Anda di halaman 1dari 4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Larutan

Larutan adalah campuran homogen (komposisinya sama), serba sama (ukuran partikelnya), tidak ada
bidang batas antara zat pelarut dengan zat terlarut (tidak dapat dibedakan secara langsung antara zat
pelarut dengan zat terlarut), partikel- partikel penyusunnya berukuran sama (baik ion, atom, maupun
molekul) dari dua zat atau lebih. Dalam larutan fase cair, pelarutnya (solvent) adalah cairan, dan zat yang
terlarut di dalamnya disebut zat terlarut (solute), bisa berwujud padat, cair, atau gas. Dengan demikian,
larutan = pelarut (solvent) + zat terlarut (solute). Khusus untuk larutan cair, maka pelarutnya adalah
volume terbesar. (Sofyan. 2012.)

2.2 Reaksi-Reaksi Dalam Larutan

a. Eksoterm, yaitu proses melepaskan panas dari sistem ke lingkungan, temperatur dari campuran
reaksi akan naik dan energi potensial dari zat- zat kimia yang bersangkutan akan turun.

b. Endoterm, yaitu menyerap panas dari lingkungan ke sistem, temperatur dari campuran reaksi akan
turun dan energi potensial dari zat- zat kimia yang bersangkutan akan naik. (Sofyan. 2012)

2.3 Pembagian Larutan

A. Pembagian Larutan Berdasarkan kelarutan zat terlarut :

1. Larutan jenuh adalah suatu larutan dimana zat terlarut berada didalam kesetimbangan dengan fase
padat (zat terlarut).. Atau dengan kata lain, larutan yang partikel- partikelnya tepat habis bereaksi
dengan pereaksi (zat dengan konsentrasi maksimal). Larutan jenuh terjadi apabila bila hasil konsentrasi
ion = Ksp berarti larutan tepat jenuh.

2. Larutan lewat jenuh adalah suatu larutan yang mengandung zat terlarut dalam konsentrasi lebih
banyak dari pada yangs seharusnya, ada pula temperature tertentu, terdapat juga zat yang tidak larut..
Atau dengan kata lain, larutan yang tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut sehingga terjadi endapan.
Larutan sangat jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion > Ksp berarti larutan lewat jenuh
(mengendap). (Titi. 2015)

B. Pembagian Larutan berdasarkan Konsentrasi

Berdasarkan banyak sedikitnya zat terlarut, larutan dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Larutan pekat yaitu larutan yang mengandung relatif lebih banyak solute dibanding solvent.

2. Larutan encer yaitu larutan yang relatif lebih sedikit solute dibanding solvent. (Putra. 2015)

C. Pembagian Larutan berdasarkan daya hantar larutan


Berdasarkan daya hantarnya larutan terbagi 2 yaitu :

a. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan memberikan gejala
berupa menyalanya lampu pada alat uji atau timbulnya gelmbung gas dalam larutan .Larutan yang
menunjukan gejala – gejala tersebut pada pengujian tergolong ke dalam larutan elektrolit.. Larutan
elektrolit dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:

1. Elektrolit kuat mempunyai daya hantar yang relatif tinggi walaupun konsentrasinya relatif kecil.
Yang tergolong dalam elektrolit kuat adalah:

- Asam-asam kuat, seperti : HCl, HClO3, H2SO4, HNO3

- Basa-basa kuat, yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, seperti: NaOH, KOH, Ca(OH)2,
Ba(OH)2 dan lain-lain.

- Garam-garam yang mudah larut, seperti: NaCl, KI, Al2(SO4)3 dan lain-lain.

2. Elektrolit lemah mempunya daya hantar yang relatif rendah walaupun konsentrasinya relatif besar.

- Asam-asam lemah, seperti : CH3COOH, HCN, H2CO3,

- Basa-basa lemah seperti : NH4OH, Ni(OH)2 dan lain-lain

- Garam-garam yang sukar larut, seperti : AgCl, CaCrO4, PbI2

3. Larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik dengan
memberikan gejala berupa tidak ada gelembung dalam larutan atau lampu tidak menyala pada alat uji.
Larutan yang menunjukan gejala – gejala tersebut pada pengujian tergolong ke dalam larutan
nonelektrolit.. Tergolong ke dalam jenis ini misalnya: Larutan urea, larutan sukrosa, larutan glukosa,
larutan alkohol dan lain-lain (Andin. 2012.)

2.4 Definisi Konsentrasi

Konsentrasi adalah istilah umum untuk menyatakan banyaknya bagian zat terlarut dan pelarut yang
terdapat dalam larutan. Konsentrasi dapat dinyatakan secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Untuk
ukuran secara kualitatif, konsentrasi larutan dinyatakan dengan istilah larutan pekat (concentrated) dan
encer (dilute). Kedua isitilah ini menyatakan bagian relatif zat terlarut dan pelarut dalam larutan. Larutan
pekat berarti jumlah zat terlarut relatif besar, sedangkan larutan encer berarti jumlah zat terlarut relatif
lebih sedikit. Biasanya, istilah pekat dan encer digunakan untuk membandingkan. (Inkar. 2012)

2.5 Molaritas

Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam setiap satu liter larutan. Molaritas dilambangkan
dengan notasi M dan satuannya adalah mol/liter. Secara matematis dirumuskan seperti berikut:

Jika volume larutan dinyatakan dalam ml maka rumus molaritas dapat dinyatakan dengan:
m : massa zat terlarut

Mr : massa molekul relative

Keterangan:

M : molaritas (mol/L)

n : Jumlah mol (mol)

V : Volume larutan (L)

(Mahmud. 2016)

2.6 Molalitas

Kemolalan atau konsentrasi molal (m) menyatakan banyaknya mol zat terlarut dalam 1000 gram
pelarut. Secara matematis, dapat dirumuskan:

Keterangan:

M : Molalitas

G : Massa zat terlarut

P : Massa zat pelarut

Mr : Massa molekul relatif (Mahmud. 2016)

2.7 Normalitas

Normalitas menyatakan jumlah ekuivalen zat terlarut dalam 1 liter larutan.

Keterangan:

N = Normalitas larutan

ek = ekuivalen zat terlarut

V = volume larutan

M = molaritas

a = valensi (banyaknya ion)

m = massa zat terlarut


(Mahmud. 2016)

Anda mungkin juga menyukai