama), serba
sama (ukuran partikelnya), tidak ada bidang batas antara zat
pelarut dengan zat terlarut (tidak dapat dibedakan secara langsung
antara zat pelarut dengan zat terlarut), partikel- partikel
penyusunnya berukuran sama (baik ion, atom, maupun molekul)
dari dua zat atau lebih. Dalam larutan fase cair, pelarutnya
(solvent) adalah cairan, dan zat yang terlarut di dalamnya disebut
zat terlarut (solute), bisa berwujud padat, cair, atau gas. Dengan
demikian, larutan = pelarut (solvent) + zat terlarut (solute).
Khusus untuk larutan cair, maka pelarutnya adalah volume
terbesar.
 Ada 2 reaksi dalam larutan, yaitu:
a) Eksoterm, yaitu proses melepaskan panas dari sistem ke
lingkungan, temperatur dari campuran reaksi akan naik dan energi
potensial dari zat- zat kimia yang bersangkutan akan turun.
b) Endoterm, yaitu menyerap panas dari lingkungan ke sistem,
temperatur dari campuran reaksi akan turun dan energi potensial
dari zat- zat kimia yang bersangkutan akan naik.
 Larutan dapat dibagi menjadi 3, yaitu:
a) Larutan tak jenuh yaitu larutan yang mengandung solute (zat terlarut) kurang dari
yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan
yang partikel- partikelnya tidak tepat habis bereaksi dengan pereaksi (masih bisa
melarutkan zat). Larutan tak jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion
< Ksp (hasil kali kelarutan) berarti larutan belum jenuh ( masih dapat larut).
b) Larutan jenuh yaitu suatu larutan yang mengandung sejumlah solute yang larut
dan mengadakan kesetimbangn dengan solut padatnya. Atau dengan kata lain,
larutan yang partikel- partikelnya tepat habis bereaksi dengan pereaksi (zat
dengan konsentrasi maksimal). Larutan jenuh terjadi apabila bila hasil
konsentrasi ion = Ksp berarti larutan tepat jenuh.
c) Larutan sangat jenuh (kelewat jenuh) yaitu suatu larutan yang mengandung lebih
banyak solute daripada yang diperlukan untuk larutan jenuh. Atau dengan kata
lain, larutan yang tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut sehingga terjadi
endapan. Larutan sangat jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion >
Ksp berarti larutan lewat jenuh (mengendap).
A. Satuan Konsentrasi

B. Masalah Konsentrasi

C. Elektrolit

D. Sifat Koligatif Larutan

E. pH
1. Persentase (%) : jumlah gram zat terlarut dalam tiap 100 gram larutan.
% = gram zat terlarut x 100 %
gram larutan
Contoh:
Larutan gula 5% dalam air, artinya: dalam 100 gram larutan terdapat :
- gula = 5/100 x 100 = 5 gram
- air = 100 - 5 = 95 gram
2. Fraksi mol (X) : perbandingan jumlah mol suatu zat dalam larutan terhadap jumlah mol
seluruh zat dalam larutan.
X = mol suatu zat : mol seluruh zat
Contoh:
Suatu larutan terdiri dari 3 mol zat terlarut A dan 7 mol zat terlarut B. maka:
XA = nA / (nA + nB) = 3 / (3 + 7) = 0.3
XB = nB /(nA + nB) = 7 / (3 + 7) = 0.7
* XA + XB = 1

3. Kemolaran (M) : jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter larutan.
M = mol : liter
= mmol : ml

Contoh:
4. Kemolalan (m) : jumlah mol zat terlarut dalam tiap 1000 gram pelarut.
M = (1000 : p) X (gram : BM)

5. Kenormalan (N) : jumlah grek zat terlarut dalam tiap liter larutan.
N = grek : liter
= mgrek : ml
Grek = mol x jumlah H+ atau OH -
 Perhitungan jumlah zat terlarut:
Mol zat terlarut = liter x M
 Pengenceran Larutan:
V1M1 = V2 M2
 Pencampuran konsentrasi yang berbeda:
M camp = V1 M1 + V2M2
V1 + V 2
 Definisi : zat yang jika dilarutkan ke dalam air
akan terurai menjadi ion-ion (terionisasi),
sehingga dapat menghantarkan listrik.
 Elektrolit kuat : zat yang dalam air akan
terurai seluruhnya menjadi ion-ion (terionisasi
sempurna)
 Elektrolit lemah : zat yang dalam air tidak
seluruhnya terurai menjadi ion-ion (terionisasi
sebagian)
ELEKTROLIT KUAT : ELEKTROLIT LEMAH :

1. Asam-asam kuat ( asam 1. Asam –asam lainnya


halogen, HNO3, H2SO4 ) adalah asam-asam lemah.
2. Basa-basa lainnya adalah
2. Basa-basa kuat ( Basa
basa-basa lemah.
alkali, Sr(OH)2, Ba(OH)2 )
3. Garam yang tergolong
3. Hampir semua garam elektrolit lemah adalah
adalah elektrolit kuat garam merkuri (II)
4. Reaksinya berkesudahan 4. Reaksinya kesetimbangan
(berlangsung sempurna ke (elektrolit hanya
arah kanan) terionisasi sebagian).
 Besaran lain untuk menentukan kekuatan
elektrolit adalah DERAJAD IONISASI (α )
 α = mol zat yang terionisasi dibagi mol zat yang
dilarutkan.
 Elektrolit kuat : α = 1
 Elektrolit lemah : 0 < α < 1
 Non Elektrolit : α = 0
 Konsep Asam- Basa
Asam- Basa Arrhenius
 Asam adalah zat yang dalam air dapat menghasilkan ion H+ .
Contoh asam: HCl, H2SO4, H3PO4. Sifat- sifat larutan asam adalah
sebagai berikut:
 Dalam air menghasilkan ion H+ .

 Menyebabkan warna kertas lakmus menjadi merah.

 Larutannya dalam air dapat menghantarkan arus listrik.

 Menyebabkan perkaratan logam (korosif).


 Jumlah ion H+ yang dapat dibebaskan oleh satu
molekul asam disebut valensi atau martabat asam
tersebut. Berdasarkan valensinya, asam dibedakan
atas:
1) Asam bervalensi satu, misalnya: HCl, HCN, HNO3,
CH3COOH, dll.
2) Asam bervalensi dua, misalnya: H2SO4, H2CrO4,
H2CO3, dll.
3) Asam bervalensi tiga, misalnya: H3PO4, H3AsO­4, dll.
Basa adalah zat yang dalam air dapat menghasilkan ion OH- . Contoh
basa: NaOH, Ca(OH)2 , Al2(OH)3 , NH3, dll. Sifat- sifat larutan
basa adalah sebagai berikut:
 Dalam air dapat menghasilkan ion OH- .

 Menyebabkan warna kertas lakmus menjadi biru.

 Larutannya dalam air dapat menghantarkan arus listrik.

 Jika mengenai kulit, maka kulit akan melepuh (kaustik).


Jumlah ion OH- yang dapat dihasilkan oleh satu
molekul basa disebut valensi atau martabat basa.
Berdasarkan valensinya basa dibedakan atas:
 1) Basa bervalensi satu, misalnya: NaOH, KOH,
AgOH, NH4OH, dll.
 2) Basa bervalensi dua, misalnya: Ca(OH) 2,
Mg(OH)2,Fe(OH)2, dll.
 3) Basa bervalensi tiga, misalnya: Fe(OH) 3,
Cr(OH)3, dll.
Asam adalah suatu zat yang dapat menyumbang
proton (H+), sehingga disebut donor proton. Basa
adalah zat yang dapat menerima proton, sehingga
disebut akseptor proton. Jadi di sini ion H +
berikatan dengan air.
Contoh H2O + HCl H3O+ + Cl-
 Dalam reaksi di atas,
 HCl termasuk asam karena memberi proton.
 H2O termasuk basa kare4na menerima proton.
 Zat yang telah menerima proton disebut asam
konjugasi, sedangkan yang telah memberi proton
disebut basa konjugasi. Dalam contoh reaksi di
atas, H3O+ adalah asam konjugasi, sedangkan Cl-
adalah basa konjugasi.
 Asam adalah senyawa penerima (akseptor )
pasangan elektron, sedangkan basa adalah
senyawa pemberi (donor) pasangan elektron.
Reaksi asam- basa Lewis tergolong reaksi
pembentukan ikatan koordinasi. Contoh reaksi
BF3 (asam Lewis) dengan NH3 (basa Lewis).
 Indikator asam basa adalah suatu zat yang dapat
berubah warna apabila pH lingkungannya
berubah atau larutan yang berisi indikator
berubah pH. Atau dengan kata lain, suatu
senyawa yang berbeda warnanya dalam larutan
asam dengan larutan basa.Dalam indikator
terdapat dua warna dalam keadaan basa (warna
basa) dan sebaliknya
 Untuk menentukan konsentrasi suatu larutan dapat dilakukan
titrasi yaitu dengan menambahkan tetes demi tetes larutan standar
ke dalam larutan yang akan ditentukan konsentrasinya.Pada saat
banyaknya zat penitrasi sebanding/ setara dengan zat yang
ditetapkan konsentrasinya disebut titik ekuivalen/ titik akhir titrasi
yang ditunjukkan oleh perubahan warna indikator. Suatu analisis
yang berkaitan dengan volume larutan pereaksi disebut analisis
volumetri. Analisis volumetri dilaksanakan melalui metode titrasi.
Salah satu larutan ditempatkan dalam buret yang merupakan
larutan penitrasi. Larutan yang satu lagi ditempatkan dalam labu
titrasi atau Erlenmeyer, yang merupakan larutan yang dititrasi.
 Titrasi yang melibatkan reaksi asam dengan basa
disebut titrasi asam- basa atau asidimetri dan
alkalimetri.
 Asidimetri dilakukan untuk menentukan konsentrasi
larutan basa dengan menggunakan larutan standar
asam.
 Alkalimetri dilakukan untuk menentukan
konsentrasi larutan asam dengan menggunakan
larutan standar basa.
 Definisi : sifat yang ditentukan oleh
konsentrasi.
 Ada 4 hal yaitu :
1. Kenaikan titik didih ( ΔTd)
2. Penurunan titik beku ( ΔTb)
3. Tekanan osmotik ( π )
4. Penurunan tekanan uap (Δp)
 Keempatnya ditentukan oleh konsentrasi atau
banyaknya partikel zat terlarut. Makin besar
konsentrasi makin besar pula sifat
koligatifnya.
 H2O memiliki sedikit sifat elektrolit, artinya
air dapat terionisasi menghasilkan ion H+ dan
ion OH-
 Jika air dilarutkan asam, maka asam akan
melepaskan ion H+
 Jika air dilarutkan basa, maka basa akan
melepaskan ion OH-
 Jadi besarnya [H+] dalam larutan dapat
digunakan untuk menyatakan larutan basa,
asam atau netral.
 Ingat : Larutan netral : pH =7
Larutan asam : pH < 7
Larutan basa : pH > 7

 Makin rendah harga pH larutan makin bersifat


asam dan sebaliknya makin tinggi bersifat basa.
 Dalam suatu industri fungsi suatu larutan
sangat penting, baik yang berfungsi
sebagai pelarut maupun zat terlarut.

 Air merupakan pelarut yang paling murah,


paling mudah dan paling banyak digunakan
sebagai pelarut dalam banyak industri.
 Berapa gramkah NaOH (BM=40) yang terlarut
dalam 250 ml larutan NaOH 0,4 M.
 Berapa volume air yang harus ditambahkan
pada 250 ml larutan HCl 0,3 M untuk
mendapatkan larutan HCL dengan konsentrasi
0,1 M.
 150 ml larutan H2SO4 0,2 M dicampurkan
dengan 100 ml larutan H2SO4 0,3 M. Berapa
konsentrasi larutan setelah dicampurkan?
 30 gram asam asetat (BM=60) dilarutkan dalam 45 gram
air (BM=18). Hitunglah : Konsentrasi larutan dalam % dan
fraksi mol masing-masing zat.
 2 gram NaOH (BM=40) dilarutkan dalam air sehingga
volume larutan 250 ml. Hitung kemolaran larutan.
 12 gram Urea (BM=60) dilarutkan dalam 500 gram air.
Hitung kemolalan larutan.
 4,9 gram H2SO4 (BM=98) dilarutkan dalam air sehingga
volume larutan 400 ml. Hitunglah kenormalan larutan.

Anda mungkin juga menyukai